. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 18 Juni 2017

Ini Delapan ‘S’ Versi Arief Yahya Agar Kemenpar Jadi Organisasi Berlandas Spiritualitas

Dalam ilmu manajemen ada konsep yang sangat popular yang biasa disingkat 7S, yakni Strategy, Structure, System, Shared Values, Skill, Staff, dan Style. Konsep tersebut dimiliki konsultan top dunia McKinsey&Co. Oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, konsep tersebut ditambah satu ‘S’ lagi yakni Spiritual hingga menjadi 8S. Bahkan Arief Yahya meletakkan Spritual tersebut diurutan pertama konsep 8S-nya yang diterapkan di Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Menurut Arief Yahya konsep 7S McKinsey&Co. itu bisa dijadikan acuan untuk memudahkan penjelasan dan komunikasi mengenai transformasi organisasi kepada seluruh karyawan.

Agar sebuah organisasi bagus, lanjut Arief, ke-7 elemen 'S' ini haruslah solid dan selaras (aligned) satu sama lain.

Namun perlu ada beberapa pemikiran baru yang melengkapi penjelasannya, yaitu munculnya sebutan Great Leader.

Great Leader itu saya rasakan justru menjadi penggerak awal atau penggerak utama dari transformasi sebuah organisasi,” terangnya dalam CEO Message terbarunya yang diberi label #30 Character-Centric Company, yang di-publish bertepatan dengan bulan puasa Ramadan di Jakarta, Jumat (16/6/2017) pukul 10.00 WIB.

Meskipun konsep 7S di atas sudah terbukti ampuh digunakan berbagai organisasi di seluruh dunia, namun Arief Yahya masih belum puas.

“Saya merasa bahwa 7S belum menjawab, mengapa transformasi organisasi bisa berjalan dengan baik. Pertanyaan saya, mana yang harus terlebih dahulu, Strategy atau Style. Seperti diketahui, Style ditempatkan oleh McKinsey di urutan akhir dari 7S-nya,” terangnya.

Berdasarkan pemikiran dan pendalaman yang cukup panjang akhirnya muncullah ide bahwa urutannya secara implementasi perlu dibalik. Jadi S yang pertama justru adalah Style.

Style yang dimaksud di sini adalah Leadership Style yang dijalankan oleh Great Leader. “Jadi, Great Leader inilah yang menetapkan Leadership Style, baru kemudian menetapkan Shared Values, Strategy, dan elemen yang lain,” ungkapnya.

Arief Yahya meyakini pemikiran semacam ini saya akan menjawab pertanyaan mengapa transformasi di sebuah organisasi bisa berjalan dengan tanpa gejolak yang berarti.

Great Leader (Leadership Style), lanjut Arief memegang peranan penting dalam setiap langkah transformasi organisasi. “Karena pentingnya Leadership Style ini maka saya menempatkannya sebagai S yang pertama,” tegasnya.

Namun ternyata hal tersebut masih belum bisa menjawab pertanyaan mengenai apa yang mendasari Great Leader bisa bertindak dan bertingkah laku luhur dan ingin selalu memberikan yang terbaik.

“Karena alasan itulah saya menambahkan S yang ke-8 ke dalam konsep 7S, yaitu: Spiritual. Bahkan, karena penting dan fundamentalnya S ke-8 ini, saya menempatkannya di urutan pertama dan terpenting,” bebernya.

“Perlu diingat, kalau spritualitas kita kokoh, maka bisa saya pastikan 7S lainnya akan hebat,” tandasnya.

Menurut Arief spiritualitas akan membuat semua pekerjaan bernilai ibadah kepada Tuhan sehingga akan selalu menjadikannya yang terbaik.

“Spiritualitas akan menjadi panduan bagi seorang Great Leader dalam menjalankan kepemimpinan, budaya, dan elemen lain di dalam perusahaan,” jelasnya.

Lewat CeO Message kali ini, Arief Yahya ingin menekankan bahwa Kemenpar haruslah menjadi Character-Centric Company, yaitu organisasi yang berlandaskan spiritualitas.

"Saya telah berkali-kali menyampaikan bahwa spirit itu lebih hebat dari strategi. Spirit berkaitan dengan hati dan character, sedangkan strategi berkaitan dengan competence. Kenyataan menunjukkan bawha hati dan character memberikan pengaruh yang sangat besar pada sebuah kekuasaan," terangnya.

John Kotter, sambung Arief Yahya, dalam bukunya Heart of Change menyebutkan 70% transformasi yang pernah dilakukan ternyata gagal karena hanyamenggunakan kepala (head) tanpa hati (heart).

Menurutnya, pemimpin yang berhasil dalam melakukan  transformasi adalah mereka yang melibatkan aspek hati.

Sementara Roosevelt menyatakan, "Character is the foundation for all true success". Character itu merupakan fondasi dari keberhasilan yang sejati

"Jadi character berpengaruah terhadi kesuksesan individu, keluarga, organisasi, komunitas , dan Negara. Kesuksesannya tergantung pada kesuksesan hubungan yang dibangun dengan orang atau organisasi lain, dan hal tersebut dimulai dengan character," terangnya.

Menurut Arief character yang luhur akan menghasilkan individu-individu yang berpikir positif (positive thinking).

Individu demikian, lanjutnya mampu menlihat sesuatu yang tidak tampak ("sees the invisible"), merasakan sesuatu yang tidak nyata ("feels the intangible"), dan mencapai sesuatu yang tidak mungkin ("achieves the imposible").

Kata Arief lagi, individu yang berfikir positif senantiasa melihat orang lain dengan pandangan mata lebah, yakni melihat bahwa dalam setiap keberhasilannya selalu ada kontribusi orang lain.

"Bila hal tersbut terjadi pada seluruh individu di Kemenpar, maka dampaknya akan sangat luar biasa," pungkasnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: @kemenpar & adji

Captions:
1. Menpar Arief Yahya mempertajam 7S menjadi 8S dengan tambahan Spritual yang kemudian diletakkan diurutan pertama dalam konsep manajemen terbaru yang diterapkan di Kemenpar.
2. Gedung Kemenpar berlatar depan air mancur patung kuda di Jakarta.
3. Sejumlah PNS Kemenpar dan undangan dalam sebuah rakornas pariwisata.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP