Ini Tujuh Permohonan Kepri Saat Conference Call dengan Kemenparekraf
Pemprov Kepulauan Riau (Kepri) melalui Dinas Pariwisata (Dispar)-nya menyampaikan sekurangnya 7 permohonan/permintaan terkait pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) akibat bencana non alam virus Corona dalam conference call yang digelar Kemenparekraf.
"Laporan sudah saya sampaikan via WA semalam dan tadi saat meeting via conference call, saya menyampaikan secara umum saja karena keterbatasan waktu," ujar Buralimar selaku Kepala Dispar Kepri kepada TravelPlus Indonesia usai mengikuti conference call tersebut, Jumat (27/3/2020).
Rapat (meeting) melalui panggilan konferensi atau conference call yang digelar Kemenparekraf dari Jakarta ini, lanjut Buralimar, dipimpin Sesmenparekraf Giri Adnyani sebagai host yang didampingi para eselon 1 antara lain Nia Niscaya dan Rizki Handayani serta eselon 2, dengan sejumlah kepala Dispar provinsi/kabupaten/kota di daerahnya masing-masing.
"Saya ikutin conference call tadi mulai pukul 2 siang hingga pukul 4 sore dari lounge music di lantai bawah Nagayo Plaza Batam karena sudah ada sound system-nya tinggal tambah screen dan LED. Ruangannya juga agak luas dan terbuka jadi sirkulasi udaranya bagus. Kalau di room meeting agak kuatir," ungkap Buralimar yang saat conference call didampingi Ketua Genpi Kepri dan Bidang Humas-nya.
Adapun ketujuh permohonan yang disampaikan Buralimar itu, pertama meminta insentif bagi pelaku usaha dengan tidak membedakan antara kabupaten dengan kota mengingat dampaknya menyeluruh. Lalu pendampingan penyiapan paket paket wisata baru dalam menyongsong krisis berakhir.
Berikutnya, promosi terpadu yang efektif dengan melihat perkembangan krisis Covid-19.
Selanjutnya, penyiapan event event pariwisata di semester akhir 2020 untuk mendorong pulihnya kepariwisataan secara cepat dan tepat.
Permohonan kelima, perlunya APD lengkap untuk tim medis, rapid test, dan masker. Kemudian keenam, penangguhan pembayaran kredit pelaku pariwisata.
Terakhir atau ketujuh, permohonan melanjutkan diskon tiket domestik, tidak saja 25 % dari jumlah kursi tetapi harga yang bersaing dipermanenkan.
Selain 7 permintaan tersebut, Buralimar juga menyampaikan 12 langkah mitigasi yang dilakukan Pemprov Kepri dan semua Pemkab serta Pemkot-nya dalam menghadapi krisis Covid-19, khususnya untuk sektor pariwisata.
Ke-12 langkah itu antara lain social distancing terus dilakukan oleh masyarakat dan sekarang lebih difokuskan pada physichal distancing, terutama di lokasi-lokasi pelayanan public, seperti di Puskesmas telah menyiapkan kursi antri berjarak 1 meter, tim OPD mengadakan rapat koordinasi dengan jarak 1 meter, dll.
ASN dan karyawan swasta sudah membuat aturan mengikuti protokol work from home dengan membuat shift kerja bergantian, menjaga terus sosialisasi kepada masyarakat untuk menggurangi, dan mengindari kerumunan ramai.
Polisi dan Satpol PP terus berpatroli agar tidak ada kegiatan masyarakat yang kumpul-kumpul dan juga merazia kedai kopi dan cafe.
Begitupun mesjid, kantor, destinasi, dan public area sudah melakukan penyemprotan desinfektan.
Tak lupa membuat Surat Edaran menindaklanjuti surat Kemenparekraf kepada semua pelaku usaha pariwisata tentang SOP protap kesehatan penyemprotan desinfektan, kebersihan di hotel, dan dijalankan juga pengecekan ke hotel-hotel kegiatan desinfektan, pembersihan, dll serta menutup sementara semua tempat hiburan dan permainan.
Selain itu melakukan deteksi medis sesuai SOP di pintu masuk pelabuhan dan bandara.
"Saya juga sampaikan tentang RS spesial Covid-19 di Pulau Galang yang bisa menampung untuk 1 000 pasien. RS yang terdiri atas 340 kamar observasi dan 50 ruang isolasi itu besok selesai sesuai jadwal," tambahnya.
Buralimar menilai penyelenggaraan online meeting melalui conference call yang baru kali pertama digelar dalam kondisi seperti sekarang ini merupakan awal yang baik dan sudah bagus.
Ia pun berharap rapat non tatap muka langsung ini bisa diadakan seminggu dua atau tiga kali dengan Menparekraf dan Wamenparekraf serta eselon 1 ( 7 deputi).
"Biar lebih efektif lagi, mungkin conference call berikutnya bisa diadakan dalam skala kecil misalnya dengan Kepala Dispar se-Sumatera atau se-Jawa. Bisa juga fokus untuk satu masalah saja, dibagi segmennya, waktunya, atau bisa per deputi," imbaunya.
Dalam conference call perdana ini, lanjut Buralimar, Kemenparekraf lewat Giri Adnyani menjelaskan kalau langkah-langkah yang diambil Kemenparekraf secara inline mengacu kepada gugus tugas pusat.
"Dia (Giri_red) juga mengutarakan soal kebijakan-kebijakan yang akan diambil dan disinergikan Kemenparekraf dengan kabupaten/kota serta beberapa kebijakan nasional lainnya," pungkas Buralimar.
Selain Buralimar dari Kepri, conference call perdana ini juga diikuti antara lain Putu Astawa selaku Kepala Dispar Bali, Edarwan (Lampung), Sri Wahyuni (Kaltim), Dedi Taufik (Jabar), Rivai (Babel), Jamalludin (Aceh), Sinung N. Rachmadi (Jateng), Muchlis yang mewakili Kadispar Sumut, dan juga dari Kabupaten Lombok Tengah serta Kota Denpasar.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, Ig: @adjitropis)
Foto: dok.dispar kepri
Captions:
1-5: Suasana saat Kepala Dispar Kepri Buralimar mengikuti conference call dengan Kemenparekraf dari Batam, Jumat (27/3/2020).
0 komentar:
Posting Komentar