. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 27 November 2020

Paket Wisata Religi Cirebon Jelajahi 5 Masjid Kuno, Ini Itinerary-nya


Ingin berakhir pekan bersama keluarga atau teman-teman ke Cirebon? Paket wisata religi yang digagas At-Taqwa Center dari Masjid Raya At-Taqwa Kota Cirebon ini bisa jadi pilihan. Namanya Paket Wisata Religi Jelajah Masjid Kuno Cirebon.

Di laman At-Taqwa dijelaskan paket wisata religi satu ini baru diluncurkan Sabtu 21 November 2020 oleh Waliota Cirebon yang diwakili Wakil Walikota Cirebon Eti Herawati.

"Paket  wisata ini dalam rangka mendukung visi Kota Cirebon yang religius," terang Eti seraya menambahkan pihaknya sangat mendukung program ini mengingat paket wisata ini akan mendorong minat masyarakat terhadap sejarah Cirebon sehingga bertambah wawasan dan tercerahkan.

Dalam paket wisata religi ini wisatawan akan mengunjungi 5 masjid kuno di Cirebon dengan Bus Wisata Citros. 

Kelima masjid tersebut Mesigit (masjid) Pejlagrahan, Mesigit Pakungwati, Mesigit Abang Panjunan, Mesigit Jagabayan, dan Mesigit Pangeran Kejaksan.

Wakil Sekretaris 1 At-Taqwa Center  Syaeful Badar menjelaskan Mesigit Pejlagrahan adalah masjid yang di bangun di samping keraton Pakungwati ini memiliki keunikan sumber air yang tidak pernah habis kendati di musim kemarau dan menjadi sumber air bersih bagi masyarakat sekitar. Nama Pejlagrahan artinya Sumber Air.

Semntara itu, Mesigit Pakungwati merupakan masjid yang dibangun oleh Sunan Gunung Jati yang kini lebih terkenal dengan nama Sang Cipta Rasa

Masjid tersebut memiliki keunikan karena adanya Azan Pitu yang dikumandangkan setiap menjelang Sholat Jum’at. Pintu masuk ke ruang utama masjid ini dengan cara menunduk. Serta masih banyak menyimpan rahasia yang masih belum terungkap.

Lain lagi dengan Mesigit Abang Panjunan yang berada di kawasan Kampung Arab Panjunan. Masjid ini berwarna merah dan berarsitektur khas. Disekitarnya terdapat bangunan rumah-rumah kuno yang masih terawat dengan baik.

Mesigit Jagabayan, semula adalah  tempat pos jaga para prajurit Kesultanan Cirebon, memiliki ciri khas adanya sedekah minyak goreng yang biasa dibawa masyarakat ke masjid. Sedangkan Mesigit Pangeran Kejaksan adalah masjid yang berdiri megah di tengah pusat kota Cirebon.

Kendati sudah berusia 5 abad, namun nuansa masjid kuno masih khas dan terlihat di setiap ornamen dan bangunan yang ada.

Mesigit Pangeran Kejaksan dibangun oleh sepupu Sunan Gunung Jati, yaitu Pangeran Kejaksan. Masjid ini memiliki sumber air bersih yang jernih dan tidak payau.

Itinerary Paket Wisata Religi Jelajah Masjid Kuno Cirebon ini dimulai dari Tajug Agung atau Masjdi Raya At Taqwa. Cek in peserta di halaman masjid Raya At-Taqwa, Sabtu pagi mulai pukul 08.30 - 09.00 WIB.

Setelah itu berangkat menuju Masjid Pejlagrahan, Pakungwati, Abang Panjunan, Jagabayan, dan Mesigit Pangeran Kejaksan, sampai kembali lagi ke Tajug Agung sekitar pukul 12.00 WIB.

Beberapa rute yang dilalui sarat sejarah karena melintasi jalur kota tua, seperti Pelabuhan Cirebon, Klenteng Pelabuhan, Riol Pintu Air, Gedung Bank Mandiri, Gedung Bank Indonesia, Gedung Kantor Pos, TITIK NOL Kilo Meter Cirebon, Pergudangan, dan Kawasan Jalan Pantura yang bangun Daendels.

Juga melewati Gereja Tertua di Jalan Yos Sudarso, Gedung Bundar di Alun-Alun Kebumen, Gedung Pabrik Rokok Terbesar di Asia Tengara PT. BAT, Kawasan Panjunan, keliling ke pusat-pusat pertokoan jalan Pasuketam, Jalan Pekiringan, Jalan Pandesan, Jalan Pagongan, Jalan Sukalila, dan Pasar Pagi.

Dalam perjalanan, akan dipandu seorang pemandu wisata yang akan menjelaskan tentang sejarah setiap masjid yang dikunjungi.

Menurut Nisa, bagian pemesan Paket  Wisata Religi Jelajah Masjid Kuno Cirebon, harga paket ini Rp 50 ribu per orang. "Tapi saat ini sedang promo, jadi cuma Rp 25 ribu per orang," terangnya.

Paket ini, lanjutnya hanya untuk akhir pekan atau setiap hari Sabtu saja. "Tersedia satu bus Wisata Citros berkapasitas 20 orang. Minimal 15 orang, baru bisa berangkat," jelas Bisa seraya menambahkan informasi pendaftaran bisa dilihat di akun Instagram (IG) @masjid_raya_attaqwa_cirebon.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.masjid raya at-taqwa cirebon


Read more...

Kamis, 26 November 2020

Aero Sport Dikembangkan di TWA Muka Kuning, Khusus Paralayang Sudah Diuji Coba


Aneka olahraga dirgantara atau aero sport akan dikembangkan di Taman Wisata Alam (TWA) Muka Kuning, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

"Aero sport yang akan dikembangkan di TWA Muka Kuning antara lain paralayang, paramotor, wisata udara trike, aero model, dan tempat pelatihan drone," ungkap Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Batam Balai Besar KSDA Riau, Decky kepada TravelPlus Indonesia baru-baru ini.

Khusus paralayang atau paragliding, sudah diuji coba oleh Markas Besar TNI Angkutan Udara, pertengahan November lalu.

Venue landasan paralayang yang berada di Bukit Petir TWA Muka Kuning dan Bukit Gendang di Taman Buru (TB) Pulau Rempang, Kota Batam juga sudah ditinjau langsung oleh Asisten Potensi Dirgantara (Aspotdirga) Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Muda (Marsda) TNI Irawan Nurhadi didampingi Kepala Pusat Potensi Dirgantara (Kapuspotdirga) Marsma Basuki Rohmat, Komandan Lanud Hang Nadim Letkol Pnb Urip Widodo, Kepala Subdinas Minat Dirgantara Kolonel Pnb Mukson, Paban III Spot Dirga Kolonel Sus Kodrad Maliki dan Letkol Pas Agustinus Tangi Bali.

"Hasilnya memungkinkan untuk pengembangan kegiatan paralayang tapi untuk yang sudah pro (profesional_red)," terang Decky seraya berharap semoga rencana ini berjalan sesuai harapan dan olahraga paralayang menjadi peluang daya tarik wisata baru di TWA Muka Kuning.

TWA Muka Kuning yang berada di Kecamatan Batam Timur ditetapkan melalui SK.Menhut No.427/Ktps-II/1992 Tanggal 5 Mei 1992 dengan luas kawasan 2.065,62 Ha.

Kawasan yang berada di wilayah Kerja Seksi Konservasi Wilayah II Bidang KSDA Wilayah I Balai Besar KSDA Riau. ini berbatasan di sebelah Timur dengan Kelurahan Tanjung Piayu, sebelah Barat dengan HL. Bukit Tiban, dan di sebelah Selatan dengan Kelurahan Sagalung.

Di laman Balai Besar KSDA Riau tercantum sejumlah flora khas yang bisa traveler temui di TWA Muka Kuning antara lain kantong semar, bintagur, tempoyam, nibung, kempsa, pasak bumi, balam, meranti, riang-riang, manggis-manggisan, dan pelawan.

Traveler juga bisa melihat beragam fauna yang hidup di kawasan konservasi tersebut seperti kera ekor panjang, babi hutan, kancil, napu, kijang, lutung, beruk, bajing, biawak, tiung, gagak, tekukur, raja udang, dan elang laut.

Selain menyaksikan aneka flora dan fauna tersebut, traveler juga bisa mengunjungi sejumlah objek wisata alam yang ada di dalamnya antara lain air terjun, waduk Muka Kuning, dan panorama alam hutan.


Travel Tips

Sangat mudah menjangkau TWA Muka Kuning lantaran letaknya berada di tengah-tengah pulau Batam-Kota Batam, dengan akses jalan raya yang mengelilinginya.

Jarak Batam Centre ke lokasi kawasan TWA Muka Kuning hanya sekitar 3-5 kilometer.

Untuk mencapai kawasan TWA Muka Kuning, traveler dapat naik pesawat udara dari Jakarta ke Batam sekitar 1,5 jam.

Selanjutnya dari Bandara International Batu Besar-Hang Nadim, Batam ke lokasi kawasan TWA Muka Kuning, traveler bisa naik transportasi darat (taxi, dll) sekitar 45 menit.

Pilihan transportasi lainnya dari Jakarta ke Batam, traveler bisa naik kapal laut dengan waktu tempuh sekitar 24 jam atau Jet Voil sekitar 17 jam.

Lalu dari Pelabuhan Sekupang, Batam ke TWA Muka Kuning menggunakan transportasi darat taxi sekitar 20 menit.

Kata Decky, traveler yang ingin ke TWA Muka Kuning harus bersabar karena sampai saat ini belum dibuka untuk kunjungan wisata.  "Masih proses pengusulan reaktivasi," pungkasnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.@bbksda_riau

Read more...

Rabu, 25 November 2020

Mau Akhir Tahunan di TN Karimunjawa? Ini Travel Tips-nya


Wisata bahari salah satu pilihan tepat untuk memberi nilai lebih dalam mengisi liburan akhir tahun, apalagi kalau lokasi yang dituju berstatus Taman Nasional (TN). Salah satu tujuan wisata bahari di kawasan konservasi yang pantas masuk daftar kunjungan akhir tahunan adalah TN Karimunjawa.

Sebagai kawasan TN, Karimunjawa @balai_tn_karimunjawa yang terletak di Utara pulau Jawa dan secara administrasi berada di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah ini memiliki ragam pesona wisata yang lengkap seperti pantai, wisata bawah laut, hutan bakau, dan keunikan budaya masyarakatnya. Oleh karena itu kepulauan satu ini mendapat predikat  “The Paradise of Java”.

Menurut Kepala Balai TN Karimunjawa Titi Sudaryanti, TN Karimunjawa sudah menerima kunjungan wisatawan sejak pertengahan Oktober lalu.

"Kami sudah reaktivasi mulai tanggal 16 Oktober 2020," terangnya kepada TravelPlus Indonesia baru-baru ini.

Mengingat saat ini masih dalam kondisi adaptasi kebiasaan baru atau new normal, tentu ada pembatasan-pembatasan.

"Kuota pengunjung kami batasi sebanyak 300 orang per minggu. Usia pengunjung hanya boleh antara 10 sampai 60 tahun dan harus mematuhi protokol kesehatan," jelasnya.

Aktivitas wisata yang bisa dilakukan penjunjung di TN Karimunjawa cukup beragam, antara lain snorkling, diving,  dan tracking mangrove.

Akses ke Karimunjawa saat ini, lanjut Titi, baru bisa dari Jepara dengan kapal cepat Bahari Express selama sekitar 2 jam dan Kapal Ferry KMP. Siginjay selama lebih kurang 5 jam. Jadwal regulernta seminggu 3 kali.

"Saat ini belum ada rental speed boat dari Jepara - Karimunjawa," ungkap Titi seraya menambahkan untuk yang dari Semarang baik dengan kapal Pelni maupun dengan pesawat dimasa pandemi ini berhenti beroperasi.

Soal akomodasi, pengunjung bisa menyewa homestay dengan tarif bervariaei tergantung fasilitasnya.

Homestay dengan fasilitas kipas angin dan kamar mandi luar tarifnya Rp 100 ribu per kamar per malam. Sedangkan yang kamar mandinya di dalam kamar dan ber-AC, tarifnya Rp 200-300 ribu per kamar per malam.

"Di sini (Karimunjawa_red) ada lebih dari 78 homestay dengan jumlah kamar 300-an. Satu homestay rata-rata memiliki 4-6 kamar," jelas Titi lagi.


Alternatif lainnya berkemah antara lain di Pulau Cemara Besar. Bisa juga hammocking di tepi pantai di Pulau Cemara Kecil.

Namun belum ada yang menyewakan tenda di Karimunjawa. "Biasanya pengunjung yang ingin kemping membawa perlengkapan sendiri," tambah Titi.

Buat pengunjung yang ingin snorkeling dan diving dianjurkan membawa peralatan sendiri. Sedangkan untuk life jacket/pelampung keselamatan tersedia di Karimunjawa.

Sebelum pandemi, sewa peralatan snorkeling ditambah lifejacket di Karimun jawa rata-rata Rp 50 ribu per set per hari. Namun untuk masa pandemi penyewaan alat tersebut masih dilarang untuk beroperasi.

Spot diving tersohor di KarimunJawa antara lain Indonor Wreck, dimana terdapat bangkai kapal yang sudah bertahun-tahun tenggelam. Selain itu di perairan Pulai Sintok (tebing) dan Pulau Menyawakan.

Buat yang tak suka snorkeling dan diving bisa mengelilingi beberapa pulau dengan kapal bersama nahkoda dan pemandu wisata.

Pulau-pulau yang biasa disambangi seperti Pulau Menjangan Besar, Pulau Menjangan Kecil, Pulai Cilik, Pulau Cemara Besar, dan Pulau Cemara Kecil.

Kalau beruntung, pengunjung juga bisa melihat lumba-lumba berenang di perairan antara Pulau Menjangan Kecil ke Pulau Cemara Kecil. Sedangkan Cemara Besar merupakan sebuah pulau yang memiliki bentangan pasir putih cukup luas ketika air laut surut.

Lokasi lainnya Pulau Tengah di bagian Timur Karimunjawa. Kemudian ke Pulau Gosong Seloka, sebuah pulau yang memiliki pasir putih asyik buat berjemur, bermain pasir dan lainnya.

Biar nyaman saat keliling pulau-pulau tersebut, sebaiknya kenakan suncream supaya kulit tidak terbakar matahari dan kenakan pula topi serta kacamata hitam.

Kalau belum puas, sambangi Kampung Bugis di Desa Telaga dan Desa Batu Lawang, Pulau Kemujan. Lokasinya sekitar 45 menit dari pusat kota Karimunjawa ke arah bandara. Ciri khas Kampung Bugis itu, rumah-rumahnya berbentuk panggung.


Buat yang senang mengabadikan pesona matahari tenggelam (sunset) bisa ke beberapa titik antara lain di Pantau Ujung Gelam atau Tanjung Gelam, Pelabuhan Baru Karimunjawa (tempat awal menginjakkan kaki ke Karimunjawa dari Jepara/ Semarang/Kendal).

Lokasi lainnya di Pelabuhan Rakyat Karimunjawa (tempat memulai aktivitas mengelilingi Kepulauan Karimunjawa) dan gardu pandang.

Pengunjung juga bisa menjelajahi hutan bakau (mangrove) sambil melihat flora dan faunanya dan menaiki gardu pandang untuk melihat hamparan hutan bakau beserta perbukitan dan menyaksikan sunset-nya.

Pilihan lain, pengunjung bisa bermain sampan di tepi pantai atau tepian hutan bakau di Bako Lolo, Pulau Kemujan.

Meliihat ragam daya tarik dan akitivitas wisata bahari, minat khusus, dan wisata pro konservasi atau ramah lingkungan yang bisa dilakukan, TravelPlus menilai TN Karimunjawa wajib masuk daftar kunjungan liburan akhir tahun Anda.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. tn karimunjawa 


Read more...

Selasa, 24 November 2020

Jakarta Targetkan Kunjungan Wisatawan Naik Tahun Depan, Ini Strateginya


Tahun ini hampir seluruh provinsi di Indonesia anjlok (menurun) perolehan kunjungan wisatawannya, termasuk DKI Jakarta akibat didera pandemi Covid-19. Tahun depan, Ibukota Negara bermaskot Elang Bondol ini menargetkan kunjungan wisatawannya meningkat dengan menerapkan strategi.

"Prediksi tahun depan untuk kunjungan wisatawan kita berharap ada peningkatan," ujar Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kadisparekraf) Gumilar Ekalaya kepada TravelPlus Indonesia, Selasa (24/11/2020).

Supaya target itu terwujud, lanjutnya, ada strategi yang akan diterapkan.

Strategi pertama, Disparekraf DKI Jakarta akan akan fokus membidik wisatawan nusantara (wisnus).

"Artinya kita akan memasarkan atau menjual Jakarta untuk pasar domestik  terlebih dulu," ungkap Gumilar.

Selama ini andalan wisnus buat Jakarta terutama dari dua provinsi tetangga terdekat, yakni Jawa Barat dan Banten.

"Ditambah wisnus dari kota-kota besar di sejumlah pulau di dalam dan luar Jawa seperti Surabaya, Medan, Makassar, dan Samarinda," terangnya.

Strategi berikutnya, fokus promosi Disparekraf tahun depan adalah Jawa. "Misalnya Bandung, Jogja, dan lainnya, mengingat wisnus dari kota-kota tersebut masih bisa overland pakai kendaraan darat naik mobil atau kereta untuk berkunjung ke Jakarta," jelasnya.

Menentukan bentuk promosi yang tepat, itu startegi selanjutnya.

Menurut Gumilar bentuk promosinya jelas tidak seperti sebelum ada pandemi Covid-19 yang langsung berjualan paket-paket wisata.

"Tahun depan marketing campaign yang akan kita tekankan lebih kepada informasi bahwa Jakarta sudah aman untuk dikunjungi, tempat-tempat usaha wisatanya juga sudah menerapkan protokol kesehatan," bebernya.

Caranya, Disparekraf DKI Jakarta akan menyelenggarakan 1 atau 2 tourism event supaya publik bisa menilai kalau Jakarta sudah aman terbukti dengan adanya event yang digelar.

Event yang akan dibuat Disparekraf DKI Jakarta tahun depan dalam rangka menyakinkan publik antara lain Jakarnaval yang biasa digelar setiap bulan Juni.

"Tentu kita akan meng-create event tersebut dengan konsep berbeda dengan sebelumnya. Mungkin dengan cara hybrid, ada offlline dan online juga," ungkapnya.

Semua strategi tersebut, lanjut Gumilar bermuara untuk meyakinkan wisatawan kalau Jakarta sudah bisa untuk dikunjungi.

"Jadi intinya kita tumbuhkan dulu rasa nyaman dan aman calon wisnus yang ingin berkunjung ke Jakarta. Baru nanti pelan-pelan kita tingkatkan dengan direct selling, jualan paket tur, dan sebagainya," jelasnya lagi.

Bagaimana dengan wisatawan mancanegara atau asing?

Untuk tahun depan, Disparekraf DKI Jakarta belum mencoba untuk membidik wisman dengan berbagai pertimbangan.

Hampir seluruh negara di dunia terkena dampak pandemi Covid-19 yang membuat perekonomian mengalami penurunan yang drastis. Ini artinya  secara finansial mungkin wisman juga belum kepikiran traveling ke luar negeri.

Mereka pasti akan lebih mengutamakan untuk kebutuhan hidup keseharian. "Nanti kalau mereka sudah bisa saving money, punya uang lagi, baru mereka traveling," pungkas Gumilar.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji, @disparekrafdki, @wibisono.ari & @alivikry


Read more...

Senin, 23 November 2020

Seribu Tukik Dilepasliarkan, Pamor Pantai Trisik Kian Melejit


Pamor sebuah pantai bisa kian melejit bukan cuma karena punya pesona atau daya tarik lebih. Pun lantaran ada aktivitas menarik yang kemudian tersiar luas ke publik lewat peran serta pewarta.

Seperti Pantai Trisik ini. Pamor pantai yang berada di wilayah Brosot, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini semakin melejit karena menjadi tempat pelepasliaran tukik pada Minggu (22/11/2020).

Jumlah anak penyu yang dilepasliarkan di pantai yang berjarak sekitar 37 Km  dari pusat kota Jogja ini tidak tanggung-tanggung, mencapai 1.000 ekor.

Apalagi yang melakukan pelepasliaran tersebut, bukan orang biasa, melainkan  pejabat penting di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Menurut Kepala Balai KSDA DIY Muhammad Wahyudi pelepasliaran seribu tukik di Pantai Trisik dilakukan Direktur Jenderal (Dirjen) KSDAE Wiratno.

"Turut mendampingi beliau (Wiratno_red) dalam pelepasliaran tukik ini Kepala Dinas Pariwisata DIY, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Forkompicam Galur, dan saya sendiri," terangnya kepada TravelPlus Indonesia selepas acara yang kental muatan konservasinya tersebut.

Dalam kesempatan itu, lanjut M. Wahyudi, Dirjen KSDAE juga memberikan penghargaan kepada kader konservasi yang terdiri atas 6 orang kader kelompok penyelamat penyu dan 2 orang pelestari burung di Jatimulyo.


Penghargaan yang diberikan tersebut, sambungnya, sebagai wujud apresiasi Dirjen KSDAE atas kontribusi para kader dan pelestari burung dalam upaya pelestarian satwa di DIY.

Kata M. Wahyudi kader konservasi dan pelestari burung ini menjadi ujung tombak di garda depan upaya konservasi satwa yang berasal dari unsur masyarakat.

"Oleh karenanya menjadi tanggung jawab Balai KSDA Yogyakarta untuk terus berdampingan memadukan langkah dalam upaya konservasi demi terciptanya kelestarian satwa di DIY," jelasnya.

Peran serta pewarta, sangat berandil besar melejitkan pamor Pantai Trisik. Itulah pentingnya melibatkan media sebagai salah satu unsur Pentahelix.

M. Wahyudi tentu sadar hal itu. Buktinya dia kembali minta tolong TravelPlus untuk menulisnya. "Buatin beritanya ya bang," pintanya.

Ikon Edu Ekowisata 
Terhitung sejak tahun 2004 – 2019, di Trisik Beach telah dilakukan release penyu sebanyak 8.861 ekor tukik dan di tahun 2020 tercatat sebanyak 4.778 telur dari 58 sarang yang telah diamankan dan dirawat.

Dari 4.778 telur penyu tersebut, sebanyak 3.000 telur berhasil menetas sebagai tukik dan sekitar 2.000 ekor tukik telah dilepasliarkan.

"Karena itulah Pantai Trisik dikenal sebagai salah satu icon Edu Ecowisata," ungkap M. Wahyudi.


Pantai Trisik memiliki kekhasan dibanding pantai-pantai lainnya di Kulon Progo. Suasana pedesaan pesisirnya masih begitu terasa.

Selain pantainya ber-sunset menawan ditambah deretan cemara pantai, juga ada sejumlah rumah warga dan gubug yang menjajakan makanan serta jalan penghubung desa dengan kota terdekat.

Keistimewaan lainnya, Pantai Trisik terletak sangat dekat dengan jalan raya sehingga sangat mudah dijangkau menggunakan kendaraan pribadi.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.m.wahyudi, @bksdayogyakarta & @pantai_trisik

Read more...

Minggu, 22 November 2020

Kritikan Tempat Cuci Tangan di Kota Lama, Dapat Respons Kadisbudpar Kota Semarang


"Maturnuwun masukannya, kemarin memang karena mendesak sehingga yang penting ada dulu. Saat ini kami sedang mempersiapkan yang permanen supaya bisa menarik, ramah lingkungan, dan menyatu dengan keindahan Kawasan Kota Lama".

Begitu isi respons atau tanggapan dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Semarang Indriyasari lewat pesan WA yang dikirim ke WAG FORGI-BUDPAREKRAF (Forum Sinergi Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi  Kreatif, LHK, dan sektor-sektor terkait lainnya), Minggu (22/11/2020).

Respons tersebut merupakan balasan dari dua pesan yang TravelPlus Indonesia kirim sebelumnya.

Pertama, kiriman link tulisan berjudul: 'Ukuran dan Penempatan Tempat Cuci Tangan di Kota Lama Semarang, Dikritik Wisatawan' (https://travelplusindonesia.blogspot.com/2020/11/ukuran-dan-penempatan-tempat-cuci_22.html).

Sebelumya link tukisan tersebut pun di-unggah di akun resmi Instagram (IG) TravelPlus Indonesia @adjitropis dengan captions:

"Kenapa tempat cuci tangan di kawasan heritage Kota Lama Semarang sampai dikritik?

Benarkah karena ukurannya terlalu besar, tidak estetis, dan penempatannya pun tidak tepat?

Seharusnya seperti apa ukuran, bentuk, dan penempatan tempat cuci tangan yang kini menjadi salah satu fasilitas wajib ada di objek wisata apapun (termasuk kawasan bersejarah maupun konservasi) di manapun, di era adaptasi kebiasaan baru atau new normal ini?"

Kedua, pesan TravelPlus yang berbunyi:

"Buat teman-teman di WAG FORGI-BUDPAREKRAF, tulisan ini bisa jadi bahan masukan positif untuk membuat tempat cuci tangan yang menarik, estetis, ramah lingkungan, dan sesuai ukuran serta penempatannya.

Bukan asal ada, bukan pula tunduk oleh kemauan sponsor.., ocreh. Ini demi kebaikan dan kemajuan pariwisata Indonesia...❤️🇲🇨 Smongko 💪🏻💪🏻💪🏻".

Mendapat respons cepat dari Kadisbudpar Kota Semarang yang akrab disapa Iin ini, TravelPlus kemudian membalasnya lagi masih di WAG yang sama.

"Mba iin ...saya ❤️ Kota Lama Semarang... Jejak digitalnya ada di TravelPlus Indonesia sejak dulu saya tulis.

Mudah-mudahan tempat cuci tangan itu segera diganti dengan yang lebih menarik seperti saya ungkap di atas.

Kita harus berterimakasih dengan wisatawan yang semakin melek akan kenyamanan, keindahan, kebersihan sebuah destinasi wisata👌".

Tak lama kemudian, Iin membalasnya:  "Siyaaaaappp, baru kami pesankan. Maturnuwun support-nya 🙏🙏🙏".


Muatan Lokal
Tempat cuci tangan di objek wisata yang menarik, sekalipun sederhana dan ukurannya tidak terlalu besar namun tetap mengedepankan muatan lokal yang selaras dengan konsep/karakter objek tersebut.

Berdasarkan pantauan seorang travel photographer, di Bali ada beberapa objek yang tempat cuci tangannya cukup menarik perhatian.

Salah satu contohnya seperti yang ada di Pura Batuan, Kabupaten Gianyar. 

Setelah dia mengirimkan foto-foto tempat cuci tangan hasil bidikannya, TravelPlus menilai tempat cuci tangan di Goa Gajah di Kabupaten Gianyar, Bali, juga sudah cukup menarik. Cuma tong sampahnya perlu diganti yang lebih ramah lingkungan dan estetis.

Namun tidak semua tempat cuci tangan di destinasi andalan Indonesia ini, tampil seperti itu.

Buktinya ada satu foto dari fotografer tersebut yang menggambarkan tempat cuci tangan yang tidak selaras, baik warna, bahan material, dan bentuknya.

Kata fotografer itu, bisa jadi karena  kepentingan iklan amat kuat/menonjol, akhirnya sampai melupakan estetika.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.yuliusmaris @hunter_shoot75 & raiyani muharramah 

Read more...

Rafflesia Mekar Lagi di TNBBS, Ini Panduan Lokasi untuk Melihatnya


Bunga Padma kini mekar lagi. Bunga Nasional bernama latin Rafflesia arnoldii ini mekar di salah satu 'rumah' alaminya, di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). 

"Bunga Rafflesia ini mekar sempurna di Rhino Camp, patok 50 Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) I Sukaraja, TNBBS pada Minggu 22 November 2020 siang," terang Ismanto, Plt Kepala Balai Besar TNBBS kepada TravelPlus Indonesia, Ahad (22/11).

TNBBS terletak di 2 provinsi yakni 77% kawasan berada di Lampung, sisanya 23% di Bengkulu, Ditetapkan sebagai  kawasan TN sejak tahun 1982.  Lalu TNBBS bersama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan Taman Nasional Kerinci Seblat [TNKS] dinobatkan sebagai Tropical  Rainforest  Heritage  of  Sumatera (TRHS) atau Situs Warisan Dunia Hutan Hujan Tropis Sumatera oleh UNESCO pada 2004.

Menurut Ismanto penyebaran Rafflesia arnoldii tercatat di bagian Selatan TNBBS wilayah Tampang-Belimbing hingga bagian Utara TNBBS meskipun tidak ditemukan di Resort Balik Bukit maupun Resort Balai Kencana.

Dalam rangka mendukung pengembangan wisata di zona pemanfaatan Resort Sukaraja Atas, pada tahun 2013 dibuat plot sampel permanen (PSP) Bunga Padma raksasa tersebut di daerah Rhino Camp dan sekitarnya.

Keberadaan puspa langka ini, lanjutnya, tersebar di beberapa titik sehingga PSP Bunga Padma dibuat dalam luasan 5 x 6 meter, 3 x 3 meter, dan 3 x 5 meter.

Berdasarkan pemantauan tahun 2019, knop Rafflesia terkecil berdiameter 13 Cm dan terbesar mencapai hingga 100 Cm. 

Pada 4 Desember 2019, bunga yang tergolong tumbuhan parasit dari marga Rafflesiaceae ini mekar secara fenomenal. "Saat itu 3 bunga langsung mekar secara bersamaan," ungkapnya.

Fenomena mekarnya bunga yang memiliki dua jenis kelamin atau disebut bunga berumah dua ini juga pernah terjadi di tahun 2009. "Ketika itu mekarnya bukan di lantai hutan tetapi pada tetrastigma yang melilit batang pohon," jelasnya.

Selama awal tahun 2020 hingga bulan November 2020, sambung Ismanto, sebanyak 10 Rafflesia arnoldii tercatat mekar sempurna di daerah Sukaraja Atas-TNBBS.

Berdasarkan pengamatan knop (bakal bunga/bonggol dari Rafflesia) terkecil sekitar 1,5 cm dan terbesar 30 cm. 

Knop banyak tumbuh di dua titik pada Resort Sukaraja Atas yakni daerah Rhino Camp dan jalan setapak Sukaraja Atas - Margomulyo.

Tercatat sebanyak 30 knop terdapat di daerah wisata Rhino Camp dan sebanyak 22 knop terdapat di jalan setapak Sukaraja Atas - Margomulyo. 

Namun tidak seluruhnya knop yang ada berhasil mekar sempurna.  "Tidak berhasilnya knop bunga Rafflesia mekar biasanya disebabkan dimakan satwa liar atau pun akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan knop yang berukuran tidak terlalu besar akan membusuk," paparnya.

Namun, untuk knop yang biasanya sudah dalam fase perigone, yaitu keadaan kulit ari terlepas semua dan cikal bakal bunga semakin besar, maka turunnya hujan malah akan membantu perigone lebih mekar sempurna.

Kata Ismanto, lokasi Rafflesia yang mekar hari ini, dapat dilalui dengan kendaraan roda 2 atau roda 4, baik kendaraan pribadi atau umum/bus.

"Jaraknya dari Bandar Lampung ke Kota Agung, Kabupaten Tanggamus sekitar 96 Km dengan waktu tempuh lebih kurang 2,5 jam berkendara. Lalu dari Kota Agung ke lokasi Rafflesia ini berjarak sekitar 38 Km atau lebih kurang 1 jam berkendara," jelasnya.


Sebagai informasi, Rafflesia arnoldii merupakan flora endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian Selatan (Lampung, Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Selain di TNBBS, daerah konservasi utamanya juga ada di TNKS.

Selain Rafflesia arnoldii, jenis Bunga Padma lain yang ada di Sumatera adalah Rafflesia gadutensis, Rafflesia hasselti, dan Rafflesia bengkuluensis.

Penamaan Rafflesia arnoldii sendiri merupakan gabungan dari nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga tersebut.

Bunga kebanggaan Indonesia ini pertama kali ditemukan dalam ekspedisi pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu, dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan. Setelah itu Bengkulu mendapat predikat sebagai Bumi Rafflesia.

Bunga berwarna merah bata dengan 5 daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong ini hanya berumur sekitar seminggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati.

"Jadi kalau mau lihat dan selfie bareng Rafflesia yang saat ini tengah mekar, segera berkunjung ke Rhino Camp, TNBBS. Lokasinya tidak jauh dari Jalan Sanggi - Bangkunat," pungkas Ismanto.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.ismanto & @bbtnbbs

Read more...

Ukuran dan Penempatan Tempat Cuci Tangan di Kota Lama Semarang, Dikritik Wisatawan


"Maksudnya baik untuk membantu masyarakat disediakan tempat cuci tangan. Tapi menurut saya penempatannya tidak pas dan segede gaban".

Begitu kritikan yang disampaikan Yulius Mario, salah seorang wisatawan yang berkunjung ke kawasan Kota Lama Semarang, di bawah sebuah foto yang diunggahnya di akun Instagram (IG) @hunter_shoot75, baru-baru ini.

Foto itu bergambar tempat cuci tangan berwarna kuning oranye yang ditempatkan di seberang Gereja Blenduk di kawasan penuh bangunan tua dan bersejarah tersebut.

"Saya sebagai pecinta fotografi sungguh menyayangkan karena mengganggu keindahan Kota Lama," lanjut Yulius, masih di-caption foto tersebut.

Menurut Yulius foto itu diambilnya saat memotret salah satu ikon bangunan klasik dan bernilai sejarah di Kota Lama tersebut dalam acara photo hunting bareng dengan rekan-rekan fotografer dari WAG Photography From Home (PFH) yakni Budhe, Tari, Yana, dan Andi, tanggal 17 November 2020.


Unggahan yang diberi sejumlah hastag #wisatasemarang, #kotalamasemarang, #semaranghits, #semarangviral, #heritageplace, #photografyfromhome, #masyarakatphotography, #komunitasphotografer, #komunitasphotogragwrsemarang, dan #kfs itu sampai berita ini TravelPlus Indonesia tulis sudah disukai 47 warganet dengan sejumlah komentar.

"Tidak estetis. Klo bisa digeser deket tembok lebih baik," kata pemilik akun @raraschentini mengomentari tempat cuci tangan tersebut.

Yulius menyarankan tempat cuci tangan itu sebaiknya jangan terlalu besar dan ditempatkan yang tidak mengganggu objek wisata.

"Itu sudah besar ukurannya, ditaruh di tengah pula. Kan bisa di pinggir," ujarnya kepada TravelPlus.


Kritikan yang disampaikan Yulius, TravelPlus nilai sangat positif supaya pengelola objek wisata (baik itu taman hiburan, desa wisata, bumi perkemahan, water park, pemandian air panas, dll) bisa memiliki tempat cuci tangan sebagai salah satu fasilitas protokol kesehatan yang wajib ada di era new normal ini dengan tepat dan sesuai dengan konsep/karakter objek wisata tersebut, terlebih lagi objek tersebut merupakan kawasan heritage dan atau konservasi.

Jadi bukan asal tersedia dan bukan mumpung ada yang bantu (sponsor). Tapi harus sesuai ukurannya, menarik/unik/indah/punya muatan lokal bentuk/arsitekturnya, ramah lingkungan materialnya, dan tepat penempatannya.

Kenapa? Ya supaya keberadaannya dapat menambah daya pikat, bukan sebaliknya justru mengganggu pemandangan sehingga wisatawan merasa kurang nyaman atau merusak citra pesona kawasan tersebut.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.yuliusmario @hunter_shoot75 & adji travelplus @adjitropis

Read more...

Sabtu, 21 November 2020

Penyelundupan 74 Burung Kasturi Digagalkan, Upaya Konservasi Tidak Bisa Sendiri tapi Sinergi


Sebanyak 74 ekor Burung Kasturi Kepala Hitam (Lorius lory), berhasil digagalkan berkat sinergi yang apik sejumlah pihak/lembaga terkait.

Keberhasilan menggagalkan penyeludupan tumbuhan dan satwa liar (TSL) di Papua Barat tersebut, membuktikan bahwa upaya konservasi akan jauh lebih mudah dilakukan dengan jalan bersinergi (kerjasama antar-lembaga), daripada sendiri.

Itulah benang merah pesan panjang yang dikirim Budi Mulyanto selaku Kepala Balai Besar (Kababes) Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Papua Barat kepada TravelPlus Indonesia, Sabtu (21/11/2020).

Menurutnya peredaran TSL yang dilindungi secara ilegal termasuk kejahatan yang luar biasa. "Perlu kepedulian dan kesadaran berbagai pihak untuk bersama-sama menjaga keberadaan TSL tersebut agar bisa berkembang dan lestari di alamnya," imbaunya.

Perburuan satwa, lanjut Budi, bisa di mana saja, di dalam maupun di luar kawasan konservasi.

"Melacaknya agak sulit apalagi kawasan konservasi yang cukup luas, untuk itu sangat dibutuhkan kerjasama sejumlah pihak," ungkapnya.

Berdasarkan temuan di lapangan, para pemburu burung menggunakan jerat/jaring dan pulut (getah) untuk  menangkap buruannya.

Menariknya di masa pandemi Covid-19 ini, justru hampir tidak dijumpai perburuan. "Kemungkinan pelakunya khawatir akan pandemi Covid-19 dan juga karena permintaan di pasaran berkurang," ungkapnya.

Berbagai langkah preventif terus dilakukan BBKSDA Papua Barat, antara lain mensosialisasikan kepada masyarakat dan stakeholder tentang pentingnya menjaga keberadaan TSL.

Selain itu meningkatkan koordinasi secara internal dan eksternal (stakeholder terkait), meningkatkan pengawasan di kawasan konservasi maupun di lalulintas yang dimungkinkan terjadi peredaran TSL seperti di bandara dan pelabuhan, serta menggiatkan pengamanan kawasan konservasi termasuk di beberapa desa penyangga sekitar kawasan.

"Kami juga terus menggalakkan pemberdayaan masyarakat dalam kelompok-kelompok Tani Hutan dengan harapan semua itu dapat mengubah mindset masyarakat yang dulunya berburu menjadi melindungi," terangnya seraya menambahkan di Papua Barat ada Balai Besar Taman Nasional Teluk Cendrawasih yang merupakan Taman Nasional Laut.

Terkait penyelundupan 74 ekor Burung Kasturi Kepala Hitam yang berhasil digagalkan itu, sebanyak 64 ekor dalam kondisi masih hidup sedangkan sisanya 10 ekor sudah mati.

Penggagalan penyelundupan TSL tersebut berlangsung di KM. Nggapulu saat sandar di Pelabuhan Fakfak, Kamis (19/11/2020).

Tim gabungan yang berhasil menggagalkan penyelundupan itu terdiri atas Kepolisian Sub Sektor (Polsubsektor) KP3 Laut Polres Fakfak, Resort KSDA Fakfak BBKSDA Papua Barat, KPLP, Pelni, dan Pelindo.

Kata Budi, pelanggaran terkait penyelundupan satwa liar dilindungi tersebut, melanggar Pasal 21 Undang Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, dengan Ketentuan Pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).


Budi menambahkan lagi, sebelumnya pada September 2020 tim dari Seksi Konservasi Wilayah IV, Bidang Wilayah II pada BBKSDA Papua Barat bersama masyarakat Kabupaten Kaimana bersama-sama melepasliarkan 7 ekor burung terdiri atas 6 ekor Kasturi Kepala Hitam dan 1 ekor Nuri Bayan (Eclectus roratus) di hutan lindung Tanggaromi-Wermura, Kabupaten Kaimana, Papua Barat.

"Ke-7 burung tersebut merupakan hasil temuan pada saat pengawasan dan penjagaan peredaran satwa liar di kawasan pelabuhan laut, dan juga hasil penyerahan dari masyarakat Kabupaten Kaimana yang sudah siap untuk dilepasliarkan," pungkas Budi Mulyanto.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.budi mulyanto & @bbksdapapuabarat_official

Read more...

Jumat, 20 November 2020

Rayakan Hari Pohon Sedunia, Rekreasi ke Kebun Raya Lihat Aneka Pohon Raksasa


Hari Pohon Sedunia (World Tree Day) diperingati setiap tanggal 21 November. Ada banyak cara merayakannya, di antaranya jalan-jalan ke kebun raya melihat, mendata, dan mengabadikan pohon-pohon raksasa berusia tua.

Indonesia memiliki puluhan kebun raya, salah satunya yang tertua adalah Kebun Raya Bogor (KRB).

KRB merupakan kebun botani besar berluas mencapai 87 hektar dengan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.

Di laman krbogor.lipi.go.id, diinformasikan pohon tertua di KRB adalah Pohon Leci atau Lici (Litci Chinensis Sonn).

Pohon yang termasuk dalam suku Sapindaceae itu ditanam pada tahun 1823 atau 6 tahun setelah Land Platentuin (KRB) ini diresmikan di tahun 1817 oleh Baron Van Der Capellen, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu.

Sayangnya pohon tersebut sudah roboh pada Selasa 3 Oktober 2017 disebabkan oleh keadaan perakarannya yang telah membusuk.

KRB mempunyai empat koleksi spesimen pohon Leci yaitu satu pohon yang tumbang (tertua), dua pohon ditanam tahun 1978, dan satu ditanam tahun 2008 yang merupakan hasil propagasi tahun 1978.

Selain Leci, Kebun Raya Bogor mempunyai sekitar 600 pohon tua yang berusia di atas 100 tahun. Sedangkan koleksi pohon yang berusia diatas 50 tahun sebanyak 3.000 pohon.

Aneka Spot Menarik
Sekurangnya ada 10 spot menarik di dalam KRB yang dapat dinikmati wisatawan yakni Danau Gunting, Museum Zoologi, Pemakaman Belanda Kuno, Monumen Lady Raffles, Laboratorium Treub, Griya Angrek, dan sejumlah taman serta Kafe Dedaunan.

Danau Gunting sebuah danau buatan yang berada tak jauh dari gerbang pintu utama KRB. Keindahan danau mungil berikut cerita mistis berupa penampakan noni Belanda dan seekor ular besar yang mendiami pulau kecil di tengah danau itu, ditambah kehadiran sejumkah teratai, membuat danau ini berdaya tarik tersendiri.

Di sekitar danau ini ada prasasti Georg Karl Reinwardt, pendiri KRB, Patung Tangan Tuhan, dan Patung The Little Mermaid.

Museum Zoologi merupakan sebuah museum yang berkaitan dengan hewan. Di dalamnya ada koleksi berbagai jenis satwa yang diawetkan, jumlahnya mencapai 2.000 jenis, salah satunya kerangka tulang utuh paus biru (blue whale).

Pemakaman Belanda Kuno yang ada di KRB anatra lain makam Heinrich Kuhl dan J.C. Van Hasselt yang dimakamkan dalam lubang yang sama.

Keduanya ahli biologi dari Belanda yang dikirim ke Indonesia untuk mempelajari dan mengumpulkan spesimen hewan dan tumbuhan asli Nusantara.

Monumen Lady Raffles berada dekat dengan pintu utama KRB. Di dalam monumen yang berbentuk cungkup tersebut terdapat sebuah prasasti yang berisi puisi cinta yang ditulis oleh seorang penjelajah asal Inggris. Puisi itulah yang menjadi daya tarik utama spot ini.

Laboratorium Treub berupa bangunan dengan arsitektur tua ala Eropa, bekas tempat penelitian yang dibangun oleh Belanda. Nama lab ini diambil dari nama salah satu direktur Kebun Raya Bogor yakni Melchior Treub yang merupakan seorang ahli botani. Dia pendiri dari Buitenzorg Landbouw Hogeschool yang merupakan cikal bakal dari Institut Pertanian Bogor.

Griya Angrek memiliki sekitar 500 spesies anggrek, baik itu anggrek alami maupun anggrek hasil silangan. Bangunan Griya Anggrek yang juga sering disebut dengan Taman Anggrek ini berupa rumah kaca.


Sejumlah tamannya antara lain Taman Meksiko, Taman Teijsman, Taman Sujana Kassan, dan Taman Astrid.

Di Taman Meksiko terdapat beberapa spesies kaktus. Di salah satu sudut taman kecil ini ada patung tiga musisi yang mengenakan pakaian tradisional Meksiko.

Taman Teijsman yang berada dekat dengan Pintu II KRB ini diambil dari seorang ahli botani asal Belanda yang ditugaskan mengelola KRB oleh Gubernur Jenderal Belanda, Van Den Bosch pada tahun 1830.

Di tengah-tengah taman ini ada sebuah tugu dengan nama yang sama yakni Tugu Teijsman. Taman Sujana Kassan, di tengah-tengahnya ada sebuah rangkaian bunga yang kalau dilihat dari atas akan terlihat berbentuk lambang negara Indonesia yakni Burung Garuda.

Taman yang diresmikan pada 18 Mei 1985 ini diberi nama Sujana Kassan atau juga sering ditulis dengan Sedjono Kassan, merupakan orang Indonesia yang pernah menjabat sebagai direktur KRB.

Taman Astrid berada persis di belakang pintu IV KRB alias pintu khusus pejalan kaki. Nama taman ini diambil dari nama seorang permaisuri dari Belgia.

Ciri khas taman ini berupa hamparan rumput luas dengan sebuah kolam dan sebuah jalan yang dipenuhi berbagaiu tanaman bunga. Di sekitar Taman Astrid ada sebuah kafe bergaya Eropa bernama Grand Garden Resto & Café yang semula bernama Kafe Dedaunan.


KRB yang berlokasi di Jalan Ir. Juanda No. 13 Kota Bogor, buka setiap hari mulai pukul 07.30 - 16.00 WIB. Akses menuju KRB sangat mudah dijangkau karena letaknya dekat dengan pusat kota, terminal bis, dan stasiun.

Tiket masuk KRB untuk wisnus Rp 15 ribu dan wisman Rp 25 ribu per orang.

Di sekitar KRB tersebar ragam pusat keilmuan seperti Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan PUSTAKA.

Selain itu juga ada Istana Kepresidenan Bogor dan Museum Kepresidenan serta beberapa bangunan tua, antara lain Gedung Walikota Bogor dan Hotel Salak.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji, @kebunrayabogor, @kebunraya_id, & @tamannasionaltessonilo

Read more...

Jalur Transportasi dan PKL di Kaldera Bromo Ditata, Ini Rencana Penataannya


Wajah Bromo dipastikan akan lebih tertata. Pasalnya, Balai
Besar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (BBTNBTS) akan melakukan penataan di kawasan kaldera Bromo.

Penataan yang akan dilakukan BBTNBTS adalah jalur transportasi lingkar Kaldera Bromo dan pedagang kaki lima (PKL).

"Penataan PKL akan menggunakan arsitektur lokal," terang Plt. Kepala Balai Besar (Kababes) TNBTS  R. Agus Budi Santosa kepada TravelPlus Indonesia, Jumat (20/11/2020).

PKL nantinya akan ditempatkan dipinggir kaldera. "PKL wajib mengajukan ijin IUPJWA. Dagangan yang boleh dijual makanan, minuman, dan souvenir," terang Agus.

Sementara itu Jalur Lingkar Kaldera Tengger yang akan ditata sepanjang 16.62 kilometer dan lebar 5 meter, juga dilengkapi guard-rail dan mempunyai 4 rest area yakni Bungkah Cemoro Lawang, Bungkah Kulon, Watukuto, dan Rujak.

Selain rest area untuk PKL, juga ditambah parkir kendaraan serta fasilitas untuk pentas seni dan budaya lokal.

Agus menjelaskan nantinya jalur jeep dan kendaraan masyarakat ditempatkan pada pinggir kaldera dan jalur jeep yang saat ini ada akan dikosongkan untuk menjaga keutuhan ekosistem Savanna dan Lautan Pasir.

"Area tengah kaldera hanya untuk pejalan kaki dan kuda," tegas Agus.

Rencana penataan rest area, sambungnya, akan dilaksanakan dengan menyesuaikan penataan Jalur Lingkar Kaldera Tengger.

Jalur lingkar ini ditata pada tepi kaldera  dengan jarak 50-100 meter dari tebing yang mempunyai lapisan tanah kwarter muda (struktur tanah padat, cukup kuat, dan infiltrasi air besar).

Selain penataan, lanjut Agus, BBTNBTS pun berencana melakukan pengembangan destinasi wisata baru terutama di Kabupaten Malang dan Lumajang. "Tujuannya untuk memecah konsentrasi pengunjung Gunung Bromo," terangnya.

Hal lainnya, penerapan pengaturan jumlah pengunjung dan sistem booking online.

Menurut Agus, pihaknya sudah melakukan survei awal Jalan Lingkar Kaldera Tengger pada 5-7 Maret 2020, Kemudian berkonsolidasi dengan penasehat senior Menteri LHK, Bappenas, dan Dirjen KSDAE.

Baru-baru ini, tepatnya Kamis, 19 November 2020, Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Gunung Bromo.

Kunjungan Komisi IV ini dipimpin langsung Ketua Komisi Hasan Aminudin, didampingi Dirjen Gakkum, Muspida Kabupaten Probolinggo, dan jajaran Pemda Kabupaten Probolinggo.

"Mereka (Komisi IV DPR RI_red) melakukan peninjauan penataan jalur transportasi Kaldera TNBBS di kawasan Lautan Pasir dan Savanna Bromo," pungkas R. Agus Budi Santosa.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.agus budi santosa & bbtnbts


Read more...

Resort Belaban di TNBBBR Punya Banyak Daya Tarik, Aktivitas Wisatanya Tak Hanya Rafting dan Birdwatching


Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) memiliki beberapa resort, salah satunya Belaban yang memiliki  daya tarik wisata alam nan beragam. Baru-baru ini, resort tersebut dikunjungi Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (WamenLHK) Alue Dohong.

Resort Belahan berada di bawah Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Nanga Pinoh. Lokasinya di Desa Belaban Ella, Kecamatan Menukung, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar).

Sebagai kawasan konservasi yang terletak di deretan Pegunungan
Schwaner, TNBBBR memiliki sejumlah  sungai yang mengalir di dalamnya.

Khusus di Resort Belaban, mengalir Sungai Ella Hulu dengan bermacam jeram yang menantang sebagai wahana arung jeram atau rafting.

"Sungai Ella Hulu di Resort Belaban, TNBBBR punya daya tarik tersendiri sebagai lokasi berarung jeram dengan level jeram yang bervariasi dari level I hingga level III," terang Kepala Balai TNBBBR Agung Nugroho kepada TravelPlus Indonesia, Jumat (20/11/2020).

Jeram-jeram liar di Sungai Ella Hulu, lanjut Agung, disukai para peminat wisata olahraga air (water sport tourism) ataupun wisata minat khusus  terutama arung jeram.

Kawasan TNBBBR, termasuk Resort Belaban juga menjadi rumah idaman bagi 217 jenis burung yang tergolong dalam 50 famili.

Salah satu jenis burung yang dapat dijumpai di Resort Belaban adalah Enggang.

"Di TNBBBR tercatat ada 8 jenis Enggang dari 13 jenis Enggang yang ada di Indonesia," ungkapnya.

Jadi selain rafting di Sungai Ella Hulu, aktivitas wisata minat khusus lainnya di TNBBBR termasuk di Resort Belaban adalah birdwatching, yakni wisata yang pro lingkungan dan punya nilai edukasi.

Asyiknya, pengamatan terhadap spesies burung liar di dalam hutan Resort Belaban, sambung Agung, bisa dilakukan dengan mata telanjang ataupun dengan bantuan teropong binokular pun monokular.

Apakah cuma rafting dan birdwatching? Jawabannya jelas tidak.

Masih ada beberapa daya tarik lagi di Resort Belaban dengan aktivitas wisata lainnya yang tak kalah menyenangkan, di antaranya bumi perkemahan (bumper) atau camping ground untuk kegiatan berkemah atau camping.

Lokasi camping ground-nya persis di pinggir Sungai Ella Hulu seluas 464 meter persegi.

"Areal camping-nya dibuat sebanyak 3 petak untuk kapasitas sekitar 8 tenda berukuran sedang. Mampu menampung 40 orang," terang Agung lagi.

Kalau malas camping dengan tenda konvesional yang kadang makan tempat, alternatifnya dengan hammocking, bersantai sambil berayun dan menikmati pemandangan indah.

"Serunya ber-hammock di Resort Belaban, bisa dilakukan secara bertingkat," bebernya.


Buat yang senang menikmati pemandangan hutan dan mengamati hidupan liar dari atas ketinggian, bisa mencoba canopy trail-nya.

Kabarnya canopy trail sepanjang 45 meter dan berada di ketinggian 15 meter di Resort Belaban, menjadi yang pertama di Kalbar.

"Kalau mau naik ke canopy trail pastikan didampingi petugas lapangan biar lebih aman dan nyaman," imbau Agung.

Di Resort Belaban juga ada jembatan gantung yang menjadi akses untuk menuju lokasi camping ground dan  canopy trail.

Jembatan gantungnya melintasi Sungai Ella Hulu. "Jembatan ini juga jadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang hobi selfie, karena pemandangan disekitarnya amat menawan, ditambah air sungainya jernih mengalir di antara bermacam bebatuan besar," ungkap Agung.

Satu daya tarik lagi yang ada di Resort Belaban, TNBBBR adalah Air Terjun Guhung Elang yang berlokasi di HM 18 jalur trekking Bukit Baka.

Air terjunnya memang tingginya hanya  sekitar 5 meter namun memiliki kolam alami di depannya dengan kedalaman sekitar 4 meter.

Pengunjung yang senang trekking bisa ke Air Terjun Guhung Elang yang merupakan aliran anak Sungai Belaban Ella.

"Jalur treknya berbukit dengan elevasi variatif antara 20 hingga 30 derajat," kata Agung lagi.

Secara aksebilitas, Resort Belaban terbilang paling mudah dijangkau dibanding resort-resort lain yang ada di TNBBBR.

Lewat darat dari Pontianak ke Nanga Pinoh naik bus (Damri, Borneo Trans, Maju Terus, Tanjung Niaga, dan atau TSM). Berangkatnya malam hari pukul 19 dan tiba sekitar pukul 4 pagi.

Melalui udara dari Bandara Supadio, Pontianak naik pesawat Wings pukul 7.20 - 8.00 atau NAM Air pukul 11.50 - 12.30 ke Bandara Tebelian, Sintang. Kemudian dilanjutkan naik taksi ke Nanga Pinoh dengan ongkos Rp 100 ribu.

Selanjutnya dari Nanga Pinoh naik angkutan desa ke Desa Belaban selama 2-3 jam dengan tarif Rp 70 ribu per orang. Lalu menuju Kilometer 37 lokasi Wisata Alam Belaban dengan ojek motor selama sekitar 20 menit dengan ongkos Rp 50 ribu per orang.

"Tiket masuknya Rp 5 ribu untuk hari biasa, Rp 7.500 per orang untuk hari libur. Kalau camping Rp 5 ribu per hari, trekking Rp 5 ribu per kegiatan, pengamatan hidupan liar Rp 10 ribu per kegiatan, rafting Rp 15 ribu per orang, dan wisata canopy trail Rp 25 ribu sekali masuk," terang Agung seraya menambahkan kalau Balai TNBBBR sudah memiliki aplikasi Bakara in Hand yang dapat diperoleh di play store untuk mempermudah pengunjung mendapatkan informasi sekaligus sebagai sarana promosi wisata dan penelitian di TNBBBR.


WamenLHK Minum Air Sungai

Menurut Agung, Resort Belaban baru-baru ini dikunjungi WamenLHK Alue Dohong, tepatnya Rabu (18/11/2020).

Di sana, WamenLHK melakukan penananam Pohon Ulin atau Belian, mengunjungi kegiatan Silvikuktur Intensif atau SILIN, meninjau lokasi Persemaian Semi Permanen, dan berdialog dengan masyarakat yang bekerja di persemaian tersebut.

"Beliau (Alue Dohong_red) juga memberi nama Lusiana untuk anak Orangutan yang lahir di TNBBBR, berbincang-bincang dengan pemandu rafting binaan TNBBBR, melihat kondisi hutan yang masih terjaga, melintasi jembatan gantung, dan turun ke Sungai Guhung Elang bahkan sempat meminum langsung air sungainya yang masih sangat jernih," pungkas Agung Nugroho.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.agungnugroho & tnbbbr

Read more...

Ni Wayan Giri: Era New Normal, Destinasi Wisata Harus Terus Dipromosikan


Di era adaptasi kebiasaan baru atau new normal seperti saat ini, destinasi wisata yang ada di Tanah Air harus terus dipromosikan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani dalam sambutannya di acara diskusi bertajuk  'Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal' di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).

"Tentu promotion content-nya berbeda dibanding era sebelum Covid-19. Saat ini harus disesuaikan dengan new normal," terang Giri.

Mengapa destinasi wisata Indonesia  harus terus dipromosikan?

Menurut pejabat Kemenparekraf asal Pulau Dewata, Bali ini, supaya informasi mengenai daya tarik destinasi-destinasi tersebut tetap diketahui publik baik di dalam maupun luar negeri dan supaya tidak tenggelam dengan promosi pariwisata yang gencar dilakukan sejumlah negara lain.

"Karena negara-negara pesaing pariwisata kita, mereka tetap melakukan promosi di era new normal ini," ungkap Giri sebelum membuka secara resmi diskusi perdana yang digelar Biro Komunikasi/Humas Kemenparekraf dengan mengundang sejumlah pewarta, termasuk TravelPlus Indonesia.

Dalam kesempatan ini, Giri tak lupa berucap terima kasih kepada pewarta yang selama ini sudah setia ikut meliput dan mempromosikan kegiatan Kemenparekraf, dan berharap bisa terus bersinergi dengan baik.

"Media dalam hal ini pewarta pariwisata merupakan salah satu unsur Pentahelix yang amat penting dalam turut memajukan kepariwisataan nasional," jelasnya lagi.

Diskusi yang menghadirkan Kepala Biro Komunikasi (Kabiro) Agustini Rahayu, dan Juru Bicara (Jubir) Kemenparekraf Prabu Revolusi boleh dibilang sekaligus menjadi ajang pertemuan tatap muka kali pertama antara Giri, Ayu (sapaan akrab Kabiro) dan Prabu sebagai Jubir dengan para pewarta senior yang sudah puluhan tahun meliput kepariwisataan maupun dengan para pewarta yunior yang baru beberapa tahun meliput Kemenparekraf.

"Saya apes setelah dilantik jadi Kabiro langsung dihantam pandemi Covid-19, bikin sulit bertemu langsung dengan para pewarta. Tapi kendati begitu publikasi dan promosi kegiatan Kemenparekraf tetap berjalan sesuai era new normal," terang Ayu.


Sementara itu Prabu selain menyampaikan pengalaman dalam dunia broadcasting/pemberitaan TV dan pemanfaatan media kekinian, pun sekilas menjawab pertanyaan banyak pihak mengapa akhirnya dia bersedia bergabung dengan Kemenparekraf sebagai Jubir.

Selepas diskusi, TravelPlus sempat mengirimkan link tulisan pra diskusi berjudul: Diskusi 'Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal' dan  Input Bersinergi dengan Pewarta yang Tepat https://travelplusindonesia.blogspot.com/2020/11/diskusi-jurnalisme-pariwisata-di-era.html; juga link video bertajuk: Sepatah Kata dari Ayu https://www.instagram.com/p/CHzNCdEAJOw/?igshid=iq3b7h5c0wz; dan kolase foto jalannya diskusi tersebut yang terunggah di akun resmi Instagram TravelPlus @adjitropis kepada Prabu via WA.

"Met bergabung dengan Kemenparekraf ya.., mudah-mudahan membawa warna yang lebih cerah dan mau bersinergi dengan pewarta (jurnalis/blogger/fotografer, etc) yang tepat...👍🙏👌," begitu isi pesan TravelPlus.

Prabu langsung membalasnya: "Thank youuu... Selalu siap sinergi Bang".

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)


Read more...

Kamis, 19 November 2020

Diskusi 'Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal' dan Input Bersinergi dengan Pewarta yang Tepat


Diskusi itu pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Diskusi sejatinya membuahkan ide-ide (input) terbaik dalam pemecahan masalah, lalu diimplementasikan dengan baik.

"Selamat sore, Mas Adji. Mengundang TravelpPlus Indonesia untuk hadir dan meliput diskusi “Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal”, Jumat, 20 November 2020, pukul: 08.30 -11.30 WIB di Hotel Millenium, Jakarta Pusat. 

Narasumbernya Sekretaris Kementerian Ni Wayan Giri Adnyani, Kepala Biro Komunikasi Agustini Rahayu, dan Jubir  Kemenparekraf Prabu Revolusi. 

Mohon konfirmasi, apakah dapat hadir dalam acara tersebut?".

Begitu isi pesan WA yang TravelPlus Indonesia terima dari salah satu staf birokom/humas Kemenparekraf, Kamis (19/11/2020).

"Ok, narsumnya cuma dari Humas, dan yang buat diskusinya siapa ya?," tanya TravelPlus.

"Diskusinya kami yang buat," balas staf itu.

Undangan itu langsung TravelPlus kirim ke Ni Wayan Giri dan Agustini Rahayu.

"Thx, staf humasnya sudah mengundang saya (akhirnya diundang juga...walau bukan undangan liputan destinasi dll di luar kota...)

Saya senang yang mengundang itu memang dari humas atau dari pihak Kemenparekraf lain dibanding dari EO dll, karena itu terkesan lebih resmi... Apalagi jika pejabatnya yang mengajak/mengundang...😊.

Oiya.. ini diskusinya bakal rutin digelar sebulan sekali atau bagaimana?," ungkap TravelPlus.

Tak lama kemudian Ayu membalasnya.

"Aku sih maunya gitu Mas... Kemarin-kemarin kan karena pandemi, dan kita ada keterbatasan untuk mengumpulkan banyak orang. Jadi ya baru bisa dilakukan sekarang," tulis Ayu.

Sesuai tema yang diangkat 'Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal'.  Terlebih dulu TravelPlus bedah satu per satu.

Jurnalisme atau kewartawanan berasal dari kata journal yang mempunyai arti catatan harian atau mengenai kejadian sehari-hari.

Adapun aktivitas utama dalam dunia kewartawanan khususnya bagi setiap wartawan adalah meliput, mengolah, dan menyajikan sebuah informasi dalam bentuk berita dan lainnya kepada publik.

Pewarta dapat juga dikatakan sebagai orang yang melaporkan kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Dengan kata lain, mereka berpegang pada berita yang berdasarkan konsep 5W+1H.

Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik, dan atraksi wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

Pengertian tersebut meliputi: semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata, sebelum dan selama dalam perjalanan dan kembali ke tempat asal, pengusahaan daya tarik atau atraksi wisata (pemandangan alam, taman rekreasi, peninggalan sejarah, pagelaran seni budaya, dan lainnya). Usaha dan sarana wisata berupa: usaha jasa, biro perjalanan, pramuwisata, usaha sarana, akomodasi dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan pariwisata.

New normal adalah tatanan kebiasaan dan perilaku yang baru. Caranya minimal dengan 4 M: mencuci tangan pakai sabun (rutin), memakai masker saat keluar rumah, menjaga jarak aman, dan menghindari kerumunan.

New normal sebuah skenario untuk mempercepat penanganan Covid-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi dan menjadi kesadaran kolektif agar dapat berjalan dengan baik.

Jadi 'Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal' secara sederhana adalah kegiatan melaporkan segala hal macam terkait pariwisata agar kebiasaan dan perilaku yang baru tersiar dengan baik (efektif, kreatif, maksimal) dan kepariwisataan Indonesia kembali bangkit dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.

Lalu bagaimana agar hal itu bisa terwujud. Tentu banyak faktornya. Terkait dengan tema diskusi, TravelPlus menyarankan pentingnya bersinergi dengan pewarta (wartawan, blogger, fotografer, videografer, etc) yang TEPAT.

Tepat disini, jelas trade record-nya dan berbagai kelebihan yang dimiliki dibanding pewarta lain yang menjamur.

Pewartanya jelas terbiasa dan loyal meliput, menulis, meracik dengan media kekinian, dan mempublikasikannya.

Pewartanya melek publikasi karya jurnalistik yang dibuatnya via medsos kekinian, minimal akun Instagram-nya.

Cek berapa jumlah posting-annya, followers-nya, dan akun yang diikutinya.

Lihat unggahan-nya apakah memang benar-benar menyiarkan karya jurnalistiknya baik link tulisan, caption, foto, video, flyer event, info gratis, dll terkait pariwisata atau cuma buat wadah ajang narsis.

Cek pula, apakah pewartanya juga konsen dan aktif membagikan karya jurnalistiknya via WA, WAG komunitas dan pihak-pihak terkait, Telegram, Telegram Group, dan seterusnya.

Lihat pula, keaktifan, keragaman, dan kreativitas karya jurnalistik, apakah memang benar-benar kreatif memuat hal-hal terkait kepariwisataan yang menarik, menggugah masyarakat/komunitas tertarik berwisata, selain tentunya sekalian mengingatkan pentingnya mengindahkan protokol kesehatan sesuai era adaptasi kebiasaan baru.

Kalau semua itu terpenuhi, pewarta itulah yang harus diutamakan untuk disertakan/dilibatkan/didukung untuk meliput bukan hanya berbagai kegiatan/kebijakan Kemenparekraf, pun berbagai macam hal terkait pariwisata Indonesia.

Kenapa? Supaya uang negara yang dikeluarkan lewat Kemenparekraf untuk promosi lewat media benar-benar membuahkan manfaat lebih bagi  kemajuan pariwisata Indonesia.

Itu saja sedikit masukan TravelPlus untuk diskusi perdana ini. Sebagai pewarta (wartawan, blogger, fotografer, videografer, dan influencer) yang sejak zadul loyal dengan Budparekraf, LHK & sektor-sektor terkait lainnya, berharap kedepan ada sinergi yang lebih baik lagi dengan pewarta yang tepat, demi kebaikan dan kemajuan pariwisata Indonesia.

Satu lagi, mudah-mudahan diskusi ini bisa rutin digelar agar tema diskusinya bisa di-update karena masih banyak tema yang menarik diangkat untuk diskusi berikutnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

NB. Tulisan ini dibuat/dipublikasikan Kamis (19/11) & fotonya: dok. adji & evi, ditambahkan Jumat (20/11) saat diskusi berlangsung.

Read more...

Rabu, 18 November 2020

Video 'Penataan Sarpras di Loh Buaya Jauh dari Sarang Aktif Komodo', Ditonton Lebih dari 32 Ribu Kali


Video pendek berjudul "Achmad Ariefiandy dari Komodo Survival Program: Penataan Sarpras di Loh Buaya Jauh dari Sarang Aktif Komodo" sudah ditayangkan/ditonton lebih dari 32 ribu kali.

Banyaknya tanyangan video berdurasi 1 menit yang dibuat TravelPlus Indonesia lalu diunggah di akun Instagram (IG)-nya @adjitropis pada Sabtu (31/10/2020) ini, berkat di-repost sejumlah akun resmi IG Taman Nasional (TN) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) seluruh Indonesia serta pihak lainnya.

Sampai Rabu (18/11/2020) atau 19 hari masa unggahan, total penanyangan video yang direkam TravelPlus di Resor Loh Buaya, Pulau Rinca, Taman Nasional (TN) Komodo, Manggarai Barat, Flores, NTT mencapai 32.201 kali tayangan.

Untuk TN, top ten atau 10 teratas jumlah tayangan terbanyak pertama diperoleh akun IG @bbtnbromotenggersemeru sebanyak 3.748 tayangan.

Diposisi kedua @gunungrinjani_nationalpark (3.045), ketiga @btngunungmerapi (2.311), keempat @gunung_ciremai (1.674), kelima @balai_tn_gunungmerbabu (1.478), keenam @tn_gedepangrango (1.370),  ketujuh @konservasi_ksdae (1.247), kedelapan @tnkomodo (1.053), kesembilan @tamannasuonal_baluran (1.011), dan kesepuluh @tngunungleuser sebanyak 749 tayangan.

Berikutnya @gunungtambora sebanyak 573 tayangan, @tnalaspurwo (552), @tnmerubetiri (493), @tntanjungputing (406), @tnrawaaopawatumohai (382), @balai_tn_kutai (371), @tn_bukitduabelas (355), @tnlkepulauanseribu (348), @tn.sebangau (316), dan @tanagupa (311).

Selanjutnya @balai_tn_karimunjawa (286),
@tnmanusela (286), @balai_tn_aketajawelolobata (281), @taman_nasional_wakatobi (270), @tamannasionalkelimutu (268), @tnbabul (242), @balai_tn_taka_bonerate (238), @tn_batang_gadis (231), @tn_bukitbakabukitraya (226), @tamannasional_balibarat (210), @balai_tn_gunung_halimun_salak (201), dan @bbtnbbs juga 201.


Lalu @tamannasionalwaykambas (196), @balaibesartnlorelindu (183), @tamannasionalbukittigapuluh (176), @tnberbaksembilang (163), @balaitamannasionalbunaken (162), @btnbogani_official (160),
@balaitnkepulauantogean (147),
@tamannasionaltessonilo (140), @kayanmentarang_nationalpark.id (125), @tn.teluk_cendrawasih (121), @balai_tn_wasur (78), dam
@balaitnsiberut sebanyak 63 tayangan.

Untuk BKSDA, top ten-nya terbanyak pertama diperoleh akun IG @bksdakalbar 545 tayangan, kedua @bbksda_riau (537), ketiga @bbksda_ntt (443), keempat @balaiksdajawatengah (334), dan kelima @bksda_sumbar (311).

Selanjutnya keenam @bksdasumsel (299), ketujuh @bbksdajatim (239), kedelapan @bksdaaceh (239), kesembilan @bksda_bengkulu (227), dan kesepuluh  @balaiksdakalteng (222).

Berikutnya @bbksda_jabar (217), @bksdantb (204), @bksdasulteng (201), @balaiksda_bali (199), @bksda_jakarta (186), @bbksdapapua (162), @bbksdapapuabarat_official (159), @bksdamaluku (115), @bksdajambi (111), @bksdakalsel (92), dan @bksda_sultra sebanyak (77) tayangan.

Sementara itu Taman Wisata Alam (TWA) yang turut me-repost video tersebut antara lain @twa_p_sangalaki sebanyak (87) dan @twal_teluk_kupang (24) tayangan.

Di akun TravelPlus @adjtropis sendiri sudah mencapai 524 tayangan.

Total 32.201 kali tayangan video ini kemungkinan bertambah setelah publikasi tulisan ini. Penambahan jumlah tayangan juga bisa karena mungkin ada akun IG yang belum (terlewat) terdata.

Melihat total tayangan video tersebut, TravelPlus tak lupa berucap terima kasih atas sinergi yang apik dari kepala dan admin masing-masing akun IG TN dan BKSDA termasuk admin IG Ditjen KSDAE serta TWA yang sudah me-repost video tersebut.

Dalam video itu, peneliti satwa Komodo Achmad Ariefiandy dari Komodo Survival Program @komodosurvival mengatakan penataan sarana dan prasana (sarpras) jauh dari sarang aktif Komodo.

Berdasarkan hasil monitoring dan  penelitian yang dilakukannya  selama 15 tahun di TN Komodo, khusus di lembah Loh Buaya sekurangnya ada 6 sarang Komodo yang setiap tahun diamati.

"Empat sarang di antaranya aktif dipakai bersarang tahun ini," jelas Achmad kepada TravelPlus saat meninjau lokasi renovasi sarpras tersebut di Pulau Rinca, Sabtu (31/10/2020) dengan tim dari @kementerianlhk yang dipimpin Dirjen KSDAE Wiratno @inungwiratno serta didampingi Direktur PJLHK nandang @nprihadi dan Kepala Balai TN Komodo Lukita Awang @nistyantara.

Menurut Achmad yang ditemani Deni Purwandana rekannya yang juga peneliti Komodo, jarak terdekat sarang aktif Komodo dengan sarpras yang tengah ditata di Loh Buaya sekitar 300 - 500 meter.

"Jarak itu dianggap masih cukup jauh dari lokasi penataan," ungkapnya lagi.


Selain video tersebut, TravelPlus juga menggunggah sejumlah video dan foto masih terkait penataan sarpras, antara lain video berjudul: Dirjen KSDAE Wiratno: Penataan Sarpras di Loh Buaya, di Zona Pemanfaatan; 4 foto dengan caption berjudul: Penataan Sarpras Loh Buaya, Tak Lenyapkan Natural Trail Pulau Rinca; video berjudul: Lima Kriteria Ini Harus Dimiliki Penerima Penghargaan Konservasi; video berjudul: Keberadaan TN Komodo Berikan Multiplier Effect Sangat Besar; 4 kolase foto berjudul: Penataan Sarpras Loh Buaya Di Zona Pemanfaatan, Ini Sederet Fakta Lainnya; 3 kolase foto berjudul: Literasi Publik Terkait Zona Pemanfaatan di Kawasan Konservasi Itu Amat Penting; dan 2 kolase foto berjudul: Komodo & Beragam Keindahan Darat serta Bawah Lautnya, Bikin Ingin Datang dan Kembali Lagi.

Adapun akun IG yang paling banyak me-repost video, foto, dan atau kolase foto karya TravelPlus tersebut adalah @bbtnbbs sebanyak 5 repost berbeda.

Berikutnya @tn.sebangau, @tnmerubetiri, dan @bksdasultra masing-masing sebanyak 4 repost; lalu diikuti @tnberbaksembilang, @tnrawaaopawatumohai, @tn_batang_gadis, @balai_tn_karimunjawa, @bksdakaltim, @bksdakalsel, @balaiksdakalteng, dan @bbksdapapua masing-masing 3 repost.

Video kedua yang paling banyak di-repost dan ditayangkan adalah video berjudul: Dirjen KSDAE Wiratno: Penataan Sarpras di Loh Buaya, di Zona Pemanfaatan.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Read more...

Mengenal Lebih Dekat Daya Tarik Danau Bian, Suaka Margasatwa di Kabupaten Merauke


Namanya memang belum sepopuler kawasan konservasi lain. Namun Danau Bian memiliki daya tarik luar biasa sebagai Suaka Margasatwa (SM).

Berkunjung ke kawasan konservasi di Distrik Muting dan Distrik Ulilin, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua ini, traveler pro konservasi bakal disuguhkan pemandangan apik perpaduan ekosisitem rawa dan hutan moonson dengan Sungai Bian yang membelah lanskap kawasan.

Cuma itu? Jelas tidak. Di kawasan yang Secara geografis berada pada 6°58’00’’ - 7°32’00’’ Lintang Selatan dan 140°43’-140°13’ Bujur Timur ini, Anda bisa melakukan bermacam aktivitas wisata eco tourism, petualangan, minat khusus, dan budaya.

"Buat yang suka bird watching, bisa mengamati dan mengabadikan aneka burung migran di rawa-rawa saat musim kemarau antara Juli-November dan Burung Cenderawasih Kuning Besar atau Paradiseae apoda di hutan moonson Kampung Selil dan Kampung Kolam," ungkap Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua, Edward Sembiring kepada TravelPlus Indonesia, Rabu, (18/11/2020).

Bagi penggemar mania memancing di sungai, bisa melampiaskan kegemarannya di beberapa fishing spot ikan sungai di sepanjang Sungai Bian.

"Nah, buat yang senang berwisata budaya lokal, banyak atraksi dan tradisi unik Suku Malind Anim Bian yang bisa dinikmati antara lain atraksi pesta babi yang dilakukan saat pangkur sagu, atraksi pinjam alat adat pada saat akan melakukan perburuan, atraksi tikam telinga bagi bayi yang baru lahir, dan atraksi tari-tarian adat Suku Malind yang khas," terang Edward.

Tak sulit menjangkau SM Danau Bian. Kalau dari Kota Merauke mau ke Distrik Muting, dapat ditempuh dengan kendaraan darat sekitar 230 Km selama 4-5 jam.

"Untuk masuk ke kawasannya menggunakan perahu masyarakat, tidak ada reguler tetapi charter dengan tarif tergantung hasil nego. Melalui rute ini, bisa mengakses wilayah Selatan kawasan SM Danau Bian meliputi wilayah Kampung Pachas dengan waktu tempuh sekitar 30 menit, Boha (1 jam), Wan (3 jam), dan Kolam sekitar 3 jam," jelas Edo.

Sementara itu kalau dari Kota Merauke ingin ke Distrik Ulilin, dapat ditempuh dengan kendaraan darat sejauh lebih kurang 250 Km.

"Lewat rute ini, dapat mengakses wilayah Utara kawasan SM Danau Bian juga dengan perahu atau speedboat ke  Kampung Kendiki dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dan Kampung Selil lebih kurang 4 jam," tambah Edward seraya menambahkan kalau hari ini, SM Danau Bian baru saja dikunjungi Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead dan Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden RI Gracia Josaphat J Mambrasar atau Billy Mambrasar.


Berkunjung ke SM Danau Bian, lanjut Edward, kurang lengkap kalau tidak mencoba atau membawa oleh-oleh khasnya, abon ikan. "Harga satu kemasan isi abon ikan cuma 30 ribu rupiah," ungkapnya.

Sebagai informasi Danau Bian dan kawasan hutan sekitarnya ditetapkan sebagai kawasan konservasi berstatus Suaka Margasatwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 119/Kpts-II/1990 tanggal 19 Maret 1990.

Luasnya 110.463,62 Ha ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor: SK.757/Menhut-II/2013
tanggal 31 Oktober 2013.

"Ada 6 kampung yang berada di dalam kawasan Danau Bian, jauh sebelum ditetapkan sebagai kawasan konservasi SM," pungkas Edward. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.edward sembiring & bbksda papua



Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP