10 Kiat Memanfaatkan Physical Distancing Bukan Social Distancing, Biar Lebih Bermanfaat
Istilah Social Distancing (jarak sosial) diganti Pemerintah dengan physical distancing (jarak fisik). Ini 10 kiatnya agar Physical Distancing bisa lebih bermanfaat.
Terkait pencegahan penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-19), TravelPlus Indonesia mengartikan physical distancing itu adalah menjaga jarak fisik dari orang lain guna mencegah penularan Covid-19 dari satu orang ke orang yang lain tanpa harus memutus hubungan sosial/silaturahim dengan orang, entah itu keluarga, kerabat, teman seprofesi/sepekerjaan/sehobi/sekomunitas, kolega/rekanan bisnis, dll.
Intinya agar kita menjaga jarak fisik (physical distancing) tapi tetap bisa bersosial sebagaimana disarankan organisasi kesehatan dunia (WHO) lalu diikuti Pemerintah Pusat.
Menkopolhukam Mahfud MD saat teleconference dengan wartawan di Jakarta, Senin (23/3/2020) mengatakan pemerintah mengubah istilah pembatasan/jarak sosial (social distancing) menjadi menjaga jarak fisik (physical distancing) lantaran istilah social distancing dianggap kurang tepat.
Bersosial saat physical distancing tentu bukan bertemu (bekerja/bersilaturahmi/bertransaksi) langsung secara fisik, melainkan non fisik atau dilakukan lewat online seperti buat urusan meeting, teleconference, arisan, jual-beli, belajar/kuliah, ikut kajian, dll.
Sejumlah pihak menilai berjarak sosial (social distancing) yang belakangan ini ngehits, kurang maksimal dalam meredam sebaran Covid-19.
Bisa jadi, karena social distancing yang digaungkan hanya baru sebatas imbauan, bukan kewajiban (diumumkan berikut sanksi tegas buat siapapun yang melanggar).
Lihat saja masih banyak pengusaha swasta/pemilik modal yang menerapkan/memaksa pegawainya masuk kantor, akibatnya para pekerja atau karyawan terpaksa/mau tak mau seperti biasa ngantor hingga tetap terjadi antrian/penumpukan saat naik transportasi umum seperti kereta, bus Trans Jakarta, di halte, dll.
Bahkan masih banyak masyarakat/anak muda/pelajar yang ngeyel, bandel, keras kepala atau mungkin tidak paham/tidak tahu lalu keluyuran/berpergian ke luar rumah dan nongkrong di tempat-tempat yang biasa dipakai untuk kumpul-kumpul atau hangout sehingga sebaran Covid-19 ini meluas dan jumlah orang yang terjangkit terus bertambah.
Lebih Dekat dengan Sang Khalik
Lalu bagaimana agar physical distancing jadi lebih bermanfaat?
Berikut 10 kiat berdasarkan amatan TravelPlus secara langsung ke lapangan maupun lewat beragam medsos.
Pertama, lebih mendekatkan diri pada yang Khalik.
Bagi seorang Muslim, ikhtiar terbaik adalah dengan menunaikan kewajibannya shalat lima waktu di rumah saja sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 14 tahun 2020 yang dirilis Senin (16/3) dan ditandatangani Ketua Komisi Fatwa MUI, Hasanuddin AF serta imbauan pimpinan daerah masing-masing.
Menambah ibadah dengan menunaikan yang sunnah, tadarusan, mengaji, berzikir, berselawat, dan tentu saja berdoa kepada-Nya di rumah saja agar dijauhi dari segala bencana, keburukan, kejahatan, bahaya baik di bumi, laut maupun di langit serta memohon agar bencana non alam wabah Covid-19 ini segera berakhir/musnah, keadaan/kehidupan kembali kondusif sehingga bisa menjalankan ibadah puasa, tarawih, dan lainnya pada Ramadhan tahun ini yang tinggal menghitung pekan, dengan aman nyaman, khusyuk, dan tenang.
Mungkin Anda bertanya mengapa hal tersebut saya masukkan di poin pertama atau teratas?
Sebagai orang yang beriman, tentu memahami bahwa bencana yang datang, baik itu alam maupun non alam seperti wabah virus Corona ini adalah karena akibat ulah/dosa kita sendiri lalu didatangkan oleh-Nya musibah ini agar kita sadar dan mau berubah jadi lebih baik (insaf).
Kalau Anda belum yakin, coba saja cermati firman Allah dalam QS. Asy-Syuuraa: 30, yang artinya:
“Dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)”.
Ibnu Katsiir rahimahullah dalam tafsir: 4/404 menjelaskan maksud ayat tersebut:
“Dan firman-Nya (yang artinya) dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian", maksudnya wahai manusia! musibah apapun yang menimpa kalian, semata-mata karena keburukan (dosa) yang kalian lakukan.
“Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)”, maksudnya adalah memaafkan dosa-dosa kalian, maka Dia tidak membalasnya dengan siksaan, bahkan memaafkannya. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan perbuatannya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun (Faathir: 45)
Kedua, masa social distancing yang kini menjadi physical distancing ini merupakan momen yang bagus untuk menperdalam ilmu agama, ya #dirumahaja.
Bagi seorang Muslim, caranya bisa mempelajari/memahami sunah Nabi Muhammad SAW, membaca buku/artikel Islam yang inspiratif atau lewat internet, medsos (IG, FB, Youtube dll) sebagai salah satu bahan referensi.
Bisa juga mengikuti kajian streaming berupa ceramah dari ustadz seperti Aa Gym, Ustadz Abdul Somad (UAS), Khalid Basamalah (KHB), Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas, dll, dan atau mengikuti kajian dari rumah/kos-an/kontrakan/apartemen/rusun, dll secara soliter via online.
Optimalkan WFH
Ketiga, mengoptimalkan work from home alias WFH antara lain dengan tetap mengerjakan pekerjaan seperti menulis, mengedit, membuat laporan, menyiapkan materi, online meeting, mendata barang, menjaga warung/toko sembako, berjualan secara online, dll di rumah.
Buat pelajar/mahasiswa ya tentu bisa banget mengerjakan tugas, kuliah secara online dari rumah masing-masing.
Keempat, meningkatkan quality time bersama keluarga di rumah namun usahakan tetap jaga jarak fisik.
Kelima, mengerjakan sesuatu/aktivitas yang menyenangkan atau hobi seperti membaca, latihan olah vokal/tari/teater, memasak, melukis, menulis artikel/buku, berkebun, dll di rumah, kost, kontrakan atau di apartemen.
Keenam, tetap berolahraga kecil agar stamina tetap sehat dan bugar seperti senam, yoga, lari di tempat, dll di dalam ataupun pekarangan rumah.
Ketujuh, beraktivitas serba online seperti belajar/kuliah, berbelanja, arisan, ikut kajian, bersilaturahmi dengan keluarga/kerabat/teman lama/komunitas dll.
Berbelanja via online lebih kecil kemungkinan terkena Covid-19 dibanding ke pasar/swalayan dll.
Di akun Instagram Mall Spark @senayan.park dijelaskan menurut WHO, penggunaan uang tunai menjadi salah satu penyebar Covid -19 dan kuman-kuman lainnya.
"Pemerintah pun menganjurkan kita menggunakan transaksi non tunai (cashless) karena ternyata memiliki banyak keuntungan".
Masih di akun IG tersebut diterangkan sekurangnya ada 4 keuntungan transaksi non tunai yakni lebih higienis, aman, promo menarik, dan lebih hemat.
Kedelapan, ber-medsos (IG, FB, Youtube, Twiiter, dll) yang bijak dan bermanfaat antara lain sebar hal-hal positif buat agama, bangsa, kemajuan sektor tertentu seperti Kebudayaan, Kepariwisataan, dan Ekraf serta membantu pemerintah mensosilisasikan #SocialDistancing yang kini menjadi #PhysicalDistancing agar masyarakat kompak #DiRumahAja, #StayatHome, dan #WorkfromHome lewat foto, video, tulisan, content creative, info grafis, animasi, design grafis, dll. (Tak lupa selalu sebar info postif bukan hoax, saling mengingatkan, saling sapa, berkomentar yang santun, tidak SARA, tidak pornografi, dll).
Kesembilan, bersilatuhrami dengan keluarga, kerabat, rekan seprofesi, dan atau teman sehobi/se-komunitas via WA & WAG. (Tak lupa sebar info postif bukan hoax, saling mengingatkan, saling sapa, berkomentar yang santun, tidak SARA, tidak pornografi, dll).
Evaluasi Prilaku
Terakhir atau kesepuluh, memahami musibah ini lalu memetik hikmahnya, sekaligus mengevaluasi prilaku diri:
Apakah selama ini kerap berbuat jahat/curang/memfitnah/mencelakai/menyakiti/menzalimi orang lain?
Apakah selama ini sering merugikan masyarakat bahkan bangsa dan negara ini dengan menghalalkan segala cara baik sendiri, dalam kelompok kecil maupun 'berjamaah' dalam jumlah besar yang terorganisir rapih demi jabatan/ketenaran/kekayaan/keluarga/kerabat/kelompok, dan lainnya?
Apakah selama ini disadari atau tidak sudah merusak alam terus-menerus secara semena-semena/sejadi-jadinya/serakus-rakusnya hingga kondisi alam (hutan, bukit, gunung, sungai, bumi, dan laut) rusak/tercemar parah?
Kesempatan ini juga sekaligus dijadikan untuk merancang/menata langkah kedepan agar menjadi hamba-Nya yang benar-benar insaf lalu taat dan tawadhu.
Adapun 10 kiat yang saya tulis dan link-nya disebarluaskan via Medsos dan WAG ini, LILLAHI TA'AALA, karena Allah semata.
Tak ada niat sedikitpun untuk menggurui, sotoy (sok tahu) apalagi menjatuhkan seseorang/banyak orang.
Ini justru sebagai tanda cinta, sayang, dan peduli saya kepada keluarga, kerabat, teman, masyarakat bahkan bangsa dan negara ini agar korban Cofid-19 tak terus bertambah, badai bencana non alam ini bisa cepat berlalu, dan tak ada lagi bencana serupa atau yang lainnya di Negeri Tercinta ini dikemudian hari, Aamiin Allahumma Aamiin...
#dirumahaja
#stayathome
#workfromhome #physicaldistancingwithtravelplus #sosialdistancingwithtravelplus #physicaldistancingwithforgi #physicaldistancinglillahitaala #physicaldistancingygbermanfaat #forgiparekrafcegahcovid-19 #forumsinergiredamcorona #travelplususircofid-19 #demibudparekrafayolawancorona
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, Ig: @adjitropis)
Captions:
1. Bekerja #dirumahaja via online, mengoptimalkan work from home (WHF), ini salah satu cara memanfaatkan physical distancing (jarak fisik) jadi lebih bermanfaat guna membantu meredam penyebaran Covid-19.
2. Sementara tunaikan shalat wajib ya #dirumahaja ikuti fatwa MUI dan imbauan kepala/pimpinan daerah.
3. Menambah ilmu agama dengan mengikuti kajian streaming yang disampaikan ustadz ternama.
4. Beraktivitas serba online #dirumahaja seperti belajar/kuliah, dan lainnya.
5. Mengevaluasi prilaku diri atas segala dosa yang dilakukan baik disengaja maupun tidak disengaja agar menjadi pribadi yang lebih baik, insaf lalu taat dan tawadhu.
0 komentar:
Posting Komentar