Bali Tuan Rumah Global Spa Summit 2011
Bali terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan Global Spa Summit (GSS) kelima yang akan berlangsung 15-18 Mei 2011. GSS merupakan event pertemuan internasional tahunan yang khusus mendiskusikan industri Spa & kesehatan (wellness). Mengapa Bali terpilih?
Penetapan Bali sebagai tempat penyelenggara pertemuan tingkat tinggi para pengusaha Spa & kesehatan serta delegasi terkait seperti industri pariwisata, perhotelan, dan lainnya ini berdasarkan prestasi internasional yang berhasil diraih sejumlah Spa di Bali. Tahun lalu beberapa Spa Bali menyabet penghargaan tahunan dari Asia Spa Magazine di Hongkong yang diikuti lebih dari 400 top profesional industri Spa di dunia.
Ada enam trophy kemenangan yang digondol Bali ketika itu antara lain Spa Alila, Alila Villas Uluwatu sebagai Eco-Spa of the Year, Asian Spa Capital of the Year, Susan Stein dari Jari Menari sebagai Spa Personality of the Year, Oazia Spa Villas sebagai Spa Design of the Year, Jari Menari sebagai Spa Therapist Team of the Year, dan The Spa at the Edge sebagai Most Innovative Spa of the Year.
Terkait terpilihnya Bali sebagai tuan rumah GSS 2011, Menbudpar Jero Wacik dalam pernyataan tertulis menyatakan GSS penting pengaruhnya bagi pengembil keputusan di seluruh dunia terkait dengan kebijakan pengembangan Spa dan Pariwisata. “Pengaruhnya mungkin dapat disamakan dengan yang dimiliki World Economic Forum (WEF) terhadap kebijakan ekonomi global ketika bersidang setiap tahun di Davos, Swiss,” jelasnya.
Jero Wacik memastikan GSS 2011 belangsung sukses sekaligus berharap para delegasi peserta GSS yang sedang berada di Indonesia khususnya Bali dapat meluangkan waktu menikmati dan merasakan pengalaman tradisi Spa dan kesehatan bertaraf internasional yang dapat ditemukan di Bali dan berbagai daerah di negeri ini.
Penyelanggaraan GSS 2011 jelas berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan asing dari ladang Spa untuk tahun ini. Khusus Bali, diperkirakan akan menerima 2,5 wisman tahun ini termasuk dari wisatawan khusus Spa, mengingat Bali menjadi salah satu destinasi utama Spa.
Dirjen Pemasaran Pariwisata Sapta Nirwandar, di Jakarta, Selasa (27/04/2011) di dampingi pakar Spa dan kecantikan Martha Tilaar dan sejumlah staffnya, mengatakan jumlah kunjungan wisman khusus Spa belum terdata secara detil namun Kemenbudpar akan terus berupaya meningkatkan dan mempromosikan industri Spa dan perawatan kesehatan. “Langkang-langkahnya antara lain pengembangan publikasi lewat media konsumer dan travel media internasional, peningkatan SDM Spa lokal dengan pelatihan dan workshop, dan menampilkan Spa dan perawatan kesehatan Indonesia di booth-booth Kemenbudpar dalam setiap kegiatan promosi pariwisata dan travel mart regional maupun internasional,” jelasnya.
Martha Tilaar mengatakan perkembangan Spa di Indonesia dan dunia berkembang pesat. Faktor penyebabnya tekanan bathin atau stres manusia semakin lama semakin tinggi sehingga banyak yang membutuhkan Spa sebagai relaxing theraphy.
Secara bisnis, Spa juga sangat menguntungkan. Menurut salah seorang staff Martha Tilaar, perputaran uang di satu Spa lokal saja sangat tinggi. “Satu outlet Spa saja bisa menperkerjakan 15-20 orang. Belum termasuk membutuhkan suplier untuk furniture, batik, aroma terapi, handuk dan lainnya. Jadi nilai ekonominya tinggi,” jelasnya.
Kembali ke GSS 2011 yang mengambil tema “Engage the Chage: The Customer, The Money, The Future” ini juga akan mengagendakan GSS Student Challenge atau kompetisi mahasiswa untuk pengembangan konsep Spa dan perawatan kesehatan masa depan.
Ada empat tim mahasiswa dari universitas ternama Asia yang ikut kompetisi ini, yakni Chinese University of Honggkong, Cornell-Nanyang Institute od Hospitality Management (Singapura), UGM (Indonesia), dan Hongkong Polytecnic University. Tim mahasiswa yang ikut kompetisi ini diharuskan memiliki konsep Spa dan model bisnis yang imajinatif, estetis, dan menguntungkan.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Dok. Ist.
Penetapan Bali sebagai tempat penyelenggara pertemuan tingkat tinggi para pengusaha Spa & kesehatan serta delegasi terkait seperti industri pariwisata, perhotelan, dan lainnya ini berdasarkan prestasi internasional yang berhasil diraih sejumlah Spa di Bali. Tahun lalu beberapa Spa Bali menyabet penghargaan tahunan dari Asia Spa Magazine di Hongkong yang diikuti lebih dari 400 top profesional industri Spa di dunia.
Ada enam trophy kemenangan yang digondol Bali ketika itu antara lain Spa Alila, Alila Villas Uluwatu sebagai Eco-Spa of the Year, Asian Spa Capital of the Year, Susan Stein dari Jari Menari sebagai Spa Personality of the Year, Oazia Spa Villas sebagai Spa Design of the Year, Jari Menari sebagai Spa Therapist Team of the Year, dan The Spa at the Edge sebagai Most Innovative Spa of the Year.
Terkait terpilihnya Bali sebagai tuan rumah GSS 2011, Menbudpar Jero Wacik dalam pernyataan tertulis menyatakan GSS penting pengaruhnya bagi pengembil keputusan di seluruh dunia terkait dengan kebijakan pengembangan Spa dan Pariwisata. “Pengaruhnya mungkin dapat disamakan dengan yang dimiliki World Economic Forum (WEF) terhadap kebijakan ekonomi global ketika bersidang setiap tahun di Davos, Swiss,” jelasnya.
Jero Wacik memastikan GSS 2011 belangsung sukses sekaligus berharap para delegasi peserta GSS yang sedang berada di Indonesia khususnya Bali dapat meluangkan waktu menikmati dan merasakan pengalaman tradisi Spa dan kesehatan bertaraf internasional yang dapat ditemukan di Bali dan berbagai daerah di negeri ini.
Penyelanggaraan GSS 2011 jelas berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan asing dari ladang Spa untuk tahun ini. Khusus Bali, diperkirakan akan menerima 2,5 wisman tahun ini termasuk dari wisatawan khusus Spa, mengingat Bali menjadi salah satu destinasi utama Spa.
Dirjen Pemasaran Pariwisata Sapta Nirwandar, di Jakarta, Selasa (27/04/2011) di dampingi pakar Spa dan kecantikan Martha Tilaar dan sejumlah staffnya, mengatakan jumlah kunjungan wisman khusus Spa belum terdata secara detil namun Kemenbudpar akan terus berupaya meningkatkan dan mempromosikan industri Spa dan perawatan kesehatan. “Langkang-langkahnya antara lain pengembangan publikasi lewat media konsumer dan travel media internasional, peningkatan SDM Spa lokal dengan pelatihan dan workshop, dan menampilkan Spa dan perawatan kesehatan Indonesia di booth-booth Kemenbudpar dalam setiap kegiatan promosi pariwisata dan travel mart regional maupun internasional,” jelasnya.
Martha Tilaar mengatakan perkembangan Spa di Indonesia dan dunia berkembang pesat. Faktor penyebabnya tekanan bathin atau stres manusia semakin lama semakin tinggi sehingga banyak yang membutuhkan Spa sebagai relaxing theraphy.
Secara bisnis, Spa juga sangat menguntungkan. Menurut salah seorang staff Martha Tilaar, perputaran uang di satu Spa lokal saja sangat tinggi. “Satu outlet Spa saja bisa menperkerjakan 15-20 orang. Belum termasuk membutuhkan suplier untuk furniture, batik, aroma terapi, handuk dan lainnya. Jadi nilai ekonominya tinggi,” jelasnya.
Kembali ke GSS 2011 yang mengambil tema “Engage the Chage: The Customer, The Money, The Future” ini juga akan mengagendakan GSS Student Challenge atau kompetisi mahasiswa untuk pengembangan konsep Spa dan perawatan kesehatan masa depan.
Ada empat tim mahasiswa dari universitas ternama Asia yang ikut kompetisi ini, yakni Chinese University of Honggkong, Cornell-Nanyang Institute od Hospitality Management (Singapura), UGM (Indonesia), dan Hongkong Polytecnic University. Tim mahasiswa yang ikut kompetisi ini diharuskan memiliki konsep Spa dan model bisnis yang imajinatif, estetis, dan menguntungkan.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Dok. Ist.
0 komentar:
Posting Komentar