. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 08 Juni 2017

Sssttt.., Ini Tiga Strategi Untuk Jadikan Indonesia World’s Leader Halal Tourism

Guna mewujudkan mimpi menjadikan Indonesia World’s Leader Halal Tourism, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menerapkan tiga strateri yakni global leadership, strategi pemasaran dengan mengunakan model DOT, dan pengembangan destinasi dan kelembagaan.

“Dengan melihat 3 peluang dan 3 tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan halal tourism, saya merumuskan tiga strategi utama untuk mempercepat pengembangan halal tourism,” terang Menpar Arief Yahya dalam CEO Message #21 soal 'Raja Salman dan Halal Tourism' yang di-publish di Jakarta belum lama ini. 

Terkait strategi Global Leadership, menurut Arief Yahya seharusnya untuk halal tourism, Indonesia-lah yang menjadi leader-nya. Untuk itu di setiap pertemuan maupun lomba-lomba Indonesia harus menjadi champion.

“Kita sudah menyabet 12 dari 16 kategori penghargaan di WHTA 2016 dan International Travel Week 2016 di Abu Dhabi. Tahun kemarin kita juga telah menyelenggarakan kompetisi pariwisata halal dengan 14 kategori yang dilombakan dan diperuntukkan tidak hanya bagi destinasi tapi juga termasuk hotel, bandara hingga biro perjalanan,” terangnya.

Tak kalang penting harus terus meningkatkan peringkat Global Muslim Travel Index (GMTI) sebagai standar global dalam menilai daya saing halal tourism. “Di 2014 posisi kita di peringkat 6, tahun 2015 peringkat 4, saya harapkan menjadi peringkat 1 pada 2019 nanti,” tegasnya.

Untuk meningkatkan daya saing, ada beberapa kriteria yang harus menjadi perhatian. “Kita kuat (top 3) dalam hal: lingkungan yang aman untuk berwisata, akses yang mudah untuk beribadah, dan bebas visa kunjungan. Ini yang harus terus kita tingkatkan,” imbaunya.

Sedangkan kelemahan yang harus dibenahi (bottom 3). “Jumlah kedatangan wisman muslim dimana kita masih kalah dari Malaysia dan Thailand, kemudahan berkomunikasi, dan konektivitas transportasi udara,” terangnya.

Selain itu, untuk memperkuat posisi kita sebagai pemimpin global untuk halal tourism beberapa langkah harus dilakukan. Pertama, melaksanakan tugas Indonesia sebagai koordinator Pengembangan Pariwisata Halal di negara-negara OKI (ICTM).

Kedua, pembahasan dan lobby sesama stakeholder industri pariwisata halal. Dan ketiga, terlibat pada event-event halal tourism dan event-event mainstream tourism, serta penyelenggaraan acara International Halal Tourism Summit.

Terkait Strategi Pemasaran, dengan mengunakan model Destination, Origination, and Time (DOT). “Destinasi (Destination) mana yang mau kita tawarkan, originasi/pasar (Origination) mana yang akan kita bidik, dan kapan mereka akan melakukan apa (Time), harus kita rumuskan secara detail,” jelasnya.

Untuk strategi promosi, lanjut Arief Yahya menggunakan model Branding, Advertising, and Selling (BAS). Sementara untuk strategi media menggunakan model Paid, Owned, Social Media, and Endorser (POSE).

“Beruntung kedatangan Raja Salman bisa segera kita manfaatkan sebagai endorser untuk pariwisata kita, terutama halal tourism,” akunya.

Untuk menjalankan semua strategi ini, lanjutnya Kemenpar membuat materi promosi wisata halal yang ditayangkan di website utama Kemenpar yakni Indonesia.travel/halaltourism dan semua media partner untuk branding.

Selanjutnya adalah mengintegrasikan program kampanye pariwisata halal baik di dalam maupun luar negeri melalui PR-ing, influencer, hingga digital marketing. “Sedangkan untuk kepentingan selling, kita berpartisipasi dalam event-event halal tourism dan event-event mainstream tourism, sales mission, dan fam trip,” paparnya.

Terkait Pengembangan Destinasi dan Kelembagaan dengan cara mengembangkan dan menguatkan daya saing atraksi dan produk untuk semakin menancapkan Indonesia sebagai destinasi utama halal tourism di dunia.

Program-program yang dilakukan antara lain pengembangan destinasi dan industri halal tourism dan peningkatan kapasitas pelaku industri.

“Selanjutnya kita menguatkan ekosistem pariwisata halal dengan memberi masukan perbaikan dan pengembangan kepada seluruh stakeholder pariwisata, menyiapkan kurikulum pelatihan bagi SDM pariwisata halal, dan tentunya kita edukasi masyarakat untuk semakin peduli dengan halal tourism,” ungkapnya.

Dalam setiap implementasi, lanjutnya quick win merupakan faktor kunci. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sudah menetapkan 10 destinasi utama wisata halal yang terdiri dari Aceh, Sumatera Barat, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Lombok/NTB, dan Sulawesi Selatan guna mengembangkan halal tourism di Tanah Air.

Namun, untuk saat ini difokuskan di 5 destinasi yaitu Aceh, Sumatera Barat, Lombok, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. “Karena itu dalam pengembangan pariwisata halal ini pun kita menetapkan quick win yang diterapkan di 5 destinasi utama yaitu Lombok, Sumbar, Aceh, Jawa Barat dan Jakarta,” jelasnya.

Quick win yang dilakukan mencakup 3 aspek yaitu: program pemasaran, pengembangan destinasi, maupun pengembangan SDM dan industri.

“Untuk program pemasaran saya beri contoh quick win yang dilakukan di Lombok. Di destinasi halal utama ini branding-nya adalah Friendly Tourism dengan mempromosikan Lombok sebagai “World Best Halal Tourism Destination”. Untuk advertising kita promosikan event-event yang terkait seperti Wonderful Muharram Festival, Pesona Tambora, dan Bulan Budaya Lombok Sumbawa. Sementara kegiatan selling dilakukan dengan mengikuti World Halal Travel Mart, sales mission, dan fam trip,” rincinya.

Untuk pengembangan destinasi mencakup 3 aspek yang sebut 3A yaitu: atraksi, aksesibiltas dan amenitas. “Atraksi yang kita garap antara lain: muslim-friendly beach, Kota Tua Ampenan, dan lighting system Masjid Islamic Center,” ungkapnya lagi.

Untuk mendukung aksesibilitas, terakhir membuka direct flight dari pasar utama (Singapura dan Malaysia) ke Lombok International Airport. “Kita juga membuat muslim-friendly signage dan tourism information center (TIC) yang muslim-friendly di bandara,” tambahnya.

Sedangkan untuk amenitas, dengan mengembangkan hotel beragam segmen: model high-end (Oberoi Hotel), model middle (Svarga Resort Villa), dan model low-end (Kuta Homestay).

Untuk pengembangan SDM dan industri dengan cara membuat sertifikasi untuk tour guide dan tour planner berbahasa Arab 100 orang. “Kita juga lakukan sertifikasi untuk usaha hotel,” pungkasnya seraya menegaskan lagi sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia sudah seharusnya Indonesia menjadi world’s leader dalam hal halal tourism.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis @yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Menpar Arief Yahya saat memberikan award Pariwisata Halal Indonesia.
2. Turis Arab tengah menikmati sepenggal surga Indonesia.
3. Salah satu obyek wisata andalan Lombok, NTB

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP