. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 16 Mei 2016

Mau Even Kuliner Anda Sukses? Ini Rahasianya


Sejumlah event kuliner gencar digelar dan atau didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) seperti festival kuliner, seminar, workshop, pameran/bazaar, lomba kuliner dan lainnya mulai 2015 lalu, terlebih sepanjang tahun ini.

Tujuannya selain untuk mempromosikan 5.000 jenis kuliner tradisional dari berbagai daerah di Tanah Air, terutama 30 jenis yang sudah ditetapkan menjadi Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI), pun menjadikan kuliner lokal sebagai daya tarik wisata budaya untuk menjaring wisatawan baik setempat, nusantara maupun mancanegara.

Ujungnya tentu bermuara kepada semakin meningkatnya kesejahteraan para pelaku usaha kuliner khususnya dan masyarakat umumnya.

Tak bisa dipungkiri pada tahun 2013 sektor kuliner terbukti memberikan kontribusi nilai tambah bruto sebesar Rp 208,6 triliun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,5 persen dan mampu menyerap 3,7 juta orang dengan pertumbuhan rata-rata 0,26 persen. Data tersebut membuktikan kuliner merupakan sektor yang juga amat potensial menjaring wisatawan dan menyerap lapangan pekerjaan.

Lalu yang menjadi pertanyaan besar, apakah cara yang ditempuh Kemenpar untuk mencapai semua tujuan itu dengan menyelenggarakan dan atau mendukung kegiatan seperti festival kuliner, seminar, workshop, pameran/bazaar, lomba kuliner dan lainnya sudah tepat?

Berdasarkan pengamatan penulis, cara-cara seperti memang sudah pas, hanya beberapa pelaksanaan di lapangannya yang masih menyisakan sejumlah 'catatan'.

Lewat tulisan inilah penulis bukan hanya sekadar mengkritisi pun memberi solusi agar even terkait kuliner yang dibuat/didukung Kemenpar ke depan, utamanya yang tersisa tahun 2016 ini, lebih sukses.

Kata sukses disini memang relatif kadarnya, subyektif. Penulis memberi kriteria even kuliner yang sukses itu antara lain pengunjungnya banyak sesuai yang ditargetkan, jumlah pesertanya entah itu peserta pameran maupun lomba tercukupi minimal sesuai target, aneka kuliner yang dipamerkan terpromosikan dengan baik lewat sejumlah media (spanduk, baliho, banner, media website, weblog, koran, radio, medsos, dan lainnya).

Kriteria sukses lainnya, omset penjualan pesertanya luar biasa paling tidak sesuai target, kemasan acaranya menarik, kreatif dan inovatif serta seluruh rangkaian acara termasuk hiburannya berjalan lancar dan memukau, termasuk dari segi kemanan dan kebersihannya.

Berikut ini penulis beberkan rahasia jika ingin sebuah event kuliner berakhir sukses.

Pertama, promosi pra even harus gencar dan tepat sasaran utamanya lewat media online (website, weblog) ditambah media sosial (medsos) mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya minimal seminggu sebelum hingga sehari sebelum Hari 'H' secara terus menerus.

Tujuannya untuk menginformasikan kegiatan secara luas kepada masyarakat termasuk ke komunitas-komunitas pecinta kuliner. Informasi yang harus disampaikan antara lain nama even, rangkaian acara utamanya, pengisi acara, tempat, dan waktu.

Tak lupa menggelar jumpa pers dengan media lokal minimal sehari sebelum pelaksanaan even. Misalnya kalau diadakan di Medan, undang beberapa media lokal utama, terlebih media online agar tercepat tersiar beritanya. Berikutnya mengadakan talkshow atau promo event di radio lokal ternama.

Kedua, bawa jurnalis/blogger untuk meliput even kuliner Anda. Pilih jurnalis/blogger yang berkualitas dan berjiwa marketing tinggi. Artinya, bukan hanya rajin menulis Pra, On & Pasca (POP) even dari berbagai sudut pandang baik dalam format berita maupun feature/artikel, pun rajin mempublikasikan dan men-share tulisannya ke berbagai pihak terkait lewat beragam medsos agar tersiarkan secara nasional bahkan global.

Pilih juga jurnalis/blogger yang bisa memberi kritisi dan solusi/input/saran/masukan dalam tulisannya atas even yang digelar Kemenpar agar even berikutnya lebih baik dan sukses lagi. Jangan jurnalis/blogger yang cuma maunya jalan-jalan, senang-senang, dan bisanya cuma berbasa-basi dan bermanis-manis, tanpa bukti nyata mutu kinerjanya.

Ketiga, waktu pelaksanaan yang tepat. Perhatikan benar mengenai waktu pelaksaan even. Kalau evennya berupa festival, pameran, dan lomba kuliner sebaiknya diadakan pada akhir pekan (Sabtu-Minggu) atau pas hari libur, kecuali di Bandung dan kota lain yang selalu ramai baik weekday maupun weekend, jadi tidak begitu masalah diadakan di luar akhir pekan.

Keempat, lokasi atau venue acara pilih yang paling strategis, mudah diakses. Lebih bagus lagi lokasinya sudah menjadi sentra kuliner di kota tersebut. Contohnya kalau di Makassar, lokasi pameran kuliner yang strategis dan sudah menjadi sentra kuliner adalah di kawasan Pantai Losari, antara lain di Anjungan Pantai Losari seperti yang baru-baru ini Kemenpar lakukan yakni menggelar Lomba Kuliner Berbahan Ikan dan Pangan Lokal 2016 selama 2 hari, Sabtu-Minggu (14-15/5).

Perlu diketahui, kalau lokasi pameran/lomba kulinernya outdoor di kota berpantai yang berudara panas menyengat seperti Makassar, pengunjung biasanya baru ramai datang jelang sore mulai pukul 3 hingga tengah malam. Sementara kalau di kota pegunungan yang berudara sejuk seperti Bandung, biasanya pengunjung mulai dari jelang siang juga sudah datang.

Kelima, ada hiburan memikat artis ternama ibukota sebagai bintang tamu utama. Artisnya terdiri atas penyanyi solo atau band yang sudah terkenal atau tengah digandrungi, ditambah artis dan kesenian lokal.

Jangan lupa celebrity chef, mengingat ini acara kuliner. Pilih chef ibukota yang tengah booming namanya dan atau berkarakter khas dan diminati masyarakat untuk acara demo masak. Kalau ada seminar, sebaiknya pilih narasumber berkompeten di bidangnya termasuk dari media.

Keenam, gratis alias tidak dipungut bayaran baik itu bagi peserta pameran, lomba maupun pengunjung. Mengingat even ini dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini Kemenpar yang sepenuhnya dibiayai lewat APBN, jelas tidak boleh mengambil profit melainkan semata bertujuan memajukan sektor kuliner dalam rangka mensejahterakan masyarakat.

Informasi bahwa even kuliner ini GRATIS bagi peserta pameran, lomba maupun pengunjung harus disampaikan lewat jumpa pers, medsos, baliho, banner, talkshow di radio, dan lainnya. Tujuannya agar jelas, tidak menimbulkan keraguan peserta dan pengunjung, serta tidak memberi kesempatan buat pihak-pihak yang tak bertanggungajawab yang mencoba mengambil keuntungan dengan memungut biaya pendaftaran atau tiket masuk.

Ketujuh, hadiah menarik bagi peserta lomba, pameran dan pengunjung. Untuk peserta lomba sebaiknya selain hadiah berupa uang juga berupa barang seperti perlengkapan dapur atau masak. Hadiah bagi peserta pameran, pilih stan yang paling menarik dari sisi penampilan, kreativitas maupun dari segi omset penjualan.

Buat pengunjung, berikan pula door prize berupa barang dan atau voucher makan di lokasi pameran. Semua hadiah itu pun harus dinformasikan di berbagai wadah promosi seperti spanduk, baliho, banner, jumpa pers, talkshow di radio, dan lainnya agar masyarakat tahu dan tertarik datang.

Kedelapan, pilih event organizer (EO) sebagai pelaksana even kuliner yang benar-benar profesional, kreatif, inovatif, dan memberikan bukti apa yang Kemenpar inginkan, lebih bagus lagi kalau EO tersebut memberikan lebih daripada yang Kemenpar mau.

Jangan pakai EO abal-abal atau hanya karena bisa diajak kongkalikong oleh oknum-oknum tertentu yang ingin mengeruk keuntungan lewat even ini, padahal sudah tahu prestasi atau bukti pengalaman kinerja EO tersebut belum ada, lebih parah kalau sudah dikenal tak becus kerjanya.

Oleh karena itu saat bidding (proses tender), perhatikan riwayat reputasi EO tersebut, perhatikan pula apakah mereka rela banting harga demi mendapatkan proyek even ini namun kinerjanya amat tidak memuaskan, atau EO yang tetap mempertahankan standar harganya namun kualitas dan reputasi kinerja serta keprofesionalannya sudah terbukti dan tak diragukan lagi.

Jika ada EO melanggar ketentuan perjanjian, dengan kata lain tak memberikan apa yang dijanjikan saat bidding, sebaiknya dikenakan sanksi. Sanksi tersebut harus sudah disepakati sejak awal proses tender.

Itulah delapan (8) rahasia utama yang dapat Anda terapkan jika ingin even kuliner Anda sukses. Kedelapan rahasia itu pun bisa diterapkan untuk even-event lain seperti even budaya, religi, sejarah, petualangan, MICE, dan lainnya.

Selain itu masih ada sejumlah rahasia lain yang juga kudu diindahkan penyelenggara agar even kulinernya benar-benar sukses, antara lain menyiapkan petugas keamanan agar kegiatan berlangsung aman terutama dari gangguan preman-preman lokal, copet dan sebagainya.

Menyiapkan pula petugas kebersihan termasuk tong-tong sampah yang memadai agar even yang digelar tidak bikin sampah, tetap bersih dan rapih.

Sebaiknya sehari sebelum Hari 'H', pihak Kemenpar yang bertanggung jawab dengan even ini harus datang untuk mengawasi kinerja EO di lapangan (terutama di lokasi acara).

Dia sekaligus mengecek apakah tenda pameran yang dipasang sudah sesuai perjanjian, begitupun dengan photo booth, panggung, sound system, lampu penerang, jenset, tenda khusus pengunjung bersantap lengkap dengan kursi dan meja agar terhindar panas dan hujan, taman buatan, dan perlengkapan pendukung lainnya.

Jika ada yang tidak beres atau kurang memuaskan sebaiknya dikomplain dan minta diperbaiki hari itu juga dan harus beres sebelum even berlangsung.

Lalu membuat tema even yang menarik/unik/tak biasa dan kuliner yang dipamerkan juga beragam dan pilihan bukan kuliner yang tidak sesuai standar ketentuan. Tak lupa menginformasikan jadual acara (tempat dan waktu) yang jelas lewat beragam media promosi seperti tersebut di atas.

Acara sebaiknya dipandu oleh MC atau pembawa acara yang menarik dan kreatif. Tak ketinggalan didukung dengan gapura, stan, panggung utama, sound system, jenset, photo booth yang menarik. Jangan sampai dibuat asal-asalan apalagi apa adanya.

Khusus photo booth yang bertuliskan PESONA INDONESIA berikut logonya harus dibuat semegah, semenarik dan sekeren mungkin mengingat booth itu bakal menjadi pusat perhatian pengunjung untuk selfie dan groufie kemudian di-upload dan di-share ke berbagai medsos.

Kalau photo booth itu bagus, tentu imej Kemenpar akan bagus juga, tapi kalau apa adanya, asal jadi justru akan memberikan citra kurang sedap.

Terakhir buatlah dokumentasi hasil semua even kuliner yang digelar Kemenpar selama setahun dalam bentuk buku.

Tujuannya selain sebagai bukti laporan yang lebih komplit dan eksklusif, pun sebagai bahan informasi penyelenggaraan even-even serupa tahun berikutnya.

Salam Kuliner Nusantara, Salam Pesona Indonesia.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

NB.: Penulis adalah wartawan, blogger, fotografer dan pemerhati kepariwisataan dan kebudayaan serta pemilik BLOGNESIA (Blogger for Indonesia Culture & Tourism) yang beranggotakan sejumlah blogger, jurnalis, fotografer, videografer & writer khusus budaya & wisata.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP