Tamu KJ Hotel Yogyakarta Didominasi Turis Eropa dan Malaysia
Lebih dari 70% tamu yang menginap di KJ Hotel Yogyakarta adalah wisatawan mancanegara (wisman). Sisanya, sekitar 30 % wisatawan nusantara (wisnus).
Hal itu disampaikan General Manager KJ Hotel Yogyakarta Veri Diana kepada TravelPlus Indonesia di Resto Ila Kitchen, KJ Hotel, Yogyakarta, Senin (10/9/2018).
"70 % wisman itu didominasi turis Eropa, baru kemudian turis dari negara tetangga kita, Malaysia," aku Veri Diana yang akrab disapa Nana.
Khusus turis Eropa, sambung Nana biasanya banyak yang datang dan menginap di KJ Hotel mulai bulan Mei sampai dengan Oktober.
"Mungkin terkait dengan periode summer di sana. Dan di sini pas musim panas," terang Nana.
Tipe kamar yang paling disukai turis Eropa selama menginap di hotel bintang empat ini mulai dari Deluxe Room ke atas.
"Soalnya mulai tipe kamar tersebut ada balkonnya yang menghadap ke kolam renang hotel ini," ungkap Nana.
Harga tipe kamar tersebut, lanjut Nana mulai Rp 700 ribu per kamarnya.
"Umumnya turis Eropa yang menginap di KJ Hotel bisa sampai seminggu," tambah Nana.
Sementara biaya pengeluaran setiap turis Eropa per harinya minimal Rp 5 juta per orang, sudah termasuk anggaran inap di KJ Hotel.
Kebiasaan turis Eropa yang menginap di KJ Hotel, usai sarapan pagi kemudian keluar hotel.
"Ada yang berkunjung ke Kota Gede dengan sepeda kayuh. Ada juga yang keliling Kota Jogja dengan sepeda motor. Biasanya mereka itu pasangan. Kalau yang keluarga dengan menyewa mobil rental," beber Nana.
Malam harinya, turis Eropa yang bermalam banyak yang berkunjung ke cafe-cafe di sekitar KJ Hotel.
"Kebetulan KJ Hotel masih berada di kawasan kampung bule, banyak cafe-nya seperti Legian di Bali," terang Nana.
Objek wisata lainnya yang kerap didatangi turis Eropa adalah Taman Sari dan Keraton Jogja. "Karena dekat, mereka biasanya berjalan kaki dari KJ Hotel ke dua lokasi wisata tersohor itu," ujar Nana.
Intinya turis Eropa yang menginap di hotel ini, sambung Nana lebih menyukai wisata budaya, termasuk ke Candi Prambanan dan candi lainnya serta ke sentra kerajinan perak Kota Gede.
Lain lagi dengan turis asal negeri jiran Malaysia yang bermalam di KJ Hotel.
"Biasanya mereka datangnya rombongan atau grup dengan memesan 10 kamar tile superior buat 20 orang," beber Nana.
Rata-rata pengeluaran wisman Malaysia per orang Rp 3 juta per hari, termasuk inap di KJ Hotel. "Mereka sukanya belanja batik antara lain di Mirota atau sekarang namanya Hamzah Batik," jelas Nana.
Keistimewaan wisman Malaysia yang datang dan menginap di KJ Hotel, sambung Nana boleh dibilang hampir sepanjang tahun.
"Kecuali saat hari raya Idul Fitri, karena mereka yang muslim umumnya merayakan Lebaran di negaranya sendiri," pungkas Nana.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig @adjitropis)
Captions:
1. Turis Eropa tengah sarapan di Ila Kitchen, KJ Hotel, Yogyakarta.
2. General Manager KJ Hotel Yogyakarta, Veri Diana
3. Salah satu jenis kamar di KJ Hotel, Yogyakarta.
Hal itu disampaikan General Manager KJ Hotel Yogyakarta Veri Diana kepada TravelPlus Indonesia di Resto Ila Kitchen, KJ Hotel, Yogyakarta, Senin (10/9/2018).
"70 % wisman itu didominasi turis Eropa, baru kemudian turis dari negara tetangga kita, Malaysia," aku Veri Diana yang akrab disapa Nana.
Khusus turis Eropa, sambung Nana biasanya banyak yang datang dan menginap di KJ Hotel mulai bulan Mei sampai dengan Oktober.
"Mungkin terkait dengan periode summer di sana. Dan di sini pas musim panas," terang Nana.
Tipe kamar yang paling disukai turis Eropa selama menginap di hotel bintang empat ini mulai dari Deluxe Room ke atas.
"Soalnya mulai tipe kamar tersebut ada balkonnya yang menghadap ke kolam renang hotel ini," ungkap Nana.
Harga tipe kamar tersebut, lanjut Nana mulai Rp 700 ribu per kamarnya.
"Umumnya turis Eropa yang menginap di KJ Hotel bisa sampai seminggu," tambah Nana.
Sementara biaya pengeluaran setiap turis Eropa per harinya minimal Rp 5 juta per orang, sudah termasuk anggaran inap di KJ Hotel.
Kebiasaan turis Eropa yang menginap di KJ Hotel, usai sarapan pagi kemudian keluar hotel.
"Ada yang berkunjung ke Kota Gede dengan sepeda kayuh. Ada juga yang keliling Kota Jogja dengan sepeda motor. Biasanya mereka itu pasangan. Kalau yang keluarga dengan menyewa mobil rental," beber Nana.
Malam harinya, turis Eropa yang bermalam banyak yang berkunjung ke cafe-cafe di sekitar KJ Hotel.
"Kebetulan KJ Hotel masih berada di kawasan kampung bule, banyak cafe-nya seperti Legian di Bali," terang Nana.
Objek wisata lainnya yang kerap didatangi turis Eropa adalah Taman Sari dan Keraton Jogja. "Karena dekat, mereka biasanya berjalan kaki dari KJ Hotel ke dua lokasi wisata tersohor itu," ujar Nana.
Intinya turis Eropa yang menginap di hotel ini, sambung Nana lebih menyukai wisata budaya, termasuk ke Candi Prambanan dan candi lainnya serta ke sentra kerajinan perak Kota Gede.
Lain lagi dengan turis asal negeri jiran Malaysia yang bermalam di KJ Hotel.
"Biasanya mereka datangnya rombongan atau grup dengan memesan 10 kamar tile superior buat 20 orang," beber Nana.
Rata-rata pengeluaran wisman Malaysia per orang Rp 3 juta per hari, termasuk inap di KJ Hotel. "Mereka sukanya belanja batik antara lain di Mirota atau sekarang namanya Hamzah Batik," jelas Nana.
Keistimewaan wisman Malaysia yang datang dan menginap di KJ Hotel, sambung Nana boleh dibilang hampir sepanjang tahun.
"Kecuali saat hari raya Idul Fitri, karena mereka yang muslim umumnya merayakan Lebaran di negaranya sendiri," pungkas Nana.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig @adjitropis)
Captions:
1. Turis Eropa tengah sarapan di Ila Kitchen, KJ Hotel, Yogyakarta.
2. General Manager KJ Hotel Yogyakarta, Veri Diana
3. Salah satu jenis kamar di KJ Hotel, Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar