Kemenbudpar Ikut Bantu Pemugaran Situs Bung Karno
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) akan ikut membantu pemugaran Situs Bung Karno di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Ada empat situs Bung Karno yang rencananya akan dipugar yakni rumah yang sehari-hari digunakan Bung Karno, taman tempat bersemedi, lokasi tempat pementasan drama yang ditulisnya selama pembuangan, dan makam mertua Bung Karno, Inggit Gunarsih.
”Pemugaran ini atas inisiatif Wapres Boediono sewaktu beliau meninjau wilayah ini pada masa kampanye pemilu 2009 lalu. Dan kemudian dibentuk yayasan untuk memugar situs tersebut. Sekarang sedang dalam tahap studi lokasi,” jelas Menbudpar Jero Wacik usai menghadiri acara pelantikan dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila, di Depok Raya, Rabu (5/1/2011).
Pemugaran Situs Bung Karo di Ende, lanjut Jero Wacik sangat tepat dilakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap pahlawan bangsa. ”Konon di tempat ini, tepatnya di bawah Pohon Sukun yang ada di taman depan rumah bekas pembuangan Bung Karno di Ende, Bung Karno pada usia 35 tahun kerap merenung hingga muncul bibit-bibit 5 sila yang kemudian dikenal dengan Pancasila,” jelasnya.
Dengan pemugaran situs ini, tambah Jero Wacik kelak Situs Bung Karno di Ende akan menjadi onyek wisata sejarah yang menarik dan mampu mendatangkan wisatawan lebih banyak lagi ke Ende. ”Yang terpenting dengan pemugaran situs ini menjadi tempat belajar bagi anak-anak penerus bangsa agar menjadi orang-orang yang berjiwa pancasilais, ” jelasnya.
Orang Ende, Flores Timur tambah Jero Wacik, harus bangga daerahnya menjadi tempat pembuangan Bung Karno hingga dikenal dan tercatat dalam sejarah. Sebelumnya Bupati Ende, Don Bosco Wangge, usai menghadiri pertemuan dengan Wapres Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (7/10/2010) mengatakan rencana pemugaran Situs Bung Karno di Ende sangat didukung masyarakat Ende. ”Dana pemugarannya diperkirakan sekitar Rp 30 miliar, tapi saya belum tahu pasti karena yang urus timnya Pak Wapres,” akunya.
Keikutsertaan Kemenbudpar dalam pemugaran Situs Bung Karno juga diakui Dirjen Sejarah dan Purbakala, Kemenbudpar Aurora Tambunan. Menurutnya, Jero Wacik sudah memberikannya tugas untuk ikut bergabung dalam yayasan yang diusulkan Wapres Budiono dan turut memfasilitasi pemugaran situs tersebut. ”Jero Wacik sudah memberi tugas kepada saya, dan akan menyisihkan anggaran 2011 untuk itu. Saya pikir pemugaran situs ini memang sudah semestinya dilakukan karena sangat kuat penanaman karakter bangsanya,” jelas Aurora.
Rencana pemugaran Situs Bung Karno ini boleh dibilang telat. Seharusnya sudah dipugar sejak dulu mengingat kondisinya sangat kurang menarik sebagai obyek wisata sejarah berhistoris tinggi.
Berdasarkan pantauan langsung Travelplusindonesia, kondisi rumah tempat Bung Karno dibuang pada masa penjajahan Belanda selama 4 tahun dari tahun 1934-1938 itu kurang tertata dengan baik. Padahal di dalam rumah tersebut banyak peninggalan bersejarah seperti peralatan rumah yang digunakan Bung Karno, termasuk sejumlah naskah drama dan lainnya serta buku-buku peninggalan. Bahkan Pohon Sukun yang menginspirasi Soekarno membuat lima sila Pancasila saat melihat pohon bercabatang lima itu hingga kini masih berdiri tegak dan dirawat oleh Pemkab Ende.
Bila pemugaran situs ini benar-benar terlaksana dengan baik dan hasilnya maksimal, dipastikan wisatawan baik nusantara maupun mancangera akan lebih tertarik untuk berkunjung ke situs tersebut mengingat Ende menjadi pintu masuk wisata ke Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna dan juga ke obyek-obyek wisata lain di Flores Timur serta ke Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo di Flores Barat.
Selama ini situs tersebut kurang mendapat perhatian pengunjung, hanya segelincir wisatawan tertentu saja yang datang. Pasalnya, selain obyeknya kurang terawat dan apa adanya, promosinya juga kurang gencar padahal lokasinya di pusat Kota Ende.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Ucu, Pusformas Kemenbudpar & Dok.ist
”Pemugaran ini atas inisiatif Wapres Boediono sewaktu beliau meninjau wilayah ini pada masa kampanye pemilu 2009 lalu. Dan kemudian dibentuk yayasan untuk memugar situs tersebut. Sekarang sedang dalam tahap studi lokasi,” jelas Menbudpar Jero Wacik usai menghadiri acara pelantikan dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila, di Depok Raya, Rabu (5/1/2011).
Pemugaran Situs Bung Karo di Ende, lanjut Jero Wacik sangat tepat dilakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap pahlawan bangsa. ”Konon di tempat ini, tepatnya di bawah Pohon Sukun yang ada di taman depan rumah bekas pembuangan Bung Karno di Ende, Bung Karno pada usia 35 tahun kerap merenung hingga muncul bibit-bibit 5 sila yang kemudian dikenal dengan Pancasila,” jelasnya.
Dengan pemugaran situs ini, tambah Jero Wacik kelak Situs Bung Karno di Ende akan menjadi onyek wisata sejarah yang menarik dan mampu mendatangkan wisatawan lebih banyak lagi ke Ende. ”Yang terpenting dengan pemugaran situs ini menjadi tempat belajar bagi anak-anak penerus bangsa agar menjadi orang-orang yang berjiwa pancasilais, ” jelasnya.
Orang Ende, Flores Timur tambah Jero Wacik, harus bangga daerahnya menjadi tempat pembuangan Bung Karno hingga dikenal dan tercatat dalam sejarah. Sebelumnya Bupati Ende, Don Bosco Wangge, usai menghadiri pertemuan dengan Wapres Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (7/10/2010) mengatakan rencana pemugaran Situs Bung Karno di Ende sangat didukung masyarakat Ende. ”Dana pemugarannya diperkirakan sekitar Rp 30 miliar, tapi saya belum tahu pasti karena yang urus timnya Pak Wapres,” akunya.
Keikutsertaan Kemenbudpar dalam pemugaran Situs Bung Karno juga diakui Dirjen Sejarah dan Purbakala, Kemenbudpar Aurora Tambunan. Menurutnya, Jero Wacik sudah memberikannya tugas untuk ikut bergabung dalam yayasan yang diusulkan Wapres Budiono dan turut memfasilitasi pemugaran situs tersebut. ”Jero Wacik sudah memberi tugas kepada saya, dan akan menyisihkan anggaran 2011 untuk itu. Saya pikir pemugaran situs ini memang sudah semestinya dilakukan karena sangat kuat penanaman karakter bangsanya,” jelas Aurora.
Rencana pemugaran Situs Bung Karno ini boleh dibilang telat. Seharusnya sudah dipugar sejak dulu mengingat kondisinya sangat kurang menarik sebagai obyek wisata sejarah berhistoris tinggi.
Berdasarkan pantauan langsung Travelplusindonesia, kondisi rumah tempat Bung Karno dibuang pada masa penjajahan Belanda selama 4 tahun dari tahun 1934-1938 itu kurang tertata dengan baik. Padahal di dalam rumah tersebut banyak peninggalan bersejarah seperti peralatan rumah yang digunakan Bung Karno, termasuk sejumlah naskah drama dan lainnya serta buku-buku peninggalan. Bahkan Pohon Sukun yang menginspirasi Soekarno membuat lima sila Pancasila saat melihat pohon bercabatang lima itu hingga kini masih berdiri tegak dan dirawat oleh Pemkab Ende.
Bila pemugaran situs ini benar-benar terlaksana dengan baik dan hasilnya maksimal, dipastikan wisatawan baik nusantara maupun mancangera akan lebih tertarik untuk berkunjung ke situs tersebut mengingat Ende menjadi pintu masuk wisata ke Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna dan juga ke obyek-obyek wisata lain di Flores Timur serta ke Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo di Flores Barat.
Selama ini situs tersebut kurang mendapat perhatian pengunjung, hanya segelincir wisatawan tertentu saja yang datang. Pasalnya, selain obyeknya kurang terawat dan apa adanya, promosinya juga kurang gencar padahal lokasinya di pusat Kota Ende.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Ucu, Pusformas Kemenbudpar & Dok.ist
0 komentar:
Posting Komentar