. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 03 Maret 2020

Peringati World Wildlife Day, Yuk Intip Prilaku Komodo, Satu dari 25 Satwa Prioritas

Selain destinasi wisata, di Indonesia juga ada sejumlah satwa yang berstatus prioritas. Salah satunya komodo.

Bertepatan dengan World Wildlife Day atau Hari Margasatwa Dunia yang diperingati setiap 3 Maret, TravelPlus Indonesia kali membawa Anda mengenal lebih dekat dengan komodo.

Kenapa? Karena komodo termasuk 25 Satwa Terancam Punah Prioritas
yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan tujuan untuk meningkatkan populasinya di alam.

Penetapan itu tertuang dalam SK Dirjen KSDAE nomor 180/IV-KKH/2015.

Alasan lain, lantaran nama komodo  belakangan ini kembali ngehits karena Labuan Bajo, kota yang menjadi titik masuk utama ke habitat Komodo yakni Taman Nasional (TN) Komodo, yang berstatus sebagai destinasi super prioritas bakal disulap menjadi destinasi wisata premium.

Komodo memang bisa Anda lihat di beberapa kebun binatang, antara lain Ragunan, Jakarta. Tapi kalau Anda melihat di habitatnya langsung di TN Komodo, Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dijamin jauh lebih menantang.

Anda pun bakal mengetahui lebih dalam sifat dan prilaku asli sang predator licik satu ini.

Namun sebelum Anda bertolak ke TN Komodo, terutama ke Pulau Komodo dan Pulau Rinca, tak ada salahnya Anda mengenali kelakukan biawak purba raksasa yang oleh turis asing disebut dragon ini.

Anda harus tahu kalau komodo itu pandai menipu. Boleh dibilang licik.

Saat diam, biawak berukuran jumbo ini seperti hewan lemah. Padahal itu taktiknya untuk menyergap satwa lain dan manusia yang lengah. 

Komodo merupakan satu-satunya spesies terakhir dari keluarga monitor lizard yang mampu bertahan hidup dan berkembang.

Di leaflet TN Komodo dijelaskan kalau satwa berdarah dingin ini ditemukan pertama kali oleh seorang Belanda bernama JKH Van Steyn tahun 1911.

Setahun kemudian baru terkenal di dunia ilmu pengetahuan, tepatnya setelah peneliti dan ahli biologi, Mayor PA Ouwens memberikan julukan dalam tulisan berjudul “On a Large Varanus Species from the Island of Komodo” dengan nama ilmiah Varanus komodoensis. 

Berdasarkan pengamatan TravelPlus Indonesia langsung di Pulau Komodo dan pulau lain yang ditinggali satwa ini, ternyata komodo punya trik sendiri untuk mengelabui mangsanya.

Dia pura-pura diam seperti sebatang kayu lapuk. Gerakannya lamban dan malas. Tapi setelah mangsanya lengah, dia segera menyergapnya dengan mulutnya yang moncong atau dengan bantuan ekornya dengan cara menyabet mangsanya sekeras mungkin. Wow, benar-benar licik. 

Kelebihan lain, predator mengerikan ini dianugerahi penciuman yang sangat tajam, terutama bila mencium amis darah dan bau bangkai meski berjarak 2 Km.

Di habitatnya, komodo lebih suka menyendiri (soliter). Sejak kecil, anak komodo dibiarkan mencari makan sendiri oleh induknya. Hewan ini jarang sekali berkelompok kecuali di Banu Nggulung.

Beberapa komodo di tempat ini malas mencari makan sendiri akibat terbiasa diberi umpan (feeding) gratis dari pengunjung, akhirnya populasi rusa, babi hutan, dan kerbau liar kian bertambah hingga mengganggu keseimbangan alam. Beberapa tahun belakangan, acara feeding dilarang.

Data inventarisasi komodo TN Komodo beberapa tahun lalu, jumlah komodo di Pulau Komodo terdata sekitar 1.700 ekor, di Pulau Rinca 1.300, Gili Motang 100, dan 30 ekor di pulau-pulau kecil lain.

Diperkirakan masih ada sekitar 2.000 ekor lagi yang terpencar di Flores, yakni di pesisir Barat Manggarai dan pesisir Utara Kabupaten Ngada serta beberapa tempat di Kabupaten Ende. Bahkan hasil penelitian Auffenberg dari Amerika Serikat, komodo ditemukan sampai Timur Flores. 

Masyarakat Pulau Komodo dan sekitarnya menyebut komodo, Ora. Tapi warga pesisir Utara Flores dan Ende, memanggilnya Mbou.

Menurut salah seorang peneliti khusus komodo yang TravelPlus Indonesia temui di Pulau Komodo, musim kawin komodo terjadi pada Juli-Agustus.

Jumlah jantan dan betina 4 berbanding 1. Lantaran tak seimbang sering terjadi perkelahian antar-jantan untuk memperebutkan betina hingga terluka bahkan tewas. 

Komodo jantan sukar ditemukan saat musim kawin, sebab sibuk mengejar betina.

Usai kawin, sang betina akan bertelur lalu menyimpannya di lubang. Betina bertelur 20-50 butir dan menjaganya selama 7 bulan. Bentuk telurnya oval, berwarna putih dengan panjang 9 cm, lebar 6 cm dan beratnya 105 gram.

Setelah menetas, panjang rata-rata 18 inci atau 45 cm. Yang dewasa sekitar 2 meter, pernah juga dijumpai komodo sepanjang lebih dari 3 meter.

Bayi komodo, kulitnya berwarna kekuningan. Umur 10 bulan coklat muda. Usia 20 bulan ke atas berubah menjadi agak hitam, lalu coklat gelap setelah dewasa.

Anak komodo langsung pandai memanjat pohon untuk mencari makan, sekaligus menghindar dari ancaman komodo dewasa.

Santapan kegemarannya aneka serangga, cecak dan tokek. Setelah dewasa, lebih suka memangsa rusa, babi hutan, kerbau, dan telur burung gosong.

Komodo dewasa tak bisa lagi memanjat pohon lantaran keberatan badan.

Selain suka memangsa hewan lain termasuk manusia, komodo dewasa juga suka menyantap anaknya (kanibal). Areal perburuan komodo dewasa di lokasi yang sering dilalui hewan dan manusia.

Komodo menyukai semak dataran rendah, berbatasan dengan savana. Terkadang ada di dataran tinggi sekitar 400-600 mdpl.

Komodo juga pandai berenang layaknya seokor buaya terutama jika melihat bangkai ikan besar yang mengapung di perairan. Karena itu, penduduk setempat menjulukinya buaya darat.

Nah, kalau Anda ke Pulau Rinca, perilaku komodo sedikit lebih ganas di Pulau Komodo. Kulitnya kekuningan dan lebih bersih. 

Predator langka yang dilindungi undang-undang ini meski bukan termasuk satwa penyerang yang ganas, namun tetap berbahaya.

Apalagi bila berada di TN Komodo, di habitatnya itu komodo sebagai raja. Lengah sedikit, Anda bisa jadi mangsanya.

Cara yang amat saat berada di habitatnya, Anda harus tetap waspada dan ditemani jagawana (penjaga hutan) bila ingin melihat predator ini atau hendak berpergian ke obyek-obyek lainnya.

Nah, kalau Anda ingin melihat kelakuan komodo di kandang alaminya, sepertinya Maret hingga Mei adalah waktu yang terbaik.

Salah satu alasannya karena biaya tiket pesawat ke Labuan Bajo (Bandara Komodo) dikenai diskon sampai 50 %  dan biaya pajak hotel serta restonya juga dinolkan. Sebab Labuan Bajo, termasuk 1 dari 10 destinasi terpilih mendapatkan paket intensif dari Pemerintan Pusat.

Selain komodo, 24 fauna lainnya yang ditetapkan sebagai Satwa Prioritas adalah Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Badak, Banteng, Owa Jawa, Orangutan, Bekantan, Jalak Bali, Maleo, Babi Rusa, dan Anoa.

Lalu Elang, Kakatua, Macan Tutul Jawa, Rusa Bawean, Cendrawasih, Surili, Tarsius, Monyet Hitam Sulawesi, dan Julang Sumba.

Berikutnya Nuri Kepala Hitam, Penyu, Kanguru Pohon, dan Celepuk Rinjani.

Mengutip laman resmi whc.unesco.org, Hari Margasatwa Dunia, 3 Maret 2020 ini mengusung tema, "Mempertahankan Semua Kehidupan di Bumi".

Tema tersebut mencakup semua spesies hewan dan tumbuhan liar sebagai komponen keanekaragaman hayati, serta mata pencaharian manusia.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1 Komodo daya magnet utama Taman Nasional (TN) Komodo di Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT.
2. Biawak purba raksasa yang bertahan hidup sampai sekarang di TN Komodo.
3. Komodo salah satu dari 25 satwa berstatus Prioritas.
4. Inilah 25 Satwa Prioritas yang ditetapkan KLHK. (dok. @konsevasi_ksdae)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP