. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 22 November 2017

Musim Buah Khas Gunungkidul, Peluang Emas Menjaring Wisatawan

Anda penggemar berat bermacam buah? Datanglah ke Gunungkidul saat ini. Soalnya aneka macam buah bakal menanti Anda di beberapa titik, di kiri-kanan sepanjang jalan utamanya. Nggak percaya ya…?

Mungkin ketidakpercayaan Anda itu lantaran masih membekas citra gersang yang selama ini terlanjur menempel di sekujur tubuh (baca: seluruh kawasan) Gunungkidul.

Padahal imej gersang dan kekeringan Gunungkidul, itu cerita usang.

Pasalnya sejak beberapa tahun belakangan, salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta ini tampil dengan wajah baru, ijo royo-royo.

Sejumlah tanaman keras utamanya jati menghijaukan kawasan ini, termasuk bambu dan jenis pohon besar lain. Belum lagi bermacam tanaman yang menghasilkan buah seperti Nangka, Mangga, Kweni, Sawo, Durian, Rambutan, Petai, dan lainnya.

Nah, sejak memasuki musim penghujan yakni November, bermacam buah dari tanaman-tanaman buah itu sudah dipanen warga.

Buktinya di sepanjang jalan Gunungkidul yang berkelok dan naik-turun sampai menuju Ibukotanya, yakni Wonosari banyak kios yang menjual bermacam buah.

Pantauan TravelPlus Indonesia saat ingin menuju objek wisata Cave Tubing di Kalisuci, Gunungkidul disela-sela liputan Jogja International Heritage Walk (JIHW) 2017 beberapa hari lalu, buah yang paling dominan dijual di beberapa titik di sepanjang jalan utamanya itu antara lain Rambutan, Mangga, Durian, Sawo dan Petai.

Bahkan beberapa tanaman, terutama Rambutan, Mangga, dan Petai terlihat dengan jelas masih berbuah rimbun di pohonnya, menanti dipanen.

Sewaktu melewati jalan itu,  ada rasa penasaran. Seperti apa rasa Rambutan khas Gunungkidung yang tanahnya dominan berbatuan karst? Apa benar semua jenis buah itu terutama buah Sawo dan Durian berasal dari Gunungkidul atau jangan-jangan didatangkan dari daerah atau kabupaten lain?

Namun keraguan itu sirna. Setelah saya mampir ke salah satu kios di sana sepulang dari Kalisuci, terjawab sudah bahwa semua jenis buah itu, termasuk Sawo dan Durian memang asli made in Gunungkidul.

“Durian ini dari kebun saya di belakang rumah. Rambutan ini juga. Tuh, pohonnya lagi berbuah,” aku ibu berusia paruh baya yang menjual aneka buah di depan rumahnya seraya menunjuk pohon rambutan yang tengah berbuah lebat di halaman depan rumahnya.

“Kebetulan saya tidak punya pohon Sawo jadi tidak jual Sawo. Tapi semua Sawo yang dijual di daerah ini ya berasal dari Gunungkidul bukan dari daerah lain,” aku ibu itu lagi.

Saya mencicipi Durian ibu itu yang dihargai Rp 40 ribu. Di sana juga beberapa wisatawan lainnya yakni Dino, Candra, Rully, dan Wasdi yang tengah menikmati rasa Durian khas Gunungkidul yang manis tapi ada pahit-pahitnya sedikit.

Kata ibu itu lagi, rasa Durian miliknya ini diminati banyak pembeli dibanding jenis Durian Gunungkidul lainnya yang rasanya terlalu manis.

Selepas itu, saya mencicipi Rambutannya. Ternyata manis dan enak. Harga sekantong plastik Rambutan-nya cuma Rp 10 ribu.

Lantaran sedang musim, harga buah-buahan di Gunungkidul saat ini boleh dibilang relatif murah. Beberapa rombongan wisatawan terlihat mampir ke beberapa kios buah untuk memborong bermacam buah, terutama Rambutan, Durian, Mangga, dan Sawo.

Kehadiran bermacam buah di kawasan yang dulu identik dengan tandus dan kering ini memberi warna berbeda sekaligus daya tarik tersendiri.

Bila cerdas menangkap peluang emas, musim buah ini pun bisa dimanfaatkan untuk menjaring wisatawan lebih banyak lagi ke Gunungkidul.

Caranya dengan membuat Festival Buah Gunungkidul, sebagaimana dilakukan beberapa daerah lain di Indonesia seperti Festival Durian Sindangwangi di Majalengka yang kabarnya akan digelar Desember 2017 ini.

Dalam festival itu selain menyajikan/menjual aneka buah seperti tersebut di atas, juga dikombinasikan dengan parade/kirab budaya, kesenian tradisional setempat, paket wisata tur ke beberapa objek wisata di Gunungkidul seperti Cave Tubing Kalisuni, Goa Jomblang dan lainnya, ditambah bazar kuliner berupa kue/makanan/minuman dan kerajinan tangan/UMKM setempat serta hiburan live music yang semuanya bertemakan buah.

Jika festival tersebut digarap dengan baik, lalu dipromosikan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan lewat jejaring sosial, media online, blogger dan lainnya, tentu akan menarik minat wisatawan untuk datang ke Gunungkidul.

Festival Buah Gunungkidul sebagaimana TravelPlus Indonesia sarankan ini, pastinya bukan cuma akan menjaring wisatawan lebih banyak lagi ke Gunungkidul, pun sekaligus menghapus imej gersang dan kering Gunungkidul yang masih membekas di benak banyak orang.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Musim buah khas Gunungkidul potensial dijadikan festival untuk menjaring wisatawan.
2. Inilah aneka buah khas Gunungkidul yang tengah musim.
3. Pesta buah khas Gunungkidul.
4. Warga Gunungkidul menjual aneka buah dari kebun sendiri.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP