Delapan Keuntungan Ber-Solo Hiking, Nomor Satu Lebih Terasa Petualangannya
Berdasarkan pengamalan penulis ber-solo hiking ke beberapa gunung di Tanah Air, ditambah pendapat dari pendaki yang pernah beberapa kali mendaki sendirian, sekurangnya ada delapan (8) keuntungan mendaki secara solo hiking.
Pertama, jelas akan mendapatkan atmosfer/suasana/vibes yang berbeda dibanding mendaki bersama atau nanjak (nanbar) dengan seorang teman atau dalam kelompok kecil (small group) sampai dengan 6 orang, apalagi dalam jumlah besar alias rombongan (big group) di atas 10 orang).
Atmosfer/suasana/vibes yang didapat antara lain lebih sunyi, lebih menantang, lebih terasa sisi petualangannya, dan juga lebih horor. Oleh karena itu cara mendaki seperti ini cocok buat pendaki yang punya jiwa petualangan lebih atau di atas rata-rata.
Keuntungan kedua, berkesempatan lebih besar melihat satwa liar serta mendengar orkestra alam lebih keras lantaran kondisinya lebih sunyi dan tidak berisik dibanding nanbar. Orkestra alam disini berupa kicauan burung, paduan suara tonggeret, gemuruh angin menerpa dedaunan di hutan sekitar jalur pendakian (japen), dan lainnya.
Berikutnya atau ketiga, lebih leluasa melakukan pendakian sesuai keinginan. Kalau nanbar kadang harus menyesuaikan dengan kemampuan fisik rekan-rekan yang lain dan atau mengikuti kesepakatan yang sudah ditetapkan sebelum memulai nanbar. Sedangkan solo hiking, pelakunya bebas menentukan jadual pendakiannya sendiri termasuk memilih japen yang akan digunakan serta lebih leluasa mengatur ritme langkah sesuai kemampuan fisik.
Keuntungan keempat, dapat membentuk mental yang lebih tangguh lantaran pendaki yang melakukan solo hiking harus siap menghadapi segala rintangan tanpa pertolongan orang lain dan mengantisipasinya sendirian supaya tidak mengalami kecelakaan fatal.
Bila semakin sering melakukannya lambat laut mental pendakinnya akan semakin teruji sehingga menjadi semakin tangguh, tahan banting, dan tak mudah menyerah.
Berikutnya atau kelima, bisa membuat pendakinya punya sikap yang lebih mandiri. Ini dikarenakan pendakinya harus mempersiapkan semuanya seorang diri, membawa beban berat sendiri, dan lain-lainnya juga sendiri. Lambat laut akhirnya membentuk karakter yang tidak terlalu bergantung kepada orang lain. Dia begitu yakin penolong dan pelindung utamanya adalah sang Maha Pencipta, Allah SWT.
Keuntungan keenam, dapat membuat pribadi yang lebih tanggap atau satset dalam mengambil sikap maupun tindakan. Ini dikarenakan saat solo hiking, semua rintangan harus dihadapi sendiri dengan cara yang cepat dan tepat (aman).
Selanjutnya atau ketujuh, dapat membuat pikiran lebih terfokus. Lantaran perhatian pendakinya tertuju pada trek jalur pendakian dan bagaimana sampai ke setiap pos hingga puncak dengan aman. Pikirannya sama sekali tidak terbagi untuk mengobrol, bercengkrama, dan bercanda karena memang tidak ada teman selama pendakian.
Keuntungan kedelapan, dapat meningkatkan daya kreativitas. Karena sendirian, jadi pendakinya "dipaksa" untuk lebih kreatif, misalnya dalam hal pendokumentasian. Bagaimana caranya bisa mendapatkan foto atau video yang bagus tanpa pertolongan pendaki lain. Termasuk kreativitas dalam memilih perlengkapan/peralatan mendaki yang praktis dan logistik yang enak, sehat tapi tidak bikin beban bertambah berat.
Itulah 8 keuntungan ber-solo hiking versi TravelPlus Indonesia. Bila Anda termasuk peminat solo hiking dan merasa masih ada keuntungan lain dari mendaki sendirian tersebut, bisa Anda tambahkan di kolom komentar di unggahan link tulisan ini di Threads akun Instagram (IG) penulis yakni @adjitropis.
Selamat ber-solo hiking di Tanah Air dengan tetap mengindahkan ramah lingkungan 🙏.
Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
Captions:
1 & 2: Penulis sukses ber-solo hiking di Gunung Penanggungan, Jatim dan sempat mengibarkan bendera Merah Putih di Puncak Pawitra.
0 komentar:
Posting Komentar