. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 09 Juni 2011

18 Cara Memasarkan Produk Pariwisata


Banyak cara memasarkan produk pariwisata agar dikenal masyarakat luas dan akhirnya mampu menjaring wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Cara pemasaran ada yang berbiaya murah, sedang, dan mahal. Tergantung ketersediaan anggaran, keseriusan, dan seberapa besar wisatawan yang ingin dijaring. Apa saja caranya?

Belum lama ini sebuah perusahaan swasta mengirimkan peti mati ke sejumlah pemimpin redaksi media massa. Jelas cara itu menghebohkan. Si-perancang pengiriman, Sumardy mengaku melakukan itu karena merasa dunia periklanan sudah mati dan tidak ada apresiasi. Dia pun melakukan sesuatu yang baru sebelum memasarkan produknya yakni buku dan perusahaan marketingnya.

Cara pemasaran yang dilakukan Sumardy dan 8 rekannya hingga berurusan dengan polisi ini menurut pakar pemasaran Rhenald Kasali merupakan pemasaran bombastis. Pemasaran jenis ini sifatnya sesaat, cepat terkenal tapi imej produk dan perusahannya rusak.

Bisakah pemasaran bombastis seperti itu diterapkan untuk produk pariwisata yang mencakup usaha jasa pariwisata, pengusahaan obyek dan daya tarik wisata, dan usaha sarana pariwisata? Jawabnya bisa saja. Tapi hasilnya adalah pencitraan yang buruk.

Masih ada banyak cara memasarkan produk pariwisata yang lebih efektif dan elegan dengan pencitraan positif, yang bertujuan bukan hanya dikenal luas tapi mampu menjaring wisatawan sebanyak mungkin. Berikut ke-18 cara memasarkan produk pariwisata versi travelplusindonesia.

1. Membuat website resmi dwibahasa, Indonesia dan Inggris.
Kalau lebih dari itu lebih baik. Website produk pariwisata yang dibuat menarik, antara lain berisi jadual kalender event yang tepat waktu dan lokasi, peta, dan cara mencapainya serta alamat, fax, email, nomor telepon atau contact person. Website ini bukan berisi kegiatan pejabat tapi murni informasi terkini mengenai produk pariwisata yang informatif, menarik, dan dilengkapi dengan foto-foto berkualitas yang membuat orang tertarik datang. Website harus ditangani orang-orang profesional yang memahami kepariwisataan, pemasaran, dan jurnalistik.

2. Menyebarluaskan produk pariwisata lewat jejaring sosial facebook dan twitter, mengirim ke email komunitas, yahoogroups, dan lainnya. Cara ini berbiaya murah dan cukup efektif.

3. Mengajak komunitas yang masih ada kaitannya dengan kepariwisataan untuk melakukan kegiatan di Indonesia, seperti komunitas vegetarian, komunitas marga China, pegolf, dan lainnya.

4. Menggunakan media konvensional seperti membuat leaflet, brosur, booklet, dan poster yang menarik dan informatif dengan kertas dan gambar-gambar berkualitas, bukan gambar pejabat narsis.

5. Memasang produk pariwisata di papan reklame yang ditempatkan di tempat-tempat strategis seperti bandara, stasiun, terminal, pelabuhan, pintu tol, pusat informasi wisata, pusat perbelanjaan, dan lainnya. Tapi ingat gambarnya harus menarik, dan lagi-lagi bukan foto pejabat yang dipajang.

6. Mengikuti pameran wisata dengan membuat stand nyentrik dan suguhan menarik disertai kelengkapan brosur, leaflet, poster ataupun booklet berisi informasi kalender wisata dan paket tur wisata.

7. Mengelar press tour dengan mengundang sejumlah media massa yang konsisten menyebarluaskan informasi pariwisata, baik media dari dalam negeri maupun mancanegara. Dan juga mengadakan fam trip dengan mengajak travel agent untuk membuat paket tur ke sejumlah obyek wisata yang dipasarkan.

8. Mengundang sejumlah orang asing untuk tinggal dan berinteraksi dengan masyarakat setempat sebagaimana dilakukan di Ubud, Bali agar orang-orang tersebut mengenal bahkan jatuh cinta hingga mau menyebarluaskan dan mengajak teman-temannya datang.

9. Mendukung komunitas atau individu yang melakukan kegiatan di mancanegara dan mempunyai visi dan misi mempromosikan pariwisata Indonesia, misalnya pendakian gunung ke sejumlah gunung dunia, lawatan kesenian, keliling dunia dengan bersepeda, berjalan kaki, konser musik, dan lainnya.

10. Bekerjasama dengan kedutaan Indonesia di mancanegara, pelajar/mahasiswa, Tenaga Kerja Indonesia (TKI), perantau, pedagang, maupun profesional yang yang belajar atau bekerja di luar negeri sebagai agen pemasaran wisata.

11. Memasang iklan dan advertorial di media nasional dan internasional yang tepat sasaran dan audiensnya. Biayanya jelas besar.

12. Menayangkan iklan atau menjadi sponsor di event internasional tersohor untuk mencuri perhatian dunia. Biayanya juga tentu besar.

13. Menginjinkan produser film nasional maupun asing untuk syuting di lokasi obyek wisata, dengan catatan film, iklan, sinetron yang dibuatnya ditayangkan secara luas ke publik nasional dan internasional dengan menyebut dan atau mencatumkan nama lokasi syutingnya.

14. Memperbanyak event berskala internasional yang benar-benar profesional, berbeda, berkelas, dan menarik kemasannya dengan mengundang peserta dari mancanegara seperti event musik, pesta kesenian, festival budaya, karnaval, dan lainnya.

15. Menetapkan target pasar dan memperluas pasar potensial baru sesuai jenis produk pariwisata.

16. Menentukan cara pemasaran yang efektif sesuai anggaran dan target yang ingin dicapai. Semakin banyak cara dilakukan semakin baik dan tentu semakin besar biayanya.

17. Semua jenis pemasaran yang dipilih harus dilakukan secara kontinyu, informasinya semakin informatif dan terkini, menarik serta menguntungkan bagi calon wisatawan, misalnya dengan memberi diskon, atau membeli paket 1 dapat dua selama masa promosi, dan teknik menjaring wisatawan lainnya sejauh itu efektif dan elegan.

18. Waktu pemasaran dibagi 4 tahap yakni pra pelaksanaan, menjelang pelaksanaan, saat pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan.
Waktu pemasaran pra pelaksanaan dilakukan setahun sebelumnya, ini dimaksudkan untuk memberi tenggang waktu kepada wisatawan agar dapat merancang kunjungan termasuk menyediakan waktu dan mengumpulkan uang. Biasanya wisman merancang liburannya setahun sebelumnya.

Menjelang pelaksanaan dilakukan sebulan atau beberapa hari sebelumnya, tujuannya untuk mengingatkan wisatawan akan produk pariwisata yang dijual.

Saat pelaksanaan untuk mengabarkan jalannya kegiatan sekaligus menginformasikan acara serupa jika rutin digelar setiap tahun. Sedangkan waktu pemasaran pasca pelaksanaan untuk mengabarkan kelebihan dan kekurangan dari hasil evaluasi pelaksanaan sekaligus menginformasi kepada calon wisatawan berikutnya.

Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Jurnalis Pemerhati Pariwisata

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP