Pulau Komodo, Keajaiban Dunia Baru yang Sebenarnya
Berada di Pulau Komodo, Anda bakal merasakan seperti berada di dunia baru yang terasing, terpencil, sekaligus khas dan indah menawan. Apa sebabnya?
Kesan berada di dunia baru itu bisa jadi lantaran kondisi alam dan geografisnya yang berbeda dengan kebanyakan kawasan lain.
Berdasarkan pengamatan TravelPlusIndonesia (TPI) secara langsung, sejumlah pulau di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), termasuk Pulau Komodo sebagian besar berbukit-bukit. Daratannya berasal dari batuan vulkanik yang mengalami proses geologi sejak ratusan tahun silam. Beberapa pulau kecil lainnya terbentuk dari bekas terumbu karang yang muncul 200-400 meter di atas permukaan laut (dpl). Iklimnya secara keseluruhan relatif kering dengan curah hujan tahunan rata-rata 800-1000 mm.
Musim penghujan di kawasan ini terjadi antara Januari - April. Kondisi iklim yang musim keringnya lebih panjang itu, berpengaruh pada bentuk dan jenis flora dan faunanya. Ada lebih-kurang 102 spesies flora yang tumbuh di dalam TNK, antara lain pohon asam (Tamarindus indea), waru (Hibiscus Sp), kapuk hutan (Bomba ceiba), dan kesambi (Sahlaichara olcosa). Sedangkan faunanya sekitar 185 spesies yang menggambarkan bentuk-bentuk peralihan antara jenis Asia dan Australia, baik jenis aves, reptil, mamalia maupun jenis hewan lain, seperti burung elang (Falconidae court), pergam (Columbidae court), kakak tua (Psittatcidae court), rusa timor, babi hutan (Sus scropa), ular, kuda dan kerbau liar serta komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa primadona kawasan ini.
Begitupun dengan kekayaan lautnya. Berdasarkan hasil survei sebuah lembaga penelitian internasional, perairan TNK menyimpan sekitar 900 jenis biota laut. Di antaranya 1000 lebih spesies ikan, antara lain ikan napoleon (Cheilinus undulates), kerapu, kakap merah dan ikan pari manta (Manta birostris) yang ukurannya mencapai 4 X 5 meter. Selain ikan berukuran kecil dan sedang, perairannya juga kerap dilalui beberapa jenis ikan besar seperti hiu dan lumba-lumba serta tak ketinggalan si mamalia laut raksasa yaitu paus. Di dasar lautnya juga mengoleksi 260 spesies terumbu karang, terutama jenis Acropora sp.
Hal lain yang memberi kesan khas adalah vegetasinya. Sebagian besar atau sekitar 70 persen didominasi padang rumput savana setinggi dada berwarna kekuningan, terutama jenis Heteropogon contortus, Setaria adhaerens, Chloris barbata dan Heteropogon concortus. Selain hamparan padang rumput, ada beberapa tanaman yang turut memberi panorama khas alam TNK, terutama pohon palem lontar (Borassus flabellifer). Sedangkan ragam hutannya terdiri atas hutan pantai (mangrove), hutan musim (mansoon forest) dan hutan hujan tropis (tropical rain forest).
Kendati kerimbunan hutan TNK tak selebat rimba belantara Pulau Jawa, Papua Kalimantan atau pun Sumatera, namun bukan berarti tidak ada bahaya yang mengintai terutama komodo. Sebab di kawasan konservasi yang beriklim khas dan keras ini, komodo bukan sekadar menjadi warisan alam dunia tapi benar-benar menjadi penguasa.
Menurut data leaflet TNK, luas kawasan ini hampir 220.000 hektar, meliputi tiga pulau besar yaitu Pulau Komodo (33.937 hektar), Pulau Rinca (19.625 hektar) dan Pulau Padar (2.017 hektar). Kawasan ini juga mencakup sejumlah pulau kecil beserta wilayah perairan di sekitarnya, serta Suaka Margasatwa Wae Wuul dan Hutan Lindung Mbeling di daratan Flores Barat. Keseluruhan wilayahnya terbentang di antara dua pulau tepatnya di perairan Selat Sape, antara ujung barat Pulau Flores, Kabupaten Manggarai, NTT dan ujung timur Pulau Sumbawa, NTB.
Letak TNK tambah istimewa karena berada di antara dua lautan bebas, yakni Laut Cina Selatan di sebelah Utara dan Lautan Hindia di Selatan. Sejak 6 Maret 1980, kawasan ini ditetapkan pemerintah sebagai taman nasional dengan tujuan utama melindungi komodo beserta habitatnya. Kemudian United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menobatkan kawasan konservasi ini sebagai lokasi warisan alam dunia (Natural World Heritage Site) pada sidang World Heritage Committee di Tunisia pada tahun 1991. Dan bahkan sejak 1997, UNESCO menetapkan TNK sebagai Man and Biosphere Reserve.
Bukan cuma kondisi alam, iklim, dan penghuninya yang berbeda dengan kawasan lain, TNK khususnya Pulau Komodo juga memiliki sejumlah obyek menarik sebagai daya tarik wisatawan, antara lain Banu Nggulung, Pantai Merah dan lainnya. (Baca: Serunya Menyelam hingga Mendaki di Kerajaan Komodo).
Melihat kelengkapan dan keindahan isi warisan alam dunia ini, pantaslah Pulau Komodo dan pulau-pulau lain dalam kawasan TNK menjadi obyek tujuan wisata Anda berikutnya, agar Anda benar-benar merasakan keajaiban dunia baru yang sebenarnya. Dan jangan lupa pilih Taman Nasional Komodo agar menjadi tujuh keajaiban dunia baru versi Yayasan New 7Wonders. Caranya dengan melakukan vote di http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees. Karena Taman Nasional Komodo memang pantas mendapatkan julukan itu.***
Naskah & Foto: A. Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar