. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 13 Januari 2017

Tradisi Perang Air di Selatpanjang Lebih Seru Dibanding di Thailand

Masyarakat Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, punya tradisi unik bernama Perang Air atau Cian Cui yang digelar setiap tahun. Perang Air di Kota Sagu itu, kabarnya lebih seru dibanding atraksi serupa bernama Songkran di Thailand.

Atraksi Perang Air di Kota Selatpanjang, Meranti merupakan acara untuk menyambut Imlek sekaligus kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke daerahnya. Maklum daerahnya menjadi salah satu pintu masuk wisman ke sejumlah kota dan daerah di Riau dan provinsi lain.

Sesuai namanya, atraksi itu tentunya bukan dengan memberikan kalungan bunga kepada wisatawan, dan bukan pula dengan suguhan tarian. Melainkan dengan siraman air dan semprotan busa.

Tradisi perang atau siram air ini lambat lain mendapat perhatian warga etnis Tionghoa dari belahan dunia. Setiap tahun, ribuan warga Tionghoa dari berbagai negara mulai dari Malaysia, Singapura, Thailand, Australia bahkan dari negara Republik Rakyat China pun berdatangan ke Kota Selatpanjang untuk mengikuti tradisi unik yang tiada duanya di dunia.

Perang air ini merupakan sebuah tradisi masyarakat Tionghoa yang sudah lama dikembangkan. Selain dipopulerkan di Selatpanjang juga dilaksanakan oleh negara ASEAN lainnya, yakni Thailand.

Tradisi perang di Kota Selatpanjang, Meranti ini berlangsung selama 6 hari terhitung sejak Imlek hari pertama. Keseruannya bahkan mengalahkan tradisi perang air di Thailand yang disebut Songkran.

Acara ini dirayakan dengan pesta dan perang air, dimana penduduk kota akan saling menyiramkan air ke satu sama lain di sepanjang jalan.

Kabupaten Kepulauan Meranti, 40 persen penduduknya adalah etnis Tionghoa. Tak heran kalau mereka memiliki tradisi Imlek yang seru dan menarik ini.

Semua orang tua dan muda, mempersenjatai diri dengan bom air dalam kantung plastik, ember, gayung dan aneka jenis pistol air. Mereka melawan peserta yang ada di becak motor lain dan juga melawan peserta yang menunggu di pinggir jalan.

Ada ratusan becak motor yang terlibat dalam perang air ini. Etnis Tionghoa dan Melayu berbaur dalam suasana yang akrab. Kebanyakan warga Melayu tidak naik becak motor tapi menyerang dari pinggir jalan, atau menjual amunisi kantong berisi air yang sudah dibungkus plastik.

Tahun ini Pemkab Meranti bersama Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Riau akan mengelar atraksi Perang Air dalam kemasan festival, namanya Festival Perang Air (FPA) 2017 yang akan dilaksanakan dilaksanakan 28 Januari di Kota Selatpanjang.

Plt Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Ismail Arsyad menjelaskan festival ini telah masuk sebagai salah satu even yang tercatat didalam Calendar of Event Riau 2017.

Menurut Ismail, setiap FPA, wisatawan dari berbagai daerah dan luar negeri berdatangan ke Kota Selatpanjang.

Di festival ini, sambungnya wisatawan dapat bermain air dengan menggunakan tembak air sambil berkeliling kota menggunakan becak motor (bentor).

“Lewat FPA 2017 kita akan menarik para pelancong baik dari lokal maupun mancanegara datang ke Selatpanjang," kata Ismail.

Dia berharap, tradisi yang sudah berlangsung puluhan tahun itu dapat dipromosikan ke setiap provinsi yang ada di Indonesia dan dunia internasional untuk menarik minat wisnus maupun wisman berwisata ke Meranti, kabupaten termuda di Riau ini.

Ayo kita Perang Air di Selatpanjang. Semprooooot.., siraaaam.., ah basaaah.,., ah seruuuuu...

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: humas-kemenpar

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP