2020, Infrastruktur Dasar Danau Toba Ditargetkan Terealiasi
Pemerintah meminta pihak-pihak terkait dalam pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata Danau Toba di Sumatera Utara, yakni Kementerian dan Lembaga Swasta untuk segera merealisasikannya.
Permintaan untuk mengebut pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata di Danau Toba dan sekitarnya ini sebagai tindak lanjut hasil kunjungan kerja Presiden Joko Widodo yang menginstruksikan percepatan pembangunan di kawasan destinasi pariwisata super prioritas tersebut.
“Arahan Presiden untuk dieksekusi secepat-cepatnya, untuk para investor juga harus segera membangun,” jelas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan saat Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Pariwisata Danau Toba di Kantor Kemenkomar, Jakarta, Jumat (2/8/2019).
Luhut juga memastikan agar Kementerian PUPR segera mengeksekusi arahan Presiden Jokowi terkait infrastruktur di Danau Toba dan pengembangan sektor pariwisata.
“Target pada 2020 infrastruktur dasar atau sarana dan prasarana menunjang kawasan pariwisata atau Otorita Danau Toba dan wilayah sekitarnya terealiasi,” tambahnya.
Terkait infrastruktur jalan, sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sudah menjelaskan pihaknya saat ini tengah menyelesaikan pekerjaan pelebaran alur Tano Ponggol di Danau Toba Kabupaten Samosir.
Pelebaran tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada wisatawan dapat mengelilingi Pulau Samosir menggunakan kapal pesiar berukuran besar.
"Sebelumnya alur Tano Ponggol mempunyai lebar rata-rata 25 meter dalam kondisi dangkal, untuk itu kita lebarkan menjadi 80 meter dan tambah kedalamannya sehingga kapal pesiar bisa keliling Pulau Samosir sepenuhnya. Saat ini progresnya sudah sekitar 74 persen dan insya Allah akhir tahun bisa diselesaikan," kata Menteri Basuki.
Proyek pelebaran alur Tano Ponggol dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dengan kegiatan utama adalah pelebaran dan pendalaman alur sehingga akan dapat dilewati oleh kapal pesiar.
Alur Tano Ponggol akan dilakukan pelebaran dari 25 meter menjadi 80 meter sepanjang 1,2 km dan ditambah kedalamannya dari 3 meter menjadi 8 meter.
Pekerjaan tersebut akan memindahkan tanah sebanyak 571.562 m3 untuk mendapatkan elevasi dasar alur pada 897 mdpl.
Kontrak pekerjaannya dimulai Desember 2017 dan akan selesai Desember 2019 dengan anggaran mencapai Rp313 miliar.
Menpar Arief Yahya yang juga hadir dalam rakor ini menjelaskan kesiapan para investor untuk melaksanakan groundbreaking hotel di Danau Toba, khususnya di zona otorita.
“Komitmen dari Pemerintah mengenai pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar di dalam kawasan segera diwujudkan, salah satunya dimulai pada September 2019,” terangnya.
Lebih lanjut, Arief Yahya menjelaskan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam format Conditional LUDA (Land Utilization dan Development Agreement) ditargetkan pada 10 Oktober 2019.
“Komitmen dari investor mengenai dimulainya pembangunan fisik. Groundbreaking Glamorous Camping atau Glamping pada 10 Oktober 2019 dam Groundbreaking Luxurious Hotel ditargetkan pada 20 April 2020,” jelas Arief Yahya.
Dalam rakor yang juga dihadiri Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Dirut Badan Otorita Pariwisata Danau Toba Arie Prasetyo, Luhut pun meminta agar lintas K/L dapat menindaklanjuti permasalahan keramba jaring apung agar masalah pencemaran lingkungan di Danau Toba yang mempengaruhi kenyamanan wisatawan segera dibenahi.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.biro komlik kemenpar
Captions:
1. Pembangunan Infrastuktur pendukung pariwisata Danau Toba dikebut.
2. Saat Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Danau Toba di Kantor Kemenkomar, Jakarta, Jumat (2/8/2019).
0 komentar:
Posting Komentar