. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 03 April 2020

Tak Mau Corona Menyebar, Sabang Tolak Empat Kapal Pesiar

Roda dunia terus berputar. Suatu saat penghuninya berada di atas (senang, suka cita, tertawa, bahagia, beruntung, disenangi, dinanti-nanti, dan dipuja-puji). Tak lama kemudian, pelan-pelan atau bahkan tiba-tiba tersungkur di bawah (sedih, duka cita, menangis, menderita, apes/sial, dicampakan/tidak dianggap, dan dicaci maki), begitu seterusnya.

Perumpamaan itu sepertinya kini  juga tepat ditujukan buat kapal pesiar mewah dan megah yang membawa penumpang berkantong tebal dari berbagai negara.

Belum lama, tepatnya sampai akhir tahun lalu kehadiran kapal pesiar yang membawa wisman berkelas premium itu didamba-damba, disambut penuh manja dengan bermacam cara, termasuk disuguhi atraksi seni budaya.

Tujuan mula penyambutan itu agar para turis tajir melintir itu mau turun ke daratan, jalan-jalan, makan, dan  membelanjakan uangnya. 

Tujuan akhirnya supaya mereka terkesan lalu menceritakan kesan baiknya itu ke keluarga, kerabat, teman, kolega, komunitas, dan orang lain yang dijumpai setibanya di negaranya, lalu kembali lagi datang ke sini.

Tapi awal tahun ini, khususnya sejak si-Corona Virus Deasese 2019 (Covid-19) melanda seantero dunia, kedatangan kapal pesiar yang membawa wisman papan atas itu pun ditolak di sejumlah Daerah Tujuan Wisata (DTW) Indonesia, salah satunya di Kota Sabang, Pulau Weh, Aceh.

"Sudah 4 kapal pesiar yang kami tolak bersandar atau berlabuh ke Sabang awal tahun ini, dengan rincian untuk bulan Februari ada 1 kapal, dan Maret sebanyak 3 kapal pesiar," terang Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Sabang Faisal kepada TravelPlus Indonesia, Jumat (3/4/2020).

Penolakan itu, lanjutnya, bertujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19 ke Kota Sabang demi menjaga Sabang sebagai kota wisata aman dari penyakit virus mematikan tersebut yang saat ini sedang mewabah di berbagai negara sebagaimana ditegaskan oleh Wali Kota (Walkot) Sabang, Nazaruddin, belum lama ini.

Penundaan kedatangan cruise tersebut, sambung Faisal dilakukan Walkot Nazaruddin karena adanya imbauan dari WHO terkait antisipasi Covid-19 mengingat virus tersebut sudah menyebar ke negara tetangga seperti Thailand, Singapura, dan negeri jiran Malaysia.

Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) selaku pengelola pelabuhan BPKS diminta Walkot Nazaruddin agar menunda sementara kedatangan kapal pesiar ke Sabang demi menjaga masyarakat Sabang dari bahaya virus Corona.

Kapal pesiar pertama yang Sabang tolak, lanjut Faisal yakni kapal pesiar M.S. Artania Cruise pada tanggal 16 Februari 2020. Kapal itu mengangkut  2.500 penumpang dari berbagai negara.

Selanjutnya kapal pesiar M.S. Norwegian Jade yang membawa 2.500 penumpang tanggal 3 Maret 2020, lalu M.S. Seabourn Sorjoun sebanyak 1.200 penumpang (16/3), dan M.S. Marella Discovery yang membawa 2.500 penumpang pada 31 Maret 2020.

Bukan hanya wisman kapal pesiar, tapi juga wisman yang masuk lewat pintu apapun seperti dengan yacht, pesawat dari Bandara Udara Maimun Saleh, maupun kapal cepat dan kapal ferry dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh ke Pelabuhan Balohan, Sabang juga ditolak.

"Kapal cepat dari dua pelabuham itu  juga sudah dihentikan operasinya, tinggal kapal roro yang khusus angkut sembako," ungkap Faisal seraya menambahkan pada intinya kunjungan wisman ke Sabang lebih dulu dilarang, kemudian  baru wisnus sejak tanggal 26 Maret 2020 karena semua objek wisata di Sabang sudah ditutup untuk sementara sampai kondisi benar-benar normal kembali.

Terkait Video Conference (Vidcon) yang digelar Dinas dan Kebudayaan (Disbudpar) Provinsi Aceh Rabu, 1 April 2020, Faisal mengatakan pihaknya bersama beberapa Kadispar Kabupaten/Kota di Aceh lainnya mengikuti Rapat Koordinasi tersebut yang dipimpin langsung oleh Kadisbudpar Aceh, Jamaluddin didampingi Sekretaris beserta beberapa Kabid di lingkungan Disbudpar Aceh.

Dalam Vidcon yang berlangsung lebih kurang selama 1 1/2 jam itu membahas terkait penanganan dan pencegahan Covid-19 serta dampak yang ditimbulkan terhadap sektor pariwisata di Aceh.

Menurut Faisal pariwisata selama ini merupakan salah satu sektor andalan Kota Sabang. "Dengan terjadinya pandemi Covid-19 ini memberikan dampak yang besar bagi sektor pariwisata," akunya.

Langkah-langkah antisipasi penanganan Covid-19 yang telah dilaksanakan oleh Pemko Sabang, lanjut Faisal di antaranya menunda sejumlah event/kegiatan, melakukan sosialisasi/edukasi kepada pelaku wisata untuk menyediakan sanitizer, dan menutup tempat objek-objek wisata di Kota Sabang.

"Tentunya juga menolak kedatangan kapal pesiar alias cruise," urai Faisal.

Sabang Tujuan Cruise
Dalam diskusi panel "Sabang Cruise Operator Business Forum" di Jakarta, September tahun lalu,  Section Cruise Head PT Andhika GAC, Nafarif Das mengatakan Sabang termasuk dalam 15 pelabuhan tujuan cruise dari 200 pelabuhan yang ada di Indonesia. 

Kata Nafarif, Sabang termasuk pesat kemajuannya. Buktinya sejak 3 tahun terakhir, Pelabuhan Sabang yang terletak di Teluk Sabang telah dikunjungi oleh berbagai kapal pesiar antara lain Seabourn Pride, Silver Discoverer, Albatros, Amadea, Artania, Colombus, Europa, Silver Whisper, Silver Wind, dan Seabourn Legend

"Rata-rata jumlah kunjungan kapal pesiar ke Pelabuhan Sabang mencapai 10 (sepuluh) kunjungan per tahunnya," ungkap Nafarif.

Tapi awal tahun ini justru kebalikannya, kehadiran kapal pesiar beserta kru dan penumpang kaya raya-nya tak diharapkan, bahasa halusnya diminta ditunda padahal maksudnya ditolak mentah-mentah.

Dan itu terjadi karena bencana non alam ini, ya hanya karena ada serangan makhluk super duper mungil bernama Corona ini. 

Berdasarkan data perkembangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Sabang per tanggal 3 April 2020, tercatat ada 1 Pasien dalam Pengawasan (PDP), 22 Orang dalam Pemantauan (ODP) , 1 hasil Lab Covid-19 negatif, dan 1 PDP yang sudah pulang.

"Alhamdulillah warga Sabang yang positif Corona sampai hari ini tidak ada," pungkas Faisal.

TravelPlus Indonesia sendiri menilai penolakan kedatangan kapal pesiar yang ambil Walkot Sabang Nazaruddin merupakan langkah tepat sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus Corona di kota yang memiliki objek wisata antara lain Pantai Iboih, Benteng Bunker Jepang, dan Tugu Nol Kilometer Indonesia ini.

Langkah itu pun dilakukan Walkot Surabaya Tri Rismaharini dengan menolak Kapal Pesiar Viking Sun yang mengangkut sekitar 1.300 orang dan Kapal Pesiar MV Columbus yang membawa 1.288 orang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, awal dan jelang pertengahan Maret 2020.

Risma mengaku tak ingin ada risiko terhadap kedatangan kapal-kapal pesiar tersebut.

Keputusan tegas menolak kedatangan sejumlah kapal pesiar, membuktikan kalau Nazaruddin dan Risma lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan warganya masing-masing, daripada tergiur dengan dolar yang dibelanjakan para turis kapal pelesiran mewah itu

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, Ig: @adjitropis)
Foto: dok.@disparbudsabang

Captions:
1. Salah satu kapal pesiar atau cruise yang pernah bersandar ke Kota Sabang, Pulau Weh, Aceh tahun lalu.
2. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Sabang Faisal, saat mengikuti Video Conference (Vidcon) yang digelar Dinas dan Kebudayaan (Disbudpar) Provinsi Aceh Rabu, 1 April 2020.
3-4: Suasana Vidcon yang dipimpin langsung oleh Kadisbudpar Aceh, Jamaluddin.
5. Penolakan sejumlah kapal pesiar guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 merupakan keputusan yang tepat dan cerdas.


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP