. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 16 Juni 2009

Sepotong Surga Tropis di Pulau-Pulau Mungil


Mencari sepotong surga tropis tak perlu terbang jauh ke negeri orang. Di sini pun tersedia banyak tempat yang menawarkan itu. Di antaranya pulau-pulau mungil yang bersemayam di Perairan Salat Sunda, tepatnya di Ujung Barat Pulau Jawa, Provinsi Banten. Beragam aktivitas bahari dapat dilakukan di daratan dan perairannya yang menawarkan sejuta keindahan, bagai berada di alam nirwana.

Pulau-pulau mungil yang menyuguhkan pesona nirwana alam tropis itu, berada di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), antara lain Pulau Peucang, Handeuleum, dan Pulau Panaitan. Sedangkan yang di luar atau berbatasan dengan perairan kawasan konservasi tersebut, antara lain Pulau Umang dan Pulau Oar.

Pulau Peucang menawarkan pantai berpasir putih halus sepanjang 600 meter yang disebut golden beach. Di pantainya, kita bisa berjemur sambil membaca buku favorit, melupakan rutinitas kota sejenak. Air lautnya biru, tenang, jernih dan kaya ikan konsumsi. Jadi cocok untuk Anda yang hobi mancing. Satu Km ke arah Selatan, terdapat taman laut yang huni beragam ikan hias beraneka warna berikut terumbu karangnya. Lokasi ini cocok untuk bersorkeling dan diving atau sekadar berenang.

Di daratan pulaunya terdapat hutan berikut beberapa satwa yang di antaranya berprilaku jinak seperti rusa, biawak, dan monyet. Selain menikmati pemandangan, Anda dapat trekking memasuki hutannya atau mengelilingi pulaunya. Di pulau mungil ini terdapat penginapan dan restoran menghadap ke laut lepas. Ketika sarapan pagi atau makan siang, Anda dapat menikmati belaian angin laut dan melihat rusa, biawak, dan monyet yang berkeliaran bebas dari jarak dekat.

Sedangkan di Pulau Handeuleum, Anda dapat mengamati satwa liar seperti banteng, babi hutan, rusa, jejak-jejak Badak Jawa, dan berbagai macam jenis burung. Kegiatan yang paling mengasiikan, menyelusuri Sungai Cigenter dengan sampan di antara ekosistem hutan mangrove. Di pulau ini terdapat pos jagawana TNUK.

Bagi penggemar surfing dan diving, perairan Pulau Panaitan merupakan lokasi ideal. Bahkan menurut beberapa surfer asing yang pernah melakukannya, perairannya disebut-sebut sebagai salah satu dari tiga tempat terbaik di dunia untuk hobi itu. Beberapa kapal pesiar yang mengangkut orang asing bisa berhari-hari terapung-apung di sekitar Selat Panaitan untuk menyelami keindahan ikan dan terumbu karangnya. Belum lagi keliaran hutan rimbanya yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dijelajahi.

Makam Malam di Tepi Pantai
Dua pulau lainnya adalah Pulau Umang dan Oar yang dikelola swasta. Kedua pulau ini berada di luar kawasan TNUK. Dapat di tempuh sekitar 10 menit dengan kapal motor berkapasitas sekitar 20 orang dari Sumur. Dinamakan Umang, karena penghuni asli pulau ini adalah hewan bernama umang (keong pantai) yang memiliki rumah berupa cangkang.

Di pulau ini, Anda dapat menemukan konsep resort bernuansa tropis. Rangka bangunannya dan lantainya dari kayu. Kesan itu semakin kuat dengan atap dari ilalang. Pelayanannya pun demikian, setiba di pulau ini kita diberikan handuk basah dingin beraroma khas untuk mengusir panas di wajah serta disuguhi minuman jus buah tropis, seperti jambu merah dan jeruk.

Di pulau seluas 5 hektar ini, Anda bisa berenang di kolam renang yang langsung menghadap ke laut, berendam air hangat di yakuzi yang juga menghadap ke laut, spa di gazebo beratap rumbai dekat laut, dan makan malam bersama di tepi pantai. Kita juga bisa mengelilingi pulau ini dengan berjalan kaki ini, selama sekitar 15 menit.

Pulau Umang merupakan anggota dari UCS (Ujungkulon Coservation Sosiety) yaitu organisasi non pemeritah yang melaksanakan program penanaman sejuta pohon secara bertahap di sekitar kawasan hutan TNUK. Pulau Umang dijadikan tempat penanaman (adopsi) dan pemeliharaan awal tanaman. Setelah besar tanaman akan dipindahkan ke lokasi penanaman. Selain masyarakat, ada beberapa pejabat, tokoh masyarakat, dan artis yang ikut berparisipasi dalam program ini.

Sedangkan Pulau Oar terletak tepat di sebelah Tenggara Pulau Umang, dan bisa dicapai dalam waktu sepuluh menit menggunakan perahu mesin biasa. Di pulau seluas 4 hektar ini kita bisa berwater sport seperti banana-boat, jetski dan snorkeling untuk menikmati terumbu karangnya.. Lokasi snorkeling hanya sekitar 10 meter dari bibir pantai pulau ini.

Pulau Oar merupakan pulau tidak berpenghuni. Hanya disediakan beberapa gazebo untuk tempat singgah sementara para pelancong yang ingin ber-water sport. Di pulau ini kita juga bisa menikmati panorama sunset di antara pepohonan bakau.
Masing-masing pulau mungil di atas, menawarkan sepotong surga tropis tersendiri. Rasanya Anda tak perlu lagi pergi jauh untuk mendapatkannya.

Travelplus Tips
Perjalanan menuju pulau-pulau mungil itu membutuhkan waktu kurang lebih 6 jam dari Jakarta. Anda bisa melalui rute pintu tol Cilegon Barat-Anyer-Carita-Labuan selama 3 jam. Dari Labuan kemudian disambung menuju Sumur dan Tamanjaya, gerbang terakhir ke TN Ujung Kulon. Alternatif lain, lewat Jakarta –Serang (via tol) lalu ke Pandeglang-Labuan (3 jam). Bisa juga dari Bogor - Rangkasbitung - Pandeglang - Labuan (4 jam).

Dari Labuan, perjalanan masih sekitar 3 jam lagi menuju Kota Kecamatan Sumur. Di Sumur, Anda dapat melihat hutan lebat Gunung Honje yang berada di sepanjang kiri jalan yang termasuk bagian dari TNUK. Dari Sumur ke Pulau Peucang (1 jam dengan kapal motor nelayan), biayanya sekitar Rp 1,5 juta. Bisa juga dari Labuan - Pulau Peucang (4 jam dengan kapal motor nelayan), ongkosnya tentu lebih mahal.

Kalau kemalaman menuju Tamanjaya, tak perlu cemas. Di Sumur ada penginapan Hostel Rhino, tarifnya sekitar Rp 75.000 per malam. Dari Sumur, perjalanan bisa dilanjutkan ke Desa Tamanjaya sekitar 12 km. Kalau barang yang dibawa tidak terlalu banyak, lebih nyaman dan cepat naik ojek sepeda motor di pertigaan Sumur.Dari Taman Jaya bisa sewa perahu motor berkekuatan mesin 24 PK ke Pulau Peucang.

Biaya sandar kapal di perairan Pulau Peucang sekitar Rp 50.000 per hari. Penginapan 1 kamar standar non AC dengan 2 tempat tidur dan toilet, bianya sekitar Rp 200.000 per malam. Sedang yang AC sekitar Rp 400.000 per malam. Mau yang lebih murah bisa menggunakan mess jagawana dengan kamar mandi di luar rame-rame tapi bersih. Tarifnya bisa nego langsung. Musim kunjungan terbaik bulan April s/d September.

Bagi pelancong yang membawa mobil sendiri, pengelola Pulau Umang & Oar menyediakan garasi penyimpanan mobil selama berkunjung. Bila enggan membawa kendaraan sendiri disediakan sarana transportasi Shuttle melalui pemesanan. berupa mini bus dengan ongkos P/P Rp. 250.000, per orang. Kalau ingin tetap datang tanpa registrasi terlebih dahulu, bisa naik bus AKAP jurusan Kalideres-Labuan Rp 25.000 per orang. Lalu dilanjutkan dengan bus jurusan Labuan-Sumur Rp 15. 000 per orang.

Obyek lain di Kecamatan Sumur antara lain Pantai Dadap Langu, Pantai Kesik Panjang, dan Pantai Ciputih. Ketiga pantai berpasir putih itu membentang panjang di Desa Kerta Mukti. Selain itu terdapat desa wisata yang memiliki keaslian rumah penduduk Ujung Kulon berupa rumah panggung sederhana, berdinding anyaman bambu, berlantai papan, dan beratap daun kelapa. Penghuni desa ini memproduksi kerajinan tangan dengan bahan baku setempat. Melihat potensi wisatanya, Pemerintah Kabupaten Pandeglang berencana menjadikan Kecamatan Sumur sebagai "Bali Kedua".

Naskah & Foto: Adji K. (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP