Gaung Pesona Masjid Jogokariyan Mendunia, Ini Faktor Pendukungnya
Jumlah masjid di Kota Jogja ada 527 menurut Sistem Informasi Masjid (Simas), Kementerian Agama yang dimuat di laman resminya simas.kemenag.go.id. Hasil amatan TravelPlus Indonesia, satu dari ratusan masjid itu punya daya tarik lebih, yaitu Masjid Jogokariyan.
Secata fisik, Masjid Jogokariyan tak sebesar dan semegah Masjid Istiqlal di Jakarta, Masjid Kubah Emas di Depok, Masjid Al Akbar di Surabaya, Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang, Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, ataupun Masjid Agung Natuna di Ranai, Kabupaten Natuna dan sejumlah masjid lain.
Namun dari sisi 'kemakmuran' sejatinya sebuah masjid, justru Masjid Jogokariyan termasuk berada di deretan terdepan.
Berkat 'kemakmurannya', masjid ini berhasil menarik kunjungan wisatawan baik saat maupun diluar Ramadhan.
Sampai akhirnya timbul pertanyaan kenapa Masjid Jogokariyan yang berdiri di tengah kampung di pinggiran Selatan Kota Jogja ini bisa makmur dan tersohor keberadaannya sampai ke mancanegara?
Masjid Jogokariyan beralamat lengkap di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Jogja, Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.
Masjid yang dibangun tahun 1966, dan setahun kemudian digunakan ini diberi nama sesuai nama kampung tempat masjid ini berdiri yakni Jogokariyan.
Kabarnya ini mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang memberi nama masjid yang didirikannya sesuai dengan di mana masjid itu berada.
Pembangunan masjid ini berawal dari wakaf seorang pedagang batik dari Karangkajen, Yogyakarta.
Posisi awalnya di sebelah selatan kampung Jogokariyan, kemudian pindah ke tengah kampung, dan sekarang dengan segala perkembangannya, masjid ini berdiri di sudut perempatan kampung.
Semula masjid ini hanya terdiri atas bangunan inti sebesar mushola. Setelah tahun 2006, pengurus masjid mendirikan Islamic Center di bagian Timur bangunan utama.
Segala aktivitas pelayanan jamaah kerap ditempatkan di Islamic Center Masjid Jogokariyan.
TravelPlus Indonesia menilai 'kemakmuran' dan ketersohoran Masjid Jogokariyan dipicu beberapa faktor pendukung.
Pertama, takmir atau pengurus masjid ini punya visi dan misi yang kuat.
Visinya ingin mewujudkan masyarakat sejahtera lahir bathin yang diridhoi Allah melalui kegiatan kemasyarakatan yang berpusat di masjid. Sedangkan misinya antara lain menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat, pusat kegiatan masyarakat, tempat rekreasi rohani jama’ah, dan sebagai pesantren dan kampus masyarakat.
Kedua, pengurus dan remaja masjidnya aktif, kompak, dan kreatif.
Buktinya, remaja masjidnya pernah menggelar even Muslim Art Competition dan Lomba Mural Tingkat Nasional.
Setiap Ramadhan, pengurusnya menyelenggarakan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan dengan berbagai kegiatan menarik seperti pengajian jelang ramadhan, berbagi sembako sahur, pembukaan pasar sore, taraweh dengan imam dari negeri Syam, kajian obrolan dan lagu (kolag).
Selain itu ada ngobrol inspirasi (ngopi), kajian muslimah “parenting”, tabligh akbar, sahur bareng, qur’an camp, Ramadhan kids corner, tarawih ala Madinah 1 juz, Hamas Activity, dan i’tikaf 10 hari full.
Hebatnya, peserta i’tikaf di masjid ini bukan hanya dari Yogyakarta dan sekitarnya tapi juga dari Semarang, Purwokerto, Purwakerta, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Lampung, Palembang, dan Palu, bahkan dari Aceh.
Fakor pendukung ketiga, masjid yang logonya terdiri dari tiga bahasa yakni Arab, Indonesia, dan Jawa ini pun memiliki sarana promosi segala kegiatannya lewat beragam akun media sosial (medsos) yang lengkap mulai dari Facebook (FB), Twitter, dan Instagram (IG) bahkan memiliki website sendiri yang dikelola secara aktif, kreatif, dan menarik.
Kontaknya pun lengkap mulai dari email, nomor telp, sampai nomor WA sekretariat, penginapannya, dan pengurus donasi/baitul maal-nya.
Melihat semua itu wajar jika masjid ini mendapat juara 1 hingga juara harapan 2 masjid besar percontohan DIY tahun 2016.
Pada tahun yang sama, masjid ini mendapat penghargaan sebagai masjid besar percontohan idarah Nasional oleh Kemenag RI.
Masjid ini pun kerap dikunjungi para pengurus masjid lndonesia untuk studi banding.
Hal itu dikarenakan masjid ini berorientasi ada pelayanan umat dan dikelola dengan manajemen modern.
"Manajemen Masjid Jogokariyan merupakan manajemen masjid modern yang berlandaskan pada nilai-nilai masjid pada zaman Rasulullah SAW di mana masjid menjadi jantung pokok kegiatan masyarakat serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar," demikian yang tertulis di website masjid ini.
Baru-baru ini, tepatnya Ahad (27/1/2019) masjid ini menggelar kegiatan #Pemilu Takmir 2019 yang dihadiri Wakil Walikota Jogja Heroe Poerwadi sebagai undangan non warga.
"Berbagai kegiatan disuguhkan dalam hajatan Pemilu Takmir kali ini, di antaranya jalan sehat warga, pemeriksaan kesehatan warga secara gratis, pembagian sembako, serta sarapan bersama seluruh warga Kampung Jogokariyan," begitu tulis akun IG @masjidjogokariyan.
Aneka doorprize juga diberikan kepada warga yang beruntung. Di antaranya springbed, dispenser, kipas angin, setrika, kompor gas, serta hadiah utama berupa paket perjalanan ibadah umroh.
Fasilitas pendukung di masji ini terbilang lengkap. Tepat di seberang masjid ini ada salon syariah buat muslimah serta toko perlengkapan solat, hijab, dan pakaian muslim.
Di samping masjid ini juga ada beberapa pedagang kuliner seperti Mie Jawa, Mie Godog, lalu Bakso dan Angkringan. Semuanya dibawah binaan pengelola masjid ini.
Setiap azan berkumandang, para penjualnya sementara waktu tidak melayani pembeli karena mereka wajib menunaikan solat berjemaah di masjid ini.
Menariknya lagi masjid ini pun memiliki ATM beras buat kaum duafa.
Keistimewan lainnya, masjid ini memiliki penginapan, namanya Hotel Masjid Jogokariyan yg berbasis syar'i. Jumlah kamarnya 11 terdiri atas 10 kamar reguler dan 1 VIP yang berada di lantai 3 Islamic Center Masjid Jogokariyan.
Selain itu disekitarnya juga terdapat penginapan mulai dari hotel bintang satu dan seterusnya, antara lain Hotel Seno, Hotel Jogokaryan, Burza Hotel, Horison Inn, The Grand Palace Hotel, dan KJ Hotel Yogyakarta.
Berkat semua itu, Masjid Jogokariyan kemudian menjadi salah satu masjid yang tersohor di Kota Jogja bahkan se-Provinsi DI Yogyakarta dan sekaligus menjadi objek wisata syariah.
Pengunjungnya bukan hanya ramai saat Ramadhan dan hari-hari besar Islam, pun pada hari biasa.
Saat shalat subuh di masjid ini pun berasa seperti shalat magrib, karena selalu ramai jemaahnya.
Naskah: Adji TravelPlus, IG: @adjitropis
Captions:
1. Masjid Jogokariyan di Kampung Jogokariyan, Kota Jogja (dok. @adjitropis)
2. Acara Jogja Hijrah Bikers di Masjid Jogokariyan. (dok.@masjidjogokariyan)
3. Salah satu kajian di dalam Masjid Jogokariyan. (dok.@masjidjogokariyan)
4. Suasana buka bersama di Masjid Jogokariyan dalam kegiatan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan #14 (KRJ14) Jogja 1439 H. (dok.@masjidjogokariyan)
0 komentar:
Posting Komentar