Pembangunan Pelabuhan Cruise Tanah Ampo Masih Belepotan
Penggarapan sektor cruise (kapal pesiar) di Indonesia selama ini belum serius. Sampai saat ini Indonesia baru mempunyai satu pelabuhan khusus kapal pesiar besar di Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem, Bali. Dan pembangunannya masih belepotan, belum 100 % rampung. Padahal bisnis di bidang ini sangat menjanjikan.
Demikian disampaikan Menbudpar Jero Wacik saat seminar internasional bertemakan Cruise Development of Indonesia: How to Meet The Challenge of The Increasing Tonnage and Capacity of The Cruise Ships di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona, Kemenbudpar, Jakarta, Senin (30/5/2011).
“Pembangunan Pelabuhan Tanah Ampo atau pelabuhan Semarang pasti sudah ada masterplannya. Seharusnya pembangunannya dipercepat, jangan ditunda, jangan lama-lama. Kalau ada peraturan yang mengganjal atau menghambat, ya duduk bersama supaya bisa,” jelas Jero Wacik gemas.
Percepatan pembangunan pelabuhan khusus cruise itu penting mengingat kita negara kepulauan perairan yang sangat indah dan memiliki banyak daya tarik dibidang cruise. “Cruise ini harus ada mainset new paradise. Selama ini mainset kita terhadap cruise sangat rendah,” akunya.
Pada kesempatan itu, Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, mendesak pemerintah pusat segera membantu menyelesaikan pembangunan dermaga Pelabuhan Tanah Ampo yang saat ini tidak mampu disandari kapal pesiar dunia yang panjangnya mencapai 200 meter lebih. Dia mengaku sudah menyurati presiden SBY tembusan ke Bappenas, Menkeu dan Menhub agar segera dipercepat perpanjangan dermaga dua kali panjang saat ini.
Kendati sudah rampung, kondisi dermaga Pelabuhan Tanah Ampo ini masih mangkrak. “Karena panjangnya baru 154 meter, masih kekurangan 154 meter lagi. Akibatnyat kapal pesiar asing tidak bisa bersandar, hanya bisa lego jangkar, saat berlabuh ke Pelabuhan," terangnya seraya menambahkan bahwa pernah penumpang dua kapal pesiar asing terpaksa menggunakan dermaga apung dan diangkut sekoci ke dermaga belum lama ini.
Percepatan perluasan dermaga Pelabuhan Tanah Ampo yang dulunya pelabuhan alam sejak 1968 ini penting dirasa mendesak karena banyak kapal internasional yang ingin singgah di Karangasem seperti dari Miami dan lainnya. Dia berharap tahun 2012 pembangunannya sudah rampung dan bisa disandari.
Bandara Ngurah Rai, lanjut Geredeg, sudah kelebihan kapasitas sebagai pintu masuk Pulau Bali. Dengan kapal pesiar ke Tanah Ampo dapat menampung 2.000 hingga 3.000 penumpang. “Bila sudah selesai Pelabuhan Cruise Tanah Ampo ini dapat mengimbangi kedatangan tamu lewat udara”, jelasnya.
Dermaga cruise Pelabuhan Ampo sebelumnya pernah diujicobakan saat kedatangan kapal Van Volendam asal Belanda dengan jumlah penumpang lebih dari 1.600 wisatawan mancanegara pada 25 Maret 2010 dan cruise San dari Perancis yang mengangkut 1.900 penumpang asal Australia pada 29 April 2010.
Direktur Jenderal Pemasaran Kembudpar Sapta Nirwandar mengatakan terjadi peningkatan jumlah kedatangan (calls ) cruise dari tahun ke tahun. “Tahun 2011 cruise calls 178 kapal. Untuk tahun 2012 mencapai 215," jelasnya.
Operator cruise dunia menurut Sapta banyak beralih ke jenis kapal generasi terbaru mega cruise, seperti kapal pesiar terbesar saat ini Oasis of the Seas dapat mengangkut 6.360 penumpang dan 2.165 awak kabin. Setiap penumpang kapal pesiar menghabiskan 50-100 dollar AS, belum makan selama di kapal pesiar dan lain-lain.
“Kandala utamanya, Indonesia belum memiliki pelabuhan berstandar internasional khusu untuk kapal pesiar,” tambahnya.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Dok. Ist.
0 komentar:
Posting Komentar