. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 31 Mei 2010

Pentas & Diskusi Tari Saman di SBN 2010



Tari Saman dari Tanah Rencong, Aceh menye-marakkan Semarak Budaya Nusantara (SBN) 2010 di Gedung Sapta Pesona, Jakara, (26/5). Acara yang digelar Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film (Ditjen NBSF), Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) ini juga mengetengahkan diskusi tentang tari tersebut.

Menurut Direktur Kesenian, Ditjend NBSF, Kemenbudpar Sulistyo SBN 2010 dilaksanakan untuk meningkatkan apresiasi seni bagi pelajar, mahasiswa, masyarakat, dan karyawan di lingkungan Kemenbudpar, serta serta instansi-instansi di sekitar kantor Kemenbudpar.

“Tari Saman dipilih untuk SBN kali ini sebagai bentuk dukungan pemerintah untuk nominasi Tari Saman sebagai Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding di Unesco, dengan harapan melahirkan pengakuan lebih dari negara lain,” jelasnya.

Sesi pertama, 15 penari lelaki asal Kabupaten Gayo Lues menampilkan Tari Saman. Mereka langsung mengambil posisi duduk. Gerakan mereka semakin cepat. Terkesan manly. Penonton yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, dan undangan memberi tepukan hangat.

“Di Gayo Lues, Tari Saman hanya boleh dibawakan oleh lelaki dalam jumlah ganjil. Sebab gerakannya cepat dan kerap menepuk dada. Kalau ada penari perempuan yang menarikan garakan Tari Saman itu namanya tapi pengembangan dari Tari Saman,” jelas Sehumur (40), salah satu penari Saman asal Gayo Lues.

Sesi kedua, tampil 12 penari perempuan ditambah satu lelaki dari World Dance Company membawakan pengembangan Tari Saman. Lelaki mengawali tarian dengan lantunan syair lagu, kemudian muncul 8 penari perempuan yang menari berdiri. Disusul 4 penari perempuan. Gerakan mereka lebih feminin namun tetap gagah. Sesekali menghantakkan kaki di lantai dan menepukkan tangan di pinggul.

Keduabelas penari kemudian mengambil posisi duduk seperti penari Saman. Dan menampilkan bermacam gerakan khas Tari Saman.

Usai pagelaran, disusul diskusi mengenai Tari Saman dengan menghadirkan 3 narasumber yakni Kepala Pusat Penelitian Kebudayaan, Kemenbudpar Harry Waluyo, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gayo Lues Bungkes Hapsah, dan seniman Aceh sekaligus Dosen IKJ Marzuki Hasan.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP