Ini Empat Agenda Utama Peringatan 12 Tahun Tsunami Aceh

Peringatan 12 Tahun Tsunami Aceh yang tahun ini bertema “Majukan Negeri Bangun Budaya Siaga Bencana Masyarakat” akan disemarakkan dengan 4 kegiatan utama dan 4 kegiatan pendukung.

Keempat agenda utama Peringatan 12 Tahun Tsunami Aceh 2016 yang diselengarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Aceh dan didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tahun ini meliput Zikir, Doa, dan Santunan Anak Yatim.

Kegiatan tersebut akan dipimpin oleh Ustad Tengku Jamhuri Ramli SQ pada hari Minggu, 25 Desember 2016 pukul 08.30 WIB di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh.

Keesokan paginya, Senin, 26 Desember 2016 acara Ziarah ke Kuburan Massal Tsunami Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh pada pukul 07.30 WIB.

Kuburan massal tersebut semula merupakan halaman Puskesmas Meuraxa yang luluh lantah oleh gempa lalu tsunami maha dasyat 12 tahun lalu. Lokasinya sekitar 6 Km dari pusat Kota Banda Aceh atau beberapa ratus meter dari Pantai Ulee Lheue.

Di kuburan massal itu tidak ada batu nisan. Hanya berupa lapangan tanah berlapis rumput. Di lahan kuburan tersebut ada plang kecil berbentuk menara masjid bertulisan “Kuburan Dewasa”. Di depannya ada gapura dengan pintu besi bercat hijau bertuliskan kata-kata yang mengingatkan pengunjung supaya sadar bahwa kematian itu mutlak adanya.

Acara berikutnya Upacara Peringatan Tsunami pada pukul 09.00 WIB sampai selesai di Masjid Baiturrahim Ulee Lheue.

Masjid Baiturrahim Ulee Lheue yang berlokasi juga di Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh ini merupakan satu-satunya bangunan di pinggir Pantai Ulee Lheue yang tetap berdiri kokoh meski diterjang gelombang tsunami 12 tahun silam.

Sementara sejumlah bangunan rumah dan lainnya rata dengan tanah. Karena itu ada yang menyebutnya masjid ajaib kebal tsunami.

Setelah direnovasi, masjid itu tampil cantik dengan ornamen klasik bercat putih dan krem, lengkap dengan menara di sebelah kanan bangunan utama dan dua gapura di depan masjid.

Acara selanjutnya Tausyiah Tsunami yang akan disampaikan oleh Ustad Bachtiar Nasir, dan diakhiri dengan makan siang (kenduri) bersama masyarakat di tempat yang sama.

Bahctiar Nasir adalah ustad kelahiran Jakarta yang wajahnya kerap mengisi berbagai kajian di stasiun televisi nasional dan menjadi salah satu juri dalam acara Hafidz Indonesia. Nama ahli tafsir ini semakin ramai diberitakan saat ia didaulat menjadi penanggung jawab Aksi Damai 411 dan 212 belum lama ini di bawah nama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).

Adapun 4 kegiatan pendukungnya meliputi even Marathon Tsunami Games di Calang, Kabupaten Aceh Jaya yang digelar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh yang sudah berlangsung pada Minggu, 18 Desember 2016.

Maraton 10K dan 5K dilepas Bupati Aceh Jaya, Ir Azhar Abdurrahman melewati rute-rute jalan di Aceh Jaya dengan start untuk 5K di Desa Sayeung, Kecamatan Setia Bakti dan 10K di Rigah, Desa Lhok Timon, Kecamatan Setia Bakti. Pesertanya melawati rute yang merupakan kawasan bekas bencana alam gempa dan tsunami 26 Desember 2004.

Kemudian Dialog “Daerah Bencana menuju Masa Depan Aceh dan Jepang” bersama The Laboratory for Global Dialogue.

Berikutnya Pameran Foto Tsunami yang belangsung sejak 14 Desember hingga 31 Desember 2016. Lokasi pameran mengambil dua tempat yakni di PLTD Apung dan Museum Tsunami Aceh. Ada sekitar 500 foto karya fotografer dari seluruh Indonesia yang dipamerkan.

Selain itu kegiatan pendukung lain dari berbagai Komunitas di Aceh dan Jepang.

Sebelumnya pada bulan November 2016 telah diselenggarkan Lomba Foto Silaturahim Indonesia Menangis dalam rangka 12 Tahun Mengenang Tsunami Aceh oleh komunitas fotografi, Dari Balik Lensa.

Objek foto yang diperlombakan adalah peristiwa Tsunami 2004 dan pascatsunami 2004 hingga 2016. Lomba foto tersebut gratis dan terbuka untuk umum.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto: adji & @disbudpar_aceh