. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 17 Maret 2020

Cegah Sebaran Covid-19 di Gunung, Yuk Puasa Mendaki 14 Hari

Penyebaran virus Corona atau Covid-19 bisa terjadi di mana saja dan di kalangan manapun, termasuk di gunung, terlebih gunung populer yang diminati para pendaki, penikmat atap bumi.

Berawal dari penutupan sementara sejumlah museum di bawah pengelolaan Pemprov DKI Jakarta guna mencegah penyebaran Covid-19, termasuk taman-taman rekreasi dan seluruh sekolah di wilayah Ibukota selama 2 pekan atau 14 hari mulai 14-29 Maret 2020 sebagaimana dilakukan/diumumkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Jumat (13/3), TravelPlus Indonesia langsung kepikiran dengan aktivitas pendakian di  gunung-gunung populer.

Langkah pertama yang TravelPlus  lakukan segera menanyakan upaya  yang harus dilakukan pihak pengelola gunung-gunung populer yang berstatus Taman Nasional (TN) untuk mencegah penyebaran virus Corona kepada Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hidup Konservasi (PJLHK), Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK) Nandang Prihadi.

Menurut Nandang untuk sementara TN dan Taman Wisata Alam (TWA) mengikuti kebijakan pemerintah setempat.

"Jika Pemprov/Pemkab-nya menyatakan tutup, ya otomatis TN/TWA di daerah tersebut juga tutup," terangnya kepada TravelPlus Indonesia, Sabtu (14/3) seraya berharap Insya Allah Indonesia dan masyarakatnya dilindungi Allah SWT.

Sehari kemudian TravelPlus menanyakan apa saja yang dilakukan pihak pengelola gunung-gunung populer berpredikat TN, antara lain Gede-Pangrango, Ceremai, Semeru, Rinjani, Kerinci, Merbabu, dan lainnya serta TN yang tak bergunung seperti Tanjung Puting dan Bali Barat terkait pencegahan virus Corona.

Pertanyaan itu TravelPlus sampaikan lewat pesan Instagram (IG) ke akun IG resmi masing-masing TN tersebut pada, Minggu (15/3).

Tak lama kemudian beberapa pengelola TN tersebut mengumumkan penutupan kegiatan untuk kegiatan tujuan wisata termasuk pendakian di seluruh kawasan wisata alam di lingkup TN masing-masing lewat akun IG-nya. 

Penutupan itu menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SE.1/MENLHK/SETJEN/SET.1/3/2020 tanggal 15 Maret 2020 Perihal: Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) DI Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, juga Surat Edaran Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor: SE.3/KSDAE/Set/Peg.1/3/2020 tanggal 16 Maret 2020, dan surat edaran masing-masing gubernur dan bupati yang bersangkutan.

Adapun gunung berstatus TN yang mengumumkan penutupan sementara tersebut adalah Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat (Jabar), Gunung Merbabu di Jawa Tengah (Jateng), Gunung Bukit Raya di Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Tengah (Kalteng), Gunung Kerinci di Jambi dan Sumatera Barat (Sumbar), Gunung Ceremai di Jabar, Gunung Merapi di DI Yogyakarta dan Jateng, serta Gunung Rinjani di Lombok, NTB. 

Jauh sebelum kasus virus Corona merebak, Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango yang beralamat di Jl. Raya Cibodas, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jabar sudah menyebarluaskan Surat Edaran Nomor: 1960/BBTNGGP/BIDTEK/Tek.P2/11/2019 tentang Penutupan Kegiatan Pendakian di TN Gunung Gede Pangrango, yang ditandatangani oleh Kepala Balai Besar TNGGP Wahju Rudianto.

Penutupan kegiatan pendakian selama 3 bulan sejak 31 Desember 2019 hingga 31 Maret 2020 tersebut dalam rangka pemulihan ekosistem, mengantisipasi cuaca ekstrim, dan kegiatan operasi bersih.

Sementara berdasarkan Surat Pengumuman Nomor: PG. 05/T.35/TU/EVLAP/03/2020 Tentang Antisipasi dan Kesiagaan Pencegahan Penyebaran Covid-19, Balai TN Gunung Merbabu yang beralamat di Jl. Merbau No. 136, Boyolali, Jateng menutup seluruh tempat wisata alam dan jalur pendakian mulai 15 Maret 2020 pukul 18.00 WIB sampai 14 hari kedepan.

"Balai TN Gunung Merbabu akan melakukan evaluasi dan mengambil kebijakan lebih lanjut dengan memperhatikan perkembangan persebaran Covid-19 ke depan," begitu isi surat yang ditandatangani oleh Kepala Balai TN Gunung Merbabu Ir. Junita Parjanti, MT.

Pendakian ke puncak Bukit Raya baik melalui jalur Rantau Malam, Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Kalbar maupun jalur Tumbang Habangoi, Kecamatan Petak Malai, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng) juga ditutup terhitung mulai tanggal 16-29 Maret 2020.

"Penutupan juga dilakukan untuk kegiatan kunjungan wisata di Kawasan Wisata Alam Belaban," begitu bunyi surat edaran SE. 169/BTNBBBR/KSA/3/2020 yang ditandatangani Agung Nugroho selaku Kepala Balai TN Bukit Baka Bukit Raya.

Begitupun dengan Balai Besar TN Kerinci Seblat (TNKS) yang beralamat di Jl. Basuki Rahmat No. 11, Sungai Penuh, Jambi, mengumumkan penutupan kegiatan untuk tujuan wisata di seluruh Kawasan Wisata Alam lingkup TNKS.

Obyek yang ditutup adalah Gunung Kerinci baik melalui Pos R10 Kersik Tuo maupun Camping Ground Bangun Rejo, terhitung tanggal 17-29 Maret 2020.

Penutupan juga dilakukan di Danau Gunung Tujuh, Danau Kaco, Bukit Tapan, Danau Bontak, Bukit Sulap, dan Bumi Perkemahan MADAPI.

Penutupan tersebut berdasarkan Surat Edaran SE.218/T.1/BIDTEK/KSA/3/2020 yang ditandatangani Kepala Balai Besar TNKS Tamem Sitorus.

Seluruh lokasi wisata alam dan jalur pendakian di kawasan TN Gunung Ciremai terhitung mulai tanggal 17 Maret 2020 pukul 18 00 WIB juga ditutup sementara sampai dengan tanggal 31 Maret 2020.

Pengumuman itu termuat dalam  Surat Pengumuman Nomor: PG.1/T.33/TU/HMS/3/2020 yang dikeluarkan oleh Balai TN Gunung Ciremai yang beralamat di Jl. Raya Kuningan-Cirebon KM 9 No. 1, Manisior, Jalaksana, Kuningan. 

Pengelola wisata alam (MPGC/PPGC) akan melalukan penyemprotan disinfektan dan pembenahan sarana dan prasarana penunjang wisata alam selama masa penutupan.

"Bagi calon pendaki yang telah melakukan booking pendakian secara online pada tanggal penutupan, dapat menghubungi admin Booking Online untuk melakukan penjadwalan ulang pendakian," tulis Kepala Balai TN Gunung Ciremai Kuswandono. 

Obyek Wisata Alam (Owa) di kawasan TN Gunung Merapi yang juga ditutup sementara oleh Balai TN Gunung Merapi yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 22,6, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY mulai tanggal 16 Maret sampai 14 hari kedepan adalah Tlogo Muncar dan Tlogo Nirmolo di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY.

Selain itu Owa Plunyon dan Kalikuning Park; Owa Deles; dan Owa Jurang Jero di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jateng.

Penutupan tersebut termuat dalam Surat Pengumuman Nomor: PG. 24/BTNGM/TU/Ren/03/2020 yang ditandatangani oleh Kepala Balai TN Gunung Merapi Ir. Pujiati.

Tujuh Obyek Ditutup
Penutupan sejumlah obyek wisata di kawasan TN Gunung Rinjani juga dilakukan oleh Balai TN Gunung Rinjani yang beralamat di Jl. Dr. Soedjono, Lingkar Selatan, Kota Mataram, Lombok sebagaimana tertuang dalam Surat Pengumuman Nomor: PG. 031/T.33/TU/KSA/03/2020. 

Ada 7 obyek di TN Gunung Rinjani yang ditutup mulai 16 Maret 2020 sampai dengan 14 hari kedepan yaitu pintu wisata pendakian Gunung Rinjani baik lewat Senaru, Sembalum, Timbanuh maupun Aikberik.

Selain itu obyek wisata Otak Kokoq Joben; Air Terjun Jeruk Manis; Gunung Kukus; Propok, Air Panas Sebau, dan Air Terjun Mangku Sakti juga ditutup.

"Keputusan penutupan tersebut dikarenakan semakin luasnya penyebaran Covid-19 yang disampaikan Presiden RI sebagai Bencana Non Alam Nasional serta  menindaklanjuti Surat Edaran dari Men-KLHK, Dirjen KSDAE, Gubernur NTB, Bupati Lombok Utara, dan Bupati Lombok Timur," tulis Kepala Balai TN Gunung Rinjani Dedy Asriady.

Disamping gunung-gunung berstatus TN tersebut, juga ada sejumlah gunung populer non TN yang juga tutup, antara lain Gunung Sumbing, Lawu, Andong, dan Gunung Prau yang semuanya berada di Jateng. 

Berdasarkan Surat Pengumuman No: 10/SE/lll/FPGS/2020 yang dikeluarkan oleh Forum Pengelola Gunung Sumbing (FPGS) yang bersekretariat di Wonosobo, Temanggung, dan Magelang menjelaskan semua jalur pendakian Gunung Sumbing ditutup sementara.

"Penutupan di mulai Rabu, 18 Maret 2020 sampai batas waktu yang belum ditentukan menunggu adanya evaluasi bersama semua pihak dan perkembangan situasi yang ada," tulis Lilik Setiyawan selaku koordinator FPGS.

Sementara penutupan pendakian ke puncak Gunung Lawu diumumkan oleh Pemkab Karanganyar melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disparpora)-nya yang beralamat di Jl. Lawu Timur No.01, Tegalasri, Bejen, Karanganyar lewat Surat Pemberitahuan yang ditandatangani Kepala Disparpora Karanganyar Titis Sri Jawoto. 

Menurut Titis, penutupan yang berlaku mulai 16-31 Maret 2020 itu juga diperuntukan buat semua obyek wisata yang dikelola oleh Pemkab Karanganyar.

Hal yang sama juga terjadi dengan pendakian ke puncak Gunung Andong.

Menurut admin Gunung Andong Via Sawit maupun lewat Pendem, pendakian ke gunung mungil itu ditutup per tanggal 16 Maret 2020 sampai  batas waktu yang belum ditentukan.

"Soalnya puasa Ramadhan 1 bulan full kita tutup lagi. Jadi tunggu infonya aja ya," kata admin Gunung Andong Via Sawit.

Bukan cuma 14 hari, penutupan pendakian ke puncak Gunung Prau bahkan ditutup sekitar 4 bulan sejak 5 Januari sampai 5 April 2020 sebagaimana diinformasikan lewat akun IG @gunung_prau_dieng

Penutupan tersebut sebelumnya juga bertujuan untuk penghijauan, pembersihan, dan perbaikan jalur pendakian.


Solo Mountaineering
TravelPlus Indonesia menilai positif penutupan gunung-gunung populer tersebut, guna mencegah penyebaran Covid-19.

Buat pendaki yang tetap ingin melakukan pendakian, TravelPlus  sarankan memilih gunung yang pendakian umumnya tetap dibuka dan melakukan pendakian dalam kondisi sehat dan mental kuat serta dilakukan secara sendiri (solo mountaineering) sebagaimana TravelPlus pernah lakukan di akhir tahun 80-an hingga 2000-an ke Gunung Salak, Kelimutu, Agung, Batur, Gede Pangrango, Ceremai, Merapi, Lawu, Slamet, Singgalang, dan lainnya.

Kalau tak berani, minimal dalam kelompok kecil atau small group terdiri atas 2-4 orang saja (dengan catatan semua pendaki dalam kondisi sehat dan mengindahkan aturan pencegahan virus Corona).

Untuk sementara sebaiknya jangan membuat atau mengikuti pendakian massal (penmas), karena dikhawatirkan penyebaran Covid-19 lebih mudah terjadi dalam kegiatan yang diikuti banyak orang/rombongan.

Namun pilihan terbaik adalah tetap puasa mendaki atau tidak melakukan pendakian gunung selama 14 hari.

Nanti selelah Puasa Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri serta situasi benar-benar kondusif dan kegiatan pendakian di sejumlah gunung tersebut di atas sudah dibuka kembali, baru melangkahkan kaki lagi, menapaki lereng demi lereng hingga ke atap-atap bumi di Bumi Pertiwi ini.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, Ig: @adjitropis)

Captions:
1. Pendakian kelompok kecil (small group), 2-4 orang mengurangi risiko tertular virus Corona tapi lebih baik lagi puasa mendaki dulu selama 14 hari.
2. Gunung Pangrango diabadikan dari puncak Gunung Gede.
3. Gunung Merbabu populer karena punya 7 puncak atau sevent summits.
4. Gunung Merapi salah satu gunung api super aktif di Indonesia.
5. Rinjani tersohor lantaran berpredikat gunung tercantik di Bumi Pertiwi ini. (foto: dok. triprinjani)
6. Pendakian gunung secara sendiri (solo mountaineering) seperti pernah TravelPlus Indonesia lakukan, itu jauh lebih menantang dan perlu persiapan serta keberanian lebih. (foto: bojex doank)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP