. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 29 Juli 2017

Enam Acara Utama dan Tiga Pendukung Ini Ramaikan Festival Sekala Brak IV Lampung Barat

Pemkab Lampung Barat kembali menggelar Festival Sekala Brak. Festival ke IV tahun ini berlangsung selama sepekan mulai 31 Juli-6 Agustus 2017 yang dipusatkan di Kawasan Sekuting Terpadu dan Tugu Ara Liwa, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) serta Kecamatan Lumbok Seminung.

Festival Sekala Brak (FSB) merupakan perhelatan tahunan yang lebih menitikberatkan kepada kebudayaan asli masyarakat Lampung Barat.

Festival yang mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lewat Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara tahun ini, diramaikan dengan enam acara utama dan tiga acara pendukung (supporting events).

Enam acara utama FSB 2017 adalah Pembukaan FSB IV, Lomba Tari Kreasi (Kawasan Sekuting Terpadu), Lomba Lagu Lampung (Kawasan Sekuting Terpadu), Pameran Foto “Eksotisme Sepotong Surga (Kawasan Sekuting Terpadu), Pawai Budaya dan Karnaval Budaya (Tugu Ara Liwa), dan Hippun Adat (Gedung Dalom Paksi Jalan Diway).

Tiga supporting events-nya ada Lomba Jelajah Alam TNBBS, Lomba Renang Marathon Lumbok Seminung, dan Lomba Foto Selfie/Wefie pada Pawai Budaya dan Karnaval.

Acara utama Pembukaan FSB IV Tahun 2017 akan diadakan berbarengan dengan Pembukaan Perhelatan Liwa Fair pada Senin (31/7) pukul 19.00, di Kawasan Sekuting Terpadu.

Lomba Lagu Lampung digelar Selasa (1/8), pukul 14.00 s/d selesai di Panggung Utama FSB & Liwa Fair di Kawasan Sekuting Terpadu. Pesertanya utusan dari sekolah se-Lampung Barat, sanggar seni, OPD/BUMN/BUMD, dan utusan kecamatan serta perorangan. Hadiahnya berupa tropi, piagam, dan uang tunai sebesar Rp 20 juta.

Lomba Tari Kreasi Lampung pada Rabu (2/8) pukul 19.30 s/d selesai di tempat yang sama. Pesertanya idem. Hadiahnya berupa tropi, piagam, dan uang tunai sebesar Rp 5 juta.

Acara Hippun Adat atau musyawarah agung para Sultan Paksi Pak Sekala Brak dilaksanakan pada Rabu (2/8), pukul 08.00 s/d selesai. Lokasinya di Gedung Dalom Paksi Bejalan Di Way.

Pesertanya antara lain Saibatin Paksi Pak Sekala Brak, pejabat Pemkab Lampung Barat, Forkompimda Lampung Barat, Saibatin Marga, budayawan, dan undangan lainnya.

Sementara Pameran Foto “Eksotisme Sepotong Surga” dari tanggal 31 Juli-6 Agustus, mulai pukul 09.00-21.30 setiap hari di Area Liwa Fair, Kawasan Sekuting Terpadu. Pesertanya fotografer Lampung Barat, Lampung, dan fotografer Nasional.

Karnaval “Kemilau Budaya Bumi Sekala Brak” pada Kamis (3/8) mulai pukul 13.00 s/d selesai.

Lokasi start-nya dari POM Bensin menyusuri jalan menuju Tugu Ara – Kota Liwa yang menjadi lokasi panggung kehormatan, dan finish-nya di Lapangan Merdeka.

Pesertanya utusan dari kecamatan, Paksi Pak dan Marga, Sekolah, dan utusan Sanggar Seni serta peserta lainnya. Hadiahnya berupa tropi, piagam, dan uang tunai sebesar Rp 10 juta untuk 2 kategori yakni kecamatan/umum dan utusan sekolah.

Untuk supporting event Lomba Renang Marathon digelar pada Selasa (1/8) pukul 09.00 s/d selesai di Danau Ranau, Kecamatan Lumbok Seminung. Pesertanya utusan dari kecamatan, sekolah, perorangan dan peserta lainnya.

Hadiahnya berupa tropi, piagam, dan uang tunai sebesar Rp 15 juta ditambah sepeda motor, sepeda, kulkas, kompor gas, dispenser, dan Magiccom.

Lomba Jelajah Alam TNBBS diadakan pada Minggu (6/8) mulai pukul 08.00 s/d selesai di TNBBS, Kubu Perahu.

Pesertanya utusan Kecamatan, komunitas pecinta alam, perorangan, utusan sekolah, dan peserta lainnya. Hadiahnya berupa tropi piagam, dan uang tunai sebesar Rp 5 juta.

Lomba Selfie/Wefie saat Karnaval pada Kamis (3/8) pukul 13.00 s/d selesai, lokasi di Tugu Ara – Kota Liwa, Lampung Barat. Pesertanya umum dan gratis. Hadiahnya berupa uang tunai untuk 4 pemenang yakni juara 1 Rp 300 ribu, juara 2 Rp 250 ribu, juara tiga Rp 200 ribu, dan juara favorit Rp 100 ribu. 

Aksesibilitas
Sangat mudah menjangkau Liwa dari Jakarta. Lewat jalur darat dari Terminal Kali Deres Tangerang menggunakan Bus Krui Putra dan atau Bus Ranau Indah Jurusan Jakarta-Liwa. Bisa juga naik bis Jakarta ke Terminal Rajabasa, dari Rajabasa naik Bus Jurusan Liwa atau naik Travel bisa menghubungi Nomor Travel Piknik Liwa 082185961010.

Lewat jalur udara dari Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng menuju Bandara Radin Inten II.Dari Bandara Radin Inten II bisa menghubungi Travel Piknik Liwa 082185961010.

Kalau mau membeli paket wisata dan butuh pemandu wisata, bisa menghubungi Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Cp. 081369645419 (Riady), 081272320011 (EGC), 082169021355 (Opan) dan atau bisa menghubungi Ojek Piknik Liwa 082186409723 (Eka Fendi).

Liwa merupakan Ibukota Kabupaten Lampung Barat yang berada pada ketinggian sekitar 1.000 Meter di atas permukaan laut (Mdpl) sehingga bersuhu udara dingin, karena itu dianjurkan membawa dan mengenakan sweater ataupun jaket saat berkunjung di Liwa. Jarak Bandara Radin Inten II ke Liwa lebih kurang 5-6 jam overland atau perjalanan darat. 

Akomodasi yang bisa dipilih selama berada di Lampung barat antara lain Homestay Piknik Liwa 082186409723, Hotel Seminung Lumbok Resort 0811794668, Pondok Wisata 085279739560, Wisma Sindalapai 0811794668, Hotel Sahabat Utama 0728 5240066, dan Hotel Permata 0728 21022.

FSB IV merupakan calender of event (CoE) kepariwisataan Lampung Barat yang tahun ini mengusung tema "Skala Brak The Origin of Lampung".

Pemkab Lampung Barat berharap lewat festival ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Lampung Barat dan menarik minat investor dalam menanamkan modal di bidang kepariwisataan serta bidang lain yang berdampak pada kemajuan Lampung Barat.

Adapun dukungan promosi dan publikasi daru Kemenpar untuk FSB tahun ini berupa bahan promosi cetak, kaos, topi, panggung, dan liputan media dari pusat.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. MPS Skala Brak 2017

Captions:
1. Promo event Festival Sekala Brak (FSB) IV tahun 2017 ala Lampung Barat.
2. Anak sekolah ikut parade budaya atau karnaval FSB.
3. Penari perempuan Lampung Barat saat beraksi di FSB.
4. Lomba renang marathon di Danau Ranau, salah satu acara pendukung FSB.
5. Lomba Jelajah Alam TNBBS juga supporting event FSB,
6. Peta Provinsi Lampung dan aksesibilitas ke Lampung Barat.

Read more...

16 Acara Ini Semarakkan Toboali City On Fire Season 2 di Bangka Selatan

Festival budaya bertajuk Toboali City On Fire (TCOF) Season 2 yang diselenggarakan Pemkab Bangka Selatan tengah berlangsung dari tanggal 27 s/d 30 Juli 2017. Ada 16 acara yang disuguhkan.

Ke-16 rangkaian acara dan perlombaan tersebut antara lain; Biker Packe, Toboali Photo Competition, Lomba Melukis Tudung Saji, Lomba Pembuatan Film Dokumenter, Toboali Oriental Mural Festival, Toboali Fashion Carnival, Nganggung 1.000 Dulang, Hingga Komunitas Motor.

Untuk Acara festivalnya, akan diselenggaran Festival Tari Kreasi Daerah, Festival Layang-Layang, Festival Kuliner, dan Festival Barongsai. Sejumlah rangkaian acara ini akan ditutup dengan Ritual Adat Buang Jung.

Dengan digelarnya event ini, Menteri Pariwisata (menpar) Arief Yahya menilai Kabupaten Bangka Selatan sudah memenuhi kualifikasi sebagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi.

“Setidaknya ada 16 event di sana (Bangka Belitung). Destinasi yang memenuhi syarat harus punya 3A; atraksi, amenitas, dan aksesibelitas, serta satu lagi, CEO Comitment. Bangka terkenal akan tambang, jika berkembang, bukan tak mungkin wilayah ini akan seperti salah satu wilayah di Melbourne yang menjadi Tourism Resort karena adanya bekas tambang. Semoga saja,” ujar Arief Yahya saat peluncuran TCOF yang digelar di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, sehari sebelum event tersebut digelar, Rabu (26/7).

Arief Yahya menginngatkan akan pentingnya promosi dalam sebuah event. “Anggaran promosi masih kita sebut sebagai kelemahan, harusnya anggaran event dan promosi itu seimbang, misalkan total budget event 2 Milyar, maka promosinya juga harus menghabiskan 2 milyar,” imbuh Arief Yahya.

Pada kesempatan yanga sama, Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah mengungkapkan kesiapan Bangka menyambut acara ini sudah sangat maksimal. Ia juga berharap dengan terselenggaranya festival ini akan semakin membuat Provinsi Bangka Belitung menjadi salah satu destinasi menarik untuk wisatawan.

“Harapan warga, Pulau Bangka juga bisa masuk ke dalam 10 destinasi terbaik nasional, jadi tidak hanya Pulau Belitung saja. Ke depan diharapkan menjadi Bangka Belitung” ujar Abdul Fatah dalam sambutannya.

Ajang TCOF tahun ini, lanjut Abdul Fatah diharapkan mampu mendongkrak serta mempromosikan pariwisata Bangka Belitung, terutama di Bangka Selatan yang sangat potensial. “Kami targetkan sekitar 100 ribu wisatawan dapat terjaring selama perhelatan ini berlangsung,” tegasnya. (Naskah: murdy, foto: erwin)

Captions:
1. Menpar Arief Yahya dan Wagub Babel Abdul Fatah berfoto bersama usai peluncuran TCOF season 2 di Jakarta.

Read more...

Jumat, 28 Juli 2017

Inilah Sederet Keuntungan Co-Branding

Kata Co-Branding kini nge-hits lagi. Sebenarnya apa itu co-branding? Dalam ilmu marketing co-branding adalah partnership antara dua brands yang berbeda. Tujuannya adalah sinergi.

Definisi paling gampang dari sinergi adalah 1 + 1 = 3, bukan 2. Artinya, “the whole is bigger than the parts,” hasil gabungan lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya.

Dengan ber-co-branding maka kekuatan brand equity-nya akan berlipat-lipat.

Contohnya Aqua-Danone. Aqua adalah brand yang dikenal sebagai local champion yang menguasai pasar air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia. Sementara Danone adalah global champion yang memiliki pasar di seluruh dunia.

Ketika keduanya menyatukan diri melalui co-branding, imej Aqua terangkat menjadi “local champion yang mengglobal”. Sementara brand Danone pun terangkat menjadi “global champion yang melokal”. Hasilnya adalah win-win partnership yang menghasilkan entitas gabungan yang jauh lebih powerful.

Co-branding juga dilakukan untuk memperluas jangkauan target pasar dan mengerek ekuitas dari brands yang bergabung. Misalnya Garuda Indonesia melakukan co-branding dengan Citibank untuk memperluas pasar dengan saling memanfaatkan customer base masing-masing.

Garuda Indonesia bisa memanfaatkan customer base-nya Citibank, begitu pula sebaliknya. Di samping itu, karena dua brands ini sudah sangat kuat, ketika keduanya digabungkan maka akan menghasilkan gabungan brand dengan nilai brand equity yang jauh lebih tinggi.

Memang umumnya co-branding dilakukan oleh dua brand yang sudah kuat, dan dengan berpadunya keduanya, maka leverage effect-nya luar biasa untuk menjadikan dua brand tersebut lebih kuat lagi. 

Kotler dan Amstrong (2001:363) mengatakan co-branding (penggabungan merek) merupakan tindakan menggunakan nama merek terkenal dari dua perusahaan yang berbeda atas produk yang sama.

Doktor bidang consumer sciences-business administration, Rhenald Kasali menjelaskan co-branding adalah segala aktivitas yang harus dapat meningkatkan nilai tambah, entah berupa asosiasi baru yang positif, diferensiasi produk yang lebih cespleng, kepercayaan konsumen yang lebih bagus karena kepastian terhadap kualitas yang lebih besar, atau bahkan strategi-strategi pemasaran baru seperti jalur distribusi baru dan produk baru.

Kasali mengungkapkan ada empat hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang melakukan co-branding agar dapat berhasil di pasar atau dapat diterima dan memenuhi harapan konsumen yaitu faktor partner, pengalaman dengan produk, dan atribut kualitas.

Kasali menganjurkan perusahaan yang akan melakukan co-branding harus memperhatikan asosiasi merek dari perusahaan yang bertindak sebagai ingredient branding maupun sebagai host branding.

Menurutnya tidak selamanya co-branding antara perusahaan dengan asosiasi merek yang sama-sama kuat selalu berhasil di pasar.

Berdasarkan riset yang ada, suatu perusahaan dengan asosiasi merek yang kuat dalam jangka panjang akan lebih menguntungkan apabila melakukan co-branding dengan perusahaan yang memiliki asosiasi merek yang lebih lemah.

Selain dapat menghemat biaya, ada sederet keuntungan co-branding lainnya, yakni pendapatan royalty karena dapat meningkatkan penjualan. Selain itu berkesempatan memasuki pasar yang baru sehingga berpeluang memperluas pasar dan mencapai target konsumen yang lebih banyak atau beragam.

Perusahaan juga bisa membuat harga yang premium dan keuntungan serta kepercayaan pelanggan pun lebih cepat didapat.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menambahkan setidaknya ada dua ketuntungan yang didapat dengan co-branding.

Pertama, brand Wonderful Indonesia akan ada dimana-mana baik domestik maupun mancanegara.

"Kedua, kita bisa menghemat anggaran promosi sampai 90 % dengan cara sharing resources dengan partner," terang Arief Yahya sebagaimana tertuang dalam CEO Message #24-nya yang berjudul Co-Branding Wonderful Indonesia, belum lama ini.

Melihat sederet keuntungan co-branding itu, Kemenpar lewat Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara pun tengah gencar melancarakan program Co-Branding Wonderful Indonesia dengan sejumlah brand industri wisata berkelas premium.

Namun perlu diingat, co-branding pun memiliki risiko, antara lain kehilangan identitas aslinya di mata pelanggan, terciptanya “single brand”, dan kegagalan memenuhi target sehingga risiko kerja sama itu bakal dihentikan.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. kemenpar

Captions:
1. Logo Wonderful Indonesia usai direvisi.
2. Menpar Arief Yahya.

Read more...

Co-Branding Wonderful Indonesia Bikin Hemat 90 Persen

Kementerian Pariwisata lewat Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara tengah gencar melaksanakan program Co-Branding Wonderful Indonesia dengan puluhan brand produk industri wisata berkelas premium.

Kenapa bisa begitu? Karena Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya begitu yakin lewat program Co-Branding Wonderful Indonesia (WI) ini bisa menghemat anggaran sampai 90 persen.

“Saya berpikir melakukan co-branding ini terutama karena ingin menghemat anggaran. Kalau kita bisa menghemat anggaran, maka anggaran sisa bisa kita alokasikan ke pos-pos kegiatan promosi lain secara lebih maksimal. Dari total 100% biaya yang seharusnya kita keluarkan, saya punya target kita cukup membiayai 10%. Artinya, melalui kerjasama co-branding, kita bisa berhemat hingga 90%,” ungkap Arief Yahya sebagaimana ditulisnya dalam CEO Message #24 yang berjudul Co-Branding Wonderful Indonesia, beberapa waktu lalu.

Arief Yahya menjelaskan selama dua tahun lebih Kemenpar berjuang mendongkrak brand equity Wonderful Indonesia dengan hasilnya sangat menggembirakan.

“Pada 2013, Wonderful Indonesia praktis tidak dikenal oleh dunia, namun pada 2015 peringkatnya berada di posisi 47 atau naik 100 peringkat, dari 141 negara. Sementara itu, brand Amazing Thailand berada di peringkat 83, dan Malaysia Truly Asia di peringkat ke-96. Tak hanya itu, kini Wonderful Indonesia sudah menjadi “global brand” karena exposure kita di mancanegara sudah cukup massif,” terangnya.

Brand Wonderful Indonesia kini sudah diperhitungkan di domestik maupun di mancanegara, maka sekaranglah saatnya melakukan sebanyak mungkin co-branding dengan berbagai pihak. “Karena brand-nya sudah kuat maka kini berbagai pihak mulai bangga menyematkan brand Wonderful Indonesia ke produk atau atribut mereka. Inilah the power of brand,” ungkapnya. 

Menurut Arief Yahya, saat ini mulai banyak pemilik brand yang memintanya agar brand Wonderful Indonesia bisa disematkan di kemasan produk mereka.

“Salah satunya adalah brand Papatonk, produk shrimp crackers yang dipasarkan di Cina dan diposisikan sebagai Indonesian premium brand. Dengan bangga brand ini menyematkan brand Wonderful Indonesia dengan tambahan kata-kata: “The Official Snack Ambassador for Indonesian Tourism,” ungkapnya.

Terbukti setelah memasang logo Wonderful Indonesia penjualannya langsung melesat. Sampai sekarang penjualannya sudah mencapai 3 juta pack. “Artinya melalui co-branding, Wonderful Indonesia terbukti mampu me-leverage brand tersebut,” ujarnya.

Sejak itu, semakin banyak brand “meminang” brand Wonderful Indonesia. Oleh karena itu kemenpar membuka kesempatan seluas-luasnya kepada pihak lain untuk melakukan co-branding.

Kata Arief Yahya setidaknya dua keuntungan yang didapat dengan co-branding. Pertama, brand Wonderful Indonesia akan ada di mana-mana baik domestik maupun mancanegara. Kedua, bisa menghemat anggaran promosi dengan cara sharing resources dengan partner.

Adapun partner yang bisa dijajaki untuk co-branding anatra lain dengan dinas pariwisata (Dispar) seluruh Indonesia dengan memasang/menempelkan logo Wonderful Indonesia di gerbang masuk atau landmark di pusat destinasi wisatanya. Bisa juga dengan bus-bus pariwisata.

Bentuk lain co-branding adalah dengan para pemilik brand seperti Papatonk di atas. Mereka bisa menempelkan logo Wonderful Indonesia di produk atau kemasannya.

Jenis produknya bisa bermacam-macam mulai dari makanan, minuman, kosmetik, fesyen, dan lain-lain. Misalnya co-branding dengan Indofood.

“Kita tahu Indomie sudah dipasarkan di sekitar 80 negara. Di Arab Saudi dan Nigeria Indomie bahkan sudah menjadi household brand. Kalau Wonderful Indonesia bisa co-branding dengan Indomie di 80 negara pasti luar biasa. Begitu juga co-branding dengan Kopiko (Mayora) yang menjadi market leader di Cina atau Extra Joss (Kalbe) yang nomor satu di Filipina,” jelasnya.

Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Hariyanto menjelaskan data terakhir list brand yang akan di-follow-up untuk kerjasama co-branding WI, berjumlah puluhan brand.

Ada brand Secret Garden, Krisna Oleh-Oleh, dan Sababay Wine, Sosro, Mayora, Garuda Food, Indo Food, Poligon, Inaco, Kompas Gramedia, Sahid Group, BNI, Telkomsel, Panorama Group, D’Cost, Sido Muncul, dan Martha Tilaar.

Di samping itu ada Alleira Batik & Gaia, Summarecon, Pertamina Pelumnas, Tiket.Com, JJ Royal Coffee, Bon Gout, Achilles, Javara, Sunpride, Sarinah, Rumah Zakat, QNB, Munik, dan beberapa brand lagi usulan dari Majalah Swa.

“Statusnya ada yang tengah penjajakan, dan beberapa lagi sudah siap MoU antara lain dengan Sahid Group, Tiket.Com, Alleira Batik & Gaia, Panorama, Bon Gout, Achilles, Sunpride, Krisna Oleh-Oleh, Secret Garden, dan Munik,” ungkap Hariyanto kepada TravelPlus Indonesia usai menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata tahun 2017 yang diselenggarakan Kemenpar lewat Asisten Deputi (Asdep) Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara di Patuno Resort & Hotel, Pulau Wangi Wangi, Wakatobi, Jumat (28/7) pagi.


“Jumat ini, saya dengan Asdep Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar, Pak Putu Ngurah akan bertemu dengan Shosho wakil owner Secret Garden, kemudian dengan owner Krisna Oleh-Oleh Ida Bagus Adji Krisna di Bali untuk menjajaka co-branding. Keesokannya, Sabtu (29/7) pukul 11 siang, dilanjutkan dengan bertemu CEO Sababay Wine Evy Gozali,” ungkapnya.

Hariyanto menambahkan tanggal 10 Agustus mendatang, pihaknya akan menggelar acara bertajuk Wonderful Indonesia Co-Branding Forum (WICF) 2017 di Jakarta dengan menghadirkan Menpar Arief Yahya sebagai keynote speech dan sejumlah narasumber berkompeten.

“Salah satu mata acaranya ada Memorandum of Understanding atau MoU Co-Branding Wonderful Indonesia Ceremonial dengan beberapa brand industri berkelas premium,” pungkasnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & dok.kemenpar

Captions:
1. Menpar Arief Yahya yakin Co-Branding Wonderful Indonesia bisa hemat anggaran 90%.
2. List brand yang ikut di-follow-up ikut program Co-Branding Wonderful Indonesia.
3. Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Hariyanto.

Read more...

Tingkatkan Ranking, Wonderful Indonesia Jajaki Co-Branding Bareng Puluhan Industri Wisata Kelas Premium

Guna mengangkasakan lagi rangking branding Wonderful Indonesia yang kini berada di peringkat 47 WEF 2015, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menjajaki co-branding sejumlah brand produk dari industri wisata berkelas premium, di antaranya dengan 3 brand dari Bali. Ketiga brand itu adalah Secret Garden, Krisna Oleh-Oleh, dan Sababay Wine.

“Saya dan Pak Putu Ngurah akan bertemu dengan owner atau CEO ataupun wakilnya dari Secret Garden, Krisna Oleh-Oleh, dan Sababay Wine di Bali, Jumat malam ini dan Sabtu siang besok,” ujar Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar, Hariyanto kepada TravelPlus Indonesia sehari usai menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata tahun 2017 yang diselenggarakan Kemenpar lewat Asisten Deputi (Asdep) Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara di Patuno Resort & Hotel, Pulau Wangi Wangi, Wakatobi, Jumat (28/7) pagi. 

“Hari ini, kami dari Makassar langsung ke Bali akan bertemu dengan Shosho wakil owner Secret Garden, kemudian dengan owner Krisna Oleh-Oleh Ida Bagus Adji Krisna pada Jumat malam. Tempat pertemuannya mereka yang akan tentukan. Keesokan, Sabtu (29/7) pukul 11 siang, dilanjutkan dengan bertemu CEO Sababay Wine Evy Gozali,” terang Hariyanto.

Menurut Hariyanto pertemuan dengan ketiga brand industri wisata kelas premium di Bali itu merupakan pertemuan awal mengenai rencana co-branding antara branding pariwisata Indonesia yakni Wonderful Indonesia dengan masing-masing brand tersebut.

“Meskipun ini pertemuan awal, namun ada indikasi kuat ketiganya akan sepakat melakukan co-branding dengan Wonderful Indonesia yang akan dikonkritkan melalui penandatanganan Memorandum of Undestranding atau MoU,” ungkapnya.

Hariyanto menjelaskan Co-Branding Wonderful Indonesia merupakan program buatan Kemenpar lewat Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara yang bertujuan untuk memanfaatkan tingkat popularitas brand Wonderful Indonesia (WI) yang saat ini berada di rangking 47 dunia versi WEF 2015.

Program ini pun bertujuan memberikan mutual benefit bagi kedua pihak yakni brand WI dan brand industri wisata.

“Tujuan lainnya sama-sama mengangkat dan mempromosikan Indonesia melalui produk atau barang yang dipasarkan, baik di kemasan atau bungkusan produk tersebut, dan lainnya,” tambah Hariyanto.

Co-branding WI ini memilih brand sesuai dengan standard operating procedure (SOP).

Adapun persyaratan produknya, harus premium product artinya produk yang dibuat harus dengan bahan dan kualitas tinggi yang diperuntukkan bagi konsumen yang memiliki daya beli tinggi.

Persyaratan kedua, harus produk Indonesia. “Produk yang dibuat dengan bahan dan proses pembuatan khas Indonesia,” ungkap Hariyanto.

Satu persyaratan lagi, distribusi produknya bukan hanya nasional tapi juga internasional. “Artinya sudah menembus pasar nasional dan internasional,” tambah Hariyanto.

Kategori produk yang akan diajak co-branding dengan WI, lanjut Hariyanto ada dua jenis yakni food dan nonfood.

“Jenis nonfood antara lain merchandise, fashion product, cosmetic, signage atau papan penunjuk arah, penanda destinasi pariwisata dan lainnya, lalu transportasi seperti mobil, kereta api, bus, dan pesawat, serta materi promosi baik cetak maupun elektronik,” terangnya.

Kata Hariyanto data terakhir list brand yang akan di-follow-up untuk kerjasama co-branding WI, berjumlah puluhan brand.

Selain tiga brand di atas, ada brand Sosro, Mayora, Garuda Food, Indo Food, Poligon, Inaco, Kompas Gramedia, Sahid Group, BNI, Telkomsel, Panorama Group, D’Cost, Sido Muncul, dan Martha Tilaar.

Di samping itu ada Alleira Batik & Gaia, Summarecon, Pertamina Pelumnas, Tiket.Com, JJ Royal Coffee, Bon Gout, Achilles, Javara, Sunpride, Sarinah, Rumah Zakat, QNB, Munik, dan beberapa brand lagi usulan dari Majalah Swa.

“Statusnya ada yang tengah penjajakan, dan beberapa lagi sudah siap MoU antara lain dengan Sahid Group, Tiket.Com, Alleira Batik & Gaia, Panorama, Bon Gout, Achilles, Sunpride, Krisna Oleh-Oleh, Secret Garden, dan Munik,” ungkap Hariyanto seraya berharap co-branding WI ini kelak turut menaikkan lagi rangking WI.


Pada kesempatan yang sama Asdep Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar, Putu Ngurah menjelaskan alasan dan juga reputasi ketiga industri wisata premium dari Bali yang tengah dijajaki Kemenpar untuk ikut bergabung dengan program co-branding WI.

Secret Garden itu, sambung Putu Ngurah adalah resto dan venue wedding bertaraf internasional yang berada di Tabanan, Bali. 

“Kalau Krisna itu pusat oleh-oleh Bali yang pemiliknya orang Bali asli dengan beberapa cabang. Sedangkan Sababay Wine itu, produksi wine dari anggur asli Bali di daerah Gianyar. Jadi ketiga brand premium tersebut sudah sesuai SOP dan bereputasi internasional,” terang Putu Ngurah.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Logo branding pariwisata Indonesia, Wonderful Indonesia.
2. Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar, Hariyanto
3. Hariyanto melaporkan kegiatan FGD terkait penyusunan strategi  wisata bahari Wakatobi.

Read more...

Kamis, 27 Juli 2017

Wakatobi Harus Indahkan Ini Jika Ingin Menangkan Persaingan Pariwisata

Kalau ingin memenangkan persaingan di sektor pariwisata bahari, Wakatobi harus mempertahankan kekuatan lokal dan ciri khasnya sebagaimana yang sukses dilakukan Bali dan daerah lain.

Hal itu disampaikan Asdep Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Putu Ngurah dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata tahun 2017 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lewat Asisten Deputi (Asdep) Strategi Pemasaran Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara di Patuno Resort & Hotel, Pulau Wangi Wangi, Wakatobi, Kamis (27/7). 

Putu Ngurah yang mewakili Esthy Reko Astuti selaku Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar menambahkan kekuatan lokal yang dimaksud menghadirkan hal-hal yang memang ada dan tumbuh di Wakatobi.

“Misalnya mulai dari kedatangan wisatawan di Bandara Matahora di Pulau Wangi Wangi, harus didengarkan alunan musik lokal. Saat ke luar bandara, mata sudah dijamu dengan kekuatan lokal pula. Contohnya sewaktu kami datang, diberi selendang tenunan khas Wakatobi. Itu bagus dan harus dipertahankan,” tambah Putu.

Intinya memberi pengalaman yang berkesan sehingga wisatawan itu ingin kembali lagi. “Dan sewaktu wisatawan itu balik lagi, diharapkan membawa, teman, kerabat, dan keluarga,” terangnya.

Keasrian alam dan lingkungan Wakatobi juga harus dijaga dan dilestarikan.

“Kalau kita bisa melestarikan pariwisata masyarakat akan lebih mensejahterakan sebagaimana diutarakan Menpar Arief Yahya,” jelasnya.

Putu Ngurah berpesan keunggulan Wakatobi sebagai destinasi wisata bahari jangan hanya dinikmati sendiri. “Jangan terlena dan jangan dibiarkan. Harus dijaga agar bisa dijual dan dinikmati masyarakat nasional dan dunia,” imbuhnya.

Putu juga menyarankan agar Wakatobi mengunakan tenaga ahli, orang pintar, dan orang terkenal sebagai endorse kalau parwisatanya ingin sukses dan juga terkenal.

Wakatobi juga harus memiliki ikon. “Pimpinan daerahnya harus komit dengan pengembangan terkait ikon tersebut, dengan begitu Kemenpar pun akan komit mendukung,” terangnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Wakatobi Muh. Ilyas Abibu pun senada dengan Putu Ngurah.

Menurut Ilyas dalam pengembangan pariwisata Wakatobi harus memperhatikan kekhususan yang dimiliki Wakatobi, melihat kemampuan dan daya dukung baik  itu daya dukung lingkungan, SDA, SDM, dan kearifan lokal.

Harus dipikirkan apakah Wakatobi cocok dikembangan mass tourism atau justu berbasis lingkungan.

“Saya lebih sepakat pariwisata Wakatobi mengejar kualitas, bukan kuantitas wisatawannya. Sebab semakin banyak wisatawan yang datang memberikan tekanan tersendiri baik buat alam maupun masyarakat,” terangnya.

Maksudnya lebih baik yang datang misalnya 10 orang tapi mengasilkan devisa justru lebih besar dibanding 100 orang. “Jangan karena mengejar kuantitas sampai menghancurkan lingkungan Wakatobi,” imbau Ilyas.

Perlu diingat, sumber air Wakatobi itu terbatas. “Kita hanya memanfaatkan air hujan yang terperangkap di pori-pori karang,” terangnya.

Lahan di Wakatobi juga terbatas. “Kalau semua sudah dibangun untuk hotel dan lainnya, suatu saat akan terjadi komplik di masyarakat dan bencana alam,” tambahnya.

Intinya, lanjut Ilyas pengembangan pariwisata baik itu yang bisa memberikan kesejahteraan yang berkesinambungan atau berkelanjutan. “Jangan sampai pariwisata membuat sejahtera sekarang tapi kemudian sengsara karena salah menerapkan strateginya,” ungkapnya.

FGD yang dibuka secara resmi oleh Ilyas ini diikuti 56 peserta dari lima unsur Pentahelix seperti Pemprov Sultra, Pemkab Wakatobi, SKPD di Kabupaten Wakatobi, ASITA, PHRI, akademisi, komunitas, dan media.

Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Hariyanto menjelaskan FGD yang menghadirkan sejumlah nara sumber ini untuk merumuskan strategi-strategi terkait pemasaran pariwisata Wakatobi.

“Kajian, arahan, input bahkan kritik dan saran yang disampaikan para narasumber dan lainnya akan menambahkan pengayaan rumusan, supaya output-nya atau rumusan strateginya menghasilkan data yang berkualitas, dapat dipertanggngjawabkan, dan implementasinya tepat untuk dijadikan bahan referensi bagi pembangunan pariwisata Wakotobi,” kata Haryanto yang juga ketua panita FGD ini.

Narasumber yang dihadirkan di FGD Wakatobi ini antara lain Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Wakatobi, Nadar yang lugas membawakan materinya bertema ‘Pengembangan Pariwisata Bahari di Wakatobi.

Selain itu ada PIC Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas untuk Wakatobi, Gemma Pratama dengan materi 'Potensi Wisata Bahari Wakatobi', dan Konsultan PT. Ratu Mas Globalindo, Rahmat Ramadhan dengan materi bertajuk 'Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari' dengan moderator Kabid Perencanaan dan Kerjasama Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, H. Widodo.

Rahmat membenarkan kalau variable culture punya daya kuat untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke sebuah destinasi.

“Budaya menjadi kekuatan lokal sekaligus salah satu jualan dalam menjaring wisatawan, sebagaimana yang berhasil diterapkan Bali, Toraja, dan destinasi lainnya hingga meraup wisatawan selain faktor keindahan alamnya,” ungkap Rahmat.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Seluruh peserta FGD Wakatobi 2017 berfoto bersama.
2. Putu Ngurah mewakili Esthy Reko Astuti memberi sambutan sekaligus arahan.
3. Sekda Pemkab Wakatobi beserta tim Kemenpar.
4. Plt. Strategi Pemasaran Parnus Kemenpar Hariyanto melaporkan kegiatan FGD Wakatobi 2017.
5. Pemberian cinderamata kepada para narasumber FGD.

Read more...

Rabu, 26 Juli 2017

Usai Selami Surga Bawah Laut Wakatobi, Jangan Lupa Cicipi Kasoami

Selepas snorkeling ataupun diving di Wakatobi, pasti pesut keroncongan minta diisi. Nah mumpung di Wakatobi, tak salah jika Anda memilih aneka makanan tradisionalnya, salah satunya Kasoami.

Tak sulit menemukan penjual Kaosami di Wakatobi, khususnya di Pulau Wangi Wangi. Salah satunya di warung Kasoami milik Ibu Waunga (61) yang berada di Kampung Paitunoi, Kecamatan Wangi Wangi.

Di dalam lemari kaca kecil, yang diletakkan di kedai sederhannaya di depan rumahnya, deretan Kasoami biasa berbentuk kerucut (seperti nasi tumpeng) dan Kasoami Pepe atau Kasoami Pukul berbentuk seperti Pempek Lenjer, cuma ukurannya lebih besar yang dibukus dengan plastik putih.

Kasoami Pepe itu kasoami yang dipukul harganya 5 ribu saja. Kalau Kasoami biasa 3 ribu satunya,” ujar ibu 4 anak 9 cucu ini dengan aksen setempat kepada TravelPlus Indonesia, Rabu (26/7/2017), sehari sebelum saya mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Pariwisata tahun 2017 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lewat Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara di Patuno Hotel & Resort, Pulau Wangi Wangi Wakatobi.

Kasoami dulu pernah menjadi makanan wajib pengganti nasi. Dan sampai sekarang masih eksis, lantaran masih banyak masyarakat Wakatobi yang lebih suka makan kasoami ketimbang nasi.

“Bahannya dari singkong yang diparut. Parutannya diperas hingga kering sampai jadi ampas. Hasil ampasnya lalu dijemur di bawah terik matahari selama beberapa jam,” ujar Waunga.

Kasoami yang siap diolah, dimasukkan ke dalam kukusan, yang terbuat dari anyaman  daun kelapa tua berbentuk kerucut. “Cara masaknya mudah, cuma dikukus di kukusan. Kalau Kasoami Pepe, seteah dikukus dipukul-pukul membentuk adonan,” tambah Waunga.

Menurt Waunga, masyarakat Wakotobi biasanya menyantap Kasoami dengan bermacam lauk seperti Ikan Parende ataupun ikan bakar dan Sambal Colo-Colo khas Wakatobi. Sayangnya di warung Waunga tidak menjual lauk pauk teman bersantap Kasoami.

Saya hanya membeli Kasoami biasa dan Kasoami Pepe masing-maing satu, dan Kue Putar atau kuu tambang Rp 10 ribu per bungkus.

Untungnya di seberang warung Waunga ada penjual aneka lauk pauk yang biasa disantap dengan Kasoami. Nama penjualnya Ibu Jamilah.

“Ini ada Sayur Kasbi atau daung singkong, Pepu'u atau tumis jantung pisang dan bunga papaya, Rakau Pandola atau sayur papaya, dan sayur labu siam, dan Ikan Cakalang Kala atau dibakar,” ujar Jamilah.

Saya pun membeli dua Ikan Cakalang Rp 15 ribu, tumis Jantung Pisang dan Bunga Pepaya Rp 5 ribu, dan Sayur Daun Singkong juga Rp 5 ribu.

Setibanya di dermaga kayu Patuno Hotel & Resort, saya bersama beberapa rekan, dibantu karyawan Resto Patuno, meracik Kasoami dengan aneka menu tersebut. Sebelum kami santap, tak lupa mengabadikannya untuk ilustrasi tulisan ini.

Usai mencicipi Kasoami dan teman-temannya itu, rasanya komplit perjalanan wisata hari ini di Pulau Wangi Wangi.

Besok, usai FGD masih ada waktu untuk mencari kuliner tradisional khas Wakatoobi lainnya seperti Luluta atau nasi bambu, Tombole, Kapusu, Ikan Parende, Kukure, Kerang Mutiara atau Kima, dan Karasi.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Kasoami biasa dalam kukusan unik.
2. Aneka lauk teman bersantap Kasoami.
3. Seporsi Kasoami biasa plus teman-temannya.
4. Wisnus menikmati Kasoami khas Wakatobi.

Read more...

Upaya Capai 500 Ribu Wisatawan, Wakatobi Siapkan Blue Print Pemasaran


Wakatobi sudah punya blue print untuk mengembangkan dan memajukan pariwisatanya sekaligus untuk mencapai target nsional 500 juta wisatawan tahun 2019 yang ditetapkan pemerintah pusat.

Blue print itu memuat analisis potensi atau produk wisata yang dimiliki salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara (Sultra) ini. Selain itu berisi segment pasar dan strategi marketing atau pemasarannya.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Wakatobi, Nadar kepada TravelPlus Indonesia di Patuno Resort, Pulau Wangi Wangi, Wakatobi, saat mengantar rombongan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata tahun 2017 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lewat Asisten Deputi (Asdep) Strategi Pemasaran Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara di resort tersebut, Rabu (26/7). 

Menurut Nadar dari sisi produk wisata, core business Wakatobi adalah wisata bahari atau marine tourism. Aktivitas wisata yang paling utamanya adalah diving dan snorkeling.

Pasar wisatawan mancanegara (wisman) Wakatobi, lanjut Nadaar adalah Eropa yang merupakan pasar utama, lalu Jepang untuk kawasan Asia dan Australia serta tentunya wisatawan nusantara (wisnus) dari Sulawesi dan Jawa.

Wakatobi juga sudah memiliki branding wisata sendiri yakni World Marine Heritage. Ditambah dengan branding bersama dengan Raja Ampat dan Bunaken berlabe Coral Wonders yang ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata (Kemenpar).

Media pemasarannya antara lain lewat media lokal, baik TV dan cetak. “Anggaran pemasaran Wakatobi tahun Rp 300 juta, menurun setengahnya dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 600 juta,” ungkap Nadar.

Kendati anggaran yang terbatas, Wakatobi berupaya untuk tetap bisa berjualan (selling) meskipun itu lewat bermacam pameran tingkat nasional tahun ini, antara lain Deef Indonesia di Jakarta, Beyond Bali Travel Fair di Bali, dan local expo. "Kalau pameran wisata di luar negeri, tidak cukup anggarannya tahun ini," aku Nadar.

Promosi lewat sosial media (sodmed) pun dilakukan lewat Facebook, Twitter, dan Instagram dengan akun @visitwakatobi.

“Kami juga menggunakan puclic figure sebagai endorse yakni Putri Pariwisata  Indonesia yang pernah ke Pulau Tomia, Wakatobi,” tambah Nadar.

Target wisatawan Wakatobi tahun ini sebenarnya 40 ribu dengan asumsi ada dua direct flight pesawat ke Bandara Matahora di Pulau Wangi Wangi. “Tapi karena tidak terealisasi, targetnya disesuaikan menjadi 30 ribu. Target itu tetap di atas jumlah capaian wisatawan tahun lalu yang mencapai 22.380 orang,” terang Nadar.

Sejumlah langkah pun diterapkan, terlebih tahun 2019, Wakatobi harus menjaring kunjungan wisatawan sebesar 500 ribu sesuai target nasional yang ditentukan pemerintah pusat. Salah satunya dengan me-launching Calender of Event (CoE) Wakatobi di Jakarta bulan April lalu.

“CoE Wakatobi ada 12 event dengan andalannya event Wakatobi Wave pada 19-21 Oktober mendatang,” ungkap Nadar.

Tak cuma itu, Wakatobi juga sudah bergabung dengan Indonesia Tourism Extend (ITX) dan memiliki own media berlabel www.wakatobitourism.com dan www.explorewakatobi.com sejak tahun lalu dengan dua bahasa, Indonesia dan Inggris.

Usai mengantar rombongan FGD, Nanda saling bertukas cinderamata dengan Plt. Asdep Strategi pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Hariyanto.

Dalam kesempatan itu, Hariyanto menegaskan FGD yang akan dimulai besok, Kamis (27/7) pagi akan diikuti semua unsur terdiri atas perwakilan dari pemerintahan, industri wisata seperti ASITA dan PHRI, akademisi, media, dan komunitas dengan jumlah peserta 50 orang.

“Dalam FGD nanti, tim konsultan yang sudah melakukan survey di Wakatobi akan memaparkan startegi penyusunan target pasar wisata bahari Wakatobi yang termasuk salah satu dari 10 destinasi prioritas pariwisata, termasuk beberapa narasumber dan masukan atau arahan dari Putu Ngurah sebagai Asdep Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar yang mewakili Esthy Reko Astuti selaku  Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara,” terangnya.

Hasil FGD ini untuk merumuskan strategi-strategi terkait pemasaran pariwisata Wakatobi untuk mendapatkan pengayaan, input bahkan kritik dan saran sehingga output-nya menghasilkan data yang berkualitas sehingga implementasinya tepat.

“Rumusan strategi hasil FGD ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi Pemkab Wakotobi untuk membangun dan memajukan pariwisatanya,” pungkas Hariyanto.

Usia ceck in, peserta FGD makan bersama di resto Hotel Wisata kemudian snorkeling di Sombu Dive, dilanjutkan makan malam di resto Patuno. Keesokan paginya usai sarapan di resto yang sama, seluruh peserta mengikuti FGD di room meeting Patuno hotel & resort.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Hariyanto bertukar cenderamata dengan Kadispar Wakatobi Nadar.
2. Snorkeling di Sombu Dive, Pulau Wangi Wangi, Wakatobi.
3. Makan siang bersama di resto Hotel Wisata.
4. Salah satu akomodari si Patuna Hotel & Resort.
5. Rombongan FGD berfoto bersama usia snorkeling di Sombu Dive.

Read more...

Ini yang Bikin Wakotobi Pede Mengklaim Sebagai Ikon Wisata Baharinya Indonesia

Ada 30 top rank wisata bahari yang tengah disiapkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), salah satunya Wakatobi. Namun Wakatobi dengan penuh pede-nya (percaya diri) selalu mengklaim sebagai ikon wisata baharinya Indonesia. Sebab salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara (Sultra) ini tak hanya memenuhi 3 kreteria sebagai destinasi unggulan wisata bahari yakni memiliki wisatai pantai, wisata bawah laut (underwater), dan bentang laut.

Alasan Wakatobi berani mengklaim seperti itu, lantaran Wakatobi memiliki perbedaan dengan daerah lain yang juga mengandalkan wisata bahari, pertama Wakatobi memiliki tingkat keragaman hayati tertinggi di dunia.

“Wakatobi punya 750 spesies terumbu karang dari 850 spesies terumbu karang yang ada di dunia dari hasil penelitian tahun 1996,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Wakatobi, Nadar kepada TravelPlus Indonesia di Patuno Resort, Pulau Wangi Wangi, Wakatobi, saat mengantar rombongan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata tahun 2017 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lewat Asisten Deputi (Asdep) Strategi Pemasaran Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara di resort tersebut, Rabu (26/7).

Wakatobi juga punya atol tunggal terpanjang di dunia dengan panjang 48 Km. Itu pulalah yang menyebabkan Wakatobi menjadi tempat menyelam tak terbatas alias unlimited diving site. “Jadi nyemplung dimana saja di Wakatobi itu sebenarnya dive site,” tambah Nadar.

Kekuatan lain Wakatobi bukan cuma baharinya. Tapi juga kaya akan potensi wisata budaya seperti situs sejarahnya ada 44 benteng.

“Di tiap pulaunya ada benteng, contohnya Benteng Liya Togo di Pulau Wangi-wangi, Benteng Ollo di Pulau Kaledupa, Benteng Patua di Pulau Tomia, dan di Pulau Binongko ada Benteng Koncu. Semuanya peninggalan Kesultanan Buton,” terangnya.

Wakatobi juga memiliki sejumlah prosesi adat seperti Kabeunga, Bangka Mbule-Mbule, Tradisi Duata yang hidup di masyarakat Suku Bajo, dan tradisi lainnya yang dapat dikemas setiap tahun sebagai daya tarik wisata.

Tak ketinggalan tarian, seni musik tradisional, dan kuliner khasnya. Contohnya Tari Lariangi dari Pulau Keledupa yang sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda nasional dan Tari Balumpa atau tarian menyambut kedatangan tamu spesial.

“Pokoknya Wakatobi dari segi berbagai daya tariknya sudah world class. Tinggal bagaimana dukungan dari sisi infrastruktur dan promosinya,” tegas Nadar.

Kelebihan lainnya, lanjut Nadar, Wakatobi sudah ditetapkan Pemerintah Pusat sebagai salah satu dari 10 destinasi prioritas pariwisata sehingga kementerian dan lembaga terkait serius untuk mendorong percepatan pembangunannya.

Buktinya saat ini sedang dalam proses pembentukan Badan Otorita Pariwisata atau BOP Wakatobi yang diyakini akan lebih memicu percepatan pembangunan Wakatobi. “Diharapkan tahun ini sudah terbit perpres -nya,” terang Nadar.

30 Wisata Bahari Unggulan
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sebelumnya dalam sebuah kesempatan mengatakan 30 destinasi unggulan wisata bahari Indonesia yang dipersiapkan mengacu kepada 10 destinasi prioritas yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Kata Arief Yahya, Presiden Jokowi telah memasukkan dalam daftar kinerjanya dalam membangun pariwisata Indonesia, salah satunya adalah wisata bahari.

Kenapa? Karena Indonesia memiliki tiga bagian di wisata bahari, yakni pantai sebesar 60 persen, sea zone 25 persen, dan underwater 15 persen.

"Indonesia dianugerahi pantai terbesar di dunia, lalu costal terpanjang kedua di dunia bahkan dari sisi wisata selamnya Indonesia menjadi terbaik di dunia," ungkap Arief Yahya ketika itu di Jakarta.

Adapun 30 destinasi wisata bahari unggulan yang ditengah disiapkan sebagaimana diutarakan Arief Yahya yakni untuk destinasi wisata pantai ada Wakatobi (Sultra), Natuna Anambas (Kepri), Bangka Belitung, Kepulauan Seribu (Jakarta), Karimun Jawa (Jawa Tengah), Derawan (Kalimantan Timur), Bali, Mandalika (Lombok-NTB), Labuan Bajo (NTT), dan Morotai (Maluku Utara).

Untuk destinasi wisata bawah laut ada Wakatobi, Togean (SulTeng), Lombok, Bali, Alor (NTT), Derawan, Bunaken (Sulut), Ambon-Banda (Maluku), Labuan Bajo, dan Raja Ampat (Papua Barat).

Begitupun untuk destinasi wisata bentang laut, Wakatobi termasuk di dalamnya, bersama Sabang (Aceh), Belitung, Bali, Lombok (Nusa Tenggara Barat), Derawan (Kalimantan Timur), Togean, Ambon, Ternate (Maluku Utara), dan Raja Ampat.

“Kami terus melakukan pembenahan terhadap 30 destinasi bahari unggulan tersebut,” pungkas Arief Yahya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratopis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Wakatobi termasuk salah satu dari 30 destinasi unggulan wisata bahari Indonesia.
2. Wakatobi, unlimited diving site.
3. Nadar, Kadispar Wakatobi
4. Bercengkrama usai snorkeling di Sombu Dive, Pulau Wangi Wangi, Wakatobi.
5. sepenggal pesona perairan Pulau Wangi Wangi, Wakatobi.

Read more...

Selasa, 25 Juli 2017

Dongkrak Destinasi & Investasi, SulTeng Gelar Tour de Central Celebes November Mendatang

Banyak cara untuk mendongkrang kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata atau destinasi sekaligus untuk meningkatkan investasi. Salah satunya dengan membuat sport tourism bertaraf internasional sebagaimana dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah dengan menggelar Tour de Central Celebes.

Ajang balap sepeda berkelas internasional Tour de Central Celebes (TdCC) ini bukan semata menjadi sarana publikasi dan promosi bagi Sulawesi Tengah (SulTeng) di tingkat nasional dan internasional.

Sport tourism TDCC juga diharapkan dapat mendongkrak SulTeng menjadi tujuan wisata dan investasi,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti usai menghadiri Matasora World Music Festival (MWMF) 2017 di Bandung, baru-baru ini.

Lewat TdCC ini, lanjut Esthy, sejumlah objek wisata unggulan SulTeng dengan sendirinya juga akan terpromosikan seperti Kota Palu dengan Jembatan Kuning dan kuliner Kaledo-nya, Kepulauan Togean dengan keindahan bawah lautnya, Taman Nasional Lore Lindu dengan beragam megalitiknya, Danau Poso, Gunung Gawalise, Cagar Alam Morowali, Tugu Perdamaian, Pusentasi, dan sebagainya.

“Kenapa bisa begitu? Karena rute yang ditempuh para pembalap sepeda TdCC 2017 melewati objek-objek wisata andalan Sulteng tersebut. Otomatis wisatawan, dan masyarakat yang menyaksikan diajak mengunjungi objek-objek wisata itu pula,” terang Esthy.

Bukan cuma menjaring kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara, TdCC ini, sambung Esthy juga bakal menggerakkan ekonomi daerah dan mendorong perbaikan infrastruktur.

Lalu apa keistimewaan TdCC dibanding ajang balap sepeda di daerah lain di Tanah Air yang juga bertarap internasional seperti Tour de Singkarak di Sumatera Barat (Sumbar), Tour de Ijen di Banyuwangi, Jatim, dan Tour de Flores di Flores, NTT?

Dari berbagai sumber terkait TdCC 2017, sport tourism event ini bakal digelar tanggal 6-8 November mendatang akan diikuti 150 peserta dari 10 tim pembalap sepeda internasional dari 12 negara yakni Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand, Brunei, Korea, Kuwait, Sri Lanka Belanda, Perancis, dan Kanada serta 5 tim pembalap sepeda nasional.

Selama tiga hari, para pembalap akan menempuh total jarak 491,4 Km yang terbagi atas tiga etape. Etape pertama, melintasi Kabupaten Tojo Una Una sampai Kabupaten Poso dengan jarak 192 Km.

Etape kedua menempuh jarak 143,6 Km akan melewati Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong. Etape terakhir, para pembalap akan menempuh jarak 143,3 Km yang melintasi Kabupaten Parigi Mouting hingga Kabupaten Sigi dan Kota Palu.

Keistimewaan lainnya, TdCC yang berada di bawah pengawasan United Cycling Internationale (UCI) ini mendapat dukungan promosi dan publikasi dari Kemenpar.

Buktinya ajang yang memadukan olagraga dan wisata ini akan diluncurkan di Jakarta, tepatnya di Balairung Soesilo Sudarman, kantor Kemenpar, Selasa (25/7) malam yang rencananya akan dihadiri Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Esthy, dan, Gubernur SulTeng Longki Djanggola.

Dalam situs parigimoutongkab.go.id dijelaskan bahwa Bupati Parigi Moutong, H Samsurizal Tombolotutu menyatakan siap mensukseskan event wisata olahraga terbesar di SulTeng ini. Maklum sebelumnya Parigi Morong sudah sukses menggelar Festival Pesona Teluk Tomini (FPTT) 2016.

"Saya berharap dengan sport tourism TdCC ini, semua daerah dapat merasakan pembangunan pariwisata, termasuk Kabupaten Poso yang masih melekat dengan sebutan daerah tidak aman. Padahal di sana ada event besar juga yakni Festival Pesona Danau Poso," ungkap sang bupati.

Gubernur SulTeng, Longki Djanggola sebelumnya menyatakan keinginannya untuk merangkaikan semua kegiatan festival di SulTeng melalui TdCC 2017 ini.

"Saya sudah laporkan ke Menpar Arief Yahya, dan beliau sudah memberikan dukungan agar segera dikoordinasikan dengan pemeritah kabupaten sekitar," kata Longki.

TdCC, lanjut Longki memang menjadi salah satu agenda untuk mempromosikan destinasi pariwisata SulTeng karena rute yang dilalui melewati sejumlah objek wisata andalan SulTeng.

Lokasi start-nya rencananya dimulai dari Ampana (ibukota Kabupaten Tojo Unauna) dengan Festival Pesona Bahari Togean, kemudian masuk ke Poso (Ibukota Kabupaten Poso) dengan kegiatan Festival Danau Poso, selanjutnya menuju Kabupaten Parigi Moutong dengan Festival Teluk Tomini.

Setelah itu menyeberang ke Kabupaten Sigi dengan Festival Danau Lindu dan destinasi olahraga paralayang internasional Matantimali, dan berakhir di Kota Palu dengan Festival Pesona Palu Nomoni-nya

TdCC 2017 selain bertujuan mempromosikan parwisata Suteng, menjaring wisnus dan wisman, tentunya diharapkan ber-multiplier effect bagi industru perhotelan, transportasi, kuliner, UMKM, dan insfrasturktur sehingga semakin banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di SulTeng.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Lomba balap sepeda yang memadukan olahraga dan wisata.
2. Tugu di dekat bandara Kota Poso, Sulteng.
3. Sepenggal pesona Bahari Kabupaten Tojo Unauna.

Read more...

Senin, 24 Juli 2017

Wajah Gudang Tua Ini Jadi Ceria & Melambung Namanya Berkat Matasora

Sejumlah festival turut merubah paras sekaligus mendongkrak kepopuleran venue-nya. Salah satunya Matasora World Music Festival (MWMF) yang baru saja berakhir sukses di Bandung.

Berkat Matasora yang baru kali pertama digelar pihak swasta dan mendapat dukungan promosi dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Gudang Persediaan Cikudapateuh milik PT. Kereta Api Indonesia (KAI) di Jalan Sumatera, Bandung, Jawa Barat ini, bukan hanya merubah wajah venue-nya menjadi ceria, pun mengangkat namanya hingga semakin dikenal luas bukan hanya oleh warga Indonesia pun masyarakat dunia, mengingat festival tersebut bertaraf internasional diikuti dan juga dilihat sejumlah peserta dan penonton dari mancanegara.

Lihat saja mulai dari depan gerbang pergudangan ini, deretan umbul-umbul bertuliskan Matasora dan Pesona Indonesia terpasang menyemarakkan suasana.

Belum lagi tulisan welcome di semping Gudang besar di sebelah kanan, lalu di sebelah kirinya ada papan pentunjuk venue dan jadwal acara tak jauh dari tempat penjualan tiket. Sebelum tepat pemeriksaan tiket  pun ada tulisan Matasora dari besi berhias tanaman.

Wajah kawasan seperti kota tua ini semakin ceria atmosfirnya saat berada di kawasan food bazaar.

Di sebelah kiri berdiri deretan stand mulai dari aneka produk berkaitan dengan musik seperti kaset/CD dan piringan hitam, gitar, kerajingan tangan buatan Dekranasda, aneka kuliner seperti masakan khas Minang, sate bebek, dan berbagai makanan modern dari dalam dan luar negeri.

Di sebelah kanan, tepatnya disamping bangunan gudang tua lainnya, tersedia deretan bangku dan meja kursi untuk tempat bersantap para pengunjung. Sementara di atasnya diberi hiasan lampu lampion dengan penutup tudung nasi yang terbuat dari anyaman bilahan bambu.

Kehadiran lampu-lampu tersebut membuat wajah pergudangan ini lebih cantik, ceria, dan tampil beda lebih kekinian.

Salah satu hanggar-nya juga disulap menjadi salah satu panggung utama yang diberi nama Mata Stage, yang dilengkapi deretan kursi dan meja serta beberapa stand dari sejumlah sponsor.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, pergudangan ini belum pernah dipakai untuk venue konser musik apalagi sebuah festival yang memadukan konser musik, workshop, seminar, food bazaar, film screening, dan lainnya sebagaimana disuguhkan Matasora.

“Paling untuk event kuliner yang digelar setiap tahun. Terkadang untuk meeting point para penghobi motor gede serta kunjungan wisata sejarah yang dilakukan komunitas wisata sejarah dari Jakarta dan Bandung,” ujar Satria Yanuar Akbar, selaku Ketua Panitia MWMF 2017.

Menurut sumber lainnya kawasan gudang tua dan bersejarah ini pun acapkali dipakai untuk acara bernuasna tempo doeloe, pemotretan, pra wedding, dan syuting acara TV maupun film.

Maklum karena banyak spot menarik yang dihadirkan pergudangan ini untuk background sesi pemotretan dan pengambilan gambar audio visual.

Aset Wisata Sejarah
Gudang Persediaan Cikudapateuh milik PT. KAI merupakan aset wisata sejarah bagi bandung. Sekurangnya ada 21 bangunan gudang di dalamnya yang berusia ratusan tahun.

Pantauan TravelPlus Indonesia saat meliput MWMF 2017, di pergudangan tersebut ada beberapa bangunan seperti Gudang No. 5 yang digunakan sebagai Pusat Informasi Sejarah dan Dokumentasi Sejarah Kereta Api Indonesia, yang terdiri dari 2 lantai.

Lantai pertamanya untuk tempat penyimpanan benda-benda cagar budaya yang belum direnovasi, sedangkan lantai 2 untuk penyimpanan arsip bersejarah.

Selain itu ada gudang pengiriman barang, gudang persediaan onderdil kereta api dan hanggar yang memuat beragam alat komunikasi jadoel.

Kawasan pergudangan kereta api yang dibangun pada 1907 ini diberi nama Gudang Persediaan Cikudapateuh. Padahal lokasinya tidak terlalu dekat Stasiun Cikudapateuh.

Gudang yang berada di Jalan Sukabumi ini lahannya sangat luas. Dulu luasnya 42 hektar, menyambung hingga Balai Yasa (bengkel kereta api) dan ke gudang lainnya yang berada di Stasiun Kiaracondong. Kini sebagian lahan itu sudah jadi rumah warga.

Beberapa gudangnya terlihat sudah direnovasi, termasuk dicat ulang namun tanpa mengubah bentuk aslinya, seperti Gudang Pengiriman Barang yang diberi cat ornamen warna orange dan abu-abu.

Ada juga gerbong Kereta Api pertama kali yang tentunya sudah tidak beroperasi, ada tanaman-tanaman yang tumbuh dengan liar dan beberapa tembok yang dilukis oleh graffiti, serta lapangan beraspal di tengah-tengah pergudangan ini.

Untuk menikmati gudang-gudang tua ini, pengunjung sebelumnya harus minta izin. Itu pun tak bisa mendadak tapi harus membuat surat dulu sebelum meminta izin.

Meskipun letaknya cukup strategis, namun tak banyak orang yang tahu Gudang Persediaan Cikudapateuh yang berarsitektur klasik ini.

“Aku aja orang Bandung baru pertama kali ke sini. Kalau nggak ada Festival Matasora, mungkin saya nggak akan tahu ada gudang-gudang tua ini,” aku remaja bernama Irma diamini beberapa rekan seusianya.

Biasanya gedung-gedung tua warisan kolonial Hindia Belanda ini identik dengan imej seram. Apalagi beberapa bangunana di pergudangan ini terlihat ada yang rusak seperti kaca pecah, lumut, wajah bangunannya rada suram dan pucat serta kurang penerangan. Namun berkat Matasora, kesan horor itu sirna.

Buktinya selama 2 hari perhelatan MWMF 2017 tangal 22-23 Juli, ribuan pengunjung betah berlama-lama di pergudangan ini sampai acara selesai, tengah malam.

Tak cuma itu, nama Gudang Persediaan Cikudapateuh ini pun turun mendunia karena terekspos sejumlah media, baik online, travel blog, maupun media sosial (medsos), terutama Instagram.

Akankah MWMF tahun depan akan kembali digelar di Gudang Persediaan Cikudapateuh ini? Tunggu saja kabar berikutnya.

Jika memang iya, tentu akan semakin melambung nama pergudangan tua ini, asalkan pemberitaannya ter-cover mulai dari pra, on, dan post event lewat beragam media terkait, terlebih senior travel blogger dan medsos.

Andaikan tidak? Mungkin panitianya punya alasan tersendiri. Mungkin juga ingin memperkenalkan kawasan lain lagi di Bandung yang belum dikenal banyak orang namun potensial sebagai daya tarik wisata sejarah dan wisata lainnya.

Sampai jumpa di Matasora World Music Festival tahun depan, 21-22 Juli 2018.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1 . Antara gedung tua dan kreativitas kekinian.
2. Jendela kaca gudang berusia ratusan tahun.
3. Hanggar  jadi salah satu stage Matasora World Music Festival (MWMF) 2017 di Bandung.
4. Gudang Persediaan Cikudapateuh milik PT KAI terangkat namanya berkat MWMF 2017.
5. Gudang No.5 jadi Pusat Informasi Sejarah Kereta Api Indonesia.
6. Gudang bagian pengiriman usai direnovasi.
7. Pintu kayu berukuran besar khas gudang tua di Cikudapateuh, Bandung.
8. Tulisan See You MWMF tahun depan.

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP