. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 13 Juni 2017

Sensasi Seru Naik Helikopter ke Pulau Jemur di Selat Malaka

“Mas Adji nanti ikut ya nemani saya ke Pulau Jemur naik helikoter,” begitu ajak Esthy Reko Astuti Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Taman Budaya, Kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau, Minggu (11/6/2017) pagi.

Ajakan itu Esthy ucapkan tak lama setelah dia turun dari helikopter tersebut dari Bandara Sultan Kasim II Pekanbaru. Mendengar ajakan tersebut saya tak menjawab iya atau tidak. Cuma diam karena terkejut.

Bagaimana tidak terkejut. Sudah lama saya sudah ingin sekali ke Pulau Jemur. Sampai akhirnya kenal dengan beberapa staf dinas pariwisata Riau. Namun undangan untuk pergi ke pulau tersebut untuk meliput dan meng-explore-nya tidak datang-datang, padahal saya sudah sering membantu mempromosikan kegiatan dan beberapa objek wisata yang ada di Riau.

Sewaktu ada undangan meliput Festival Bakar Tongkang 2017 dari staf Kabid Promosi Wisata Alam, Asdep Segmen Pasar Personal, Kemenpar, kebetulan saya mendapat kiriman proposal pengajuan anggaran dari Pemkab Rohil yang ditujukan ke Kemenpar untuk pendanaan festival tersebut sebagai bahan tulisan pre event.

Dalam proposal tersebut terselip juga agenda kegiatan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang akan menghadiri festival tersebut, namun didahului kunjungan ke Pulau Jemur bersama Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan.

Berdasarkan informasi tersebut, saya pun sudah menyiapkan tulisan dengan judul “Kesan dan Pesan Menpar Arief Yahya Seusai berkunjung ke Pulau Jemur dengan Helikopter”. Rencananya saya akan mengulik informasi lebih lanjut dari Arief Yahya sepulang dia dari pulau tersebut.

Berdasarkan informasi dari staf humas dan beberapa PNS Kemenpar, ternyata Arief Yahya tidak jadi menghadiri Festival Bakar Tongkang 2017, termasuk batal ke Pulau Jemur karena harus menghadiri Pesta Kebudayaan Bali (PKB). Sebagai penggantinya, Esthy-lah sebagai deputinya yang ditunjuk Arief Yahya.

Ketika tahu Esthy yang akan pergi ke Pulau Jemur, saya pun berencana akan mewawancarainya sepulang dari pulau tersebut dan sudah menyiapkan tulisan dengan mengganti judul tulisan di atas dengan judul: ‘Kesan dan Pesan Deputi Esthy Seusai berkunjung ke Pulau Jemur dengan Helikopter’.

Ternyata Esthy malah meminta saya ikut dengannya ke Pulau Jemur dengan helikopter. Sepertinya mimpi ke Pulau Jemur akhirnya terwujud disaat menjalankan ibadah puasa Ramadhan ke 15 hari.

Usai mengisi bahan bakar helikopter di lapangan Taman Budaya, kami pun berangkat. Selain Esthy dan saya, juga ada Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Kadisparpora) Kabupaten Rohil Ali Asfar, dan Kepala Bidang Promosi Wisata Alam, Asdidten Deputi (Asdep) Seqmen pasar Personal Kemenpar Hendry Noviandri.

Helikopter tersebut diterbangi pilot Fiqih dan dibantu co-pilot Rifai. Jadi total penumpangnya termasuk pilot dan co-pilot-nya ada 6 orang.

“Pasang sabuk pengamannya ya dan pakai juga penutup telinga untuk mengurangi bising,” ujar Rifai. Setelah beres, Rifai mengajungkan jempol kepada Fiqih sebagai tanda helikopter siap terbang.

Sebelum terbang, Esthy yang duduk di depan, samping pilot sempat bertanya. “Mas Adji ga apa-apa diuduk di samping?” tanyanya. “Nggak apa-apa bu, tenang aja, kan sudah pake seatbelt,” jawabku.

Tepat pukul 10.00 pagi, helikoter meninggalkan Taman Budaya. Perlahan tapi pasti terbangnya semakin tinggi dan meninggalkan lokasi landasan. Dari atas helikopter nampak rumah-rumah beratap seng Kota Bagansiapiapi yang ternyata cukup padat kalau di lihat dari atas.

Selain rumah penduduk, juga terlihat dengan jelas sejumlah bangunan untuk tempat singgah burang wallet, masjid, hotel, dan Taman Budaya dan ‘white house’-nya Bagansiapiapi yang tak lain kantor Bupati Rohil.

Selepas itu juga terlihat hutan pesisir, Sungai Rokan dan muaranya. “Dari sungai inilah etnis Tionghoa datang ke Bagansiapisapi. Dan terus berkembang sampai kini,” kata Ali Asfar.

Pemandangan lainnya berupa sawah, dan perkebunan kelapa sawit serta bentangan lahan gambut kosong, seperti habis dibakar dengan sengaja untuk ditanami kelapa sawit. “Alhamdulillah cuaca bagus dan cerah” kata pilot Fiqih. Mendengar kabar bahagia itu, rasanya hati jadi tenang.

Selepas melewati daratan, barulah helikopter memasuki kawasan muara Sungai Rokan. Dari atas nampak aliran sungai tersebut bertemu dengan air laut Selat Malaka sehingga airnya berwarna kecoklatan karena bercampur dengan lumpur.

“Sungai Rokan ini juga kerap muncul Bono (riak sungai yang bisa digunakan untuk surfing sungai atau river surfing) sebagaimana di Sungai Kampar di Kabupaten Pelalawan. Menurut legenda, Bono yang ada di Sungai Rokan ini Bono Betina sedangkan yang di Sungai Kampar itu Bono Jantan jadi lebih liar,” jelas Ali Asfar.

Setelah melewati atas perairan muara Sungai Rokan, helikoter mulai melaju di atas Selat Malaka. Warna airnya pun berbeda, lebih biru karea tidak bercampur dengan lumpur dan tentu saja karena lebih dalam.

Pilot Fiqih melaporkan keberadaannya ke petugas jaga di Pulau Jemur. Inti laporannya mengatakan helikopternya sudah terbang dari Taman Budaya, posisinya saat ini sedang di Selat Malaka menuju lndasan helipet di Pulau Jemur.

Tak sampai 30 menit, helikopter sudah mendekati Pulau Jemur. Lokasi pulau jemur tak jauh dengan beberapa pulau kecil lainnya.

Pulau Jemur merupakan salah satu dari sembilan pulau di Kepulawan Arwah yang masuk wilayah Kabupaten Rohil, Riau.

Pulau berbatasan dengan Malaysia di Selat Malaka ini ditandai dengan menara suar kecil dan dermaga terpaung berwarna biru yang saat ini kondisinya putus karena terhempas ombak.

Alhamdulillah helikopter mendarat dengan mulus di helipet Pulau Jemur. Di sana sudah menunggu beberapa petugas jaga dari TNI AL, termasuk Komandan Khusairi.

Setelah mendapat sambutan, Esthy dan lainnya langsung diajak Komandan Khusairi melihat Pos TNI AL dan beberapa rumah permanen yang sudah disiapkan untuk wisatawan namun kondisinya terbengkalai.

Sebelum keliling pulau, Khusairi mengajurkan kami untuk mengganti sepatu dan sandal dengan sepatu booth yang sudah disiapkan. “Soalnya di sini masih ada ular beracun, jadi biar aman lebih baik memakai booth,” ujar Khusairi.

Selepas melihat mushola dan beberapa gazebo melewati trek menanjak dan menurun, Esthy  dan lainnya diajak ke pantai untuk melepas tukik atau anak penyu ke laut.

Usai melihat-lihat kondisi Pulau Jemur, Esthy menilai potensinya sangat beragam dan menarik. “Pengunjung tidak hanya bila melakukan aktivitas memancing, snorkeling dan diving, juga melihat bangunan bersejarah bekas Belanda dan Jepang yang ada di pulau ini,” ujarnya.

Soal bangunan permanen yang terbengkalai karena tidak ada perawatan, Esthy menyayangkan sekali. “Semestinya bangunan untuk fasilitas wisatawan di pulau ini harus disesuaikan dengan kondisi alam dan juga konsep wisata yang ditawarkan. Kalau memang konsep ecotourism sebaiknya bangunannya juga berkonsep back to nature seperti rumah panggung dari kayu, jadi lebih menyatu dengan alam,” jelasnya.

Usai berbincang sanati dengan Khusairi, Ali Asfar dan beberapa petugas jaga lain di Pulau Jemur, Esthy pamit karena harus kembali ke Bagansiapiapi untuk menghadiri pembukaan Festival Bakar Tongkang 2017.

Sebelum naik ke helikopter, Indra salah seorang pengunjung yang sering ke Pulau Jemur dan sudah mengenal akrab para petugas jaga setempat memberikan oleh-oleh buah Mangga dari Pohon Mangga yang ada di Pulau Jemur.

“Mangga apa ini, harum baunya” tanya Esthy. Tapi tidak ada yang tahu. “Kita namakan aja Mangga Jemur karena adanya di Pulau Jemur,” jawab Teguh salah seorang petugas setempat.

Tepat pukul 12 siang, kami pun bertolak dari heliped Pulau Jemur menuju Taman Budaya, Bagansiapiapi.

Naik helikopter memang bukan kali pertama buat saya untuk urusan liputan. Tapi karena ini ke Pulau Jemur yang memang sudah lama saya incar apalagi sambil tetap menjalankan puasa Ramadhan, bukan hanya seru tapi juga terasa spesial.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Deputi Esthy duduk di depan samping pilot menuju Pulau Jemur dari Taman Budaya, Bagansiapiapi.
2. Pemandangan Pulau Jemur dari atas helkopter.
3. Siap terbang ke Pulau Jemur dari Taman Budaya, Bagansiapiapi.
4. Bunderan Patung Ikan dan kawasan perkantoran Rohil.
5. Esthy menikmati pemandangan Pulau Jemur dari helikopter.
6. Berfoto bersama berlatar landscape Pulau Jemur.
7. Siap-siap melepas tukik atau anak penyu di Pulau Jemur.
8. Penulis usai terbang ke Pulau Jemur dengan helikopter.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP