Tanjung Puting Diusulkan Jadi 'New Bali' ke-11, Ini Alasannya
Usulan menjadikan Taman Nasional Tanjung Puting kembali mencuat. Usulan tersebut didasari sejumlah alasan kuat.
Dalam jumpa pers ‘Wonderful Sail to Indonesia 2018 in Kumai’ di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Senin (3/9), terkuak alasan-alasannya.
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Dwisuryo Indroyono Soesilo melihat dari 10 'Bali Baru' yang sudah ada atau ditetapkan, belum ada yang mewakili Kalimantan.
"Satu pun tidak ada 10 'Bali Baru' itu di Kalimantan," ujarnya.
Bukan cuma itu, lanjut Indroyono, dari 10 'Bali Baru' lebih banyak menonjolkan pantai, belum ada yang khusus hutan berikut habitat spesialnya.
"Nah, TN Tanjung Puting ini daya tarik utamanya hutan tropis sebagai habitat asli orang utan di Indonesia. Nuansanya berbeda dengan 10 'Bali Baru' lainnya ," terang Indroyono.
Alasan lainnya, Taman Nasional yang berada di Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) ini sudah menjadi destinasi kelas dunia.
"Buktinya dulu di sana, pernah diadakan konferensi kera besar internasional. Kera besar itu antara lain simpanse dan orang utan," tambah Indroyono.
"Melihat modal yang dimiliki Tanjung Puting, tahu-tahu bisa lebih dulu maju dibanding 'Bali Baru' yang diprioritaskan," ujarnya.
Lewat event Wonderful Sail to Indonesia 2018 in Kumai’ ini, sambung Indroyono merupakan kesempatan baik untuk mengangkat usulan Tanjung Puting menjadi Bali Baru ke-11.
"Saya harap teman-teman media bisa membantu mengangkatnya," imbaunya.
Usulan senada juga diutarakan Ketua Tim Percepatan Pembangunan Kalimantan Tengah (Kalteng) Laksamana Purn. Marsetio.
Menurut Marsetio yang juga menjabat sebagi Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pengembangan dan Pengamanan Wisata Bahari, Ekosistem, Petualangan, dan Obyek Vital Wisata Nasional ini, dari sisi aksesibilitas pun, letak TN Tanjung Puting pun sangat mendukung.
"Sekarang ada tiga bandara untuk menuju Tanjung Puting yakni di Palangkaraya (ibukota provinsi), Pangkalan Bun (Kota Waringin Barat) yang paling dekat ke lokasi, dan Kantingan serta Pelabuhan Kumai," terangnya.
Begitupun dari sisi Amenitas. "Sudah banyak fasilitas hotel berbintang di Kota Pangkalan Bun," ungkapnya.
Dengan ditetapkan Tanjung Puting sebagai ‘New Bali’ ke-11 nantinya diharapkan akan melengkapi atraksi yang dimiliki di 10 New Bali yaitu atraksi danau (Danau Toba-Sumut); atraksi pantai/bahari (Belitung-Babel, Tanjung Lesung-Banten, Kepulauan Seribu-DKI Jakarta, Mandalika-Lombok NTB, Pulau Komodo-NTT, Taman Nasional Wakatobi-Sulawesi Tenggara, dan Morotai-Maluku Utara); atraksi gunung (Gunung Bromo-Jatim); atraksi budaya (Candi Borobudur-Jateng), dan nantinya dilengkapi dengan atraksi hutan dalam hal ini TN Tanjung Puting.
“Usulan TN Tanjung Puting sebagai New Bali ke-11 ini merupakan satu-satunya yang ada di Pulau Kalimantan,” ungkap Marsetio.
Dalam jumpa pers yang juga dihadiri Kadis Budpar Pemprov Kalteng Guntur Talajan dan Kadis Budpar Pemkab Kotawaringin Barat H. Gusti Imansyah ini, Sekda Prov Kalteng Fahrizal Fitri menambahkan saat ini sudah ada penerbangan dari kota-kota utama Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya ke Pangkalan un.
"Waktu tempuh Jakarta-Pangkalan Bun dengan kapal terbang sekitar 1 jam. Dari Bandara di Pangkalan Bun ke Kumai atau pelabuhan menuju TN Tanjung Puting sekitar 13 Km atau cuma lebih kurang 10 menit dengan mobil," terangnya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Orangutan di TN. Tanjung Puting, Kalteng.
2. Dalam Jumpa Pers Wonderful Sail to Indonesia 2018 in Kumai, terkuak usulan TN Tanjung Puting jadi 'Bali Baru' ke-11.
Dalam jumpa pers ‘Wonderful Sail to Indonesia 2018 in Kumai’ di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Senin (3/9), terkuak alasan-alasannya.
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Dwisuryo Indroyono Soesilo melihat dari 10 'Bali Baru' yang sudah ada atau ditetapkan, belum ada yang mewakili Kalimantan.
"Satu pun tidak ada 10 'Bali Baru' itu di Kalimantan," ujarnya.
Bukan cuma itu, lanjut Indroyono, dari 10 'Bali Baru' lebih banyak menonjolkan pantai, belum ada yang khusus hutan berikut habitat spesialnya.
"Nah, TN Tanjung Puting ini daya tarik utamanya hutan tropis sebagai habitat asli orang utan di Indonesia. Nuansanya berbeda dengan 10 'Bali Baru' lainnya ," terang Indroyono.
Alasan lainnya, Taman Nasional yang berada di Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) ini sudah menjadi destinasi kelas dunia.
"Buktinya dulu di sana, pernah diadakan konferensi kera besar internasional. Kera besar itu antara lain simpanse dan orang utan," tambah Indroyono.
"Melihat modal yang dimiliki Tanjung Puting, tahu-tahu bisa lebih dulu maju dibanding 'Bali Baru' yang diprioritaskan," ujarnya.
Lewat event Wonderful Sail to Indonesia 2018 in Kumai’ ini, sambung Indroyono merupakan kesempatan baik untuk mengangkat usulan Tanjung Puting menjadi Bali Baru ke-11.
"Saya harap teman-teman media bisa membantu mengangkatnya," imbaunya.
Usulan senada juga diutarakan Ketua Tim Percepatan Pembangunan Kalimantan Tengah (Kalteng) Laksamana Purn. Marsetio.
Menurut Marsetio yang juga menjabat sebagi Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pengembangan dan Pengamanan Wisata Bahari, Ekosistem, Petualangan, dan Obyek Vital Wisata Nasional ini, dari sisi aksesibilitas pun, letak TN Tanjung Puting pun sangat mendukung.
"Sekarang ada tiga bandara untuk menuju Tanjung Puting yakni di Palangkaraya (ibukota provinsi), Pangkalan Bun (Kota Waringin Barat) yang paling dekat ke lokasi, dan Kantingan serta Pelabuhan Kumai," terangnya.
Begitupun dari sisi Amenitas. "Sudah banyak fasilitas hotel berbintang di Kota Pangkalan Bun," ungkapnya.
Dengan ditetapkan Tanjung Puting sebagai ‘New Bali’ ke-11 nantinya diharapkan akan melengkapi atraksi yang dimiliki di 10 New Bali yaitu atraksi danau (Danau Toba-Sumut); atraksi pantai/bahari (Belitung-Babel, Tanjung Lesung-Banten, Kepulauan Seribu-DKI Jakarta, Mandalika-Lombok NTB, Pulau Komodo-NTT, Taman Nasional Wakatobi-Sulawesi Tenggara, dan Morotai-Maluku Utara); atraksi gunung (Gunung Bromo-Jatim); atraksi budaya (Candi Borobudur-Jateng), dan nantinya dilengkapi dengan atraksi hutan dalam hal ini TN Tanjung Puting.
“Usulan TN Tanjung Puting sebagai New Bali ke-11 ini merupakan satu-satunya yang ada di Pulau Kalimantan,” ungkap Marsetio.
Dalam jumpa pers yang juga dihadiri Kadis Budpar Pemprov Kalteng Guntur Talajan dan Kadis Budpar Pemkab Kotawaringin Barat H. Gusti Imansyah ini, Sekda Prov Kalteng Fahrizal Fitri menambahkan saat ini sudah ada penerbangan dari kota-kota utama Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya ke Pangkalan un.
"Waktu tempuh Jakarta-Pangkalan Bun dengan kapal terbang sekitar 1 jam. Dari Bandara di Pangkalan Bun ke Kumai atau pelabuhan menuju TN Tanjung Puting sekitar 13 Km atau cuma lebih kurang 10 menit dengan mobil," terangnya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Orangutan di TN. Tanjung Puting, Kalteng.
2. Dalam Jumpa Pers Wonderful Sail to Indonesia 2018 in Kumai, terkuak usulan TN Tanjung Puting jadi 'Bali Baru' ke-11.
0 komentar:
Posting Komentar