Merangkai Daya Pikat Jailolo Saat Festival
Anda berniat berwisata ke Jailolo, Ibukota Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Provinsi Maluku Utara (Malut) tahun ini? Saya sarankan datang saat penyelengaraan Festival Teluk Jailolo yang berlangsung mulai tanggal 2 hingga 7 Mei 2016. Pasalnya selain bisa mengukir sejumlah daya tarik alam dan sejarahnya, Anda pun bisa menikmati suguhan tradisi budaya setempat yang masih asli, berikut hiburan kontemporernya.
Objek wisata di Kota Jailolo tersebar di sekitar wilayah Teluk Jailolo yang menyajikan pesona alam menawan dari Pelabuhan Jailolo hingga kaki gunung. Anda yang menggemari pesona bawah laut, bisa langsung diving (menyelam) di seputar Teluk Jailolo, Pulau Babua, Pulau Pastofiri, dan lainnya. Ada sekitar 10 titik penyelaman (diving spot) terkenal di lokasi-lokasi tersebut yang di dalamnya terdapat aneka terumbu karang indah dan beragam biota laut.
Kalau Anda suka treking, daki saja Bukit Tagalaya, yang diyakini warga setempat sebagai bekas Ibukota Kerajaan Jailolo sewaktu Kesultanan Jailolo berada pada masa keemasannya. Lokasi bukit ini di tengah kota yang membelah tiga desa yakni Desa Gamlamo, Kusumadehe, dan Desa Soakonora.
Dari kaki bukitnya, Anda bisa melihat hamparan ilalang yang menutup punggung bukitnya yang menghadirkan pesona yang menawan hati.
Pilihan lainnya, Bukit Senyum Lima Ribu yang berada di Gunung Manyasal. Disebut Bukit Senyum Lima Ribu, dulu Pemda setempat membangun beberapa gazebo. Lalu warga memasang plang bertuliskan Senyum Lima Ribu, karena kalau mau difoto di tempat ini harus membayar Rp 5000 terlebih dahulu. Dari bukit ini Anda bakal disuguhkan pemandangan cantik sekitar Pelabuhan Jailolo, Gunung Jailolo, Teluk Jailolo, dan Pulau Babua.
Kepingin medaki yang lebih tinggi? Anda bisa menapaki medan Gunung Gamkonora hingga puncaknya yang berketinggian 1.560 Mdpl sekaligus menjadi atapnya Halbar. Gunung aktif di Kecamatan Ibu yang pernah meletus 2007 silam ini memiliki pemandangan yang menakjubkan.
Objek wisata di Kota Jailolo tersebar di sekitar wilayah Teluk Jailolo yang menyajikan pesona alam menawan dari Pelabuhan Jailolo hingga kaki gunung. Anda yang menggemari pesona bawah laut, bisa langsung diving (menyelam) di seputar Teluk Jailolo, Pulau Babua, Pulau Pastofiri, dan lainnya. Ada sekitar 10 titik penyelaman (diving spot) terkenal di lokasi-lokasi tersebut yang di dalamnya terdapat aneka terumbu karang indah dan beragam biota laut.
Kalau Anda suka treking, daki saja Bukit Tagalaya, yang diyakini warga setempat sebagai bekas Ibukota Kerajaan Jailolo sewaktu Kesultanan Jailolo berada pada masa keemasannya. Lokasi bukit ini di tengah kota yang membelah tiga desa yakni Desa Gamlamo, Kusumadehe, dan Desa Soakonora.
Dari kaki bukitnya, Anda bisa melihat hamparan ilalang yang menutup punggung bukitnya yang menghadirkan pesona yang menawan hati.
Pilihan lainnya, Bukit Senyum Lima Ribu yang berada di Gunung Manyasal. Disebut Bukit Senyum Lima Ribu, dulu Pemda setempat membangun beberapa gazebo. Lalu warga memasang plang bertuliskan Senyum Lima Ribu, karena kalau mau difoto di tempat ini harus membayar Rp 5000 terlebih dahulu. Dari bukit ini Anda bakal disuguhkan pemandangan cantik sekitar Pelabuhan Jailolo, Gunung Jailolo, Teluk Jailolo, dan Pulau Babua.
Kepingin medaki yang lebih tinggi? Anda bisa menapaki medan Gunung Gamkonora hingga puncaknya yang berketinggian 1.560 Mdpl sekaligus menjadi atapnya Halbar. Gunung aktif di Kecamatan Ibu yang pernah meletus 2007 silam ini memiliki pemandangan yang menakjubkan.
Ingin menikmati suasana telaga? Sambangi saja Telaga Rano (bukan Rano Karno lho) yang berlokasi di Kecamatan Sahu. Namun karena aksesnya jalannya belum ada, Anda harus trekking ke telaga yang berada di ketinggian 1000 Mdpl ini. Pemandangan di telaga ini amat memesona dan bersuasana hening.
Kalau suka objek sejarah, pergi saja ke bangunan rumah Sultan Jailolo yang merupakan objek wisata bangunan bersejarah.
Jika senang ber-selfie ria, kunjungi Mercusuar Tanjung Bobo di Desa Bobo. Dari atap mercusuarnya Amda bakal menikmati pemandangan spektakuler Halbar dengan sisi 360 derajat.
Kalau Anda suka bersantai di pantai, banyak pilihannya. Salah satunya Pantai Marimbati yang ber-sunset fantastik. Warga Jailolo menjulukinya pantai magis karena pantainya bersejarah dan bermitos. Di pantai ini Anda juga bisa melihat beberapa rumah adat yang dihuni para pemuka dan tetua adat.
Ingin mengetahui kehidupan keseharian Suku Sahu, salah satu suku yang mendiami Jailolo, Anda bisa mendatangi desa wisatanya.
Beberapa desa dari Suku Sahu telah dikembangkan menjadi desa wisata.
Di sana Anda bisa makan bersama masyarakat di dalam rumah adat Suku Sahu yang disebut Sasadu, membuat kerajinan tradisional dari anyaman bambu, anyaman daun pandan, pembuatan saloi, dan pembuatan paludi, Anda juga bisa membuat makanan khasnya seperti papeda, nasi bambu dan makanan tradiosional lainnya melihat proses pembuatan minuman tradisional seperti saguer dan captikus, serta berburu ulat sagu (sabeta) lalu mengolahnya menjadi makanan yang lezat.
Puas berkeliling desa wisata, segarkan badan Anda dengan mandi di “Air Panas Galala” yang berlokasi di bibir Pantai Galala, Desa Galala.
Pemandiannya berbentuk telaga kecil yang menghadap ke laut luas. Pilihan pemandian air panas lainnya bernama Air Panas Bobo yang berpemandangan eksotik berupa susun bebatuan besar di bibir pantai. Di air panas ini, Anda bisa merebus telur dalam waktu beberapa menit saja.
Bosan di kota, lanjutkan menyeberang ke Pulau Babua. Kendati mungin, pulau yang berada di tengah Teluk Jailolo ini punya pesona tersendiri hingga kerap dikunjungi wisatawan, terlebih saat FTJ berlangsung.
Aktivitas yang bisa dilakukan di pulau ini, selain bersantai, Anda bisa memancing ikan dan menyelam di beberapa spot diving-nya.
Untuk menjangkau pulau ini Anda bisa menyewa jasa speedboat dari pelabuhan dengan waktu tempuh hanya sekitar 15 menit atau bisa juga menggunakan perahu ‘katinting’.
Kalau belum puas, lanjutkan diving ke perairan Pulau Pastofiri. Pulau atol ini juga tak berpenghuni sama seperti Pulau Babua.
Tak begitu sulit mendatangi Jailolo. Dari kota asal Anda di Jawa ataupun di Sulawesi, ambil penerbangan langsung ke Bandara Sultan Babullah, Ternate.
Lanjutkan naik mobil atau ojek menuju Pelabuhan Dufa-Dufa. Dari pelabuhan tersebut Anda bisa menggunakan jasa kapal kayu atau speedboat dengan rute Ternate-Jailolo yang rutin pergi-pulang setiap hari. Waktu tempuhya sekitar 1 jam.
Jika berniat berlama-lama di Jailolo, pilih saja penginapan kelas melati yang tak jauh dari pelabuhan, di antaranya Penginapan Nusantara, Melati, dan Penginapan Camar. Pilihan lain Hotel D’Hoek di Desa Hatebicara yang juga tergolong murah.
Kalau mau keliling kota, biar seru Anda harus mencoba naik becak motor atau yang sering disebut "bentor". Kendaraan umum favorit warga dan wisatawan di Jailolo ini mudah ditemui di jalanan kota maupun di sekitar pelabuhan.
Anda bisa menyewa bentor sekali jalan ke satu objek ataupun seharian ke beberapa objek. Harganya sesuai kesepakatan dengan pemiliknya.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: adji, dok. ikal keriting & tips wisata indonesia
0 komentar:
Posting Komentar