Horeee.., Pendakian Gunung Rinjani Dibuka Lagi
Seperti bocah ingusan yang senang bukan kepalang mendapatkan permen kojek, Toni (26) berteriak kegirangan saat mendengar kabar bahwa pendakian ke puncak Gunung Rinjani kembali dibuka untuk umum setelah sempat ditutup beberapa bulan. “Horeee.., pendakian Gunung Rinjani dibuka lagi. Impian gue nanjak gunung tercantik di negeri ini bakal kesampaian,” teriaknya dengan wajah sumringah.
Pemuda asal Jakarta yang baru mengemari kegiatan mendaki gunung beberapa tahun belakangan ini memang berencana mendaki Gunung Rinjani awal Maret 2016 mendatang.
Sebelumnya dia sempat galau, takut kalau pendakian gunung berdanau Segara Anakan itu masih ditutup sampai Maret. “Alhamdulillah, sebelum Januari 2016 ini berakhir, sudah dibuka kembali oleh pengelolanya. I am Coming Rinjani..,” teriaknya lagi.
Berdasarkan surat bernomor: S 110/BTNGR-1/2016 yang dikeluarkan oleh Badan Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) pada 20 Januari 2016 menyebutkan bahwa terhitung mulai Kamis, tanggal 21 Januari 2016 pukul 00.00 kegiatan pendakian ke Gunung Rinjani dibuka kembali seperti biasa.
Poin kedua surat tersebut menyebut batas waktu pembukaan akan ditentukan pada waktu yang telah ditentukan dengan memperhatikan saran dan masukan dari pihak-pihak lain yang berkompeten (BMKG untuk informasi kondisi cuaca, Badan Geologi untuk informasi aktivitas gunung api, dan pihak lain).
Poin ketiga tertulis, demi menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung, agar memperhatikan petunjuk dan arahan dari petugas di pintu masuk. Terakhir, poin keempatnya menghimbau pengunjung menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban selama di dalam kawasan TNGR. Begitu isi surat yang ditandatangani oleh Kepala Balai TNGR Ir.Agus Budiono, M.Sc.
Surat perihal pembukaan jalur pendakian ke Gunung Rinjani itu dibuat untuk menindaklanjuti surat dari Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Nomor : 152/45/BGL.V/2016 tanggal 19 Januari 2016 perihal Penurunan Tingkat aktivitas Gunung Rinjani dari Level II (Waspada) menjadi Level I (Normal).
Pendakian ke puncak Gunung yang bertengger di Pulau Lombok, NTB ini sempat ditutup mulai November 2015 lalu. Penutupan tersebut sehubungan dengan adanya peningkatan aktivitas anak Gunung Rinjani yakni Gunung Baru Jari yang berlokasi di Danau Segara Anak
Ketika itu status Gunung Baru Jari adalah Waspada Level II. Update tanggal 06 November 2015 terjadi letusan tertinggi pada pukul 08.15 WITA dengan ketinggian mencapai 2500 m, amplitudo dan kegempaan mencapai 52 mm dan pergerakan debu vulkanik menuju Baratdaya dan Selatan.
Empat Jalur Resmi
Gunung Rinjani merupakan salah satu ikon pariwisata Lombok. Gunung setinggi 3.726 meter di atas pemukaan laut (Mdpl) ini memiliki panorama dan jalur trek menawan. Perlu waktu minimal 3 hari untuk dapat sampai ke puncaknya.
Sekurangnya saat ini ada 4 jalur pendakian resmi yang telah ditentukan pengelolnya untuk mencapai atapnya, yakni jalur Torean di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, jalur Senaru (500 Mdpl) di Kecamatan Kayangan Lombok Utara, jalur Timbanuh di Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, dan jalur Sembalun (1.200 Mdpl) di Kecamatan Sembalun Lombok Timur.
Namun jalur yang paling disukai pendaki adalah dari Desa Senaru dan Desa Sembalun Lawang-lah. Naiknya dari Sembalun, karena bisa hemat 700m ketinggian lalu pulangnya turun ke Senaru.
Jalur Sembalun agak panjang dan datar namun cuaca lebih panas karena melewati savana. Sedangkan Senaru lebih terjal namun cuacanya lebih lembut karena berhutan rimbun. Sementara pendaki asing dari mancanegara, biasanya menggunakan jasa pendakian atau tracking organizer (TO) yang ada di wilayah Sembalun.
Pendakian ke puncak Rinjani terbilang lumayan, meniti di bibir kawah dan berpasir yang mudah terperosok. Kendati harus menempuh perjalanan sekitar 3 hari 2 malam ke puncaknya dengan medan yang cukup menantang, namun gunung ini tetap disukai banyak pendaki karena beratnya medan terbayar dengan panoramanya yang cantik menawan.
Dari puncaknya, saat cuaca cerah di pagi hari, pendaki disuguhi ‘sarapan’ panorama Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa.
Objek menarik berpanorama indah juga sudah didapati pendaki sebelum puncak, antara lain di Segara Anakan, sebuah danau kawah di ketinggian 2.000 Mdpl.
Dengan pesona kecantikannya itulah, tak heran sampai sekarang predikat sebagai salah satu gunung favorit sekaligus idaman para pendaki dari seluruh Indonesia khususnya, masih disandang Gunung Rinjani.
Di samping berpanorama cantik mulai dari kaki gunung hingga puncaknya, Gunung Rinjani pun mendapat sederet penghargaan baik tingkat nasional maupun dunia, antara lain penghargaan “World Legacy Award” dari National Geographic (2004) sebagai daerah wisata yang berhasil mengembangkan pariwisata berbasis ekowisata.
Juga termasuk tiga finalis “Tourist for Tourism Award” untuk kategori “Destination Award” (2008) yang diselenggarakan oleh World Tourist and Tourism Council (WTC) yang bermarkas di London, Inggris. Pada 2010 dan 2011, Rinjani Trek meraih juara pertama penghargaan Citra Pesona Wisata (CIPTA) untuk kategori pengelola Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM).
Selain itu, jalur trekking Rinjani selama 3 hari ini merupakan salah satu jalur treking terbaik di kawasan Asia Tenggara, dan sempat diusulkan untuk ditetapkan sebagai geopark (taman bumi) yang akan menambah jumlah geopark dunia yang saat ini berjumlah 53 buah yang tersebar di 17 negara, dibawah jaringan UNESCO.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: adji, dok tnrinani.net, & gadisrantau
0 komentar:
Posting Komentar