Ini Cara Menpar Arief Yahya Genjot Kinerja Lelet Bawahannya
Memasuki tahun kedua lebih masa kerjanya sebagai Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya terlihat semakin tegas dengan bawahannya. Pada awal tahun pertama, Mantan CEO PT Telkom ini terlihat masih membaca-baca situasi dan kondisi di kementerian yang dipimpinnya. Tahun 2016 ini, dia memantau kinerja bawahannya dengan menggunakan sistem kekinian berbasis internet "e-command" untuk mengetahui siapa pegawainya yang kerja dan siapa yang tidak, siapa yang lelet hingga tak mencapai target, dan siapa yang berhasil menuntaskan tugas yang diberikan sesuai target yang ditentukan.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata 2016 di Jakarta, (26-27/1), Arief Yahya menyinggung dengan lantang soal kinerja PNS (di kementeriannya) yang lambat.
Lewat E-Command yang terhubung secara online, Arief Yahya akan membagikan arahan serta tugas kepada setiap bawahannya dari eselon satu sampai empat agar lebih cepat, praktis, dan efisien dalam mencapai target yang ditetapkan. Selain tentunya dengan cara lama secara offline, seperti pertemuan, rapat, dan sebagainya seperti yang sudah diterapkan selama ini.
Kata peraih The Best CEO Finance Asia Award 2013 ini, dengan sistem E-Command dapat mengetahui kinerja setiap pegawainya lebih akurat. "Pegawai yang lelet kerjanya, nanti NIP (Nomor Induk Pegawai) akan terpantau di sistem ini,” terangnya.
Pemilik predikat The Best CEO Corporate Strategy dalam ajang Anugerah BUMN 2013 ini menjelaskan sistem daring tersebut merupakan upayanya dalam mengakselerasi PNS yang lelet agar kinerjanya bisa tergenjot lebih cepat. “Sebab kalau didiamkan, pariwisata bisa ikut terpuruk," ujarnya.
Dengan E-Command, sambung Arief Yahya setiap PNS tidak bisa sembunyi dan bermalas-malas lagi. Sebab sistem ini akan mengingatkan PNS tersebut sejauhmana progres penyelesaian tugas yang diembannya. “Ingat, pegawai yang tugasnya belum selesai apalagi tak mencapai target akan diumumkan NIP-nya ke seluruh karyawan,” tegas Arief Yahya lagi dengan nada mengancam.
Pada kesempatan itu, penerima The Most Inspirational CEO dari Mens Obsession Award 2014 ini juga menyinggung soal kinerja buruk PNS terkait birokrasi yang bertele-tele, hingga membuat pelayanan publik terhambat dan lama.
Sistem E-command yang dimaksud Arief Yahya merupakan sistem manajemen untuk pendistribusian arahan dan tugas yang dikemas secara online, jelas dan terbuka menggunakan komputer dan teknologi telekomunikasi. Dalam sistem tersebut, semua PNS di Kemenpar saat ini baru sampai eselon empat, akan dimasukkan datanya, NIP-nya, tugasnya, dan targetnya sehingga kinerjanya terpantau.
Di Rakornas Pariwisata 2016, Arief Yahya juga sempat menyinggung soal ketidakpahaman Kadisbudpar tentang marketing. “Hampir semua tidak mengerti marketing dan pentingnya promosi pariwisata, kecuali Kadisbudpar Kota Solo dan Banyuwangi. Buktinya keduanya sudah menyiapkan agenda wisata daerahnya setahun sebelumnya ke khalayak secara lengkap, termasuk waktu dan tempatnya,” ujar Marketeer of The Year 2013 ini.
Seperti yang pernah Travelplusindonesia tulis sebelumnya, kesenjangan pemahaman terkait pemasaran pariwisata memang menjadi salah satu penyebab lambatnya kinerja PNS. Kesenjangan bukan hanya terjadi antara Menpar Arief Yahya dengan bawahannya, pun antara pusat (Kemenpar) dengan daerah (Disbudpar) di seluruh Indonesia.
Kalau diibaratkan urutan alfabet, pemahaman dan kemauan Arief Yahya terkait pemasaran pariwisata sudah ada di level “Z”, sementara bawahannya baru di “M” bahkan mungkin ada yang masih merangkak di “C”.
Untuk mengatasi kesenjangan itu, Doktor Ekonomi lulusan Unpad Bandung ini pun menggunakan Shadow Management, yakni dengan menggunakan tenaga ahli untuk menambah pemahaman soal pemasaran pariwisata kepada pegawainya.
“Kalau mau tahu apa itu marketing, saya tunjuk saja pakar pemasaran Indonesia seperti Hermawan Kartajaya untuk memberi pemahaman tentang itu. Jadi biar lebih cepat paham. Kalau belajar sendiri-sendiri, ya akan ketinggalan sementara negara tetangga sudah melangkah jauh,” pungkas peraih penghargaan Individual Achiever 2015 sebagai The Best Achiever Minister in 100 Days ini.
Naskah & foto: Adji Kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar