Kemenpar Lancarkan Tiga Program Prioritas Guna Capai Lima Target 2017

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menetapkan 5 tagret di sektor pariwisata tahun 2017. Untuk mencapai kelima target tersebut, Kemenpar melancarkan tiga program prioritas.

Kelima target yang sudah ditetapkan itu adalah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 15 juta atau naik 3 juta dibanding target 2016 yang berjumlah 12 juta wisman. Sedangkan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) yang sebelumnya ditargetkan 260 juta menjadi 265 juta wisnus.

Tiga target lainnya, kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional yang tahun ini ditargetkan 11% dinaikkan 2 % menjadi 13%. Kemudian devisa yang dihasilkan dari sektor ‘sexy’ ini sebesar Rp 200 triliun atau naik 28 triliun dari target tahun ini sebesar Rp 172 triliun.

Target penyerapan tenaga kerja pun dinaikkan dari 11,8 juta tenaga kerja tahun 2016 menjadi 12 juta tahun 2017. Satu lagi target indek saya saing (WEF) dari rangking 50 dunia saat ini mejadi rangking 40 dunia tahun depan.

Adapun tiga program yang dilancarkan Kemenpar untuk mencapai atau bahkan melampaui kelima target pariwisata 2017 itu adalah pertama, pengembangan digital tourism.

Menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya untuk meningkatkan kunjungan wisman secara signifikan tahun depan, digital tourism menjadi strategi yang harus dilakukan untuk merebut pasar global khususnya pada 12 pasar fokus yang tersebar di 26 negara.

Program ini sudah dimulai dengan meluncurkan Indonesia Tourism Exchange (ITX) yang merupakan digital market place platform dalam ekosistim pariwisata atau pasar digital yang mempertemukan buyers dan sellers.

“Semua travel agent, akomodasi, dan atraksi akan dikumpulkan dalam pasar digital ini untuk dapat bertransaksi. Kami berharap triwulan II/2017 sudah operasional 100% dan semua industri pariwisata sudah go digital,” terang Arief Yahya dalam siaran pers Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementeran Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Rabu (12/12).

Kemenpar juga sudah meluncurkan War Room M-17 di Gedung Sapta Pesona sebagai pusat pemantauan berbasis teknologi digital.

Dalam War Room M-17 terdapat 16 layar LED touch screen untuk memantau 4 aktivitas utama yakni pergerakan angka-angka pemasaran mancanegara dan nusantara, tampilan big data berisi keluhan, kritik, saran, dan semua testimoni baik positif maupun negatif.

Pusat intelijen ini menampilkan pergerakan wisman dan wisnus secara real time update termasuk data strategi untuk menghadapi kompetitor yakni Malaysia sebagai common enemy dan Thailand sebagai musuh profesional bagi pariwisata Indonesia.

Selain itu ditampilkan pula indikator positif-negatif mengacu pada Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum (WEF) sebagai standar dunia.

“Dua program lainnya, membangun homestay dalam mendukung percepatan pembangunan 10 destinasi prioritas dan pembangunan konektivitas udara mengingat sekitar 75% kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportast udara,” pungkas Arief Yahya.

Ketersediaan kapasitas seat sebanyak 19,5 juta oleh perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia saat ini, lanjut Arief Yahya hanya cukup untuk memenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016.

“Untuk target 15 juta wisman tahun 2017 butuh tambahan 4 juta seat,” terangnya.

Guna memenuhi tambaha 4 juta seat tersebut, Kemenpar melakukan strategi 3 A (Airlines -Airport dan Air Navigation-Autorities) yang diawali dengan nota kesepahaman (MoU) kerjasama dengan perusahaan penerbangan Indonesia dan asing yaitu PT Angkasa Pura I & II dan AirNav Indonesia dalam upaya menamnah direct flight berjadwal melalui pembukaan rute baru, extra flight maupun new flight dari pasar potensial.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)