. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 06 Agustus 2016

Wisnu Bawa Tarunajaya: "Bangun Destinasi Baru Harus Tonjolkan Ikon yang Ingin 'Dijual' dan Pahami Kebutuhan Wisatawan"

Membangun sebuah destinasi wisata baru, tak sekadar menyediakan infrastruktur, memiliki daya tarik, dan SDM pariwisata yang cukup dan cakap. Masih ada beberapa hal yang harus diindahkan, di antaranya menonjolkan ikon yang ingin dijual dalam tanda petik dan memahami betul kebutuhan wisatawan yang menjadi target pasar destinasi bersangkutan.

Begitulah benang merah paparan yang disampaikan Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan SDM Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Wisnu Bawa Tarunajaya dalam Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Bagi Jurnalis 2016 di The Jimbaran View Hotel, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (3/8).

Menurut Wisnu sebuah destinasi baru harus tahu lebih dulu apa yang menjadi kekuatan daya tarik wisata (DTW)-nya, apakah budayanya, alamnya/lingkungan atau buatan.

Contohnya Bali sangat menonjolkan budaya dan lingkungannya/pesona alamnya. Dan Bali sudah paham betul wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Bali utamanya melihat budaya Bali dan keindahan alamnya.

“Karena sudah tahu ikon yang ditonjolkan Bali dan alasan wisman datang ke Bali, maka semua orang, pihak, dan stakeholder yang ada di Bali harus memfokuskan programnya ke arah itu,” ujar Wisnu.

Kalau budaya yang bali jual dan tonjolkan, lanjut Wisnu maka siapapun dia yang tinggal di Bali harus menjunjung tinggi budaya itu. “Tidak ada pilihan lain, karena Bali sangat tergantung dengan budaya. Artinya orang luar yang tinggal dan hidup di Bali, mau tidak mau harus toleran dengan budaya itu agar bisa bertahan,” tambah Wisnu.

Begitupun dengan ikon lingkungan/keindahan alamnya, maka semua orang/pihak di Bali harus paham betul bahwa lingkungan harus dijaga.

“Dengan kata lain Bali memahami betul kebutuhan wisman yang sudah jauh-jauh datang dari negerinya, untuk melihat budaya Bali atau sesuatu yang mereka tidak pernah lihat dan alami, termasuk menikmati alam lingkungannya,” terang Wisnu.

Meskipun budaya dan lingkungan sebagai ikon DTW-nya, namun bukan berarti sisi-sisi lain tidak diperhatikan. Di Bali misalnya, wisatawan tetap bisa melakukan wisata belanja (shopping), wisata kuliner, dan lain-lain. Namun tetap budaya menjadi ikon utamanya.

Oleh krena itu setiap ada pembukaan acara apapun di Bali, pasti ditampilkan tarian tradisional dan lainnya sebagai penegas bahwa Bali mengutamakan budaya sebagai ikonnya.

“Nah kalau destinasi baru ingin menjadikan budayanya sebagai ikon, ya harus mengeksplor budayanya dan memberi porsi lebih budayanya di setiap kegiatan wisata dan kesehariannya,” imbau Wisnu.

Contoh lain, sambung Wisnu, kalau Kalimantan mau jual hutannya, maka harus dijaga hutannya termasuk isinya yakni Orang Utan dan sebagainya. “Mau tak mau hutan dan isinya harus dipertahankan karena itu satu-satunya aset atau produk yang mau dijual dalam tanda petik,” terang Wisnu lagi.

Semua pihak, termasuk Kemenpar harus memberi paham kepada masyarakat/stakeholder dan pihak terkait di Kalimantan supaya hutannya jangan sampai habis. “Saya pikir belum terlambat. Program kita ke daerah-daerah, termasuk ke Kalimantan itulah yang harus dilakukan untuk menyadari mereka pentingnya menjaga kelestarian hutannya,” tambah Wisnu.

Lain lagi dengan Palembang. Kata Wisnu, Palembang sudah jelas-jelas gubernurnya bilang ikon DTW-nya sebagai sport tourism. “Jadi semua pihak harus mendukung itu, harus menggelar sebanyak mungkin even sport. Namun tidak lupa membuat hal-hal lain,” jelas Wisnu.

Begitupun dengan 10 destinasi prioritas sebagai 10 Bali Baru. Pengembangan pariwisatanya memang harus seperti Bali, namun sesuai karakter/ciri khas atau kekuatan DTW masing-masing.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP