Bersyukurlah Masih Bisa KENTUT
Percuma saja berharta melimpah, tersohor dimana-mana, dan disanjung orang banyak kalau sakit tak kunjung sembuh hanya karena tak bisa kentut. Itulah yang ingin disampaikan di film terbaru garapan Aria Kusmadewa bertajuk KENTUT. Apa keistimewaan film bergenre komedi politik yang dibintangi Deddy Mizwar dan Ira Wibowo ini?
Sajian utama film lanjutan dari IDENTITAS ini sebenarnya lebih dari itu. Film yang juga dibintangi Iis Dahlia, Cok Simbara, dan Anwar Fuadi ini sarat kritikan sekaligus membuka borok kemunafikan banyak pihak mulai politikus, pemerintahan, pengelola Rumah Sakit sampai rakyat negeri ini.
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud Md menilai film Kentut menarik dan punya banyak nilai positif. “Mungkin berangkat dari kehidupan masyarakat kita yang sepertinya penuh kemunafikan. Film ini mengajarkan kita suatu kreativitas yang bukan hanya menghibur tapi menyindir dan mengingatkan,” katanya usai pemutaran perdana film Kentut di PPHUI, Kuningan, Jakarta, Senin (30/5) malam.
Plt Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film (NBSF), Kemenbudpar Ukus Kuswara mengatakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mendukung semua film meskipun bukan film yang mengangkat pariwisata agar jumlahnya bertambah dan makin berkualitas hingga menjadi tuan rumah di negari sendiri dan mendatangkan devisa bagi negara.
“Banyak pesan dan pembelajaran yang dapat diambil dari film ini antara lain berpikir positif dan menghargai perbedaan. Bagi saya film ini menambah alternative genre film kita. Sesuatu permasalahan sederhana yang selama ini dianggap kecil ternyata kalau digarap baik bisa menjadi sesuatu film yang besar," katanya.
Film adalah produk seni budaya yang juga memberikan kebesan berekspresi. “Jadi silahkan silahkan mengkritik lewat media film tapi kasih alternatif solusi terbaik juga,” tambah Ukus.
Film ber-genre komedi politik ini bercerita tentang pemilihan bupati dengan sejumlah permasalahan dan intrik menarik. Diceritakan seorang kandidat Bupati di Kabupaten Kuncup Mekar, Patiwa yang harus dioperasi setelah ditembak usai berkampanye di stasiun TV swasta. Kendati operasinya lancar, Patiwa tetap harus dirawat serius karena belum bisa kentut.
Deddy Mizwar yang menjadi pemeran utama dalam film ini berperan sebagai politikus bernama Jasmerah lawan politik Patiwa. Jasmerah kemanapun mengenakan jasa berwana merah, bahkan sepatunya berkulit merah dan cincinnya berbatu merah. Ciri khas lainnya dia membawa ukiran kayu berbentuk tangan sedang menunjuk.
Dalam film ini Deddy kembali mempertontonkan kepiawaiannya berakting. Dia juga membawakan soundtrack film ini yang berjudul Nurlela, lagu lawas milik Bing Slamet. Di film ini dia berduet dengan Iis Dahlia yang berperan sebagai penyanyi dangdut bernama Della Rossa.
Cok Simbara juga bermain apik sebagai dokter sekaligus pimpinan Rumah Sakit. Begitu juga Ira Wibowo yang menjadi pendukung Patiwa.
Iis mengaku tak kesulitan memerankan perannya karena dia kerap menjadi penyanyi Pilkada. “Jadi tahu gue tahu banget gaya calon pejabat kalau lagi peres (gombal) janji-janji," sindirnya.
Film kaya pesan moral ini mulai tayang di sejumlah bioskop 1 Juni 2001. Usai menyutradarai Kentut, Aria akan kembali membuat film triloginya ini. “Nanti film ketiga dari trilogi film ini berjudul Metamorfosa akan syuting akhir tahun 2011 dan mudah-mudahan tayang 2012,” ungkapnya.
Aria mengaku film Ketut lebih rileks dibanding IDENTITAS namun ciri khas Aria-nya masih begitu terasa. ”Saya belajar elemen-elemen menghibur yang disukai penonton tapi tidak harus norak. Jadi pesan yang disampaikan lebih dibuat tidak terlalu serius atau menggurui,” terangnya.
Direktur Film Ditjen NBSF Syamsul Lussa mengatakan jumlah film Indonesia dari Januari-Mei 2011 berjumlah 35 film, naik 3 film pada periode yang sama tahun sebelumnya (2010) yang berjumlah 32 film. “Target jumlah film Indonesia tahun ini 100 film,” jelasnya.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: repro poster
0 komentar:
Posting Komentar