. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 07 November 2010

Sejumlah Penerbangan Batal, Penumpang Kereta Melonjak



Dampak letusan Merapi baru-baru ini, banyak pihak merugi tapi ada pihak lain yang justru beruntung. Sejumlah maskapai penerbangan baik nasional maupun internasional misalnya menunda penerbangannya. Sebaliknya kerata api justru kebanjiran penumpang akibat tidak beroperasinya bandara di Jogja dan Solo.

Sebelas penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta (Soeta), Tangerang, Banten membatalkan penerbangan mereka kemarin. Dan hari ini ada 8 maskapai yang membatalkan dari dan ke Soeta, yakni Maskapai Filipines Airlines, Singapore Airlines, Pelu Air, Cathay Pacific, Brunei Air, Emirate Air, KLM, dan Lufthansa Air.

”Menurut informasi yang didapat, kurang safe untuk terbang ke Jakarta. Terkait dengan meletusnya gunung merapi yang sampai hari ini masih terjadi letusan-letusan,” kata salah seorang petugas Bandara Soeta.

Informasi dari otoritas Bandara Adisucipto, Yogyakarta mengatakan mulai Minggu pukul 8 pagi ini bandara kembali membuka penerbangan. Namun hingga pukul 12 siang ini bandara hanya membuka penerbangan tanpa penumpang untuk evakuasi pesawat yang tertahan debu vulkanik ke Jakarta.

Begitu pula dengan Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah, pagi ini sempat ditutup akibat cuaca berkabut hingga menyebabkan jarak pandang hanya mencapai 500 meter.

Akibat debu merapi tersebut, maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia menunda 10 penerbangan, 8 penerbangan dari Jakarta ke Yogyakarta dan 2 penerbangan dari Denpasar ke Yogyakarta sejak 7 sampai dengan 9 November 2010. Menurut Vice President Corporate Communications Garuda Pujobroto, sampai Minggu Bandara Adi Sutjipto, belum bisa didarati.

Bila sejumlah maskapai menunda penerbangannya. Sebaliknya sejak dua hari terakhir ruang tunggu di Stasiun Tugu Yogyakarta terlihat lebih padat dari biasanya. Penumpang kereta api tujuan Yogyakarta melonjak 2 kali lipat sementara tiket sudah habis terjual.

Peningkatan penumpang kereta api ini merupakan dampak dari penutupan Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta akibat debu dari letusan Gunung Merapi yang meliputi Yogyakarta sehingga banyak calon penumpang beralih menggunakan kereta api.

”Sampai saat ini sesuai data kami, peningkatan penumpang kereta sampai 100 persen dari Stasiun Tugu,” terang Kepala Stasiun Tugu Yogyakarta, Asdo Atrivianto.

Untuk menampung penumpang yang membludak, pihak Stasiun Tugu sampai menyiapkan kereta tambahan Kereta Senja Utama tujuan Jakarta.

Akibat debu Merapi, sejumlah rumah makan di Sleman tutup karena sepi pengunjung. Sebaliknya tempat pencucian mobil justru kebajiran order mengingat banyak kendaraan roda empat warga yang bermandikan debu Merapi.

Berkah pencucian mobil bukan cuma diperoleh pengusaha pencucian mobil yang ada di Yogyakarta tapi juga kota lain yang terimbas debu Merapi seperti Solo sampai Tasikmalaya.

Berlebihan

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik menilai, pembatalan sejumlah maskapai penerbangan asing masuk ke Bandara Soekarno-Hatta Jakarta karena alasan bahaya debu vulkanik Merapi, terlalu berlebihan. Adanya pembatalan tersebut seakan-akan abu vulkanik Merapi sudah menutupi seluruh wilayah udara Indoensia.

Pemberitaan erupsi Merapi menurut menbudpar juga berlebihan, membuat seakan daerah pariwisata lainnya di Indonesia yang begitu banyak dan beragam juga terkena.

"Kita akan menjelaskan ke dunia internasional bahwa yang terkena dampak bencana meletusnya gunung Merapi adalah daerah pariwisata di sebagian wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Masih banyak daerah pariwisata di Indonesia yang aman dikunjungi," jelasnya.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.dom)
Foto: Dok. Ist

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP