. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 19 November 2020

Diskusi 'Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal' dan Input Bersinergi dengan Pewarta yang Tepat


Diskusi itu pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Diskusi sejatinya membuahkan ide-ide (input) terbaik dalam pemecahan masalah, lalu diimplementasikan dengan baik.

"Selamat sore, Mas Adji. Mengundang TravelpPlus Indonesia untuk hadir dan meliput diskusi “Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal”, Jumat, 20 November 2020, pukul: 08.30 -11.30 WIB di Hotel Millenium, Jakarta Pusat. 

Narasumbernya Sekretaris Kementerian Ni Wayan Giri Adnyani, Kepala Biro Komunikasi Agustini Rahayu, dan Jubir  Kemenparekraf Prabu Revolusi. 

Mohon konfirmasi, apakah dapat hadir dalam acara tersebut?".

Begitu isi pesan WA yang TravelPlus Indonesia terima dari salah satu staf birokom/humas Kemenparekraf, Kamis (19/11/2020).

"Ok, narsumnya cuma dari Humas, dan yang buat diskusinya siapa ya?," tanya TravelPlus.

"Diskusinya kami yang buat," balas staf itu.

Undangan itu langsung TravelPlus kirim ke Ni Wayan Giri dan Agustini Rahayu.

"Thx, staf humasnya sudah mengundang saya (akhirnya diundang juga...walau bukan undangan liputan destinasi dll di luar kota...)

Saya senang yang mengundang itu memang dari humas atau dari pihak Kemenparekraf lain dibanding dari EO dll, karena itu terkesan lebih resmi... Apalagi jika pejabatnya yang mengajak/mengundang...😊.

Oiya.. ini diskusinya bakal rutin digelar sebulan sekali atau bagaimana?," ungkap TravelPlus.

Tak lama kemudian Ayu membalasnya.

"Aku sih maunya gitu Mas... Kemarin-kemarin kan karena pandemi, dan kita ada keterbatasan untuk mengumpulkan banyak orang. Jadi ya baru bisa dilakukan sekarang," tulis Ayu.

Sesuai tema yang diangkat 'Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal'.  Terlebih dulu TravelPlus bedah satu per satu.

Jurnalisme atau kewartawanan berasal dari kata journal yang mempunyai arti catatan harian atau mengenai kejadian sehari-hari.

Adapun aktivitas utama dalam dunia kewartawanan khususnya bagi setiap wartawan adalah meliput, mengolah, dan menyajikan sebuah informasi dalam bentuk berita dan lainnya kepada publik.

Pewarta dapat juga dikatakan sebagai orang yang melaporkan kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Dengan kata lain, mereka berpegang pada berita yang berdasarkan konsep 5W+1H.

Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik, dan atraksi wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

Pengertian tersebut meliputi: semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata, sebelum dan selama dalam perjalanan dan kembali ke tempat asal, pengusahaan daya tarik atau atraksi wisata (pemandangan alam, taman rekreasi, peninggalan sejarah, pagelaran seni budaya, dan lainnya). Usaha dan sarana wisata berupa: usaha jasa, biro perjalanan, pramuwisata, usaha sarana, akomodasi dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan pariwisata.

New normal adalah tatanan kebiasaan dan perilaku yang baru. Caranya minimal dengan 4 M: mencuci tangan pakai sabun (rutin), memakai masker saat keluar rumah, menjaga jarak aman, dan menghindari kerumunan.

New normal sebuah skenario untuk mempercepat penanganan Covid-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi dan menjadi kesadaran kolektif agar dapat berjalan dengan baik.

Jadi 'Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal' secara sederhana adalah kegiatan melaporkan segala hal macam terkait pariwisata agar kebiasaan dan perilaku yang baru tersiar dengan baik (efektif, kreatif, maksimal) dan kepariwisataan Indonesia kembali bangkit dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.

Lalu bagaimana agar hal itu bisa terwujud. Tentu banyak faktornya. Terkait dengan tema diskusi, TravelPlus menyarankan pentingnya bersinergi dengan pewarta (wartawan, blogger, fotografer, videografer, etc) yang TEPAT.

Tepat disini, jelas trade record-nya dan berbagai kelebihan yang dimiliki dibanding pewarta lain yang menjamur.

Pewartanya jelas terbiasa dan loyal meliput, menulis, meracik dengan media kekinian, dan mempublikasikannya.

Pewartanya melek publikasi karya jurnalistik yang dibuatnya via medsos kekinian, minimal akun Instagram-nya.

Cek berapa jumlah posting-annya, followers-nya, dan akun yang diikutinya.

Lihat unggahan-nya apakah memang benar-benar menyiarkan karya jurnalistiknya baik link tulisan, caption, foto, video, flyer event, info gratis, dll terkait pariwisata atau cuma buat wadah ajang narsis.

Cek pula, apakah pewartanya juga konsen dan aktif membagikan karya jurnalistiknya via WA, WAG komunitas dan pihak-pihak terkait, Telegram, Telegram Group, dan seterusnya.

Lihat pula, keaktifan, keragaman, dan kreativitas karya jurnalistik, apakah memang benar-benar kreatif memuat hal-hal terkait kepariwisataan yang menarik, menggugah masyarakat/komunitas tertarik berwisata, selain tentunya sekalian mengingatkan pentingnya mengindahkan protokol kesehatan sesuai era adaptasi kebiasaan baru.

Kalau semua itu terpenuhi, pewarta itulah yang harus diutamakan untuk disertakan/dilibatkan/didukung untuk meliput bukan hanya berbagai kegiatan/kebijakan Kemenparekraf, pun berbagai macam hal terkait pariwisata Indonesia.

Kenapa? Supaya uang negara yang dikeluarkan lewat Kemenparekraf untuk promosi lewat media benar-benar membuahkan manfaat lebih bagi  kemajuan pariwisata Indonesia.

Itu saja sedikit masukan TravelPlus untuk diskusi perdana ini. Sebagai pewarta (wartawan, blogger, fotografer, videografer, dan influencer) yang sejak zadul loyal dengan Budparekraf, LHK & sektor-sektor terkait lainnya, berharap kedepan ada sinergi yang lebih baik lagi dengan pewarta yang tepat, demi kebaikan dan kemajuan pariwisata Indonesia.

Satu lagi, mudah-mudahan diskusi ini bisa rutin digelar agar tema diskusinya bisa di-update karena masih banyak tema yang menarik diangkat untuk diskusi berikutnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

NB. Tulisan ini dibuat/dipublikasikan Kamis (19/11) & fotonya: dok. adji & evi, ditambahkan Jumat (20/11) saat diskusi berlangsung.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP