. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 31 Januari 2019

Kemenpar Gelar Rakor Pengembangan Destinasi Sumatera Area I dan II, Ini Kesimpulannya

Dalam rangka pemberian dukungan fasilitasi pengembangan destinasi di wilayah Sumatera, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I menyelenggarakan kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor).

"Rakor ini bertujuan mengkoordinasikan dan mensingkronisasikan program/kegiatan pengembangan destinasi di wilayah Sumatera Area I dan II di masing-masing kab/kota tahun anggaran 2019," kata Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I, Kemenpar, Lokot Ahmad Enda di Medan, Sumatera Utara, Kamis (31/1/2019).

Rakor perdana Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I dan II di tahun ini, lanjut Lokot khusus untuk 5 provinsi di Sumatera Area I dan II yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepri.

"Pesertanya seluruh kepala dinas pariwisata atau yang mewakili dari semua kabupaten/kota di masing-masing provinsi tersebut, ditambah industri pariwisata, akademisi, dan media," terangnya.

Menurut Lokot, rakor kedua dengan tujuan yang sama untuk 5 provinsi yang masuk wilayah Sumatera Area III dan IV yaitu Babel, Sumsel, Jambi, Bengkulu, dan Lampung, juga akan digelar.

Selain Lokot yang memaparkan soal Kebijakan Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I, juga ada narasumber (narsum) lainnya yang dihadirkan di sesi pertama rakor ini yakni Tim Penyusun Rencana Aksi Pengembangan Destinasi Pariwisata Terpadu Regional I Abadi Reksapati dengan paparan tentang Sosialisasi Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Destinasi Terpadu Regional I dan Praktisi Mitigasi Bencana Jaya Murjaya dari BMKG pusat dengan paparan mengenai Strategi Mitigasi Bencana dan Dampak Kepariwisataan.

Selanjutnya disesi kedua, menghadirkan dua narsum yakni Ketua Tim Percepatan Wisata Pedesaan dan Perkotaan, Vitria Ariani yang memaparkan soal Strategi dan Kebijakan Pengembangan Destinasi Wisata Pedesaan dan Perkotaan di Wilayah Sumatera dan Ketua Tim Percepatan Wisata Sejarah, Religi, dan Budaya Tendi Nur Alam dengan paparan tentang Strategi dan Kebijakan Pengembangan Destinasi Wisata Sejarah, Religi, dan Budaya di Sumatera.

Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata Sumut Hidayati memberikan sambutan dan Lokot menyampaikan arahan sekaligus membuka rakor ini mewakili Deputi Pengembangan Destinasi Kemenpar Dadang Rizki Ratman yang berhalangan hadir.


Diujung acara, Lokot membacakan draft kesimpulan rakor ini.

"Pertama, program dan kegiatan pengembangan Destinasi Regional I Area I dan II ini akan disinergikan secara spesifik di masing-masing area dan provinsi dan menyesuaikan dengan komitmen Pemerintah Daerah," ungkap Lokot.

Kesimpulan kedua, perlunya komitmen yang kuat dari pemerintah provinsi (gubernur) dan bupati/walikota kepada pengembangan wisata di wilayahnya.

Berikutnya, rencana Aksi Pengembangan Wisata Terpadu Regional I akan bersinergi dengan RIPPARDA Provinsi/Kab/Kota dengan mengambil Top 3 Destinasi.

Terakhir, Strategi Mitigasi Bencana bagi dunia pariwisata sangat penting dan perlu dilakukan secara berkala ke stakeholder pariwisata.

"Tujuannya untuk menambah  kepercayaan wisatawan dan meminimalisir kerugian dan dampak bencana," pungkas Lokot.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Para peserta Rakor  Pengembangan Destinasi Regional I Area I dan II di Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Medan.
2. Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I, Kemenpar, Lokot Ahmad Enda memberikan arahan kemudian membuka rakor dan menjadi salah satu narsum.
3. Kepala Dinas Pariwisata Sumut Hidayati memberikan sambutan.
4. Salah satu peserta rakor mengajukan pertanyaan kepada narsum.
5. Sesi tanya jawab dengan Ketua Tim Percepatan Wisata Pedesaan dan Perkotaan, Vitria Ariani dan Ketua Tim Percepatan Wisata Sejarah, Religi, dan Budaya Tendi Nur Alam.



Read more...

Senin, 28 Januari 2019

Gaung Pesona Masjid Jogokariyan Mendunia, Ini Faktor Pendukungnya

  Jumlah masjid di Kota Jogja ada 527 menurut Sistem Informasi Masjid (Simas), Kementerian Agama yang dimuat di laman resminya simas.kemenag.go.id. Hasil amatan TravelPlus Indonesia, satu dari ratusan masjid itu punya daya tarik lebih, yaitu Masjid Jogokariyan.

Secata fisik, Masjid Jogokariyan tak sebesar dan semegah Masjid Istiqlal di Jakarta, Masjid Kubah Emas di Depok, Masjid Al Akbar di Surabaya, Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang, Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, ataupun Masjid Agung Natuna di Ranai, Kabupaten Natuna dan sejumlah masjid lain.

Namun dari sisi 'kemakmuran' sejatinya sebuah masjid, justru Masjid Jogokariyan termasuk berada di deretan terdepan.

Berkat 'kemakmurannya', masjid ini berhasil menarik kunjungan wisatawan baik saat maupun diluar Ramadhan.

Sampai akhirnya timbul pertanyaan kenapa Masjid Jogokariyan yang berdiri di tengah kampung di pinggiran Selatan Kota Jogja ini bisa makmur dan tersohor keberadaannya sampai ke mancanegara?

Masjid Jogokariyan beralamat lengkap di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Jogja, Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Masjid yang dibangun tahun 1966, dan setahun kemudian digunakan ini diberi nama sesuai nama kampung tempat masjid ini berdiri yakni Jogokariyan.

Kabarnya ini mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang memberi nama masjid yang didirikannya sesuai dengan di mana masjid itu berada.

Pembangunan masjid ini berawal dari wakaf seorang pedagang batik dari Karangkajen, Yogyakarta.

Posisi awalnya di sebelah selatan kampung Jogokariyan, kemudian pindah ke tengah kampung, dan sekarang dengan segala perkembangannya, masjid ini berdiri di sudut perempatan kampung.

Semula masjid ini hanya terdiri atas bangunan inti sebesar mushola. Setelah tahun 2006, pengurus masjid mendirikan Islamic Center di bagian Timur bangunan utama.

Segala aktivitas pelayanan jamaah kerap ditempatkan di Islamic Center Masjid Jogokariyan.

TravelPlus Indonesia menilai 'kemakmuran' dan ketersohoran Masjid Jogokariyan dipicu beberapa faktor pendukung.

Pertama, takmir atau pengurus masjid ini punya visi dan misi yang kuat.

Visinya ingin mewujudkan masyarakat sejahtera lahir bathin yang diridhoi Allah melalui kegiatan kemasyarakatan yang berpusat di masjid. Sedangkan misinya antara lain menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat, pusat kegiatan masyarakat, tempat rekreasi rohani jama’ah, dan sebagai pesantren dan kampus masyarakat.

Kedua, pengurus dan remaja masjidnya aktif, kompak, dan kreatif.

Buktinya, remaja masjidnya pernah menggelar even Muslim Art Competition dan Lomba Mural Tingkat Nasional.

Setiap Ramadhan, pengurusnya menyelenggarakan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan dengan berbagai kegiatan menarik seperti pengajian jelang ramadhan, berbagi sembako sahur, pembukaan pasar sore, taraweh dengan imam dari negeri Syam, kajian  obrolan dan lagu (kolag).

Selain itu ada ngobrol inspirasi (ngopi), kajian muslimah “parenting”, tabligh akbar, sahur bareng, qur’an camp, Ramadhan kids corner, tarawih ala Madinah 1 juz, Hamas Activity, dan i’tikaf 10 hari full.

Hebatnya, peserta i’tikaf di masjid ini bukan hanya dari Yogyakarta dan sekitarnya tapi juga dari Semarang, Purwokerto, Purwakerta, Jakarta, Bekasi, Tangerang,  Lampung, Palembang, dan Palu, bahkan dari Aceh.

Fakor pendukung ketiga, masjid yang logonya terdiri dari tiga bahasa yakni Arab, Indonesia, dan Jawa ini pun memiliki  sarana promosi segala kegiatannya lewat beragam akun media sosial (medsos) yang lengkap mulai dari Facebook (FB), Twitter, dan Instagram (IG)  bahkan memiliki website sendiri yang dikelola secara aktif, kreatif, dan menarik.

Kontaknya pun lengkap mulai dari email, nomor telp, sampai nomor WA sekretariat, penginapannya, dan pengurus donasi/baitul maal-nya.

Melihat semua itu wajar jika masjid ini mendapat juara 1 hingga juara harapan 2 masjid besar percontohan DIY tahun 2016.

Pada tahun yang sama, masjid ini mendapat penghargaan sebagai masjid besar percontohan idarah Nasional oleh Kemenag RI.

Masjid ini pun kerap dikunjungi para pengurus masjid lndonesia untuk studi banding.

Hal itu dikarenakan masjid ini berorientasi ada pelayanan umat dan dikelola dengan manajemen modern.

"Manajemen Masjid Jogokariyan merupakan manajemen masjid modern yang berlandaskan pada nilai-nilai masjid pada zaman Rasulullah SAW di mana masjid menjadi jantung pokok kegiatan masyarakat serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar," demikian yang tertulis di website masjid ini.

Baru-baru ini, tepatnya Ahad (27/1/2019) masjid ini menggelar kegiatan #Pemilu Takmir 2019 yang dihadiri Wakil Walikota Jogja Heroe Poerwadi sebagai undangan non warga.

"Berbagai kegiatan disuguhkan dalam hajatan Pemilu Takmir kali ini, di antaranya jalan sehat warga, pemeriksaan kesehatan warga secara gratis, pembagian sembako, serta sarapan bersama seluruh warga Kampung Jogokariyan," begitu tulis akun IG @masjidjogokariyan.

Aneka doorprize juga diberikan kepada warga yang beruntung. Di antaranya springbed, dispenser, kipas angin, setrika, kompor gas, serta hadiah utama berupa paket perjalanan ibadah umroh.

Fasilitas pendukung di masji ini terbilang lengkap. Tepat di seberang masjid ini ada salon syariah buat muslimah serta toko perlengkapan solat, hijab, dan pakaian muslim.

Di samping masjid ini juga ada beberapa pedagang kuliner seperti Mie Jawa, Mie Godog, lalu Bakso dan Angkringan. Semuanya dibawah binaan pengelola masjid ini.

Setiap azan berkumandang, para penjualnya sementara waktu tidak melayani pembeli karena mereka wajib menunaikan solat berjemaah di masjid ini.

Menariknya lagi masjid ini pun memiliki ATM beras buat kaum duafa.

Keistimewan lainnya, masjid ini memiliki penginapan, namanya Hotel Masjid Jogokariyan yg berbasis syar'i. Jumlah kamarnya 11 terdiri atas 10 kamar reguler dan 1 VIP yang berada di lantai 3 Islamic Center Masjid Jogokariyan.

Selain itu disekitarnya juga terdapat penginapan mulai dari hotel bintang satu dan seterusnya, antara lain Hotel Seno, Hotel Jogokaryan, Burza Hotel, Horison Inn, The Grand Palace Hotel, dan KJ Hotel Yogyakarta.

Berkat semua itu, Masjid Jogokariyan kemudian menjadi salah satu masjid yang tersohor di Kota Jogja bahkan se-Provinsi DI Yogyakarta dan sekaligus menjadi objek wisata syariah.

Pengunjungnya bukan hanya ramai saat Ramadhan dan hari-hari besar Islam, pun pada hari biasa.

Saat shalat subuh di masjid ini pun berasa seperti shalat magrib, karena selalu ramai jemaahnya.

Naskah: Adji TravelPlus, IG: @adjitropis

Captions:
1. Masjid Jogokariyan di Kampung Jogokariyan, Kota Jogja (dok. @adjitropis)
2. Acara Jogja Hijrah Bikers di Masjid Jogokariyan. (dok.@masjidjogokariyan)
3. Salah satu kajian di dalam Masjid Jogokariyan. (dok.@masjidjogokariyan)
4. Suasana buka bersama di Masjid Jogokariyan dalam kegiatan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan #14 (KRJ14) Jogja 1439 H. (dok.@masjidjogokariyan)



Read more...

Jatim Punya 367 Agenda Wisata Tahun Ini, Tujuh Event-nya Masuk CoE Nasional

Wajah pariwisata Jawa Timur (Jatim) dipastikan bakal semakin merona tahun ini. Soalnya ada 367 event yang siap mewarnainya. Target kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegaranya pun naik.

Menariknya lagi dari 367 event itu terdapat tujuh event yang berhasil terdaftar dalam Calendar of Events (CoE) Nasional 2019 atas pilihan tim kurator bentukan Kemenpar.

Ketujuh event spesial Jatim itu adalah Majapahit Travel Fair yang akan dihelat tanggal 11-14 April di Surabaya, Yadnya Kasada Bromo (17-19 Juni) di kawasan Gunung Bromo, Banyuwangi Ethno Carnival (28 Juli) di Taman Blambangan Banyuwangi, dan Jember Fashion Carnaval (30-3 Agustus) di Alun-alun Jember.

Selain itu Malang Flower Carnival (15 September) yang akan digelar di Malang, Tour de Ijen (23-26 September) di Banyuwangi-kawasan Gunung Ijen, dan Gandrung Sewu tanggal 20 Oktober mendatang di Pantai Boom Banyuwangi.

Kalender Wisata Jatim 2019 diluncurkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Sinarto di Gedung Graha Wisata, Surabaya, baru-baru ini.

Menurut Sinarto 367 event Jatim tahun ini terdiri atas terdiri dari 97 acara festival dan 270 non-festival yang tersebar di 38 kabupaten/kota seluruh Jatim.

Dari 367 event itu, terpilih 29 Top Event Jatim 2019 yang diharapkan mampu menjaring 1 juta orang wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 70 juta orang lebih sebagaimana ditargetkan Pusat.

Semua event Jatim tahun ini, lanjut Sinarto terdiri atas event budaya seperti karnaval, upacara adat, pergelaran kesenian, dan kuliner.

Ada juga event sport tourism seperti lomba balap sepeda. Lalu event MICE seperti pameran dan travel mart, serta event religi berupa peringatan keagamaan.

Kata Sinarto selama ini Jatim mengandalkan wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, dan lainnya.

"Daya tarik wisata alam, Jatim memiliki Gunung Bromo, Kawah Ijen, Pantai Klayar di Pacitan, Tumpak Sewu di Lumajang, Pantai Tiga Warna di Malang dan Gililabak di Sumenep," ungkap Sinarto sebagaimana dikutip Kompas.com.

Selain itu ada wisata petualangan pendakian Gunung Semeru berketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (Mdpl) dan Gunung Raung (3.332 Mdpl); menyusuri goa di Tuban, Trenggalek, dan Pacitan; menyusuri sejumlah pantai terkenal di Banyuwangi, Pacintan, Malang, dan lainnya; menjelajahi taman nasional; wisata sejarah; wisata religi; dan juga wisata pendidikan.

Untuk wisata budaya, lanjut Sinarto, Jatim memiliki Candi Bajang Ratu Mojokerto, Candi Penataran Blitar, Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Makam Sunan Bonang Tuban, Masjid Cheng Ho Pasuruan, dan Candi Tikus Mojokerto.

Wisata buatannya yang tersohor antara lain ada Jatim Park 3 Kota Batu, Kampung Warna Warni Kota Malang, Museum Angkut Kota Batu, Taman Safari Indonesia 2 Pasuruan, Desa Wisata Pujon Kidul Kabupaten Malang, dan wisata bahari Lamongan.

Wilayah Jatim berbatasan dengan Laut Jawa di sisi Utara, Selat Bali di Timur, Samudera Hindia di Selatan dan Provinsi Jawa Tengah di Barat.

Jatim juga memiliki sejumlah pulau di perairannya antara lain Pulau Madura, Bawean, Kangean dan beberapa pulau terluar lain seperti Kepulauan Masalembu, Pulau Sempu, dan Nusa Burung.

Beberapa sumber menyebut, wisman yang berkunjung ke Jatim tahun 2018 sebanyak 830.968 orang. Angka ini melampaui target 630.968 orang.

Wisman yang paling banyak mengunjungi Jatim tahun lalu antara lain Malaysia, Singapura, China, Taiwan, Jepang, India, Hongkong, Amerika Serikat, Thailand, dan Korsel.

Jumlah wisnusnya tahun lalu mencapai lebih kurang 70 juta orang, melampau target 54 juta kunjungan. Mereka terbanyak datang ke Jatim dari Jawa Tengah, Jakarta, dan beberapa provinsi di Kalimantan.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Kawasan Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur (Jatim) berstatus destinasi pariwisata prioritas dan event-nya Yadnya Kasada Bromo masuk CoE Nasional 2019.
2. Salah satu culture event di Pulau Madura, Jatim.
2. Kawah Ijen di Banyuwangi, Jatim, event Tour de Ijen-nya juga masuk CoE 2019.

Read more...

Minggu, 27 Januari 2019

Kepri Suguhkan Ratusan Event Tahun Ini, Batam dan Sport Tourism-nya Mendominasi

Kepulauan Riau (Kepri) termasuk provinsi yang memiliki calendar of events (CoE) terbanyak di Indonesia. Tahun ini ada ratusan event yang terdaftar dalam CoE-nya. Lagi-lagi event di Kota Batam dan sport tourism-nya mendominasi.

Berdasarkan CoE Kepri 2019 yang TravelPlus Indonesia peroleh dari kiriman Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kepri, Buralimar, Sabtu (19/1), terlihat jumlah event di Kota Batam paling banyak dibanding kota/kabupaten lain di Kepri.

Ada 114 event yang disiapkan di Batam dari pertengahan Januari sampai akhir Desember 2019 untuk menarik wisatawan baik nusantara (wisnus) maupun mancanegara (wisman).

CoE Kota Batam 2019 tersebut sudah di-launching oleh Walikota Batam Muhammad Rudi di Batam baru-baru ini, di antaranya 4th Nongsa Regatta yang dihelat tanggal 25-27 Januari, 3 Nation Golf Tournament-PBS Tour (19-20 Febr), Japanese Prefecture (23 Febr), the Best of Street Food Fiesta (2-3 Maret), Triangle Tourism Travel Mart (2-5 April), dan Largest Zumba Gathering at Batam Island (6 April).

Selain itu ada Batam Bershalawat (5 Mei), Nongsa Challenge, Tea Cup (22 Juni), Tour de Barelang (Juli), Batam Fishing Festival (Juli), Gebyar Budaya Nusantara (9 Agustus), Bajafash/Batam Jazz & Fashion (8-9 Sept), Kepri Travel Mart 2019 (31 Okt),  Nongsa Cup (3-4 Nov), Golf & Boaters Night (28 Des), dan Kenduri Seni Melayu (Desember).

Sementara event Kabupaten Natuna yang masuk di CoE Kepri antara lain Festival Semarak Ramadhan (5 Mei), Festival Pulau Senua (16 Juni), Sail to Natuna (Juni), Fun Touristic Festival (27 Juli-Agustus), dan Festival Layang Layang Internasional (20-22 Sept), dan Natuna Expo (6-12 Okt).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Kabupaten Natuna, Erson Gempa Apriandi menambahkan kalendar event wisata Natuna tahun ini  tidak di-launching khusus.

"Cuma dalam CoE Cross Border Kepri 2019, event-event wisata Natuna  sudah terdaftar dan sudah di-launching Disparprov Kepri. Kita dari Dispar Natuna hanya mensosialisasikan via medsos dan sejumlah baliho," terang Erson kepada Travel Plus Indonesia juga lewat pesan WA.

Berdasarkan CoE Natuna 2019 yang dikirim Erson ke TravelPlus Indonesia, ada satu event lagi yaitu Lomba Foto Geopark Natuna yang akan digelar tanggal 30 November mendatang.

"Target kunjungan wisatawan ke Natuna tahun ini sekitar 800 - 1000 orang, baik dari semua event dalam CoE Natuna 2019 maupun dari kunjungan biasa," terang Erson.

Sementara event dari Kabupaten Anambas yang tertera di CoE Kepri tahun ini antara lain Anambas Natuna Cruise di Anambas dan Natuna (31 Mei-16 Juni), Festival Padang Melang (24-27 Juli), dan Anambas Mooncake Festival (14 Sept).

Kalau event Kota Tanjungpinang antara lain Festival Pulau Penyengat (14-18 Febr), Festival Imlek & Cap Gomeh (15-19 Febr), Gawai Seni (3-5 Juli), Tanjungpinang Mooncake Festival (15 Sept), dan Tour de Kepri (20-22 Sept).

Selain itu Tanjungpinang International Dragon Boat Race (24-27 Okt), Festival Bahari Kepri (5-10 Nov), Semarak Tanjungpinang Nada & Dakwah (Desember), dan Wonderful Sail to Indonesia 2019 (Des).

Lain lagi dengan Kabupaten Bintan, event wisatanya yang terdaftar dalam CeO Kepri 2019 antara lain Bintan Cup (23 Febr), Trekking Bintan Camteras (Maret), International Underground Music Festival di Bintan (April), 3rd Tambelan Cruise di Tambelan & Badas (17-26 Mei), dan Offshore Fishing Tournament IV di Batam & Bintan (21-23 Juni).

Selain itu Bintan Golf Cruise (26-28 Juli), International Bintan Marathon (8 Agust), Wonderful Sail Bintan di Batam & Bintan (18-20 Okt), Light House Run di Batam & Bintan (2 Nov), Festival Bahari Bintan (6 Nov), dan Bintan Kasma Run (31 Des).

Event dari Kabupaten Lingga yang masuk antara lain Neptune Regatta (2-10 Febr), Equator Cruise III di Batam, Lingga & Singkep (12-21 April), Chilli Crab Cruise di Batam, Benan, Mensanak & Duyung (8-12 Agust), dan Lingga Cup di Batam & Lingga (27-29 Sept).

"Khusus Equator Cruise III dilaksanakan di perairan Kabupaten Lingga tetapi penyelenggaranya Nongsa Point Marina & Resort-Batam," terang Rosanna selaku Kasi Promosi Dispar Lingga kepada TravelPlus Indonesia via WA.

Berdasarkan daftar CoE Lingga 2019 yang dikirim Rosanna sebenarnya ada 18 event wisata yang bakal dihelat di Lingga sepanjang tahun ini, selain 4 event di atas masih ada beberapa lagi antara lain Visit Lingga (Febr/Agust), Famtrip (Maret), Pagelaran Budaya Nusantara (Agust), Mandi Syafar (23 Okt), Wonderful Sail to Indonesia (Okt/Nov), dan Festival Bunda Tanah Melayu (Nov).

Sementara event dari Kabupaten Karimun yang masuk list CoE Kepri 2019 antara lain Festival Barongsai (29-30 Maret), Lomba Sampan Layar (24-25 Agust), Kejurda Seri II Motorcross & Grasstrack (24-25 Agust), Jelajah Wisata Karimun (6 Okt), dan Dangkok Dance Festival (18-19 Okt).

Berdasarkan CoE 2019 pilihan tim kurator bentukan Kemenpar, event unggulan Kepri yang lolos/terpilih adalah Festival Pulau Penyengat tanggal 14 - 18 Februari, Tour de Bintan (29 - 31 Maret), Bintan Triathlon (7 - 9 Mei), IronMan 70.3 Bintan (19 - 21 Okt), dan Batam International Culture Carnival (7 - 8 Des).

Kadispar Kepri Buralimar membenarkan kalau sport tourism menjadi salah satu event yang terbanyak dalam CoE Kepri tahun ini, khususnya sport tourism golf.

Salah satu pendukungnya, lanjut Buralimar karena Kepri memiliki 9 lapangan golf berkelas internasional.

Lokasi lapangan golf-nya tersebar di Batam dan Bintan yakni Tering Bay Golf, Palm Spring Golf, Tamarin Santana Golf, Southlinks Golf, Padang Sukajadi Golf, dan Indah Puri Golf. Selain itu Laguna Bintan Golf Club, Bintan Golf Club, dan Bintan Lagoon Golf Club.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Sport tourism di Kepri diminati peserta/wisatawan mancanegara.
2. Peserta Wonderful Sail to Indonesia tahun lalu di perairan Kabupaten Lingga, Kepri.
3. TravelPlus Indonesia saat meliput ajang lomba balap sepeda bertaraf internasional, Tour de Kepri tahun lalu. (dok.pri)

Read more...

Sabtu, 26 Januari 2019

Garuda Tebar Tiket Berdiskon, Ini Kesempatan Bagus ke Destinasi Ber-Event Spesial

Sambut ulang tahunnya yang ke-70, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, pemilik maskapai Garuda Indonesia menebar diskon tiket pesawat hingga 70% untuk beberapa destinasi. Menariknya sejumlah destinasi yang berdiskon, memiliki event-event wisata yang spesial tahun ini.

Dikutip dari laman resmi Garuda, diskon sebesar 70% akan diberikan untuk rute-rute penerbangan tertentu yang banyak dipesan selama ini.

Untuk beberapa destinasi lainnya, Garuda akan memberikan diskon spesial hingga 50%.

Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara seperti dikutip Kompas.com menyebutkan destinasi yang mendapat diskon 70% yaitu Jakarta-Surabaya-Jakarta, Jakarta-Denpasar-Jakarta, Jakarta-Jogja-Jakarta, Jakarta-Padang-Jakarta, Jakarta-Aceh, dan Jakarta-Aceh-Jakarta.

Sementara destinasi yang  kebagian potongan harga 50% adalah rute Ambon, Makassar, dan Jayapura.

TravelPlus Indonesia memperkirakan destinasi-destinasi yang mendapat diskon tersebut, akan mengalami peningkatan jumlah pengunjung, entah itu untuk urusan bisnis, rapat, keluarga, wisata, studi, ataupun urusan lainnya.

Nah, kalau tujuannya berwisata, TravelPlus Indonesia sarankan sebaiknya sekalian melihat event wisata di kota/daerah tujuan, termasuk event spesial yang masuk daftar Calendar of Events (CoE) 2019 karena sudah lolos kurasi dari tim kurator bentukan Kemenpar.

Jika ingin sekalian menyaksikan event wisata di Jakarta, traveler jangan lupa mencatat nama event dan tanggalnya.

Di Jakarta misalnya ada 7 event yang tercantum di CoE 2019 yaitu Java Jazz yang akan dihelat tanggal 1-3 Maret, Jakarnaval (16 Juni), Jakarta Food & Fashion Festival (8-8 September), Karnaval Kemerdekaan/Grand Karnaval Indonesia (18 Agustus), Wonderful Indonesia Culinary and Shopping Festival (27-27 Oktober), Jakarta Fashion Week (19-25 Oktober), dan Jakarta Marathon tanggal 27 Oktober mendatang.

Di Aceh ada Aceh Culinary Festival (4-6 Agustus), Saman Gayo Alas Festival (18 Agustus), dan Aceh International Diving Festival (6-7 Oktober).

Bali menjadi provinsi yang event-nya terbanyak masuk CoE 2019, yaitu Bali Spirit Festival (24-31 Maret), Pesta Kesenian Bali (15 Juni-13 Juli), Tanah Lot Arts Festival (20 Juli), Buleleng Festival (2-6 Agustus), Sanur Village Festival (21-25 Agustus), Ubud Writers and Readers Festival (23 - 27 Oktober), Pesona Nusa Dua Fiesta (25-27 Oktober), dan Pemuteran Bay Festival (13-16 Desember).

Di Jawa Timur ada Majapahit Travel Fair (11-14 April), Yadnya Kasada Bromo (17-19 Juni), Banyuwangi Ethno Carnival (28 Juli), Jember Fashion Carnaval (30-3 Agustus), Malang Flower Carnival (15 September), Tour de Ijen (23-26 September), dan Gandrung Sewu (20 Oktober).

Sementara di Papua ada Festival Biak Munara Wampasi (1-6 Juli) dan Festival Budaya Lembah Baliem (7-10 Agustus).

Di Yogyakarta ada ARTJOG (25-25 Agustus), Jogja International Street Performance (21-22 September), dan Jogja International Heritage Walk (16-17 November).

Di Sumatera Barat ada Pasa Harau Art & Culture Festival (9-11 Agustus), Tour de Singkarak (2-10 November), dan Festival Pesona Budaya Minangkabau (4-7 Desember).

Di Maluku ada Festival Teluk Ambon (18-20 Agustus) dan Pesta Rakyat Banda (11-14 November). Sedangkan di Sulawesi Selatan ada event F8 Makassar (4-8 September), Festival Pinisi (12-15 September), dan Festival Takabonerate (23-28 Oktober).

Buat traveler yang berencana menjelajahi destinasi-destinasi berdiskon untuk menyaksikan event-event spesial tersebut, sebaiknya segera membeli tiket promonya mulai Sabtu, 26 Januari hingga Jumat, 1 Februari 2019.

Belinya bisa lewat website Garuda Indonesia, aplikasi mobile Garuda Indonesia, ataupun online travel agent tertentu.

Perlu diketahui, tiket promo itu berlaku untuk periode keberangkatan mulai 26 Januari hingga 15 Desember 2019.

Traveler juga harus tahu, kalau tiket promo tersebut tidak berlaku untuk tiket grup. Harga diskonnya itu pun bergantung pada ketersediaan kursi sesuai dengan rute dan waktu perjalanan yang dipilih.

Selain penerbangan dengan Garuda yang berdiri tanggal 26 Januari 1949 ini, unit usaha dari Garuda Group lainnya seperti Citilink juga memberikan tiket berdiskon hingga 30% dan Sriwijaya Air sampai 70%.

Nah, traveler bisa mengecek pula rute yang berdiskon dari kedua maskapai tersebut, lalu sesuaikan dengan event wisatanya yang ingin dilihat, dan kemudian segera membeli tiketnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Pesawat Garuda Indonesia siap take off dari Bandara Internasional Soeta.
2. Pesawat Garuda Indonesia di salah satu bandara di dalam negeri.


Read more...

Jumat, 25 Januari 2019

Nonton “Great Days 2019” Gantolle Indonesia, Lanjut Sambangi Ragam Pesona Majalengka

Mau lihat para atlet ordirga (olahraga dirgantara)  layang gantung atau gantolle melayang-layang bak Elang dari Gunung Panten? Datanglah saat Great Days 2019 Gantolle Indonesia pada 2-3 Februari mendatang. Selepas itu sambangi objek-objek menawan Majalengka.

Selain melihat aksi para atlit gantolle, Anda juga bisa bisa menyaksikan jenis ordirga lainnya yaitu joy flight dan bahkan merasakan tandem flight sebagaimana diinformasikan di akun Instagram (IG) @jabartourism dan @paralayangmajalengka_official baru-baru ini.

Bukan cuma itu, Anda juga bisa mengikuti talkshow tourism, melihat movie vidoe flight, menikmati beragam kuliner di food fesfival, dan menonton hiburan music festival.

TravelPlus Indonesia menilai Gunung ­Panten memiliki keistimewaan tersendiri.

Tahun lalu, dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API), gunung yang mendapat julukan Bukit Gantolle/Bukit Paralayang ini menyabet penghargaan sebagai pemenang untuk Kategori Wisata Olah Raga dan Petualangan Terpopuler.

Kelebihan lainnya, lokasi landing atau pendaratannya tidak terlalu jauh, di lapangan ­sepak bola yang berada di Blok Cibatu, Kelurahan Munjul.

Jaraknya hanya beberapa kilometer dari lokasi take off atau penerbangan.

Pemandangan alamnya juga menawan. Di bagian Timur, terdapat panorama alam Gunung Ciremai. Di bawah gunung ada per­sa­wah­an hijau nan luas.

Sementara di sekeliling lokasi pener­bang­an ada hutan alam dan perkebunan mangga.

Nun jauh di sana, terhampar kawasan perkotaan Kadipaten, Jatiwangi, dan ­Majalengka.

Anda juga bisa melihat pesona matahari terbit dan tenggelam.

Tak heran lokasi ini kerap dikunjungi wisatawan untuk sekadar menikmati pemandangan alamnya.

Di area lokasi wisata paralayang  Gunung Panten ini juga terdapat hutan suaka yang merupakan habitat dari kera ekor panjang.

Di dalamnya juga terdapat sebuah air terjun bernama Curug Sempong dan situs petilasan Prabu Siliwangi.

Disana Anda pun bisa ikut terbang tandem dengan gantolle Rp 450 ribu per orang. Sedangkan terbang tandem paralayang Rp 350 ribu per orang sekali "loncat".

Sementara tiket masuk ke lokasi Rp 7 ribu. Semua tarif tersebut bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebijakan pengelola.

Selain berlayang gantung dan berparalayang, Anda juga bisa mencoba flying fox, outbound, dan aneka permainan petualangan lainnya.

Di sana juga sudah tersedia kafe dan restoran yang menyajikan aneka kuliner, minuman ringan, dan makanan kecil.

Selepas melihat para atlit gantolle beraksi, Anda bisa lanjut mengunjungi beberapa objek menarik yang ada di Kabupaten Majalengka, antara lain Desa ­Wisata Ban­tar­agung di Kecamatan Sindangwangi yang pernah menempati ­peringkat ketiga kategori wisata surga tersembunyi terpopuler dalam ajang API.

Kalau suka alam pedesaan berupa lenskep perkebunan di lereng perbukitan dan persawahan, sambangi saja Terasiring Panyaweuyan dan persawahan berlatar Gunung Ciremai di Bantaragung serta hutan bambu Cikaracak.

Jika ingin kesejukan buih-buih air terjun, pilihannya banyak.

Ada Curug Muara Jaya, Kapak Kuda, Sawer, Baligo, Cipeuteuy, Sawiyah, Cilutung, Santang, Ciborete, Leles, dan tentu saja ke Curug Ibun Pelangi yang disebut-sebut green canyon-nya Majalengka.

Kalau menyenangi ketenangan situ (danau) dan telaga, datangi saja Situ Cipanten, Situ Janawi Payung, Talaga Nila, dan Talaga Loa.

Mau mencoba river tubing, pergi saja ke Sungai Cikadongdong di Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh.

Senang dengan pemandangan alam gunung dan juga mendaki, tapaki Gunung Karang, Ciwaru, Gunung Sanghyangdora, Wangi, Tilu, dan Gunung Ciremai via Apuy.

Selain itu masih ada Batu Nyongclo, Cadas Gantung, Cibuluh, dan Pasir Oleole blok Cipicung di Desa Gununglarang.

Pulangnya, Anda bisa beli oleh-oleh buah mangga dan baju/kain batik motif genteng khas Majalengka di Kecamatan Jatiwangi. Maklum Jatiwangi sejak dulu dikenal sebagai daerah penghasil genteng.

Ada tiga jenis batik motif genteng Jatiwangi khas Majalengka yakni batik tulis, batiuk cap, dan batik printing.

TravelTips
Objek wisata paralayang/gantolle Gunung Panten berada di Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Lokasinya mudah dijangkau. Dari pusat kota, ambil patokan rute arah ke Bundaran Munjul Indah tepatnya di Jl. KH.Abdul Halim, lalu langsung menuju ke arah selatan Bundaran menuju arah Desa Sidakmukti (± 20 menit waktu tempuh).

Kalau Anda dari luar Jawa Barat, bisa naik pesawat ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka.

Saat ini sudah ada penerbangan langsung (direct flight) dari sejumlah kota besar ke BIJB antara lain dari Jakarta, Bandar Lampung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Palembang, Medan, dan Balikpapan.

Kabarnya Februari tahun ini ada direct flight dari Denpasar, Bali ke BIJB dan sebaliknya.

Nah dari BIJB, tinggal sewa mobil travel ke lokasi gantolle/paralayang Gunung Panten dan sejumlah objek wisata lainnya yang ingin dikunjungi.

Kalau ingin tunaikan shalat wajib berjamaah di masjid, coba saja ke Masjid Jami Darussalam di Desa Karangsambung, Kecamatan Kadipaten yang merupakan masjid tertua di Kabupaten Majalengka.

Diperkirakan masjid tersebut dibangun abad ke-15 oleh anak buah Sunan Gunung Djati, dan kabarnya pernah disinggahi pula oleh H Agus Salim dan HOS Cokroaminoto.

Pilihan lainnya Masjid Agung Al Imam di Jl. Mesjid No.1, Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Siap-siap terbang dengan gantolle di Gunung Panten, Majalengka, Jabar. (foto: dok @paralayangmajalengka_official)
2. Awal Februari nanti ada sport tourism event Great Days 2019 Gantolle Indonesia di Gunung Panten. (foto: dok @paralayangmajalengka_official)
3. Berparalayang di Gunung Panten, berpanorama Gunung Ciremai dikejauhan. (foto: dok @paralayangmajalengka_official)
3. Curug Ibun Pelangi, salah satu obyek wisata alam air terjun yang ada di Kabupaten Majalengka. (foto: adji)
4. Aneka pakaian dan kain batik motif genteng khas Jatiwangi, Majalengka. (foto: adji)
5. Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majelangka. (foto: dok.@infobijb)




Read more...

Ayo Pesta Makan Durian di Jakarta, Sukabumi, dan Pekalongan

Tiga kota/kabupaten ini bikin festival durian dalam rentang waktu berdekatan. Ada di Jakarta, Sukabumi, dan Pekalongan. Ayo serbuuuu...

Di Jakarta, Festival Durian 2019 akan berlangsung mulai 25 hingga 31 Januari 2019. Lokasinya di Grand ITC Permata Hijau, Jakarta Selatan, mulai pukul 14.00 sampai dengan 15.00 WIB.

Di festival durian satu ini, Anda cukup mengeluarkan uang Rp 100 ribu untuk bisa makan buah berduri ini sepuasnya.

Menariknya lagi Anda bisa pilih jenis durian sesuka hati dan sebanyak mungkin.

Anda juga bisa membeli dan menikmati  aneka sajian sedap dari olahan durian.

Selanjutnya di Sukabumi akan digelar Festival Duren-duren Cikakak 2019, tepatnya di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, selama 3 hari, Jumat-Minggu, 1-3 Februari mendatang.

Festival ini lebih murah lagi. Anda cukup bermodal tiket Rp 50 ribu sudah bisa makan durian unggulan Cikakak sepuasnya seperti jenis durian Sigandaria, Simatahari, Sigetih, dan lainnya.

Awalnya, festival tersebut   dipusatkan di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, akhirnya dipindahkan ke Batu Karut areal Grand Inna Samudra Beach Hotel yang sudah memiliki selfie spots.

Lokasi festival durian kali ini kabarnya mampu menampung ribuan pengunjung, refresentatif, dan memiliki karakteristik pemandangan yang eksotik di dekat bibir Pantai Sukawayana.

Festival rutin tahunan tingkat kabupaten itu rencananya dibuka Bupati Sukabumi, Marwan Hamami.

Menariknya juga ada kontes durian se-Kabupaten Sukabumi, lomba olahan durian, bazaar olahan durian, dan workshop budidaya durian.

Selain itu akan dimeriahkan dengan penampilan The Ozy Band, fun games, wayang golek, dan musik tradisional Sunda yakni Karinding dan Sorawi serta akan ditutup dengan tabligh akbar.

Sementara di Pekalongan, Festival Durian Lolong 2019 akan digelar di Desa Doro, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan pada 9 Februari mendatang, mulai pukul 7 pagi sampai selesai.

Menariknya dari festival durian satu ini, selain bisa makan buah durian, Anda juga bisa melihat gunungan durian, lapak durian, dan atraksi seni tradisi khas Kabupaten Pekalongan.

Sebelumnya, masih di bulan Januari 2019 ini, sejumlah daerah pun sukses menggelar festival durian.

Di Malang, Jawa Timur misalnya ada Festival Mendem Duren 2019 atau mabuk durian yang berlangsung di jalan Ki Ageng Gribig, Kamis (10/1).

Di Kalimantan Barat, juga sudah terselenggara Festival Durian Borneo 2019 yang berlangsung di halaman Kantor Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya selama dua hari, Sabtu dan Minggu, (12-13/1).

Menariknya festival durian ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji langsung pada hari pertama.

Menurut Sutarmidji durian asal Kalbar merupakan yang terbaik di Indonesia.

Dia berharap ke depan festival durian ini harus dijadikan kalender event yang betul-betul digarap/dikemas dengan baik   agar bisa menarik wisatawan.

Saat ini di Kalbar ada 12 jenis varietas unggulan antara lain   Durian Balening, Jemungko Kuning, Serumbut, Slipi, dan Duriam Jarum Mas yang rata-rata adalah durian hutan.

Sementara di Banten, tepatnya di Pendopo Bupati Lebak, Jalan Alun-alun Selatan, Rangkasbitung sukses digelar Murak Kadu Babarengan (makan durian bareng) pada Selasa (15/1) pukul 3 sore.

Durian yang disiapkan mencapai 5.000 buah yang dibagi menjadi beberapa tumpukan di area pendopo. Per tumpuknya ada 15 durian.

Menariknya ada 27 jenis durian lokal yang disediakan pemkab Lebak bersama komunitas setempat antara lain durian jenis bungbulang, malam sirem, aseupan hejo, aseupan biasa, cadas, syahrini, keupel, sikunir, durian emas, dan lainnya.

Lain lagi di Lampung, tepatnya di Desa Gunung Gijul, Kecamatan Abung Tengah, Kabupaten Lampung Utara (Lampura), baru saja sukses dihelat Festival Durian Lokal 2019, Kamis (24/1).

Menurut Kepala Desa Gunung Gijul Feri Ferdiyansyah daerah Gunung Gijul memang menjadi sentra penghasil durian lokal terbaik di Kabupaten Lampura sehingga pantas dijadikan sebagai agro wisata buah durian.

Sementara di Kalimantan Timur baru saja digelar Festival Durian Kutai Barat 2019 di Alun-Alun Itho, Komplek Perkantoran Pemerintahan, Jumat (25/1).

Menariknya dalam festival durian ini juga diramaikan dengan bermacam lomba antara lain lomba kuliner khas daerah cita rasa durian seperti kue rasa durian, sambal rasa durian, lauk ikan rasa durian, dan jus durian.

Selain itu ada lomba makan durian, lelang durian, dan bazar buah lokal.

Melihat kesuksesan festival durian diberbagai daerah di Tanah Air dalam skala lokal, TravelPlus Indonesia menilai sudah sepantasnya Indonesia memiliki Festival Durian bertaraf internasional dengan kemasan berstandar global berikut rangkaian acara yang spesial agar bisa menjaring peserta dan wisatawan dari mancanegara.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)


Read more...

Kamis, 24 Januari 2019

Pesona Utama Flores Tak Cuma Pulau Komodo, Ini Buktinya

Kabar rencana penutupan Pulau Komodo selama setahun ini,  mengemuka lagi. Andai jadi, tentu travelers yang kebelet ingin ke sana harus bersabar menunggu sampai tahun depan. Tapi tenang, pesona Flores tak hanya Pulau Komodo. Masih ada puluhan ragam daya tariknya yang amat menawan, unik bahkan menantang untuk dijelajahi tahun ini. 

Anda mau pulau seperti Pulau Komodo yang dihuni komodo (Varanus Komodoensis), datangi saja Pulau Rinca, Padar, dan pulau-pulau lainnya yang masih termasuk kawasan Taman Nasional Komodo.

Info tersebut disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat baru-baru ini.

"Silakan jika wisatawan ingin berkeliling (taman nasional) di atas kapal, tetapi mereka tidak bisa turun di Pulau Komodo. Mereka bisa pergi ke Rinca, Padar, dan pulau-pulau lainnya," kata Viktor sebagaimana dikutip Antaranews.com (21/1/2019).

Dia pun menegaskan bahwa Pulau Komodo itu akan ditutup setelah pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kehutanan dan Lingkungan menyetujui kemitraan dengan mitra lokalnya untuk mengelola taman nasional yang berdiri tahun 1980 dan berstatus Situs Warisan Dunia UNESCO tahun 1991 ini.

Penutupan Pulau Komodo selama setahun ini katanya untuk menambah populasi kadal raksasa purba yang bernama lokal Ora atau orang bule menyebutnya dragon itu.

Kalau masih belum puas, Anda  bisa sambangi pulau-pulau eksotis lainnya seperti Pulau Kelor, Kalong, Kanawa, dan Pulau Bidadari.

Jika ingin pantai berpasir merah seperti Pink Beach (Pantai Merah) yang ada di Pulau Komodo, kunjungi saja Pantai Namo di Labuan Bajo.

Pantai Namo bahkan dijuluki ‘The Real Pink Beach’ karena warna pasirnya lebih merah dibanding Pink Beach-nya Pulau Komodo.

Di pantai itu, Anda bisa bersantai, berenang, dan snorkeling. Pilihan pantai lainnya untuk aktivitas serupa ada Waecicu, Pede, dan Pantai Gorontalo.

Kalau mau menyelam (diving), Anda tinggal selami dive spot Manta Point.

Anda pun bisa caving (menyusuri gua) di Gua Batu Cermin. Lokasinya tidak jauh dari pusat Kota Labuan Bajo, hanya sekitar 4 kilometer atau sekitar 30 menit dengan mobil.

Di dalamnya Anda bisa menyaksikan beragam stalagmit dan stalaktit yang indah. Kalau belum puas juga, Anda bisa lanjut caving di Gua Rangko.

Jelang sorenya, Anda bisa trekking mendaki ke bukit yang berada di Utara Labuan Bajo untuk menyaksikan pemandangan ujung Barat Pulau Flores nan fantastik.

Anda bisa sewa motor di dekat pelabuhan hingga ke plang bertuliskan Amalia Sea View yang oleh sebagian warga setempat dinamakan Bukit Sylvia karena ada Sylvia Resort di dekatnya.

Pilihan lainnya mendaki Bukit Cinta dengan pemandangan menawan ke pelabuhan dan sekitarnya.

Jelang matahari terbenam, Anda bisa kulineran di Kampung Ujung yang juga menjadi sunset spot bagus.

Pilihan lainnya nongkrong di Paradise Bar, tempat hangout-nya anak muda Bajo dan turis bule yang paling nge-hits. Di bar ini Anda bisa menikmati sunset sambil mendengarkan live music reggae dan ngemil panagna.

Suka ke kampung-kampung adat, Anda bisa menyambangi Kampung Waerebo, Bena, dan lainnya.

Wae Rebo berada di pedalaman Kabupaten Manggarai, tepatnya di Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat.

Untuk mencapainya, Anda harus  trekking sejauh 2 km lagi dari pemberhentian kendaraan terakhir, melewati jalan berliku menanjak dan menurun.

Pemandangan yang ditawarkan amat memesona, berupa deretan perbukitan, hutan rimba yang lebat, sungai, dan tentu saja perkampungannya dari kejauhan.

Keistimewaan kampung ini sampai diminati wisatawan mancanegara (wisman) terutama asal Eropa karena desain arsitektur rumah adatnya yang unik, berbentuk kerucut, dan beratap daun lontar.

Jumlah rumah utamanya yang disebut Mbaru Niang ada 7.

Tradisi adatnya juga masih terpelihara dengan baik. Alhasil Wae Rebo ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012 menyisihkan 42 negara lain.

Di ajang Indonesia Sustaianable Tourism Award (ISTA) tahun lalu, kampung di ketinggian 1.200 Mdpl hingga dijuluki kampung di atas awan ini juga menyabet juara pertama dalam bidang sosial-budaya.

Selepas dari Wae Rebo, Anda bisa mempir untuk melihat persawahan spider web yang tersohor sebagai objek foto memikat.

Sementara Kampung Bena terletak sekitar 12 Km dari Bajawa, Ibukota Kabupaten Ngada.

Di kampung megalitikum ini, Anda bisa menyaksikan Tradisi Reba yaitu upacara syukur dan penghormatan kepada leluhur yang digelar setahun sekali.

Biasanya dirayakan pada akhir Desember sampai dengan Februari, bertepatan dengan musim hujan dan angin.

Namun tanggal pastinya ditentukan berdasarkan kalender adat yang disebut paki sobhi (tahun sisir) atas petunjuk seorang Mori kepo vesu (pemegang adat istiadat) sebagai pihak yang berwenang.

Kalau Anda suka aktivitas outdoor yang menantang, daki saja Gunung Inerie yang terlihat jelas dari Kampung Bena.

Untuk mencapai puncak gunung berketinggian 2.245 Mdpl ini diperlukan waktu sekitar tiga hingga lima jam dari Desa Watumeze yang dijadikan titik awal pendakian.

Waktu terbaik mendakinya saat musim kemarau atau sekitar bulan Juni hingga Agustus.

Anda bisa mendakinya mulai dini hari agar sampai di puncak sebelum sunrise. Dari puncaknya yang  ditandai dengan tiga buah tiang  tertancap di tanah, Anda bisa melihat jelas Kampung Adat Bena yang berada tepat di kaki gunung aktif ini.

Selanjutnya ke Kota Ende untuk melihat Situs Rumah Bung Karno, Taman Renung Bung Karno, Museum Tenun Ikat, Pantai Ria, Pasar Tradisional, Kampung Adat Wolotopo, dan mendaki Gunung Meja.

Dinamakan Gunung Meja karena puncaknya tiduk berbentuk kerucut sebagaimana kebanyakan gunung, melainkan datar seperti meja.

Dari puncaknya, Anda bisa melihat Kota Ende, Gunung Ia di sebelah Gunung Meja, dan Gunung Wongge di sebelah Utara Kota Ende, berserta perairan sekitarnya.

Kalau Anda ingin menikmati Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna dari puncak Gunung Kelimutu di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Anda bisa datang langsung dari kota Anda ke Kota Ende ataupun Maumere via udara, dilanjutkan ke lokasi lewat darat (overland).

Sebaiknya Anda bermalam terlebih dulu di Kampung Moni, sebelum ke Danau Kelimutu. Di kampung berhawa sejuk ini, tersedia banyak homestay dengan tarif mulai dari Rp 200.000 sampai Rp 350.000 per malam.

Disarankan booking homestay via online mengingat Juli-Agustus banyak wisman yang berwisata ke kawasan danau berparas molek ini.

Keesokan paginya, kira-kira pukul 4 pagi, baru beranjak dari Moni untuk melihat pesona matahari terbit di puncak Gunung Kelimutu yang masih aktif ini.

Selanjutnya menyaksikan kemolekan tiga danau berbeda warna dalam balutan Ritual Patika yang hanya dilakukan oleh Suku Lio sekali dalam setahun.

Sebagai bekal informasi, Kelimutu merupakan gabungan kata dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih.

Suku Lio meyakini warna-warna pada Danau (Tiwu) Kelimutu memiliki arti masing-masing sesuai dengan peristiwa kejadiannya.

Danau yang berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" dipercaya sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal.

Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" itu tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau yang berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Ketika danau tersebut ada yang berubah warna, Suku Lio kemudian melakukan Ritual Patika untuk memberikan sesajen bagi arwah orang-orang yang telah meninggal agar senantiasa damai di alamnya.

TravelTips
Labuan Bajo berada paling Barat Pulau Flores, NTT.

Keistimewaan kota kecil di pinggir pantai ini sudah ditetapkan Kemenpar sebagai salah satu dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) atau disebut ‘Bali Baru’ bahkan kemudian naik statusnya menjadi salah satu dari 4 Destinasi Pariwisata Super Prioritas.

Untuk menjangkaunya, tercepat dengan pesawat ke Bandara Komodo dari kota asal Anda jika sudah ada direct flight. Bisa juga transit dulu di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali lalu lanjut ke Bandara Komodo yang kabarnya tahun ini akan ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional oleh pemerintah pusat.

Soal akomodasi tak usah khawatir, terbilang lengkap. Anda bisa pilih penginapan dari hotel kelas backpacker sampai resort berbintang lima, antara lain Plataran Komodo Beach Resort yang berjarak hanya 1 menit jalan kaki dari Pantai Waecicu, The Jayakarta Suites Komodo Flores di Pantai Labuan Bajo, Puri Sari Beach Hotel, Exotic Komodo Hotel, Blue Parrot, dan Komodo Lodge (non bintang) serta Bajo Nature Backpakers yang diminati turis backpackers.

Selain itu tersedia sejumlah resto & café, bar, money changer, bank, ATM, mini market, travel agent, tourism center, dan diving shop atau penyewaan peralatan snorkeling dan diving.

Kalau memilih via darat Jalan Trans Flores, Labuan Bajo bisa dijangkau dengan sejumlah bis dan rental car dari Kota Ende dan kota-kota lain di Flores Timur.

Untuk berlayar mengunjungi pulau-pulau eksotik sekitar Labuan Bajo hingga kawasan Taman Nasional Komodo, bisa menyewa kapal pesiar kayu atau kapal phinisi live on board (LOB) dari Pelabuhan Labuan Bajo.

Kalau Anda mau ke Bajawa, Kabupaten Ngada dari Labuan Bajo bisa naik bus atau menyewa mobil travel. Kalau mau langsung dari kota Anda, tercepat lewat udara dengan pesawat ke Bandara Soa Bajawa.

Begitupun kalau Anda mau ke keliling objek wisata di Ende, bisa juga langsung via udara ke Bandara Haji Hasan Aroeboesman atau dengan kapal laut ke Pelabuhan Ende.

Akomodasi di Ende mulai dari tenda di area camping ground, homestay, penginapan kelas melati, bungalow, lodge, sampai hotel.

Kalau hotel, contohnya Hotel Ikhlas dan Hotel Safari Ende di Jalan Ahmad Yani, Hotel Flores Jalan Sudirman No 28, Hotel Flores Mandiri Jalan Melati No 1, Mentari Hotel Jalan Pahlawan No 19, King Hotel di Jalan Kemakmuran No 5, Hotel Angrek di Jalan Gatot Subroto dan Hotel Syifa masih di Jalan Gatot Subroto serta  Hotel Grand Wisata di Jalan Kelimutu No 32, Kota Ende.

Di luar Kota Ende, tepatnya di sekitaran Moni atau kampung transit sebelum menuju Danau Kelimutu dan kampung adat setempat, ada beberapa akomodasi yang bisa dipilih antara lain Christin Lodge, Daniel Lodge, Bintang Lodge, Watugana Bungalaw, Maria Inn, dan Flores Sare Hotel & Restauran yang berada di Jalan Trans Ende - Maumere, Moni.

Jika ingin langsung dekat dengan Danau Kelimutu, pilihan menginapnya bisa di Kelimutu Crater Lakes Eco Lodge yang terletak di Jalan Danau Kelimutu, Desa Kowanara, Kabupaten Ende.

Kalau mau mengunjungi kampung-kampung adat di Kabupten Ende, Anda bisa saja bermalam di salah satu rumah penduduk atau di rumah adat. Asal bukan rombongan dan harus memberitahu kabar kepala adat setempat sebelumnya.

Kalau ingin tunaikan shalat wajib berjamaah di Labuan Bajo, bisa ke Masjid Al- Muhajjrin (Pasar Baru), Masjid Nurul Huda (Gorontalo), Masjid At- Taqyir (Air Kemiri), Masjid Darul Ilmi (Puncak Waringin), Masjid Nurul Iman (Sernaru), Masjid Baiturrahim (Lamtoro), Masjid Nurul Syuhada (Kampung Air), dan Masjid At- Taqwa  (Kampung Tengah).

Kalau di Bajawa, Kabupaten Ngada bisa ke Masjid Al-Ghurraba, Mushalla Al-Hikmah, dan Mushalla AL-Ittihad.

Pilihan lain Masjid Al-Ikhlas di Wolomeze dan Masjid Nurul Huda di Maumbaawa.

Sementara kalau di Kota Ende, bisa  ke Mushalla Bandara H. Hasan Aroeboesman, Masjid Baitutaqwa di Kampung Baru, Masjid Baitussala Puunaka di Paupanda, Masjid Hablullah di Paupanda Atas, dan Masjid Baiturrahman di Paupanda Bawah.

Pilihan lain Masjid Darul Taqwa di Jl. Simpang Lima, Kelurahan Kelimutu, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende.

Naskah & foto:  adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Wismemandang salah satu danau di Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna di Kabupaten Ende, Flores Timur, NTT.
2. Sejoli bule menikmati pantai di luar Taman Nasional Komodo, Flores Barat.
3. Pemandangan eksotis dari bukit Pulau Kelor, perairan Labuan Bajo, Flores Barat.
4. TravelPlus Indonesia di Kampung Adat Wae Rebo, Manggarai, Flores. (dok.pri)
5. Mengunjungi Kampung Adat Bena di Kabupaten Ngada, Flores.
6. Gunung Meja di Ende, Flores Timur.
7. TravelPlus Indonesia di Gunung Kelimutu, Ende. (dok.pri)
8. Salah satu hotel di Kota Ende.
9. Menapaki undakan ke puncak Gunung Kelimutu, Ende.




Read more...

Rabu, 23 Januari 2019

Wisata Penuh Arti ke Kota Anging Mamiri, Ini Sederet Daya Pikatnya

Sebagai city tour destination, Makassar punya banyak daya tarik sejak lama. Kendati sebagian wilayah Ibukota Sulawesi Selatan ini diterjang banjir sedari Selasa (22/1/2019), Anda masih bisa mengunjungi/menikmati ragam pesonanya dengan berwisata kota (city tour) penuh makna.

Apa yang maksud dengan city tour lebih berarti atau penuh makna itu?

Ya wisata ke objek-objek yang ada disekitar Makassar sekalian memberi bantuan/sedekah/dukungan kepada tim relawan atau pihak-pihak terkait maupun langsung ke masyarakat yang tengah dirundung musibah akibat terdampak banjir besar tersebut.

Apa saja objek-objek city tour yang tersohor di Makassar sekaligus menjadi incaran wisatawan lokal, nusantara maupun mancanegara.

Sekurangnya TravelPlus Indonesia mencatat ada 10 objek yakni Pantai Losari, Benteng Fort Rotterdam, Jalan Somba Opu, Pelabuhan Paotere, Tiga masjid andalan (Masjid Al-Markaz Al-Islami, Masjid Terapung, dan Masjid 99 Kubah), Monumen Mandala, Makam Pangeran Diponegoro, Trans Studio Makassar yang diklaim sebagai Indoor Theme Park terbesar di dunia, dan berwisita kuliner khasnya antara lain Cotto Makkasar, Sop Konro, Es Palubutung, Mie Titi, Palubasa, Palumara, dan Pisang Epe serta aneka olahan seafood.

Lokasi pertama yang wajib Anda kunjungi adalah Pantai Losari.

Meskipun pantai namun pantai yang satu ini berbeda dengan pantai pada umumnya. Pantai ini tidak berpasir melainkan beton di tepiannya.

Di pantai ini banyak sekali cafe dan restoran yang menawarkan makanan khas Makassar seperti pisang epe, cotto Makassar, es palubutung, dan lainnya.

Di sekitar jalan pantai ini juga banyak terdapat penginapan mulai dari hotel berbintang hingga kelas melati.

Asyiknya ke pantai ini sore hari. Namun banyak juga yang datang pagi-pagi untuk jogging dan nongkrong pada malam hari.

Lanjutkan ke Fort Rotterdam, yakni benteng yang dulunya digunakan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah semasa kolonial Belanda.

Benteng yang semula bernama Benteng Ujung Pandang ini merupakan peninggalan sejarah kejayaan dan keperkasaan kerajaan Gowa pada abad ke 17.

Benteng  yang dibangun pada tahun 1545 oleh raja Gowa ke IX ini kemudian menjadi tempat pusat kebudayaan seni dan museum yang menyimpan banyak benda-benda bersejarah.

Di kompleks benteng ini terdapat 13 bangunan dan 5 buah menara dengan sebuah menara di pintu masuk, sedangkan empat buah menara lainnya ada di setiap sudut kawasan benteng.

Di dalam benteng ini juga terdapat Museum La Galigo yang berisi koleksi benda-benda sisa kebesaran kerajaan dahulu. Selain itu, ada sebuah ruangan yang diyakini sebagai tempat pengasingan Pangeran Diponegoro.

Lokasi benteng ini di jantung Kota Makassar, ke arah pantai Losari. Untuk menuju ke lokasi bisa ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan.

Di sekitar lokasi tersedia area parkir yang luas, hotel berbintang, restoran, kafe, travel, toko souvenir, pusat perbelanjaan, wartel, dan bank.

Selanjutkan mampir ke Pelabuhan Paotere di Utara Kota Makasar.

Pelabuhan tradisional ini menjadi tempat persinggahan kapal layar masyarakat Sulawesi antara lain kapal kayu Phinisi yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia.

Di pelabuhan ini tersedia tempat parkir dan rumah makan tradisional.

Sebelum kembali ke penginapan, singgah dulu ke Makam Pangeran Diponegoro yang terletak di Jalan Diponegoro No.55, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, sekitar 4 Km sebelah Utara pusat Kota Makassar.

Makam ini mudah dijangkau dengan berbagai macam kendaraan dan dekat dengan pusat perbelanjaan.

Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengku Buwono III Yogyakarta, yang lahir pada tanggal 1 Nopember 1785.

Beliau aktif berjuang melawan penjajah di Pulau Jawa tahun 1825-1830. Pada tahun 1845 dia ditangkap dan dipenjarakan di Benteng Fort Rotterdam Makassar, kemudian diasingkan ke Manado, Sulawesi Utara.

Setelah beberapa saat di Manado beliau dikembalikan lagi ke Makassar dan wafat tanggal 8 Januari 1855 di Makassar.

Hari berikutnya baru ke Trans Studio Makassar (TSM) yang menjadi ikon tempat wisata modern di kota ini.

TSM berdiri di atas lahan seluas 2,7 hektar, dibuka pada tanggal 20 Mei 2009.  Di dalamnya yang berkonsep from TV to reality ini terdapat 21 wahana yang terbadi dalam 4 zona permainan yaitu Studio Central, Cartoon City, Lost City, dan Magic Corner.

Di dalamnya juga terdapat Trans Studio Walk yang merupakan pusat perbelanjaan kelas dunia, hotel internasional bintang 5 dan 3 serta residential apartemen serta marina.

Tempat wisata ini buka setiap hari mulai pukul 10:00 sampai 19:00, kecuali pada akhir pekan dan hari libur Nasional, buka sampai dengan pukul 21:00.

Mumpung di Makassar, kalau ingin tunaikan Shalat Wajib, sebaiknya ke tiga masjid utamanya yakni Masjid Al-Markaz Al-Islami, Masjid Terapung, dan Masjid 99 Kubah.

Masjid Al-Markaz Al-Islam merupakan masjid termegah dan terbesar di kawasan timur Indonesia. Masjid yang dibangun tahun 1994-1996 ini menjadi pusat pengembangan Islam terbesar dan termegah di Asia Tenggara.

Di dalam masjid yang dikelola Yayasan Islamic Center ini terdapat tiga lantai yang mencakup ruangan ibadah, kantor sekretariat, aula, perpustakaan, pendidikan, koperasi, dan kantor MUI Sulsel.

Masjid yang arsitekturnya terinspirasi dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah ini beratap kuncup segi empat,  mengikuti Masjid Tua Katangka atau Masjid Al-Hilal di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa yang merupakan salah satu masjid tertua di Sulsel.

Masjid berluas sekitar 10 hektar dan bermenara setinggi 84 meter ini berlokasi di Jalan Mesjid Raya, sekitar 2 Km dari pusat Kota Makasar.

Sementara Masjid Amirul Mukminin atau yang dikenal dengan nama Masjid Terapung Makassar ini berada di kawasan Timur Pantai Losari yang tersohor itu.

Sejak dibuka tahun 2012 silam, masjid berwarna putih, abu-abu, dan aksen hitam dengan dua menara menjulang setinggi 16 meter ini menjadi dambaan wisatawan.

Saat air pasang, tiang-tiang masjid ini tak nampak sehingga masjid berarsitektur modern ini seperti mengapung di permukaan laut, oleh karena itu disebut Masjid Terapung.

Masjid yang lokasinya berhadapan dengan rumah jabatan Walikota Makassar di Jalan Penghibur ini diklaim menjadi Masjid Terapung pertama di Indonesia.

Keunikan lain masjid yang diresmikan oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla pada 21 Desember 2012 ini, jika dilihat dari atas dua buah kubah dan tangga melinggar menuju lantai tiga, membentuk angka 99, melambangkan asmaul khusna.

Kehadirannya bukan semata menambah pesona keindahan Pantai Losari pun membantu memudahkan wisatawan yang ingin tetap menunaikan Shalat Wajib Lima Waktu saat berwisata.

Satu lagi masjid yang akan menjadi ikon baru Sulsel sekaligus menjaring wisatawan ke Makassar adalah Masjid 99 Kubah yang pembangunannya hampir rampung tahun ini.

Selain unik lantaran memiliki 99 kubah, masjid yang didesain oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan arsitek lokal bernama Mursif ini pun dilengkapi pelataran suci seperti Masjidil Haram di Mekah yang dapat menampung banyak orang serta ada tangga menuju ke pelataran tersebut.

Kabarnya masjid yang berdiri di kawasan Center Point of Indonesia (CPI), Makassar ini akan menjadi salah satu dari 30 masjid terunik di dunia.

Mesjid berukuran besar yang berdiri di atas lahan reklamasi Pantai Losari itu boleh dibilang menjadi pemandangan baru yang sangat indah jika Anda melihatnya dari Anjungan Pantai Losari.

Ba'da Shalat Wajib, Anda bisa lanjutkan ke Monumen Mandala berada di pusat Kota Makassar, sekitar setengah kilometer sebelah Selatan Lapangan Karebosi.

Monumen yang didirikan di atas lahan seluas satu hektar ini dibangun pada tanggal 11 Januari 1994.

Peletakan batu pertama dilaksanakan oleh Menko Polkam Soesilo Sudarman, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 Desember 1995.

Monumen yang juga dikenal sebagai Monumen Pembebasan Irian Barat didirikan sebagai pengingat atas keberhasilan Indonesia merebut kembali wilayah Irian Barat -sekarang Papua- yang bergolak pada 1962 ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Tinggi Menara Monumen yang mencapai ketinggian 62 meter merupakan simbol tahun 1962, tahun terjadinya perjuangan pembebasan Irian Barat.

Di seputar lokasi monumen ini bertaburan hotel maupun wisma berbagai kelas.

Sebelum pulang, jangan lupa mampir ke Jalan Somba Opu untuk belanja oleh-oleh khas Makassar dan daerah lain di Sulsel seperti kerajinan, makanan khas, dan kue kering serta minyak gosok cap tawon yang kerap diburu banyak wisatawan.

Di jalan ini ada sejumlah toko yang menjual anek oleh-oleh tersebut, di antaranya Toko Keradjinan, Monas Jaya, Sutera Sengkang Arni Kurnia, Toko Sumber Rejeki, Kanebo Art, Mentari, dan Toko Ujung.

Di Toko Mentari yang bernomor 140 ini menawarkan bermacam jajanan kue, kacang disko, kacang telur, jambu mente, dan sirup markisa Ujungpandang.

Suvenirnya antara lain replika kapal phinisi dari kayu hitam bermacam ukuran, kapal phinisi dalam botol,  gelang  dari mutiara air tawar, aneka kopi Toraja, sarung sutra, dan baju khas Toraja.

Di toko lainnya juga menjual beberapa jenis minyak tawon atau minyak gosok.

Kalau lapar, selagi di Makassar santap saja Cotto Makassar.

Masakan berupa sop berkuah kental dan agak pekat ini menggunakan campuran usus, hati, otak, daging sapi atau kuda yang dimasak dengan bumbu sereh, laos, ketumbar, jintan, bawang merah, bawang putih, garam yang sudah dihaluskan, daun salam, jeruk nipis, dan kacang. Teman bersantapnya ketupat.

Pilihan lain Sop Konro semacam sop berkuah dengan bahan utama tulang rusuk sapi atau kerbau, yang dimasak/dibakar dengan bumbu ketumbar, jintan, sereh, kaloa, bawang merah, bawang putih, garam, vitsin yang sudah dihaluskan. Teman bersantapnya nasi putih dan sambal.

Kedua masakan berbahan daging itu dapat Anda nikmati di sekitar Jalan Gagak, Karebosi, dan Jalan Ratulangi Kota Makassar.

Mumpung lagi di kota berjuluk Bumi Pisang Epe ini, kalau Anda iseng di sore atau malam hari nikmati saja Pisang Epe-nya yang berbahan utama pisang gepok.

Salah satu lokasi pedagang Pisang Epe di Makassar ada di trotoar sepanjang 100 meter, sebelah kanan Jalan Penghibur, atau seberang depan Masjid Amirul Mukminin (Masjid Terapung), kawasan Pantai Losari.

Di trotoar itu ada deretan gerobak pedagang Pisang Epe , berikut kursi-kursi plastik dan meja buat pembeli. Selain Pisang Epe Original, ada juga jenis pisang Epe lainnya seperti Pisang Epe Durian, Coklat, Keju, Coklat Keju, dan Pisang Epe Keju Durian.

Lokasi pedagang Pisang Epe juga ada di sepanjang trotoar dan di tepi Pantai Losari hingga di depan Benteng Fort Roterdam.

TravelTips
Makassar merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia.

Di kota seluas 199,26 Km² panghuninya mayoritas dari Suku Makassar, Bugis, Toraja, Buton, Mandar, Jawa, dan suku lainnya, termasuk keturunan China.

Secara geografis, kota yang sejak 1971 hingga 1999 bernama Ujung Pandang ini menghadap Selat Makassar, berbatasan dengan Selat Makasar di sebelah Barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene (Utara), Kabupaten Maros (Timur), dan Kabupaten Gowa di sebelah Selatan.

Lokasinya sangat trategis sebagai pelabuhan utama Sulsel yang disinggahi kapal-kapal domestik dan internasional.

Pada masa kolonial, kota ini menjadi kawasan perdagangan paling tersohor di kawasan Timur Indonesia, meskipun sebenarnya Makassar masuk ke dalam wilayah Indonesia Tengah.

Kota yang juga mendapat julukan Kota Daeng ini pun dikenal sebagai penghasil minyak alam dan kayu ebony. Keduanya merupakan komoditas ekspor berkualitas tinggi.

Tak hanya dari segi ekonomi, kota yang menjadi penghubung bagi beberapa penerbangan ke Indonesia Timur ini juga dianggap sebagai salah satu destinasi wisata menarik di Indonesia.

Makassar dapat Anda.jangkau dengan pesawat dari berbagai kota/daerah ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Pilihan lain dengan kapal laut.

Selama keliling di Kota Makassar, selain bisa menyewa transportasi online atau menyewa mobil travel, Anda bisa mencoba naik angkutan tradisionalnya yaitu becak yang memang khusus beroperasi di sekitar kawasan wisata. Pasti Anda mendapatkan sensasi yang beda.

Sebaiknya negosiasi terlebih dalu dengan pengayuh becak, kalau sudah sepakat barulah keliling Kota Anging Mamiri ini sambil bernyanyi lagu karya Bora DG Irate.

Begini sepenggal liriknya:
Anging mammiri ku pasang
Pitujui tontonganna
Tusarroa takkaluppa 

E..aule...
Namangngu'rangi
Tutenayya...tutenayya pa'risi'na 

Kalau Anda belum puas city tour, lanjutkan saja ke objek-objek lain di luar Makassar.

Anda bisa ke Air Terjun Bantimurung di Kabupaten Maros, Tanjung Bira di Kabupaten Bulukumba, Taman Nasional Taka Bonerate di Kabupaten Kepulauan Selayar, mendaki Gunung Bawakaraeng dan Lompobattang di Kabupaten Gowa serta ke Kabupaten Tana Toraja (Tator) melihat desa wisata Ke’te Kesu, Londa, dan Upacara Rambu Solo’.

Pilihan lainnya ke objek-objek yang sempat ngehits di Instagram seperti Lolai atau yang berjuluk Negeri di Atas Awan di Kabupaten Toraja Utara (Torut) yang mirip dengan Negeri di Atas Awan-nya Dieng di Jawa Tengah.

Lalu ke Celebes Canyon di Kabupaten Barru yang mirip Grand Canyon-nya Colorado di AS dan Green Canyon-nya Ciamis di Jawa Barat.

Kemudian Pantai Apparalang di Kabupaten Bulukumba yang disebut-sebut mirip Raja Ampat di Papua Barat, dan Ayunan Ekstrim di Kabupaten Enrekang serta mendaki Gunung Latimojong yang juga berada  di Kabuapten Enrekang.

Namun sebelum ke objek-objek di luar kota Makassar itu, sebaiknya Anda cek terlebih dulu lewat info dari pihak-pihak terkait, apakah akses jalannya bebas hambatan atau tak terdampak banjir mengingat 6 kabupaten di Sulsel (Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pangkep, dan Barru) dikabarkan juga diterjang banjir hebat baru-baru ini.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Masjid Amirul Mukminin atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Terapung Makassar.
2. Patung Sultan Hasanuddin berkuda di depan Benteng Fort Rotterdam.
3. Gerbang Makam Pangeran Diponegoro.
4. Arsitektur Masjid Terapung Makassar.
5. Aneka sarung sutra, salah satu kerajinan yang dijual di sejumlah toko oleh-oleh khas Makassar di Jalan Somba Opu.
6. Pisang Epe di Jalan Penghibur atau seberang kawasan Pantai Losari.
7. Sop Konro salah satu kuliner khas yang wajib dicoba saat city tour di Makassar.
8. Salah satu lokasi sentra kuliner di Kota Anging Mamiri.

#PrayforSulsel



Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP