. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 10 Maret 2020

Ini 8 Imbauan Buat Peserta Simposium Internasional Budaya Jawa Bertajuk "Busana dan Peradaban di Keraton Yogyakarta"

Di tengah mewabahnya virus Corona di berbagai belahan dunia, Keraton Yogyakarta tetap menggelar Simposium Internasional Budaya Jawa di The Kasultanan Ballroom Royal Yogyakarta yang berlangsung selama 2 hari Senin-Selasa (9-10/3/2020).

Guna melancarkan dan mensukseskan Simposium internasional kali kedua yang mengusung tema 'Busana dan Peradaban di Keraton Yogyakarta' ini, pihak penyelengara mengeluarkan 8 poin imbauan yang diunggah di akun Instagram (IG) @kratonjogja, Senin (9/3/2020).

Pertama, selama mengikuti Simposium diharapkan Bapak/Ibu dalam kondisi sehat.

"Bila merasa sakit flu atau batuk, gunakan masker untuk meminimalisir penularan," begitu isi imbaun poin kedua.

Selanjutnya ketika bersin atau batuk, hendaknya ditutup dengan lengan atas bagian dalam atau tutup mulut dengan tissue. "Lalu buang tissue pada tempat yang telah tersedia". 

Imbauan poin keempat, jagalah kebersihan tangan dengan meminimalisir menyentuh benda yang berpotensi menjadi tempat virua/bakteri (misalnya: pegangan eacalator, gagang pintu fasilitas publik).

Berikutnya, menjaga kebersihan tangan, panitia menyediakan hand sanitizer di meja registrasi, lobby, dan di dalam ruangan pelaksanaan simposium.

Keenam, gunakan peralatan makanan yang bersih dan belum digunakan orang. "Ada baiknya mengonsumsi buah-buahan untuk tambahan vitamin".

Poin ketujuh, jagalah kebersihan dan kenyamanan di area sekitar Simposium.

Imbauan terakhir atau poin kedelapan, bila merasa tidak sehat, segeralah meminta pertolongan pada petugas kesehatan yang ada di lokasi pelaksanaan.

Agenda Simposium Internasional 2020 yang menghadirkan sejumlah pembicara/peneliti dari dalam dan luar negeri ini dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Namun para peserta simposiun yang membahas empat topik utama yakni sejarah, filologi, seni pertunjukan, dan sosial budaya ini terlebih dulu disuguhkan dengan pementasan Tari Beksan Lawung Ringgit yang merupakan salah satu tarian karya Sri Sultan Hamengku Buwono I. 

Dalam sambutan, ketua panitia Simposium Internasional Budaya Jawa GKR Hayu mengatakan ruang-ruang diskusi penelitian terkait budaya Jawa dan Keraton Yogyakarta harus dibuka agar ilmu dan kekayaan budaya yang tersurat di dalam naskah dan catatan penting yang mewarnai Keraton Yogyakarta dapat dipahami generasi kini. 

Keraton sebagai benteng budaya terus berusaha melestarikan kekayaan budaya, salah satunya melalui busana.

Melalui simposium diharapkan catatan masa lalu mengenai busana dapat kembali didiskusikan. 

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sekaligus Raja Keraton Yogyakarta mengatakan Simposium ini akan mengungkap matra busana tradisional Keraton, yang selain mengacu pada hal-hal yang sifatnya teknis, juga merekam jejak-jejak sejarah terjadinya akulturasi peradaban dengan wastra kerajaan Eropa.

Rundown Simposium
Setelah acara pembukaan pada hari pertama Simposium, Senin (9/3), dilanjutkan dengan coffee break dam press conference.

Setelah itu Sesi 1 dengan 4 pembicara yang membahas soal Sejarah. Lalu lunc break, kemudian sesi 2 juga 4 pembicara yang membahas tentang Filologi.

Adapun rundown Simposiun internasional hari kedua, Selasa (10/3) ada talkshow, sesi 3 dengan 4 pembicara tentang Seni Pertunjukan, lalu Sesi 4 juga menghadirkan 4 pembicara mengenai Sosial Budaya, dan diakhiri dengan penutupan.

Simposium internasional 2020 ini digelar dalam rangka memperingati Ulang Tahun Kenaikan Takhta ke-31 Sri Sultan HB X yang jatuh pada, Sabtu (7/3).

Disamping agenda Simposium, terdapat pameran budaya Jawa “Abalakuswa” sejak 8 Maret hingga 4 April 2020 di Bangsal Pagelaran Keraton yang dapat dikunjungi Senin-Kamis pukul 09.00 WIB – 16.00 WIB dan Jumat – Minggu pukul 09.00 WIB – 21.00 WIB. Harga tiket masuknya cuma Rp 5.000 per orang. 

Guna menyemarakkan Tingalan Jumenengan Dalem yang berlangsung selama kurang lebih satu bulan, KHP Kridhomardowo juga akan mementaskan beberapa karya tari adiluhung dari Keraton Yogyakarta yang terbuka untuk masyarakat umum, di antaranya Beksan Trunajaya pada acara Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem, Rabu (25/3/2020) malam di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran yanv terbuka untuk umum.

Juga ada Wong Purwo pada penutupan pameran, Sabtu (4/4/2020) malam di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran, yang juga terbuka untuk umum.

Selain itu, peringatan Ulang Tahun Kenaikan Takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X sesuai kalender Jawa, akan jatuh pada tanggal 29 Rejeb Wawu 1953 atau Selasa Wage (24/3/2020).

Berdasarkan perhitungan kalender Jawa, tahun ini adalah peringatan 32 tahun Kenaikan Takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, juga akan ada serangkaian upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta, di antaranya Hajad Dalem Ngebluk di Bangsal Sekar Kedhaton, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat pada 22 Maret, yang tertutup untuk publik.

Lalu Hajad Dalem Ngapem di Bangsal Sekar Kedhaton, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, 23 Maret, juga tertutup untuk publik. 

Selanjutnya Hajad Dalem Labuhan Parangkusuma dan Labuhan Dlepih, 25 Maret yang terbuka untuk publik. 

Satu lagi Hajad Dalem Labuhan Merapi dan Labuhan Lawu, 26 Maret yang juga terbuka untuk publik. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, Ig: @adjitropis)
Foto: dok. @kratonjogja

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP