. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 27 November 2016

Mengintimi Robo-Robo, Tradisi Budaya Khas Masyarakat Mempawah


Perahu Lancang Kuning bermuatan Raja Mempawah melaju tenang diatas permukaan air Sungai Mempawah. Perahu tradisional khas Melayu yang tersohor itu bertolak dari Istana Amantubillah. Setibanya di muara, seorang punggawa Keraton Mempawah mengumandangkan azan. Selepas itu, sang raja diikuti pengawalnya melakukan prosesi Buang-buang, dengan melempar ketupat.

Begitulah inti kegiatan Robo-Robo yang berlangsung di muara Sungai Mempawah atau Kuala Mempawah, seperti yang Travelplus Indonesia saksikan langsung ketika itu.

Robo-Robo merupakan cultural event yang diselenggarakan setiap tahun sebagai perayaan pengingat (tapak tilas) berdirinya Keraton/Kerajaan Mempawah sekaligus mengunat sejarah kedatangan Opu Daeng Menambon dari Kesutanan Luwu Bugis, Sulawesi Selatan (Sulsel) ke Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar).

Setibanya di Kuala Mempawah, ketika itu rombongan Opu disambut masyarakat penuh sukacita. Saat itulah rombongan Opu melemparkan ketupat, bekal perjalanannya ke masyarakat yang menyambutnya di tepi sungai (kemudian disebut ritual Buang-Buang).

Opu kemudian memimpin Kerajaan Mempawah yang semula berstatus kerajaan Hindu/Dayak menjadi kerajaan Islam, karena Opu seorang muslim. Opu menjadi Raja Mempawah dengan gelar Pangeran Mas Surya Negara pada era 1740-1787 M.

Kerajaan Mempawah merupakan cikal bakal wilayah Kota Mempawah sekarang ini. Nama Kota Mempawah konon kabarnya diambil dari nama Mempelam Paoh (sejenis pohon jenis asam) yang banyak tumbuh di tepian Sungai Mempawah.

Sisa peninggalan Opu, salah satunya berupa tradisi Robo-Robo yang selalu dilakoni oleh Raja Mempawah berikutnya dan masyarakat keturunan Bugis-Makassar di Kalimantan Barat khususnya di Mempawah setiap bulan Safar pada kalender Hijriah.

Tradisi ini biasanya dirangkai dengan berbagai acara seni budaya dalam bentuk festival beserta sejumlah lomba olahraga air seperti lomba sampan bidar dan dragon boat serta bermacam hiburan yang berlokasi di sekitar Pelabuhan Kuala Mempawah.

Festival Robo-Robo di Mempawah sudah menjadi kalender pariwisata andalan Kabupaten Mempawah, bahkan Provinsi Kalbar.

Setelah acara seremonial, prosesi Robo-Robo dilanjutkan dengan acara makan bersama atau orang Mempawah menyebutnya Saprahan yang berlangsung di Istana Amantubillah.

Saprahan dipimpin Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim. Sang Raja Mempawah yang bergelar Panembahan XIII ini sudah memimpin Kerajaan Mempawah sejak tahun 2002 silam.

Setelah itu, Raja Mardan Adijaya dan rombongan menuju Desa Beteng dengan mobil. Di lokasi sudah disediakan perahu Lancang Kuning yang akan membawa sang raja melayari laut menuju Muara Mempawah.

Sementara dari arah lain, para pengawal yang terdiri dari laskar Kerajaan Mempawah dari Istana Amantubillah dengan perahu Lancang Kuning juga menyusuri Sungai Mempawah untuk menyambut kedatangan Raja Mempawah dan rombongan di Kuala Mempawah.

Saat kedua perahu bertemu, kemudian salah seorang punggawa kerajaan mengumandangkan azan, setelah itu prosesi Buang-Buang dimulai.

Selanjutnya perahu Raja Mardan Adijaya dan laskar Kerajaan Mempawah berlayar menuju Pelabuhan Kuala Mempawah beriringan. Sejumlah perahu masyarakat turut setia mengikuti perahu sang raja dari belakang.

Seperti perayaan tahun lalu, diperkirakan tahun ini pun masyarakat dan wisatawan bakal antusias menunggu dan melihat prosesi Buang-Buang yang menjadi acara utama Robo-Robo.

Ketika Lancang Kuning yang ditumpangi Raja Mardan Adijaya dan rombongan merapat ke Kuala Mempawah, warga dan pengunjung biasanya akan saling berebut untuk bersalaman dan mendapatkan ketupat pembagian langsung dari sang Raja Mempawah.

Biasanya dalam festival ini, Bupati Mempawah dan jajarannya selalu hadir. Tamu spesial yang datang antara lain sejumlah raja dari beberapa kesultanan/keraton di Nusantara bahkan dari negeri tetangga serta para pejabat provinsi dan perwakilan dari pusat.

Raja Mempawah, Mardan Adijaya beserta tamu undangan kemudian dihibur dengan serangkaian lagu daerah Mempawah seperti Bangsawan Mude dan Bedaulat Tuanku serta bermacam tarian utamanya dari etnis Melayu seperti Tarian Sekapur Sirih, lalu tarian dari etnis Bugis dan Dayak hingga Tionghoa.

Melihat festival ini secara langsung, atmosfir Bhinneka Tunggal Ika begitu terasa. Festival ini tidak memandang suku, agama, dan ras. Semua perbedaan itu larut dalam kebersamaan, kegembiraan, dan keseruan Robo-Robo.

Di ujung festival, para tamu, pengunjung, dan masyarakat dipersilahkan menikmati aneka hidangan Saprahan di lokasi acara, Pelabuhan Kuala Mempawah.

Usai Saprahan biasanya digelar acara lomba perahu naga atau dragon boat dan lomba berebut bebek, dimana masing-masing bebek ditandai dengan doorprize.

Selama berlangsungnya acara (seminggu sebelum dan sesudah puncak acara Robo-Robo), Pelabuhan Kuala Mempawah mendadak seperti pasar kaget.

Sejumlah pedagang membuka lapak di sana, meraup rezeki dengan berjualan bermacam barang seperti baju, celana, VCD, perabot rumah tangga, bermacam aksesoris serta aneka jajajan makanan dan minuman.

Sejak pagi, masyarakat berbondong-bondong memadati lapangan di tepi Sungai Mempawah, sekitar 200 meter dari muara. Menjelang siang pengunjung yang datang semakin membludak.

Bukan cuma warga Kuala Mempawah, tapi juga hanyak yang datang dari berbagai kampung di Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Pontianak. Bahkan tak sedikit warga Kota Pontianak yang sengaja datang dengan menempuh perjalanan darat sekitar 2 jam.

Sejumlah pasangan muda-mudi datang menggunakan sepeda motor. Beberapa keluarga menggunakan mobil pribadi. Ada juga beberapa rombongan yang datang menggunakan mobil bak terbuka dan truk.

Alhasil, sekitar 200 meter dari mulut jalan menuju lokasi terjadi kemacetan.                                                                                 Kendati hari itu cuaca begitu panas, matahari bersinar terik, namun tak mengendurkan niat orang untuk datang. Beberapa turis asing pun nampak di antara ratusan pengunjung lokal.

Tujuan mereka satu, ingin menyaksikan Robo-Robo dan menyantap Saprahan atau sekadar bertemu dan bersalaman dengan Sang Raja, dan tentunya sekaligus berbelanja dan menikmati aneka lomba serta hiburan gratis.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & mempawah-info

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP