. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 07 Mei 2020

Destinasi Aman dan Bebas Corona, Bakal Diminati Wisatawan Era New Normal Paska-Pandemi

Guna menarik wisatawan ke destinasi pada masa new normal paska-pandemi adalah dengan segera mungkin mengembalikan kepercayaan terhadap destinasi pariwisata, sebagai destinasi yang aman dan bebas Corona atau dengan kata lain Corona Free Tourism Safe Destination serta yang mengedepankan sustainable tourism.

Itulah salah satu dari 4 kesimpulan dari acara Tourism Forum bertema "Efek Domino Covid-19 Pariwisata Lumpuh: Bagaimana Solusinya?" yang digelar Bakornas LEPPAMI PB HMI via Zoom Meeting, Rabu (6/5/2020).

Empat kesimpulan itu diutarakan pengamat pariwisata Tazbir Abdullah sebagai nara sumber (narsum) utama forum pariwisata tersebut di ujung acara yang berakhir sore.

Forum yang dimoderatori Kevin Adrian Islan selaku Pengurus Paras Hijau Indonesia dengan host Putri Mutia Sani R selaku Wadir Bidang Pariwisata Bakornas LEPPAMI PB HMI ini juga menghadirkan Direktur Eksekutif Bakornas LEPPAMI PB HMI, M. Jusrianto sebagai narsum.

Menurut Tazbir kedepan akan ada persaingan yang ketat. "Akan terlihat mana destinasi yang cepat dan mana yang lambat dalam mengembalikan kepercayaan sebagai destinasi bebas corona, higenis, dan mengusung konsep wisata berkelanjutan yang ramah lingkungan," urainya.

Tiga kesimpulan lain yang diucapkan Tazbir adalah membangun kolaborasi (integrated action) recovery pariwisata dalam semangat kebangsaan.

"Sejumlah negara lain juga melakukan hal seperti itu," ungkap Tazbir yang pernah masuk dalam Tim Calendar of Event Kemenpar (2017-2019).

Kata Tazbir, destinasi itu ada di daerah dan umumnya dimiliki daerah. Jadi harus berkoordinasi dengan Dispar setempat dan  berkolaborasi dengan industri wisata seperti hotel, resto, travel agent dan lainnya untuk segera membuat rencana hingga produk wisata yang menarik.

"Jika destinasi di daerah siap, maka di pusat akan mudah  membantu mempromosikannya," ungkapnya.

Mantan Asisten Deputi Bisnis Kemenpar (2017-2018) ini juga menyimpulkan kalau pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) atau domestik harus diprioritaskan mengingat pemerintah punya kapasitas untuk itu.

"Setelah itu baru wisatawan mancanegara (wisman) regional dan global," imbau mantan Direktur Promosi Dalam Negeri Kemenparekraf (2014-2016) ini.

Kesimpulan terakhir atau keempat yang dilontarkan Tazbir adalah komunitas masyarakat dan organisasi apapun, wajib ambil peran dalam proses pencegahan Covid-19 hingga pemulihan pariwisata.

"Action-nya harus jelas dan konkrit karena ini juga buat kepentingan ekonomi bangsa," tambahnya.

Tazbir juga mengimbau pengelola destinasi wisata untuk terus mengemas destinasinya dengan baik dan jangan pernah berhenti berpromosi dengan beragam cara.

Berdasarkan survey di kota-kota besar di China, lanjut Tazbir, sebanyak 54% responden mengatakan akan berwisata ke luar China usai pandemi Covid-19.

Itu artinya market China yang berwisata ke luar negeri begitu besar. Belum lagi ditambah dari negara-negara yang selama ini menjadi penyumbang wisman terbanyak bagi Indonesia.

"Supaya kebagian kue pasar wisman paska-pandemi, tak ada solusi lain selain menyiapkan destinasi wisata sesuai yang diminati wisatawan era New Normal dan mempromosikannya secara tepat," pungkas Tazbir.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1-5: Tazbir Abdullah, narsum, dan beberapa peserta Tourism Forum bertema "Efek Domino Covid-19 Pariwisata Lumpuh: Bagaimana Solusinya?".

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP