Kuliner “Horor” Bikin “Kesetanan”
Apalah arti sebuah nama, begitu menurut William Shakespeare. Namun buat pedagang jajajan, justru nama itu bisa mendatangkan hoki lantaran bikin orang penasaran lalu berebut mencicipi. Buktinya, belakangan ini muncul nama-nama kuliner tradisional berlabel horor baru yang sukses memikat perhatian. Kuliner apa saja yah?
Pemburu jajanan tradisional Indonesia yang suka berwisata kuliner ke berbagai tempat, mungkin pernah mencicipi rawon setan, serambi kuntilanak, dan es pocong. Maklum ketiga jenis makanan bertema horor ini lumayan populer dan sudah cukup lama beredar.
Rawon setan? Ah, dari namanya saja sudah menggelitik rasa ingin tahu, terutama buat orang yang baru mendengarnya. Makanan tradisional khas Jawa Timur ini kini ada di beberapa tempat. Di Surabaya misalnya ada di Jalan Embong Malang yang cukup tersohor dan katanya tidak buka cabang lain.
Menurut cerita pedagangnya, dulunya rawon ini tidak bernama. Namun ketika ada beberapa wartawan dari salah satu surat kabar yang datang menikmati rawon itu, besoknya membuat tulisan di koran dengan sebutan rawon setan “Katanya kemunculannya dianggap seperti hantu pada malam hari. Sebab biasanya rawon dijual pagi dan siang hari,” kata pedagangnya yang mengaku omset-nya melonjak gara-gara menjual makanan berkuah pekat itu.
Sebenarnya, rawon setan ini sama seperti rawon lainnya. Bahan utamanya bisa daging kambing atau sapi berikut tetelan. Bumbunya antara lain serai, lengkuas, minyak sayur, jahe, gula Jawa, ketumbar, cabe merah, ketumbar, bawang putih, bawang merah dan keluak yang menjadi ciri khas dari rawon. Semua bumbu dihaluskan lalu digoseng hingga keluar minyaknya dan berwarna hitam dan wangi ditambah penyedap rasa seperti garam dan mecin.
Di Jakarta Pusat tepatnya di Kantin Swadaya yang berada di belakang Hotel Shangril-la, juga ada pedagang yang menjual rawon setan bernama Ibu Enung. Anehnya meskipun namanya sama-sama rawon setan namun dia tidak menjualnya pada malam hari. Rawon setan di kantin ini justru dijual siang hari mulai pukul 10 pagi sampai 4 sore. Satu porsinya Rp 7.500 per porsi.
“Dinamakan rawon setan karena rasanya pedas. Yang makan pasti kesetanan alias kepedasan tapi dijamin ketagihan,” kata Enung berpromosi. Penikmat rawon ini para karyawan yang bekerja di perkantoran atau hotel-hotel setempat. “Setiap hari rawon setan tak tersisa, bahkan ada pelanggan yang memesannya untuk disantap esok hari,” jelas Enung.
Risol Setan
Di dekat kantin ini juga ada Kedai Betawi yang khusus menjual makanan khas Betawi. Namun yang paling menarik perhatian, justru penganan risol setannya. Menurut Bang Jaka pemilik Kedai Betawi, asal muasal pemberian nama “setan” di belakang risolnya berawal dari gaya bicara orang Betawi yang ceplas-ceplos. Sewaktu pertama kali mencicipi risol ini dengan sambalnya yang super pedas, ada orang yang spontan bilang setan sembari memaki-maki citra rasa jajajan ini. “Setaaaaan…, pedes banget nih risol,” begitu Jaka mencontohkan dengan logat Betawinya yang khas.
Sebenarnya risol setan ini sama seperti risol lainnya, baik dari bentuk maupun bahan dasarnya. Risol dan isinya terbuat dari wortel, kentang, daging, ayam, telor diiris lalu diberi bumbu beroma pedas dan diaduk dengan terigu. “Sambalnya dari kacang tanah ditambah cabe rawit yang rasanya bikin nampar,” terang Jaka.
Menurut Jaka makanan ini bisa menjadi lauk nasi atau dimakan terpisah. “Enaknya digadoh selagi masih anget ditotolin sambel kacang yang luar biase pedes,” tambahnya sembari nyengir. Di kedainya, risol setan ini dijual Rp 2.000 per potong.
Lain lagi dengan es pocong yang sebenarnya adalah es palubutung khas Makassar yang berisikan bubur sum-sum dari beras ketan, potongan pisang kepok kukus, dan kue moci. Es yang disajikan dengan sirup pisang susu ini berada di Kafe Lorong di Jalan Margonda Raya, Depok, tepatnya di sebelah Gang Sawo. Menurut Dado pegawai kafe lorong yang berdiri sejak 19 Juni 2006 ini, pertama kali yang menamakan es pocong adalah Bang Midun, salah seorang pemilik kafe ini secara kebetulan. “Waktu itu katanya dia asal nyeletuk aja. Mungkin terinspirasi dari lokasi kafe ini yang kebetulan dekat dengan kuburan Kober,” terang Dado.
Tak disangkal, lanjut Dado, nama es pocong kontan membuat orang penasaran dan ingin mencicipinya. “Karena laku, akhirnya pemiliknya memberi nama makanan dan minuman lain yang bertema horor,” ujatnya Dado
Kini selain es pocong Rp 3.500 per cup, di Kafe Lorong juga ada es voodoo (racikan dari sirup capmangga gedong, soda, dan susu), es kuntilanak (campuran dari kopor, susu, dan soda), es black magic (isi mocca caramel, susu, dan soda), es jelangkung, es hantu laut, es setan brekele, dan es kolor ijo yang harganya masing-masing Rp 3.500. Selain itu ada es setan merah dan es green goblin (tokoh seram dalam dongeng anak-anak) Rp 3.000. “Dalam satu hari kami bisa menjual 1000 cup es yang terdiri dari 500 cup es pocong dan 500 cup lagi dari bermacam es lainnya,” akunya.
Kafe mungil sederhana ini juga menjual makanan bertema horor antara lain nasi uduk tuyul Rp 100 per bungkus daun pisang dan lontong setan isi oncom pedas Rp1.000. “Dulu ada menu ati ampela mayat dan usus leak namun sekarang distop dulu,” terang Dado sambil mempromosikan menu terbaru kafe ini yakni es suster ngesot dan es kalong wewe.
Serabi Kuntilanak
Sedangkan serabi kuntilanak yang berada di Rengasdengklok, Kerawang pun sudah lama beredar. Warung serabi produksi Pak Kasim ini berada di depan pemakaman umum. “Lantaran tempat berjualannya di dekat kuburan, orang menyebutnya serabi kuntilanak,” kata Kasim.
Menurut Kasim, dia tidak membuka cabang di manapun. Lantaran setiap harinnya bisa menjual 300 serabi. “Pembelinya bukan cuma warga Kerawang, tapi juga orang dari Jakarta dan kota lain,” kata Kasim yang pernat diundang ke Hongkong, Malaysia, dan Australia untuk membuatkan serabi.
Rasa dan penampilan serabi kuntilanak Kasim memang berbeda. Empuk dengan aroma alami daun pandan sebagai pewarna hijaunya. Harganya cukup murah Rp1.200 per tangkep untuk serabi kuah manis dan Rp1.600 per tangkep untuk serabi kuah durian ketika itu.
“Digampar” Iblis
Melihat kesuksesan makan bertema mesteri, kemudian sejumlah pedagang lain ikut latah menamakan dagangannya dengan tema serupa. Rumah makan Mbah Jingkrak, misalnya menamakan beberapa menunya dengan nama-nama seram antara lain pitik rambut setan, sambel iblis, ayam wewe gombel, dan teri buto ijo.
Di antara makanan itu, sambal iblis yang jadi unggulan warung ini. Sambal iblis terbuat dari tempe goreng yang diuleg bersama cabai rawit merah yang terkenal lebih pedas dibanding cabai rawit hijau. Kalau Anda tidak doyan pedas, jangan coba-coba cicipi sambal ini. “Rasanya wuah...wuah...benar-benar pedas seperti “digampar” iblis,” kata Lina usai mencicipi sambal tersebut.
Pitik rambut setan bahan dasarnya terdiri dari 1 ekor ayam yang diungkep, cabe merah rawit ditumbuk, bawang merah, bawang putih, daun kemangi, daun bawang dipotong- potong menyerong, daun jeruk diiris tipis, minyak goreng, garam, dan gula. Cara memasaknya cukup mudah. Tumis bawang merah, bawang putih sampai harum tambahkan cabai rawit tumbuk tumis sampai layu. Setelah itu masukkan ayam, aduk- aduk, lalu tambahkan garam, gula, daun bawang, daun jeruk dan daun kemangi. Aduk- aduk sampai layu dan angkat.
Sedangkan untuk teri buto ijo bahan dasarnya terdiri dari ikan teri tawar kering digoreng sampai garing, bawang merah, bawang putih, cabe rawit hijau utuh, garam, gula, dan kecap. Untuk membuatnya sangat mudah sekali tumis bawang merah, bawang putih masukkan teri tambahkan garam, gula, kecap lalu aduk . Setelah itu masukkan cabai rawit hijau aduk- aduk sampai rata dan siap disajikan.
Menurut Yunita pemilik rumah makan Mbah Jingkrak, dia memberi nama masakannya dengan nama-nama horor dikarenakan rasanya luar biasa pedas, seperti sambal iblis. Kalau pitik rambut setan dalam bahasa Jawanya disebut ayam rambut setan, dinamakan begitu karena cara memasaknya yang menggunakan daun jeruk yang di potong panjang-panjang dan tipis menyerupai helaian rambut setan. “Dan rasa bumbunya pedas juga,” kata Yunita.
Anda ingin “digampar” iblis setelah mencicipi sambal iblis? “Ditampar” setan usai mencicipi risol setan dengan sambalnya? Atau mau “kesetanan” saat mencicipi rawon setan? Coba saja jelajahi lidah Anda dengan aneka kuliner horor ini.
Travel Tips
Kalau Anda ingin menikmati rawon setan, Anda bisa datang ke Jalam Embong Malang, Surabaya. Lokasinya dekat Hotel JW Marriot. Pilihan lain ke Kedai Swadaya di belakang Hotel Shangri-la, Jakarta Pusat. Naik busway Transjakarta dari Blok M atau Kota turun di Halte Duku Atas Rp 3.500 per orang, lalu jalan kaki.
Es pocong dan teman-teman horornya dapat Ada temui di Kafe Lorong di Jalan Margonda Raya, Depok, tepatnya di sebelah Gang Sawo. Bisa menggunakan kendaraan umum dari berbagai terminal di Jakarta dengan tujuan Depok, baik patas AC maupun metromini. Kafe ini buka setiap hari mulai puluk 10 pagi sampai 10 malam. Kendati kedainya sederhana namun pengunjungnya ramai, terutama para mahasiswa/i lantaran lokasinya di dekat kawasan kampus.
Kalau ingin mencicipi serabi kuntilanak, datang saja ke Jalan Kalijaya, Rengasdengklok, Kerawang. Anda dapat menjangkaunya dengan kendaraan roda empat baik pribadi maupun umum.
Kalau ingin menikmati aneka makanan misteri ala Warung Mbah Jingkrak, datang saja ke Jalan Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan. Dari Terminal Blok M tinggal jalan kaki menuju Kawasan Bulungan. Rumah makan ini buka dari pukul 10 pagi sampai 10 malam. Warung yang dibuka tahun 2006 lalu ini merupakan cabang dari Semarang. Semua lauknya disajikan dalam piring cekung, begitu pun nasinya disajikan hangat di atas piring beralas daun pisang. Anda bisa pilih nasi merah atau nasi putih. Harga makanan berkisar Rp. 5.000 sampai Rp. 17.000 per porsi.
Naskah & Foto: Adji K. (adji_travelplus@yahoo.com)
Pemburu jajanan tradisional Indonesia yang suka berwisata kuliner ke berbagai tempat, mungkin pernah mencicipi rawon setan, serambi kuntilanak, dan es pocong. Maklum ketiga jenis makanan bertema horor ini lumayan populer dan sudah cukup lama beredar.
Rawon setan? Ah, dari namanya saja sudah menggelitik rasa ingin tahu, terutama buat orang yang baru mendengarnya. Makanan tradisional khas Jawa Timur ini kini ada di beberapa tempat. Di Surabaya misalnya ada di Jalan Embong Malang yang cukup tersohor dan katanya tidak buka cabang lain.
Menurut cerita pedagangnya, dulunya rawon ini tidak bernama. Namun ketika ada beberapa wartawan dari salah satu surat kabar yang datang menikmati rawon itu, besoknya membuat tulisan di koran dengan sebutan rawon setan “Katanya kemunculannya dianggap seperti hantu pada malam hari. Sebab biasanya rawon dijual pagi dan siang hari,” kata pedagangnya yang mengaku omset-nya melonjak gara-gara menjual makanan berkuah pekat itu.
Sebenarnya, rawon setan ini sama seperti rawon lainnya. Bahan utamanya bisa daging kambing atau sapi berikut tetelan. Bumbunya antara lain serai, lengkuas, minyak sayur, jahe, gula Jawa, ketumbar, cabe merah, ketumbar, bawang putih, bawang merah dan keluak yang menjadi ciri khas dari rawon. Semua bumbu dihaluskan lalu digoseng hingga keluar minyaknya dan berwarna hitam dan wangi ditambah penyedap rasa seperti garam dan mecin.
Di Jakarta Pusat tepatnya di Kantin Swadaya yang berada di belakang Hotel Shangril-la, juga ada pedagang yang menjual rawon setan bernama Ibu Enung. Anehnya meskipun namanya sama-sama rawon setan namun dia tidak menjualnya pada malam hari. Rawon setan di kantin ini justru dijual siang hari mulai pukul 10 pagi sampai 4 sore. Satu porsinya Rp 7.500 per porsi.
“Dinamakan rawon setan karena rasanya pedas. Yang makan pasti kesetanan alias kepedasan tapi dijamin ketagihan,” kata Enung berpromosi. Penikmat rawon ini para karyawan yang bekerja di perkantoran atau hotel-hotel setempat. “Setiap hari rawon setan tak tersisa, bahkan ada pelanggan yang memesannya untuk disantap esok hari,” jelas Enung.
Risol Setan
Di dekat kantin ini juga ada Kedai Betawi yang khusus menjual makanan khas Betawi. Namun yang paling menarik perhatian, justru penganan risol setannya. Menurut Bang Jaka pemilik Kedai Betawi, asal muasal pemberian nama “setan” di belakang risolnya berawal dari gaya bicara orang Betawi yang ceplas-ceplos. Sewaktu pertama kali mencicipi risol ini dengan sambalnya yang super pedas, ada orang yang spontan bilang setan sembari memaki-maki citra rasa jajajan ini. “Setaaaaan…, pedes banget nih risol,” begitu Jaka mencontohkan dengan logat Betawinya yang khas.
Sebenarnya risol setan ini sama seperti risol lainnya, baik dari bentuk maupun bahan dasarnya. Risol dan isinya terbuat dari wortel, kentang, daging, ayam, telor diiris lalu diberi bumbu beroma pedas dan diaduk dengan terigu. “Sambalnya dari kacang tanah ditambah cabe rawit yang rasanya bikin nampar,” terang Jaka.
Menurut Jaka makanan ini bisa menjadi lauk nasi atau dimakan terpisah. “Enaknya digadoh selagi masih anget ditotolin sambel kacang yang luar biase pedes,” tambahnya sembari nyengir. Di kedainya, risol setan ini dijual Rp 2.000 per potong.
Lain lagi dengan es pocong yang sebenarnya adalah es palubutung khas Makassar yang berisikan bubur sum-sum dari beras ketan, potongan pisang kepok kukus, dan kue moci. Es yang disajikan dengan sirup pisang susu ini berada di Kafe Lorong di Jalan Margonda Raya, Depok, tepatnya di sebelah Gang Sawo. Menurut Dado pegawai kafe lorong yang berdiri sejak 19 Juni 2006 ini, pertama kali yang menamakan es pocong adalah Bang Midun, salah seorang pemilik kafe ini secara kebetulan. “Waktu itu katanya dia asal nyeletuk aja. Mungkin terinspirasi dari lokasi kafe ini yang kebetulan dekat dengan kuburan Kober,” terang Dado.
Tak disangkal, lanjut Dado, nama es pocong kontan membuat orang penasaran dan ingin mencicipinya. “Karena laku, akhirnya pemiliknya memberi nama makanan dan minuman lain yang bertema horor,” ujatnya Dado
Kini selain es pocong Rp 3.500 per cup, di Kafe Lorong juga ada es voodoo (racikan dari sirup capmangga gedong, soda, dan susu), es kuntilanak (campuran dari kopor, susu, dan soda), es black magic (isi mocca caramel, susu, dan soda), es jelangkung, es hantu laut, es setan brekele, dan es kolor ijo yang harganya masing-masing Rp 3.500. Selain itu ada es setan merah dan es green goblin (tokoh seram dalam dongeng anak-anak) Rp 3.000. “Dalam satu hari kami bisa menjual 1000 cup es yang terdiri dari 500 cup es pocong dan 500 cup lagi dari bermacam es lainnya,” akunya.
Kafe mungil sederhana ini juga menjual makanan bertema horor antara lain nasi uduk tuyul Rp 100 per bungkus daun pisang dan lontong setan isi oncom pedas Rp1.000. “Dulu ada menu ati ampela mayat dan usus leak namun sekarang distop dulu,” terang Dado sambil mempromosikan menu terbaru kafe ini yakni es suster ngesot dan es kalong wewe.
Serabi Kuntilanak
Sedangkan serabi kuntilanak yang berada di Rengasdengklok, Kerawang pun sudah lama beredar. Warung serabi produksi Pak Kasim ini berada di depan pemakaman umum. “Lantaran tempat berjualannya di dekat kuburan, orang menyebutnya serabi kuntilanak,” kata Kasim.
Menurut Kasim, dia tidak membuka cabang di manapun. Lantaran setiap harinnya bisa menjual 300 serabi. “Pembelinya bukan cuma warga Kerawang, tapi juga orang dari Jakarta dan kota lain,” kata Kasim yang pernat diundang ke Hongkong, Malaysia, dan Australia untuk membuatkan serabi.
Rasa dan penampilan serabi kuntilanak Kasim memang berbeda. Empuk dengan aroma alami daun pandan sebagai pewarna hijaunya. Harganya cukup murah Rp1.200 per tangkep untuk serabi kuah manis dan Rp1.600 per tangkep untuk serabi kuah durian ketika itu.
“Digampar” Iblis
Melihat kesuksesan makan bertema mesteri, kemudian sejumlah pedagang lain ikut latah menamakan dagangannya dengan tema serupa. Rumah makan Mbah Jingkrak, misalnya menamakan beberapa menunya dengan nama-nama seram antara lain pitik rambut setan, sambel iblis, ayam wewe gombel, dan teri buto ijo.
Di antara makanan itu, sambal iblis yang jadi unggulan warung ini. Sambal iblis terbuat dari tempe goreng yang diuleg bersama cabai rawit merah yang terkenal lebih pedas dibanding cabai rawit hijau. Kalau Anda tidak doyan pedas, jangan coba-coba cicipi sambal ini. “Rasanya wuah...wuah...benar-benar pedas seperti “digampar” iblis,” kata Lina usai mencicipi sambal tersebut.
Pitik rambut setan bahan dasarnya terdiri dari 1 ekor ayam yang diungkep, cabe merah rawit ditumbuk, bawang merah, bawang putih, daun kemangi, daun bawang dipotong- potong menyerong, daun jeruk diiris tipis, minyak goreng, garam, dan gula. Cara memasaknya cukup mudah. Tumis bawang merah, bawang putih sampai harum tambahkan cabai rawit tumbuk tumis sampai layu. Setelah itu masukkan ayam, aduk- aduk, lalu tambahkan garam, gula, daun bawang, daun jeruk dan daun kemangi. Aduk- aduk sampai layu dan angkat.
Sedangkan untuk teri buto ijo bahan dasarnya terdiri dari ikan teri tawar kering digoreng sampai garing, bawang merah, bawang putih, cabe rawit hijau utuh, garam, gula, dan kecap. Untuk membuatnya sangat mudah sekali tumis bawang merah, bawang putih masukkan teri tambahkan garam, gula, kecap lalu aduk . Setelah itu masukkan cabai rawit hijau aduk- aduk sampai rata dan siap disajikan.
Menurut Yunita pemilik rumah makan Mbah Jingkrak, dia memberi nama masakannya dengan nama-nama horor dikarenakan rasanya luar biasa pedas, seperti sambal iblis. Kalau pitik rambut setan dalam bahasa Jawanya disebut ayam rambut setan, dinamakan begitu karena cara memasaknya yang menggunakan daun jeruk yang di potong panjang-panjang dan tipis menyerupai helaian rambut setan. “Dan rasa bumbunya pedas juga,” kata Yunita.
Anda ingin “digampar” iblis setelah mencicipi sambal iblis? “Ditampar” setan usai mencicipi risol setan dengan sambalnya? Atau mau “kesetanan” saat mencicipi rawon setan? Coba saja jelajahi lidah Anda dengan aneka kuliner horor ini.
Travel Tips
Kalau Anda ingin menikmati rawon setan, Anda bisa datang ke Jalam Embong Malang, Surabaya. Lokasinya dekat Hotel JW Marriot. Pilihan lain ke Kedai Swadaya di belakang Hotel Shangri-la, Jakarta Pusat. Naik busway Transjakarta dari Blok M atau Kota turun di Halte Duku Atas Rp 3.500 per orang, lalu jalan kaki.
Es pocong dan teman-teman horornya dapat Ada temui di Kafe Lorong di Jalan Margonda Raya, Depok, tepatnya di sebelah Gang Sawo. Bisa menggunakan kendaraan umum dari berbagai terminal di Jakarta dengan tujuan Depok, baik patas AC maupun metromini. Kafe ini buka setiap hari mulai puluk 10 pagi sampai 10 malam. Kendati kedainya sederhana namun pengunjungnya ramai, terutama para mahasiswa/i lantaran lokasinya di dekat kawasan kampus.
Kalau ingin mencicipi serabi kuntilanak, datang saja ke Jalan Kalijaya, Rengasdengklok, Kerawang. Anda dapat menjangkaunya dengan kendaraan roda empat baik pribadi maupun umum.
Kalau ingin menikmati aneka makanan misteri ala Warung Mbah Jingkrak, datang saja ke Jalan Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan. Dari Terminal Blok M tinggal jalan kaki menuju Kawasan Bulungan. Rumah makan ini buka dari pukul 10 pagi sampai 10 malam. Warung yang dibuka tahun 2006 lalu ini merupakan cabang dari Semarang. Semua lauknya disajikan dalam piring cekung, begitu pun nasinya disajikan hangat di atas piring beralas daun pisang. Anda bisa pilih nasi merah atau nasi putih. Harga makanan berkisar Rp. 5.000 sampai Rp. 17.000 per porsi.
Naskah & Foto: Adji K. (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar