Pemudik Lebaran Tahun ini 20 Juta Orang
Jumlah pemudik lebaran tahun ini diperkirakan mencapai 20 juta orang di seluruh Indonesia. Sayangnya tradisi tahunan era pertama Jokowi-JK, diprediksi belum memberikan kenyamanan bagi para pemudik. Sejumlah titik-titik ruas jalan Pulau Jawa masih tetap berpotensi menjadi penyebab kemacetan. Begitupun sejumlah ruas jalan trans Sumatera masih banyak yang rusak. Fenomena ini telah terjadi hampir 10 tahun terakhir.
Keberadan jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di Jawa Barat yang baru diresmikan Presiden Jokowi sebagai jalan tol terpanjang di luar tol Jakarta – Merak yang terbentang lebih dari 116 Km ini, diharapkan bisa mengurai beban lalu lintas sekitar 40 Km di Jalur Pantura, ternyata diprediksi tidak akan bisa mengatasi kepadatan arus mudik tahun ini.
Pasalnya jumlah pengguna jalan belum sebanding dengan daya tampung jalan yang tersedia sehingga perlu ada gebrakan baru untuk mengatasi kemacetan.
Dirjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto W. Husaini mengklaim Jalan Tol Cipali akan menaikkan daya tampung di Jalan Pantura dari 30.000-40.000 kendaraan jadi 70.000-80.000 unit per hari. Namun, jumlah itu belum cukup menampung pemudik yang diperkirakan mencapai 125.000 kendaraan per hari sehingga potensi kemacetan masih ada walau berkurang.
Menurut Hediyanto, Tol Cipali sedikit banyak membantu mengurai kepadatan arus mudik. Untuk menarik pemudik, operator jalan tol juga akan memberikan diskon bagi penggunanya. Di Tol Cipali, misalnya, diberikan diskon 25 persen. ”Diskon di tol lain juga ada, tetapi ada yang hanya 10 persen. Setidaknya ini bisa menarik banyak pemudik untuk memakai jalan tol,” katanya di diskusi Teras Kita bertema ”Mengurai Keruwetan Arus Mudik” yang diselenggarakan Radio Sonora, harian Kompas, dan Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada, di Solaria FX, Jakarta, baru-baru ini.
Pada kesempatan yang sama Direktur Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ), Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan Eddi memperkirakan tahun ini jumlah kendaraan pribadi roda empat yang akan mudik meningkat dari 1,59 juta unit menjadi 1,6 juta unit dan 1,8 juta kendaraan roda dua menjadi 2 juta unit. Alhasil kemacetan tak terhindari.
Ini disebabkan, salah satunya karena kebiasaan masyarakat yang membawa kendaraan pribadi saat mudik lantaran ingin pamer ke keluarga maupun tetangganya. Sehingga, masyarakat tetap memilih membawa motor mereka ke kampung halaman meskipun sebelumnya Kemenhub telah menyediakan jasa mudik gratis menggunakan transportasi massal. "Kebiasaan masyarakat seperti ini yang sulit diatur pemerintah," ujarnya.
Guna mengurangi tingkat kemacetan yang rawan terjadi saat arus mudik, pihaknya akan memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan informasi titik-titik rest area di dalam Tol Cipali. "Sekarang kecelakaan itu 90 persen dari arah Surabaya ke Jakarta. Mereka kelelahan, harus tahu titik tempat beristirahat dimana. Akan kami informasikan secepatnya," kata Eddi.
Pihaknya juga meminta kepolisian di masing-masing wilayah, terutama di area mudik untuk melakukan pemantauan dan penindakan arus. Eddi mencontohkan Polda Riau mampu mengatur lalu lintas saat arus mudik untuk mengurai kemacetan di sepanjang jalan.
Selain itu, pihaknya mengimbau pemerintah daerah (pemda) yang memiliki kebijakan menangani simpul ruas jalan yang menjadi titik kemacetan. Misalnya jalanan pulang kampung tersendat akibat berdirinya pasar tumpah di badan jalan. "Ternyata, kondisi itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun maka penanganannya harus diubah, misalnya memindahkan pasar itu ke tempat lain," katanya.
Masih di acara yang sama, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit mengatakan pemerintah dinilai hanya melakukan terobosan yang tidak menyelesaikan masalah. “Pendekatannya masih sama saja. Supplied side. Saya tidak punya ekspektasi kita dapat mengurangi volume kemacetan nanti," ujarnya.
Lebaran tahun ini, pemerintah diuntungkan dengan jadwal libur lebaran sampai 14 hari sehingga, mampu mengatur distribusi kendaraan arus mudik dengan lebih merata. "Tahun 2012 itu libur delapan hari. Tahun lalu 10 hari. Pemerintah bisa mengatur distribusi dari 20 juta angkutan umum, dan 4 juta angkutan pribadi dengan baik," ujarnya.
Danang berharap, situasi ini mampu meningkatkan tingkat kecepatan angkutan baik dari angkutan pribadi maupun angkutan umum. "Saya berharap nanti semua cepat sampai tujuan mudik. Apalagi ada tambahan jalan ruas Tol Cipali. Saya kira kecepatan akan lebih baik dari tahun lalu,"tuturnya.
Danang juga menghimbau pemerintah menerapkan manajemen arus mudik lintas sektor untuk mengatasi keruwetan yang terjadi setiap tahun. Misalnya pemerintah mengatur jadwal mudik dengan menetapkan pencairan tunjangan hari raya (THR) lebih awal. “Pemberian THR memengaruhi jadwal mudik. Oleh karena itu, dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja perlu dilibatkan,” ujarnya.
Menurut Danang libur sekolah lebaran semestinya lebih panjang, dengan begitu rentang waktu mudik pun akan lebih panjang.
Danang mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan rentang liburan panjang sekolah saat Lebaran pada musim mudik saat ini.
Langkah lainnya pemerintah mesti lebih memopulerkan angkutan umum. Caranya, memberikan subsidi bahan bakar minyak pada kendaraan umum, bukan pada kendaraan pribadi. Subsidi juga bisa diberikan dalam bentuk pembebasan atau diskon jalur tol bagi kendaraan umum.
Kenyamanan kendaraan umum pun perlu diperhatikan agar masyarakat nyaman memakai transportasi publik. ”Selama ini masyarakat bisa pindah moda berkali-kali untuk mencapai satu tujuan. Hal itu membuat mereka enggan memakai kendaraan umum dan memilih kendaraan pribadi,” pungkas Danang.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Pengguna kereta api.
2. Diskusi Teras Kita bertema ”Mengurai Keruwetan Arus Mudik” yang diselenggarakan Radio Sonora, harian Kompas, dan Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada, di Solaria FX, Jakarta.
3. Kereta api masih jadi pilihan pemudik .
0 komentar:
Posting Komentar