Hotel dan Restoran Kehilangan Potensi Pendapatan 4 Bulan Sebesar Rp 90 Triliun

Sektor hotel dan restoran setidaknya mengalami potensi hilangnya pendapatan dari tamu sebesar Rp 90 Triliun, terdiri atas wisatawan asing sekitar US$ 4  miliar atau setara dengan Rp 60 triliun dan dari pasar domestic  sekitar Rp 30 triliun sejak Januari- April 2020 akibat wabah Covid-19.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Hariyadi B S Sukamdani dalam agenda E-signing Ceremony PHRI x Cakap bertema "PHRI Gandeng Cakap Luncurkan Program Online untuk Pekerja Perhotelan yang Terdampak Covid-19" di Jakarta, Selasa (21/4/2020).

“Penurunan angka turis Tiongkok saja sudah dapat dihitung kerugiannya sebesar 1,1 miliar dolar AS, jika termasuk dengan angka penurunan turis asing lainnya paling sedikit ada kerugian sebesar 400 miliar dolar AS," terangnya sebagaimana tertera dalam siaran pers dari Cakap.

Hariyadi menambahkan sektor hotel dan restoran menjadi sektor yang paling rentan setelah 1.642 hotel untuk sementara menutup operasionalnya.

Saat ini diperkirakan 2 juta pekerja sektor hotel dan restoran sangat terdampak pandemi Covid 19, dimana sebagian besar mereka mengalami unpaid leave dan dirumahkan karena perusahaan mengalami kesulitan cash flow. 

Catatan lain, Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, B Satrio Lelono, mencatat 2,8 juta pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan akibat dari pandemi Covid-19.

Sementara Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans) Provinsi DKI Jakarta, mencatat sebanyak 16.065 pekerja terkena PHK dan 72.770 pekerja harus dirumahkan tanpa menerima gaji.

Untuk itu PHRI menggandeng Cakap untuk menyediakan sertifikat bagi peserta pelatihan hospitality yang mendaftar menggunakan Kartu Pra-Kerja.

"Keberadaan Kartu Pra-Kerja sangat membantu mereka untuk mendapatkan insentif tunai dan kesempatan meningkatkan kompetensi profesi. Modul pelatihan yang disiapkan oleh Cakap dan didukung oleh PHRI diharapkan dapat digunakan oleh seluruh pekerja dibidang hotel dan restoran penerima kartu Prakerja,” tambah Hariyadi.

Penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Cakap sebagai perusahaan rintisan teknologi di bidang edukasi berbasis aplikasi digital, melalui program Cakap for Hospitality ini dilakukan secara daring di Jakarta, Selasa, 21 April 2020.

Program yang sudah berlangsung sejak awal Maret 2020 ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi seluruh pelaku perhotelan dan restoran di Indonesia.

Beberapa hotel sudah bergabung dalam inisiatif ini salah satunya Hotel Gran Melia Jakarta.

Menurut Rudi Santoso, HR Director Gran Melia Jakarta, program ini merupakan terobosan yang sangat tepat untuk membangun SDM Indonesia yang tangguh di tengah situasi saat ini.

"Materi pembelajaran Bahasa Inggris disampaikan oleh pengajar profesional secara interaktif dan berhubungan dengan pekerjaan kami sehari-hari, harapannya setelah pandemi berakhir kemampuan Bahasa Inggris karyawan dapat menjadi lebih baik,” ujar Rudi dalam penjelasannya melalui pesan singkat.

Tomy Yunus, CEO Cakap menjelaskan pemanfaatan teknologi pada saat pandemi Covid-19 ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan.

"Salah satunya dengan cara memanfaatkan waktu downtime di industri pariwisata secara efektif, terutama bagi yang terdampak secara langsung," terangnya.

Program kerjasama dengan PHRI ini akan memberikan akses belajar secara daring untuk menambah dan meningkatkan skill bahasa asing maupun konten konten seputar hospitality.

"Kami yakin hal ini akan memberikan dampak positif secara nyata kepada para pekerja pariwisata dan perhotelan di tengah lesunya industri ini akibat pandemi," tutupnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. cakap

Captions:
1. Ketum PHRI Hariyadi B S Sukamdani memberi sambutan dalam agenda E-signing Ceremony PHRI x Cakap secara daring.
2 & 3: Peserta agenda E-signing Ceremony PHRI x Cakap secara daring.