. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 20 April 2020

Intip Cara Warga Desa Latung Usir Covid-19 dengan Ritual Adat Keppe Banggang

Sejumlah masyarakat pedesaan di Tanah Air ternyata punya kearifan lokal (local wisdom) berupa ritual adat yang sudah sejak lama dilakukan secara turun-temurun untuk mengusir wabah luar biasa, salah satunya seperti yang dilakukan warga Desa Latung.

Desa Latung merupakan salah satu desa yang berada di wilayah penyanggah Taman Wisata Alam Laut (TWAL) 17 Pulau Riung, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Masyarakat di desa tersebut memahami bahwa Corona Virus Deasese 2019 (Covid-19) ini adalah wabah luar biasa. Maka untuk mengatasinya perlu dilakukan ritual adat.

Tradisi turun temurun itu bertujuan agar Yang Mahakuasa, alam semesta, dan leluhur turut campur tangan dalam mengatasi Pandemi Covid-19. 

"Mereka menyebut ritual adat itu Keppe Banggang yang artinya Menutup Gerbang Kampung dari Laza Tana Meze atau wabah penyakit dunia semesta," terang Ng Sebastian dari travel agent Incito.Vacations, Makassar dalam diskusi virtual NGOPI Sore di Zoom Meeting baru-baru ini yang diikuti sejumlah owner tour inbound dan beberapa wartawan pariwisata antara lain TravelPlus Indonesia.

Kata Ng Sebastian, yang dimaksud Menutup Gerbang Kampung tidak hanya jalan, tetapi juga pelabuhan. "Intinya semua akses ke kampung adat mereka ditutup," terangnya. 

Dalam ritual ini, lanjut Ng Sebastian, beberapa ayam dan babi disembelih. "Darahnya dan perlengkapan lainnya ditempatkan dalam kampung," jelasnya.

Menariknya lagi, kearifan lokal masyarakat di pedalaman Flores yang dominan beragama Katholik tersebut juga dibantu oleh warga setempat yang menganut Agama Islam. "Mereka berbaur melakukan ritual itu," tambah Sebastian.

Dalam diskusi Kamisan kedua bertema READINES TOURISM STAKE HOLDERS after COVID-19, what whe should do ?" ini, Ng Sebagian juga menjelaskan kalau warga desa tersebut bukan saja tanggap menyiapkan APD dan disinfektan tetapi juga social control kepada warga pendatang atau yang baru datang dari kota-kota besar.

"Para pendatang itu akan diawasi (untuk isolasi mandiri) oleh komunitasnya," ungkapnya lagi. 

Menurut Ng Sebatian sejumlah komunitas adat lainnya juga memiliki ritual adat yang bertujuan melindungi wilayah dan warganya dari wabah penyakit luar biasa, di antaranya Urang Kanekes atau komunitas adat Baduy Dalam di  Banten dan Orang Rimba atau disebut juga Suku Anak Dalam (SAD) di pedalaman Jambi.

"Setiap tahunnya, mereka juga melakukan ritual menutup Kampung Adat masing-masing dari pengunjung atau tamu, dan juga melarang warga adatnya keluar kampung. Contohnya Baduy melakukan ritual adat isolasi diri selama sekitar sebulan lebih," pungkasnya.

Keberadaan local wisdom di Desa Latung, Baduy, SAD, dan lainnya, tak bisa dipungkiri justru menambah magnet daerahnya maupun menjadi penunjang daya tarik bagi kawasan wisata di dekatnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1-4: Rangkaian prosesi ritual adat Keppe Banggang, kearifan lokal masyarakat Desa Latung. (foto: dok.ng sebastian)
5. Ng Sebastian (pojok kanan bawah) dalam diskusi virtual NGOPI Sore di Zoom Meeting baru-baru ini. (foto: adji)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP