Berstatus KEK, Pesona Pulau Baai Bengkulu Bakal Kian Berkilau
Banyak keuntungan yang diperoleh Bengkulu, jika Pulau Baai sudah berstatus Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Hal itu disinggung Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam jumpa pers pelaksanaan Festival Tabut 2018 di gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Rabu (5/9).
Keuntungan yang di maksud Arief Yahya, salah satunya akan memudahkan dan mempercepat investasi masuk.
"Investor jadi tidak ragu atau cemas lagi karena dengan KEK, semua terkait permit atau perijinan akan lebih mudah. Investor tidak akan dilempar kesana kemari karena biasanya KEK itu sudah one stop service," terang Arief Yahya.
Keuntungan lainnya, sektor pariwisata di Pulau Baai yang masuk dalam wilayah Kota Bengkulu, otomatis akan semakin tertata dan wajahnya bakal semakin berkilau.
"Kalau Pemprov Bengkulu serius menggarap dan mengusulkan Pulau Baai sebagai KEK, saya siap bantu memfasilitasi," tegas Arief Yahya.
Plt Gubernur Rohidin Mersyah menambahkan potensi wisata yang dimiliki Pulau Baai amat pantas dijadikan sebagai KEK.
Salah satunya objek wisata hutan mangrove di Kecamatan Sumber Jaya yang belakangan ini laris dikunjungi wisatawan.
Pengunjung cukup membayar sewa perahu wisata nelayan setempat Rp 10 ribu per orang, sudah bisa puas mengelilingi 247,61 hektar hutan mangrove yang ada di Pulau Baai.
Selain itu Pulau Baai juga mengoleksi pantai asri yang berpasir halus dan bersih serta ber-sunset menawan.
"Di perairan Pulau Baai juga terdapat spot-spot indah untuk wisata diving," tambahnya.
Kelebihan lainnya, Pulau Baai sudah sejak lama memiliki pelabuhan dengan kolam terluas.
Fungsi utama Pelabuhan Baai selama ini sebagai pelabuhan untuk kapal penumpang ke pulau kecil seperti Pulau Enggano atau Pulau Tikus dan juga kapal barang ekspor.
Jika berstatus KEK, lanjut Rohidin pemanfaatan pelabuhan Baai sebagai pintu ekspor komoditas unggulan Bengkulu akan lebih optimal karena urusan administratif, pembebasan lahan, dan lainnya akan jadi lebih mudah.
Menurut Rohidin selama ini sebagian komoditas andalan Bengkulu antara lain karet, kopi, batu bara, dan sawit berupa minyak mentah, masih diekspor lewat provinsi tetangga seperti Lampung, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan, bahkan Sumatera Utara.
Rohidin menjelaskan pengembangan KEK di Pulau Baai kelak bukan hanya akan berimplikasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Bengkulu termasuk sektor parawisatanya, pun akan menjadi titik strategis bagi perekonomian Indonesia koridor Barat.
Menurutnya, Pemprov Bengkulu sudah mendaftarkan pembentukan KEK Pulau Baai ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1.Menpar Arief Yahya dan Plt. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah singgung soal status KEK Pulau Baai dalam jumpa pers Festival Tabut 2018. (foto: adji k.)
2. Wisata Mangrove di Pulau Baai, Kota Bengkulu. (smileysarry.wordpress.com)
3. Pesona salah satu pantai di Pulau Baai. (foto: cinta-wisatanusa.blogspot.com)
Hal itu disinggung Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam jumpa pers pelaksanaan Festival Tabut 2018 di gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Rabu (5/9).
Keuntungan yang di maksud Arief Yahya, salah satunya akan memudahkan dan mempercepat investasi masuk.
"Investor jadi tidak ragu atau cemas lagi karena dengan KEK, semua terkait permit atau perijinan akan lebih mudah. Investor tidak akan dilempar kesana kemari karena biasanya KEK itu sudah one stop service," terang Arief Yahya.
Keuntungan lainnya, sektor pariwisata di Pulau Baai yang masuk dalam wilayah Kota Bengkulu, otomatis akan semakin tertata dan wajahnya bakal semakin berkilau.
"Kalau Pemprov Bengkulu serius menggarap dan mengusulkan Pulau Baai sebagai KEK, saya siap bantu memfasilitasi," tegas Arief Yahya.
Plt Gubernur Rohidin Mersyah menambahkan potensi wisata yang dimiliki Pulau Baai amat pantas dijadikan sebagai KEK.
Salah satunya objek wisata hutan mangrove di Kecamatan Sumber Jaya yang belakangan ini laris dikunjungi wisatawan.
Pengunjung cukup membayar sewa perahu wisata nelayan setempat Rp 10 ribu per orang, sudah bisa puas mengelilingi 247,61 hektar hutan mangrove yang ada di Pulau Baai.
Selain itu Pulau Baai juga mengoleksi pantai asri yang berpasir halus dan bersih serta ber-sunset menawan.
"Di perairan Pulau Baai juga terdapat spot-spot indah untuk wisata diving," tambahnya.
Kelebihan lainnya, Pulau Baai sudah sejak lama memiliki pelabuhan dengan kolam terluas.
Fungsi utama Pelabuhan Baai selama ini sebagai pelabuhan untuk kapal penumpang ke pulau kecil seperti Pulau Enggano atau Pulau Tikus dan juga kapal barang ekspor.
Jika berstatus KEK, lanjut Rohidin pemanfaatan pelabuhan Baai sebagai pintu ekspor komoditas unggulan Bengkulu akan lebih optimal karena urusan administratif, pembebasan lahan, dan lainnya akan jadi lebih mudah.
Menurut Rohidin selama ini sebagian komoditas andalan Bengkulu antara lain karet, kopi, batu bara, dan sawit berupa minyak mentah, masih diekspor lewat provinsi tetangga seperti Lampung, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan, bahkan Sumatera Utara.
Rohidin menjelaskan pengembangan KEK di Pulau Baai kelak bukan hanya akan berimplikasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Bengkulu termasuk sektor parawisatanya, pun akan menjadi titik strategis bagi perekonomian Indonesia koridor Barat.
Menurutnya, Pemprov Bengkulu sudah mendaftarkan pembentukan KEK Pulau Baai ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1.Menpar Arief Yahya dan Plt. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah singgung soal status KEK Pulau Baai dalam jumpa pers Festival Tabut 2018. (foto: adji k.)
2. Wisata Mangrove di Pulau Baai, Kota Bengkulu. (smileysarry.wordpress.com)
3. Pesona salah satu pantai di Pulau Baai. (foto: cinta-wisatanusa.blogspot.com)
0 komentar:
Posting Komentar