. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 01 September 2018

Selepas Asian Games 2018, Tiga Objek Wisata Palembang Ini Bakal Kian Mendunia

Selama penyelenggaraan Asian Games 2018 di Palembang, ada belasan objek wisata yang disiapkan sebagai lokasi tur para atlit dalam dan luar negeri yang mengikuti ajang perhelatan olah raga se-Asia tersebut. Termasuk 72 kampung hias atau mural di seluruh kecamatan yang menjadi destinasi wisata baru di Kota Pempek ini.

Namun dari semua objek wisata lama dan baru tersebut, sepertinya tiga objek wisata ini yang paling mencuri perhatian para atlit Asian Games 2018 dari mancanegara sehingga dipastikan nama ketiganya bakal semakin mendunia selepas  pesta olahraga 4 tahunan ini berakhir.

Ketiga objek tersebut adalah Bayt Al-Qur’an Al-Akbar, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, dan Pulau Kemaro.

Objek wisata pertama, Bayt Al-Qur’an Al-Akbar yang berada di Komplek Pesantren Al Ihsaniyah Jalan Amin Fauzi, Kelurahan Suak Bujang, Kecamatan Gandus, Kota Palembang.

Objek wisata religi tersebut sudah lama diminati bukan hanya warga Sumsel, pun wisatawan nusantara dari berbagai daerah.

“Bahkan turis asal Malaysia sering sekalai ke sini. Kata mereka kalau belum ke Bayt Al-Qur’an Al-Akbar, sama saja belum ke Palembang,” ujar Syarkoni, pemandu tetap Bayt Al-Qur’an Al-Akbar kepada TravelPlus Indonesia belum lama ini.

Bayt Al-Qur’an Al-Akbar adalah Al Qur’an raksasa yang dibuat dalam bentuk ukiran di lembaran kayu secara bolak-balik.

Pembuatnya Kiagus Syofwatillah Mohzaib pada tanggal 10 Ramadhan 1422 H atau tahun 2002 M.

Kata Syakroni, tepat pada 1 Muharram 1423 atau 15 Maret 2002, satu lembar ukiran berisi Surah Al-Fatihah selesai dibuat lalu dipamerkan pada acara peringatan tahun baru Islam.

Ukiran tersebut di atas kayu tembesi yang didatangkan dari Banyuasin dengan ukuran per lembarnya 177 cm x 150 cm tebal 2,5 cm dengan berat rata-rata 50 Kg per lembarnya.

Seluruh ukiran Al Qur’an ini baru selesai pada akhir tahun 2008.

Tepat pada Kamis 14 Mei 2009 ukiran Al Qur’an ini diluncurkan di Masjid Agung Palembang.

“Biaya pembuatannya berkisar dari Rp 4 juta hingga Rp 20 juta per lembarnya. Totalnya Rp 1,2 milar yang didapat dari sejumlah donatur seperti Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Marzuki Ali, dan pejabat serta pengusaha lainnya,” ungkap Syakroni.

Bangunan Bayt Al-Qur’an Al-Akbar berketinggian 30 meter atau 5 lantai yang memuat lembaran-lembaran ukiran surah-surah dalam Al-Quran yang sangat besar, dan diletakkan secara tersusun.

Objek wisata religi yang diresmikan oleh Presiden SBY pada 21 Januari 2012 dalam acara Konferensi Parlemen Negara Islam se-Dunia (Parliamentary Union Of Islamic Countries) ini kerap dikunjungi oleh tamu negara, baik duta besar, atase konsulat maupun dari berbabagai tamu kenegaraan lainnya termasuk sejumlah artis ibukota seperti David Khalik, Tukul Arwana, Nunung Srimulat, Aziz, dan Ustadz Yusuf Mansur.

Saat penyelanggaraan Festival Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 lalu, Bayt Al-Qur’an Al-Akbar juga jadi favorit wisatawan, baik sebelum maupun sesudah menyaksikan GMT.

Menurut Syarkoni hampir setiap hari, ada saja rombongan yang melakukan zikir di sini.

"Tak sedikit juga yang ber-shalawat, tahlilan, lomba MTQ, kegiatan Muhasabah, syuting acara ceramah agama sejumlah TV swasta lokal maupun nasional bahkan ada yang melakukan pre-wedding,” terangnya.

Biasanya usai melihat-lihat ukiran Al Qur’an berukuran raksasa ini, sejumlah wisatawan tak lupa berfoto bersama, kemudian membeli aksesoris berupa kaos bergambar Bayt Al-Qur’an Al-Akbar, aneka gantungan kunci, tandak atau topi khas Sumsel, peci dari rotan, dan lainnya sebagai buah tangan.

Para pedagangnya berada di areal depan bangunan ini. Bayt Al-Qur’an Al-Akbar yang dibuka untuk umum mulai tanggal 30 Januari 2012 lalu ini buka setiap hari mulai pukul 8 pagi sampai 5 sore.

Objek kedua, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang berlokasi dekat Jembatan Ampera dan juga Benteng Kuto Besak. L

Gedung museum tersebut dulunya merupakan salah satu peninggalan dari Keraton Palembang Darussalam.

Di dalamnya terdapat banyak sekali benda-benda bersejarah Kota Palembang.

Ada sekitar 556 koleksi benda bersajarah mulai dari bekas peninggalan hingga Kesultanan Palembang.

Museum ini berdiri di atas bangunan Benteng Koto Lama (Kuto Tengkurokato Kuto Batu) dimana Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo dan Sultan Mahmud Badaruddin I (1724-1758) memerintah.

Objek wisata ketiga, Pulau Kemaro. Pulau ini berada di tengah-tengah Sungai Musi, sekitar 6 Km dari Jembatan Ampera.

Namanya Kemaro atau Kemara. Dinamakan begitu karena walaupun berada di tengah sungai, pulau ini tidak pernah banjir atau selalu kamerau.

Berada di Pulau Kemaro berasa seperti di China. Terlebih pada Imlek atau Tahun Baru China.

Mengapa? Di pulau ini ada pagoda besar dengan 9 lantai. Pagoda yang dibangun tahun 2006 inilah yang menjadi daya tarik Pulau Kemaro. Selain itu, ada Klenteng Hok Tjing Rio yang berwarna merang menyala, pohon cinta, dan makam Siti Fatimah, putri Raja Palembang yang dicintai pria Keturunan Tionghoa, Tan Bu Ann.

Kisah cinta keduanya bak Romeo dan Juliet. Si pria menikahi sang Putri dengan mas kawin berupa 9 guci emas, namun pada akhirnya pasangan tersebut menerjunkan diri ke sungai dan tenggelam.

Pengunjung yang datang ke pulau ini biasanya dengan perahu kecil yang dapat ditemukan di sekitar Jembatan Ampera.

Biaya untuk sampai Pulau Kemaro menggunakan getek mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 150.000 per orang untuk pulang pergi.

Selain tiga objek wisata religi dan sejarah tersebut, TravelPlus Indonesia juga memprediksi kerajinan dan kuliner khas Palembang terutama Songket dan Pempek juga bakal kian mendunia namanya selepas Asian Games 2018 ini.

Pasalnya keduanya juga kerap diburu para atlit mancanegara sebelum ataupun setelah mereka berlaga.

Pusat Kerajinan Songket Palembang berada di kawasan Industri Songket Kelurahan 30-32, Kecamatan Ilir Barat, Kota Palembang. Tepatnya di Jalan Ki Gede Ing Suro.

Harga Tenun Songket Palembang yang dijual berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah

Kelebihan tampat ini, pengunjung dapat belanja langsung di tempat pengrajin tenun songket sambil melihat proses pembuatannya.

Pengunjung yang datang untuk berbelanja Songket Palembang di sini bukan hanya orang Palembang, banyak juga para pembeli asal luar kota, termasuk dari negara tetangga seperti Malaysia dan Tahiland.

Pilihan lokasi lainnya ke sentra kerajinan Songket dan souvenir di Tangga Buntung.

Sementara kuliner Pempek-nya yang menjamur di berbagai tempat juga diminati para atlit mancanegara, di antaranya di Pempek Saga “Sudi Mampir” yang terletak di Jalan Merdeka No.8, 22 Ilir, tepat berada di depan Kantor Walikota Palembang.

Beberapa jenis pempek yang disediakan di tempat ini, antara lain Pempek Lenggang Panggang atau Tunu, Adaan, Pempek Telor, dan lainnya.

Pempek Lenggang Panggang merupakan favorit pengunjung dan Es Kacang Merah sebagai penutupnya.

Terkait 72 Kampung Hias Asian Games 2018, Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani membenarkan kalau para tamu, atlet serta official dari negara peserta juga diajak ke kampung-kampung tersebut selain ke tempat wisata utama lainnya di Kota Palembang.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Objek wisata religi Bayt Al-Qur’an Al-Akbar di Kota Palembang.
2. Pengunjung berfoto di Bayt Al-Qur’an Al-Akbar.
3. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
4. Salah satu alat transportasi di Sungai Musi Palembang.
5.Pempek Palembang.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP