Pariwisata Buton Ingin Terus Naik Kelas, Solusinya Perbanyak Iven Berkualitas
Salah satu cara/jalan keluar/solusi untuk menaikkan kelas sektor pariwisata Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah dengan memperbanyak tourism event (iven terkait kepariwisataan) yang berkualitas setiap tahun.
Sampai saat ini baru Festival Pesona Budaya Tua Buton yang menjadi andalan iven Dinas Pariwisata Kabupaten (Disparkab) Buton yang masuk kalendar wisata Sultra dan sempat masuk Calendar of Event (CoE) Nasional yang didukung Kementerian Pariwisata.
Culture event yang digelar setiap tahun dan berhasil menjaring kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) bahkan wisatawan mancanegara (wisman), terutama para yachter peserta Wonderful Sail Indonesia tersebut, sudah 7 kali dilaksanakan sejak 2013 sampai 2019.
Berdasarkan pengamatan TravelPlus Indonesia usai beberapa kali berkunjung ke kabupaten yang beribukota Pasarwajo ini, sebenarnya masih banyak hal unik dan menarik sebagai potensial iven yang bisa digarap Disparkab Buton.
Sumber inspirasi/penguat iven itu bisa diambil dari berbagai kearifan lokal, keunikan budaya/tradisi/kerajinan/kehidupan masyarakat sebuah kampung/desa/kecamatan maupun daya tarik/keindahan alamnya (kondisi hutan, pantai dan bawah lautnya, perbukitan, air terjun, pemandian alami, tambang aspal, dll).
Contoh iven yang bisa digarap antara lain TravelPlus Indonesia menamakannya Festival Bahari Buton (FBB) atau Buton Marine Festival (BMF) yang berisi paduan bermacam aktivitas bernuansa olahraga laut/pantai seperti (lomba dayung tradisional, lomba mancing tradisional, lomba menjala ikan tradisional).
Dipadu dengan ragam aktivitas bermuatan budaya seperti (lomba kuliner laut/kuliner berbahan ikan seperti Sop Parende/Ikan Bakar, pementasan tradisi/kearifan lokal yang hidup di masyarakat pesisir/nelayan, tari kolosal kreasi tradisional bernuansa kehidupan nelayan, parade/pawai budaya pesisir Buton dengan kostum khas masyarakat pesisir maupun kostum karnaval yang dirancang megah/unik/spektakuker, suguhan musik/lagu masyarakat pesisir, dll).
Ditambah dengan aneka aktivitas bernuansa edukasi seperti (seminar mengangkat potensi budaya dan wisata pesisir Buton, lomba foto/vlog/tulisan terkait kehidupan nelayan/keindahan pantai/bawah laut yang menjadi daya tarik wisata, dan seminar bertema menjaga lingkungan pantai dan laut agar bebas dari sampah plastik serta pelantikan/pembentukan kelompok sadar wisata (pokdarwis) bahari).
Selain itu dikombinasikan dengan berbagai aktivitas bernuansa ekonomi seperti (pameran UKM/kerajinan tangan khas masyarakat pesisir/nelayan, pameran foto budaya dan wisata bahari Buton); serta sejumlah aktivitas bermuatan hiburan seperti (konser musik khas pesisir lokal dan atau konser musik khas anak pantai dengan mengundang band/penyanyi ternama/tengah ngehits yang digelar di tepian Teluk Pasarwajo sehabis Ashar sampai jelang Maghrib).
TravelPlus Indonesia juga beranggapan sejumlah keunikan budaya/keindahan alam lainnya dapat dikemas Disparkab Buton menjadi berbagai iven menarik dan berdaya jual tinggi antara lain membuat/mengemas Festival Penyulingan Arak Buton (untuk melestarikan local wisdom yang sudah ada sejak lampau, kemudian diteruskan turun-temurun sampai sekarang, supaya tak musnah), lalu Festival Ragam Pesona Wabula (di dalamnya ada atraksi perempuan penenun, pameran aneka sarung khas Buton, lomba rancang busana berbahan kain/sarung Buton, pagelaran busana (fashion show) bernuansa kain/sarung Buton), dan Festival Baruga Buton (FBB) yang bertujuan untuk melestarikan dan memaksimalkan keberadaan dan fungsi Baruga yang ada di Kabupaten Buton khususnya).
Selain itu Festival Bukit Teletabis (mengingat lenskepnya unik), lalu Festival Paru-Paru Dunia Hutan Lambusango, dan Festival Pesona Air Terjun Buton.
Sementara sport tourism events yang potensial digarap Disparkab Buton yang dipimpin La Ode Zainuddin Napa ini menurut TravelPlus Indonesia antara lain lomba lari marathon/half marathon/fun 5 K/10 K, lomba sepeda marathon/fun, lomba triatlhon (renang, lari dan sepeda marathon), lomba dayung tradisional/lomba perahu layar, lomba memancing tradisional, volly pantai, sepakbola pantai, dll.
Kenapa sport tourism events tersebut itu amat bisa diadakan di kabupaten yang kini dinahkodai Bupati La Bakry ini?
Ya karena kabupaten penghasil aspal ini didukung sarana alam (teluk, pantai, dan jalan yang cukup menantang dengan medan berliku-liku dan naik turun ditambah pemandangan menawan di sekitarnya).
Iven Islami
Mengingat mayoritas penduduk Kabupaten Buton adalah muslim dimana segala sendi kehidupannya lekat dengan ajaran Islam ditambah banyak masjid, sejatinya menurut TravelPlus Indonesia, Disparkab Buton dapat menggarap festival yang kental bernafaskan Islam, seperti Festival Muharram, Festival Tahun Baru Islam, Fastival Maulid Nabi Muhammad SAW, Festival Takbiran, Festival Hari Raya Qurban, Festival Ketupat, Festival Ayo ke Masjid, dan lainnya.
Festival bermuatan ajaran Islam sekaligus untuk syiar Islam itu bisa diisi dengan bermacam lomba menarik dan tentu bermanfaat buat membangun manusia berkarakter Islam yang tangguh antara lain lomba selawat/marawis/qosidah/gambus, lomba kaligrafi, lomba tilawafil quran, lomba azan, lomba fotografi khasanah Islam, lomba rancang busana muslimah/muslim disertai fashion show, dan lomba ceramah tingkat pelajar SD sampai mahasiswa dan orangtua.
Biar lebih menarik lagi, undang ustadz/ustadzah ternama dari Ibukota untuk ber-tauziah/berceramah.
Supaya lebih berkualitas lagi, adakan pula talkshow hijrah dengan menghadirkan artis ternama yang berhijrah, seminar bedah buku Islam, bazaar kuliner halal dan UKM bercirikan Islam, dan hiburan musik Islami seperti konser Sabyan Gambus, Opick, dll.
Selain itu bisa membuat festival kuliner khas Buton yang spesifik, antara lain Festival Sop Parende dan Kasuami (FSPK) dengan sejumlah acara menarik perpaduan atraksi seni budaya, aneka lomba masak, pemecahan rekor MURI, bazaar/pameran aneka kuliner, talkshow kuliner, dan hiburan.
Intinya harus jeli melihat setiap potensi yang ada, lalu diiringi kemauan kuat ditambah daya kreativitas untuk mengemasnya menjadi sebuah iven berkelas.
Bagaimana pendanaannya? Selain menggunakan APBD Pemkab Buton, tentu bisa juga meminta dukungan dari Pemprov Sultra dan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kemenpora, dan kementerian terkait lainnya.
Bisa pula bekerjasama dengan instansi terkait seperti Kominfo, Dishub, dan lainnya serta dengan sejumlah pihak swasta sebagai pihak sponsor seperti Bank Sultra, dll untuk pemberian hadiah bermacam lomba, penyediaan fasilitas pendukung, dan lainnya.
Selain menaikkan kelas pariwisata Buton, banyak manfaat yang bakal diperoleh Buton dengan memperbanyak iven berkualitas tersebut.
Pertama, iven tersebut menambah daya tarik Buton sehingga wisatawan baik lokal, wisnus bahkan wisman datang ke Buton, termasuk kedatangan para pengisi acara, awak media, tamu undangan dari Jakarta dan kota lainnya dengan kata lain dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Jika itu terjadi jelas meningkatkan pula pendapatan masyarakat Buton terutama para pengusaha yang bergerak di bidang industri wisata (hotel, homestay, rumah makan/warung/toko sembako, pemandu wisata, travel agent penyedia ticketing, paket wisata, dan lainnya) serta di bidang transportasi mulai dari pesawat terbang, kapal laut/speed boat, rental car, kapal ferry, dan lainnya.
Keuntungan kedua, lewat penambahan iven berkualitas otomatis akan menggaungkan pariwisata Buton sekaligus mempopulerkan nama Buton ke level Nasional maupun global (dunia) lewat sejumlah pemberitaan positif terkait iven tersebut baik di sejumlah media massa/online/elektronik maupun media sosial (medsos) seperti Instagram (IG), FB, Twitter, dan Youtube.
Oleh karena itu, setiap iven harus dibuatkan akun IG dan juga diberi hashtag akan semakin terekpos luas, contoh akun IG @festivalbudayatuabuton, lalu dengan #festivalbudayatuabuton, #festivalbudayatuabuton2019, dan lainnya.
Semua panitia pelaksana mulai dari Kepala Disparkab Buton sampai ke sejumlah staf-nya, termasuk jurnalis/travel blogger yang diajak bekerjasama, harus aktif mem-posting berita/informasi pra, on & post/pasca-event tersebut, baik itu berupa link tulisan, foto maupun video.
Jika semakin banyak wisatawan yang datang ke Buton dan semakin tersohor nama Kabupaten Buton, otomatis lambat laun akan menarik minat pemilik modal (investor) untuk berinvestasi dalam industri wisata misalnya dengan membangun hotel atau resort berbintang, homestay, resto & cafe, objek wisata buatan, dan lainnya terutama di Pasarwajo dan kecamatan potensial lainnya.
Perlu diingat, waktu dan tempat pelaksanaan setiap iven harus fix/pasti, tidak berubah-ubah, dan tepat waktu (on time). Begitupun rangkaian acara dan pengisi acaranya.
Kiat Promosi Iven
Nah, supaya iven itu mampu menjaring wisatawan lokal, wisnus, dan wisman, tentu promosinya harus tepat dan gencar.
Caranya dengan bekerjasama dengan jurnalis/travel blogger yang berpengalaman dalam peliputan pariwisata baik dari pusat maupun daerah untuk memuat/menulis berita pra, on & post/pasca event-nya.
Langkah lainnya melakukan promosi pra event beberapa bulan sebelum iven, lewat jumpa pers di tingkat daerah, lalu di tingkat Nasional di Jakarta, atau penyebaran pers release terkait pelaksanaan iven bekerja sama dengan jurnalis/travel blogger berpengalaman yang ada di Jakarta dan kota sasaran lainnya.
Lakukan pula promosi iven di Car Free Day (CFD) karena murah dan praktis maupun lewat special promo event lain di Jakarta/Makassar/Kendari/Surabaya/Yogyakarta, dan di Denpasar-Bali.
Mengapa Disparkab Buton harus promosi iven di Makassar dan Kendari? Karena kedua kota besar itu memiliki penerbangan langsung (direct flight) dengan pesawat terbang maupun pelayaran langsung dengan kapal laut ke Kota Baubau, gerbang utama ke Pulau Buton kemudian lanjut lewat darat ke Pasarwajo, Ibukota Kabupaten Buton atau ke lokasi acara iven tersebut.
Mengapa pula harus promosi iven di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Denpasar? Karena keempat kota besar itu selain sebagai kota bisnis juga kota wisata, dimana wisnus dan wisman banyak yang masuk dan berwisata ke kota-kota tersebut.
Alasan lainnya, dari keempat kota tersebut ada direct flight dengan pesawat berbadan lebar atau boing dari berbagai maskapai penerbangan ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (transit di Makassar), kemudian lanjut naik pesawat berukuran lebih kecil berkapasitas 72 penumpang ke Bandara Botoambari, Baubau.
Jangan lupa promosi iven di kota dan sejumlah kabupaten lain yang ada di Pulau Buton seperti Kota Baubau dan Kabupaten Buton Selatan, maupun di kabupaten/pulau tetangga terdekat di luar Pulau Buton seperti Kabupaten Buton Tengah di sebagian Pulau Muna dan Kabupaten Buton Utara juga di sebagian Pulau Muna, dan Kabupaten Wakatobi di bagian Selatan Pulau Buton serta di Kabupaten Bombana yang masuk daratan Sulawesi dan sebagian besar Pulau Kabaena.
Bahan promosinya bisa berupa spanduk dan baliho besar yang dipasang di titik-titik strategis seperti bandara, pelabuhan, dermaga, dan di sejumlah persimpangan/perempatan jalan.
Ditambah flyer iven yang ditempel di rumah makan, warung, sentra kuliner, sentra kerajinan, mini market, kampus, sekolah, tempat-tempat keramaian, mading masjid, baruga, dan gerbang/loket objek-objek wisata, venue-venue olahraga, kantor kecamatan, kelurahan, dan kantor semua instansi.
Juga tak lupa standing banner dan flyer iven terkait yang dipajang di sejumlah hotel, homestay, dan gedung dive center, Semua itu untuk menjaring utamanya wisatawan lokal, wisnus, bahkan wisman.
Untuk urusan promosi pra, on & post-event jangan pelit-pelit, jangan tanggung-tanggung. Kesuksesan sebuah iven amat tergantung promosi yang dilakukan.
Sebagus, semegah, dan spektakuler apapun iven yang dibuat, rasanya mubazir kalau gaungnya hanya bersifat lokal gara-gara miskin/pelit promosi pra event dan lainnya.
Promosi setiap iven itu amat penting dan wajib dilakukan dengan anggaran yang cukup, sebab itu menjadi investasi kelak buat kemajuan sektor pariwisata setempat.
Sediakan Paket Tur
Tak kalah penting, setiap iven yang dibuat harus menyiapkan pula paket-paket wisata/paket tur terkait iven tersebut lalu dipromosikan lewat media massa/online maupun beragam medsos.
Paket tur yang dibuat banyak pilihannya. Ada paket tur komplit (sudah termasuk antar-jemput dari Bandara Botoambari ke Pasarwajo atau lokasi acara, akomodasi hotel/homestay di Baubau atau di Pasarwajo, menyaksian rangkaian acara iven, makan selama tur berlangsung, dan kunjungan ke objek-objek wisata di Kabupaten Buton).
Ada juga paket tur hemat, tanpa antar-jemput jadi peserta tur mencari/memesan sendiri alat transportasi darat menuju Baubau maupun ke Pasarwajo dan ke lokasi acara, dan paket itu sudah termasuk menginap di tenda atau berkemah dekat lokasi acara, menonton rangkaian acara iven, dan makan selama tur berlangsung.
Jadi soal akomodasi, Disparkab Buton bisa memanfaatkan bermacam akomodasi yang sudah ada di Pasarwajo seperti Hotel Buton Raya (HBR), Hotel Hanny, Losmen Rizki, dan lainnya.
Hal yang perlu diingat, meskipun jenis akomodasi tersebut masih berkelas hotel melati maupun homestay, yang terpenting bersih, nyaman, dan baik pelayanannya serta harganya terjangkau, pasti wisatawan senang dan betah.
Jika tak cukup, bisa dialihkan di sejumlah hotel yang ada di Baubau.
Sebagai tambahan, Disparkab Buton bisa memilih rumah-rumah penduduk di Pasarwajo dan sekitarnya yang sudah lolos seleksi pelayanan dan kelengkapan sebagai homestay atau akomodasi sementara buat wisatawan selama iven berlangsung dengan tarif terjangkau.
Alternatif lainnya, bisa dengan menyediakan penginapan kemah dengan sejumlah tenda dome dan fasilitas pendukung lain seperti matras/alas tidur, selimut, hammock, MCK yang bersih, lampu penerang tradisional di tempat berkemah atau camping ground berpemandangan keren, dan dijaga tim keamanan setempat.
Untuk urusan tersebut sebaiknya melibatkan kelompok/mahasiswa pecinta alam (mapala) yang ada di Pasarwajo maupun Baubau, karena mereka paham bagaimana mendirikan tenda dome, memasang hammock, serta memilih lokasi kemping yang aman dan nyaman.
Selain itu disiapkan shuttle bus buat antar-jemput peserta tur dari lokasi camping ground ke lokasi acara dan objek-objek wisata yang akan dikunjungi serta ditemani tim tur sebagai pendamping/pemandu.
Penginapan alternatif dengan berkemah itu amat membantu wisatawan yang berkantung pas-pasan atau yang bergaya backpacker dan atau yang menyukai konsep back to nature.
Jadi tak perlu harus menunggu ada sejumlah hotel megah/berbintang dan resto/cafe keren berkapasitas besar di Pasarwajo, baru berencana memperbanyak iven berkualitas.
Justru buat lebih dulu sejumlah iven seperti ide/saran TravelPlus Indonesia tersebut di atas dengan kemasan acara yang menarik, tepat waktu dan tempatnya, promosi pra event-nya gencar, tersedia ragam paket tur, dan lainnya, sehingga wisatawan lokal, wisnus bahkan wisman tertarik datang dan kemudian melambungkan nama Kabupaten Buton ke tingkat Nasional bahkan internasional hingga akhirnya para investor tertarik berinvestasi di sektor pariwisata.
Rest Area Instagramable
Satu lagi, Disparkab Buton bisa bekerjasama dengan pihak terkait untuk membuat beberapa titik rest area antara lain di lokasi taman teletabis yang berlenskep unik, di kawasan dekat rumah jabatan (rujab) Bupati Buton tepatnya di Jalan Leter Buton yang berpanorama menawan menghadap Teluk Pasarwajo nan cantik, lalu di kawasan dive center/dermaga di Teluk Pasarwajo, serta di depan kompleks perkantoran Takawa, dan lainnya.
Setiap rest area itu harus dilengkapi minimal warung mini/kedai kopi/makanan dan minuman ringan (sentra kuliner dan kerajinan tangan), serta tersedia tempat parkir mobil dan toilet umum yang bersih.
Bangunan rest area-nya dirancang semenarik mungkin atau istilah anak milennial yang instagramable, menonjolkan ragam simbol/motif/ikon/ornamen khas budaya Buton, sehingga bukan sekadar sebagai tempat istirahat sejenak pun menjadi lokasi selfie spot bagi wisatawan yang melintas dari Baubau ke Pasarwajo atau sebaliknya.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji, anto & dok.disparkab buton
Captions:
1. TravelPlus Indonesia saat meliput serangkaian acara Festival Budaya Tua Buton (FBTB) 2019 selama sepekan.
2. Foto di tulisan Buton di tembok dekat Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Buton.
3. Bukti FBTB 2019 diminati wisman terutama para yachter mancanegara.
4. Berfoto di depan Baruga yang ada di Pasarwajo, Ibukota Kabupaten Buton.
5. Kepala Disparkab Buton La Ode Zainuddin Napa memberi arahan kegiatan para yachter dalam FBTB 2019 kepada sekretarisnya, Rusdi Nudi di depan dive center Pasarwajo.
6. Berfoto di depan Masjid Raya Nurul Yaqin, masjid terbesar di Pasarwajo.
7. Kadisparkab Buton Zainuddin diwawancarai langsung (live interview) oleh RRI saat puncak acara FBTB 2019 di komplek perkantoran Takawa, Pasarwajo.
8. Berfoto di tulisan Takawa Buton di depan komplek perkantoran Takawa.
9. Berfoto di bawah tulisan Buton bercat merah di Pasarwajo.
10. Aktivitas aksi penenun tradisional Buton jadi daya tarik tersendiri buat turis bule.
11. Salah satu hotel yang ada di Pasarwajo.
12. Ngopi dan ngemil Tuli-Tuli, camilan khas Buton di dekat Rujab Bupati Buton yang potensial dijadikan rest area instagramable.
0 komentar:
Posting Komentar