PPHI & Cresentrating Teken MoU Tingkatkan Kunjungan Turis Muslim, Ini Isinya
Guna meningkatkan laju pertumbuhan turis/wisatawan Muslim ke Indonesia, Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) dan Crescentrating meneken (menandatangani) Memorandum of Understanding (MoU) atau perjanjian kerja sama.
Acara signing ceremony MoU dengan tema "PPHI gandeng Crescent Rating, Kemenparekraf, dan KNEKS untuk mempercepat kebangkitan Industri Pariwisata Indonesia dengan memanfaatkan Pasar Wisata Ramah Muslim" yang berlangsung di Jakarta tepatnya di kantor pusat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Jumat (14/10/2022), dihadiri representatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), KNEKS, Bank Indonesia, dan Mastercard serta sejumlah media termasuk TravelPlus Indonesia.
Dalam rilis yang TravelPlus terima, dijelaskan inisiasi awal dalam kerjasama antara PPHI dan Crescentrating meliputi menyelenggarakan Global Muslim-Friendly Tourism Summit 2023 bersamaan dengan B2B/B2C Travel Fair, dan meluncurkan kembali Indonesia Muslim Travel Index (IMTI).
IMTI, yang dirilis pada 2018 dan 2019, akan diluncurkan kembali di tahun 2023.
Selain itu peluncuran Muslim-lifestyle Indonesia Awards, program rating dan akreditasi bagi pelaku industri dan penyedia jasa ramah Muslim, serta peluncuran platform untuk berinteraksi dengan pelaku industri ramah Muslim di Indonesia.
Riyanto Sofyan, Ketua Persatuan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) menyatakan untuk mempercepat laju pengembangan industri pariwisata di Indonesia dengan mengkapitalisasi pasar wisata ramah Muslim, perlu memberikan nilai lebih pada produk dan jasa yang ditawarkan, diiringi dengan peningkatan mutu secara berkelanjutan, yang sesuai dengan suasana wisata ramah Muslim pasca pandemi.
"Kerjasama kami dengan Crescentrating sejalan dengan Inisiasi Strategis PPHI 2022 – 2024 dalam menyediakan benchmarking global, program pelatihan berkualitas, berbagi praktik terbaik, dan jaringan pemasaran global," terangnya.
Fazal Bahardeen, CEO Crescentrating dan Halaltrip mengatakan dengan keunikan dan keberagaman produk industri pariwisata yang Indonesia tawarkan, pihaknya percaya dapat membuka sejumlah peluang pasar wisata ramah Muslim dan menjadikannya sebagai mesin penggerak perekonomian.
"Melalui kerjasama ini, kami berkomitmen untuk mengedepankan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor ini di Indonesia sambil merangkul berbagai elemen masyarakat," ungkapnya.
Afdhal Aliasar, Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah menambahkan potensi pariwisata ramah muslim yang sangat baik di Indonesia perlu untuk terus ditingkatkan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah perjalanan dan kunjungan wisatawan muslim internasional dari berbagai negara.
KNEKS lanjutnya, mendukung penuh kolaborasi tersebut, salah satunya melalui MoU ini dan kerjasama ke depannya dengan semua stakeholder industri pariwisata.
"Sebagai bagian dari pengembangan ekonomi syariah Indonesia, KNEKS akan terus mengakselerasi kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah yang dapat memberikan pelayanan terbaik kepada muslim visitors seluruh dunia," jelasnya.
Rizky Handayani, Deputi Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Kemenparekraf yang diwakili Andi Maipa Dewandaru, Staff Khusus Kemenparekraf mengapresiasi kolaborasi antara PPHI dan Crescentrating dalam menjalin kerjasama mutual untuk mempercepat laju pemulihan industri pariwisata ramah Muslim di Indonesia yang berkelanjutan.
"Program kerjasama ini sejalan dengan tujuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sebagai pemain utama dalam pariwisata ramah Muslim dan meningkatkan kunjungan wisatawan Muslim ke Indonesia," terangnya.
Berdasarkan Mastercard-Crescentrating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022, kedatangan wisatawan Muslim global mencatatkan rekor tertinggi di 2019, yakni mencapai 160 juta. Setelah melewati disrupsi di tahun 2020 dan 2021, kedatangan wisatawan Muslim internasional diprediksi akan mencapai 140 juta di tahun 2023 akan kembali ke level prapandemi sebanyak 160 juta kedatangan di tahun 2024. Pada 2026, diprediksi terdapat 230 juta kedatangan wisatawan Muslim global dengan estimasi pengeluaran belanja sebesar 225 Miliar Dolar AS.
Di tahun-tahun sebelum pandemi, Indonesia mencatatkan pertumbuhan kedatangan wisatawan Muslim internasional yang stabil.
Menurut estimasi Crescentrating, terdapat 2.9 Juta kedatangan wisatawan Muslim internasional ke Indonesia. Angka ini merepresentasikan 18 persen dari total kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Indonesia meraih posisi kedua di laporan GMTI 2022, mempertegas kedudukannya sebagai salah satu destinasi ramah Muslim terbaik di dunia.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia
0 komentar:
Posting Komentar