. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 23 Juli 2016

Pesona Festival Bauran, Bikin Pelajar Subang Lupa Pokemon dan Beralih Mengintimi Wayang Ajen

Di saat bangsa ini terbuai serbuan gaya hidup Pokemon, sebuah produk budaya modern bangsa lain hingga mencemaskan sejumlah pihak, ternyata masih ada anak-anak penerus bangsa yang tertarik mengenal salah satu produk budaya tradisonal Indonesia yang terus berjuang keras untuk eksis dan berkembang, wayang.

Fenomena menarik ini terlihat di even Pesona Festival Bauran 2016 yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Lapangan Sepak Bola Pormas, Kecamatan Sukamelang, Subang, Jawa Barat, Sabtu (23/8).

Sebelum Wayang Ajen tampil, puluhan anak-anak dari tingkat TK, SD hingga SMP setempat berdatangan ke lokasi untuk mengenal lebih intim wayang golek inovatif satu ini.

Di atas panggung pertunjukkan yang dibangun kru Wayang ajen, seorang pelajar SMP bernama Restu Ramdhani terlihat serius mendengarkan penjelasan mengenai bagaimana memainkan wayang golek oleh Ki Dalang Wawan Ajen alias Wawan Gunawan yang tak lain salah seorang pendiri sekaligus dalangnya Wayang Ajen.

Pelajar kelas 7 atau kelas 1 SMP Negeri 4 Subang ini tidak sendiri, dia bersama pelajar lainnya Andika dan Tedi yang sengaja datang selepas pulang sekolah ke Lapangan Pormas untuk mengenal Wayang Golek Ajen.

“Saya tertarik ke sini, karena belum pernah lihat wayak golek secara langsung. Kalau Pokemon sih saya tahu,” kata Restu diamini dua temannya itu.

Kata Restu, tadi dalangnya memberi tahu cara memainkan Wayang Golek Ajen. “Kayaknya susah juga jadi dalang. Lebih mudah main Pokemon,” aku Restu.

Di atas panggung yang dihias ratusan jenis Wayang Golek Ajen itu, bukan cuman Restu, Andika, dan Teddy saja yang terlihat begitu antusias mengetahui lebih jauh wayang golek.

Ada puluhan anak-anak lainnya, antara lain Rizki kelas 4 SDN Sukamelang dan beberapa temannya. Kebetulan letak SD tersebut persis di luar tembok Lapangan Sepak Bola Pormas tersebut.

Selain mendengarkan penjelasan dari Ki Dalang Wayang Ajen, mereka juga melihat beragam jenis wayang golek yang dipajang di depan panggung tersebut. “Saya penasaran sama wayang si cepot,” kata Rizki.

Kehadiran Wayang Ajen di Pesona Festival Bauran, ternyata dimanfaatkan oleh kepala sekolah dan beberapa guru SDN Sukamelang untuk belajar langsung wayang golek.

“Saya sengaja menyuruh anak-anak dari kelas 1 sampai 6 SD datang ke lapangan ini sepulang sekolah, supaya mereka mengenal apa itu wayang golek, apa saja tokoh-tokohnya, termasuk alat-alat musik tradisional yang mengiri wayang ini,” aku ibu kepala SDN tersebut.

Selama ini, lanjut ibu kepala SDN Sukamelang, anak-anak hanya diberi penjelasan tentang wayang golek khas Sunda lewat tulisan dan cerita. “Mereka tidak pernah tahu seperti apa wujud atau bentuk wayang golek dan tokoh-tokoh itu termasuk alat-alat musiknya karena sekolah kami tidak punya contohnya,” terangnya.

Padahal dulu, lanjut Ibu Kepala SDN Sukamelang, pada zaman dia masih sekolah, guru-gurunya memperkenalkan apa itu wayang golek berikut contohnya. “Sekarang semua wayang golek dan alat-alat musiknya sudah rusak dan hilang,” ungkapnya.

Saat Ki Dalang Ajen menerangkan cara memainkan wayang golek, beberapa pelajar ada yang spontan bertanya ini wayang apa? Siapa namanya? Dibuatnya dari apa? Ada juga yang nanya kalau mau jadi dalang belajarnya bagaimana? Si Cepot nya mana ya? Dan beberapa pertanyaan khas anak-anak lainnya.

Ki Dalang Wayan Ajen sempat bilang kalau pertunjukkan Wayang Ajen di Pesona Festival Bauran 2016 ini punya nilai lebih tersendiri dengan kehadiran puluhan pelajar tersebut. Wawan pun tidak menyangka para pelajar setempat begitu antusias mengenal Wayang Golek Ajen.

“Mereka bukan cuma bertanya, tapi ada juga yang spontan duduk sambil memainkan wayang dan bercerita sendiri tentang keseharian dirinya. Anak itu sangat serius mau jadi dalang,” aku Wawan dengan wajah senang.

Kata Wawan, setiap Wayang Ajen tampil selalu berusaha memberi kesempatan buat memperkenalkan wayang ke anak-anak sekolah, minimal di sekitar tempat pertunjukkan. “Ini kesempatan bagus, dan bisa sekaligus mengukur sampai sejauh mana generasi penerus bangsa ini mau mengenal wayang, terutama wayang golek,” terangnya.

Menurut dalang jebolan S3 Ilmu Budaya ini, pengenalan wayang ke kalangan pelajar sampai saat ini belum digarap serius pihak-pihak terkait termasuk pemerintah.

Buktinya masih banyak pelajar yang belum mengenal wayang, padahal jenis wayang di Indonesia sangat banyak.

“Ketika saya tanya ke anak-anak, kapan kalian lihat wayang? Jawab anak-anak itu, ya baru sekarang ini. Lalu mereka bilang asyik Wayang Ajen mah.., bikin urang (kita-red) bisa lihat dan pegang wayang langsung,” kata Wawan menceritakan bukti yang dimaksudnya itu.

Kata Wawan, kenapa anak-anak pelajar mau datang ke sini? Ini mungkin juga karena efek tata panggung Wayang Ajen yang sengaja dibuat dengan konsep ramah pengunjung, artinya tidak berjarak dengan penonton.

Siapapun boleh mendatangi dan melihat deretan Wayang Golek Ajen berikut seperangkat alat musik yang di tempatkan di belakang deretan wayang golek ini.  “Jadi seperti obyek wisata, anak-anak bisa langsung melihat, memegang, dan memainkan wayang golek secara bebas. Pegunjung lain juga bisa berfoto selfie dengan wayang,” jelas dalang asal Ciamis ini.

Sebelum Wawan mengakhiri penjelasannya mengenai cara memainkan wayang golek, dia sempat bertanya. “Apakah anak-anak suka wayang?” Tak disangka puluhan pelajar tersebut serentak menjawab dengan kompak: “Sangat sukaaaaa.”

Jelas jawaban polos anak-anak itu bikin Wawan tersentuh sekaligus bangga. “Bagaimana nggak senang, disaat generasi muda kita termasuk orang dewasa dihantam gelombang Pokemon, ternyata masih ada anak-anak yang mau tahu dan menyukai wayang,” tambahnya.

Disamping memperkenalkan wayang setiap tampil kepada pengunjung mulai dari pelajar hingga orang dewasa, Wawan mengaku juga senantiasa mempromosikan branding pariwisata nasional Pesona Indonesia setiap tampil di dalam negeri dan Wonderful Indonesia saat mentas di puluhan negara lain.

“Prinsip saya, ada dukungan atau tidak, dibayar atau tidak oleh Kemenpar, saya tetap mempromosikan Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia. Ini biar Kemenpar melek Om,” tandasnya seraya mengaku selama ini dia mentas ke mancanegara bukan atas bawaan Kemenpar melainkan atas undangan dan dukungan langsung dari pemerintah negara bersangkutan.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig:@adjitropis)
Foto: adji & dok. wayang ajen


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP