. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 14 April 2015

Hadapi MEA, Tenaga Kerja Hotel Yes, Pramuwisata No

Sektor pariwisata siap tidak siap juga harus menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan berlaku awal tahun depan, 1 Januari 2016. Namun di sektor pariwisata ini Indonesia ternyata baru siap di tiga subsektor yakni hotel, resto, dan travel agent.

Dari 32 posisi pekerjaan di bidang pariwisata untuk MEA, hanya pekerjaan pramusaji wisata atau tour guide asing yang belum diperkenankan masuk ke Indonesia karena belum siap. 

“Tenaga kerja kita untuk tour quide belum siap karena keterbatasan bahasa asing,” aku Ketua Badan Pengembangan Sumber Daya Kemenpar, I Gede Pitana usai membuka acara Perbekalan Kepariwisataan Bagi Jurnalis yang dilaksanakan Badan Pengembangan Sumber Daya, Kemenpar bekerjasama dengan Forum Wartawan Pariwisata (Forwarpar) di Hotel Salak The Heritage, Bogor, Jawa Barat, Minggu (12/4).

Dari tiga itu, tenaga kerja hotel menjadi andalan Indonesia dalam persaingan bebas ekonomi di kawasan Asia Tenggara ini.

Dalam rangka menghadapi MEA, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berencana menyertifikasi 325.000 tenaga kerja di bidang wisata pada tahun 2015 agar dapat bersaing dengan tenaga kerja lain dari Negara-negara anggota ASEAN.

"Sejak 2009 kami menyertifikasi 121.000 tenaga kerja bidang wisata. Jumlah itu masih kurang karena seharusnya yang wajib kita sertifikasi tahun ini berjumlah 325.000 tenaga kerja di hotel dan restoran," jelas Pitana.

Tenaga kerja yang disertifikasi, lanjut Pitana terutama di bidang hotel dan restoran, seperti chef, pramusaji, dan general manager.

Menurut Pitana tenaga kerja Indonesia bidang hotel diperkirakan akan diminati hotel-hotel di Asia Tenggara. Bahkan selama ini tenaga kerja sub sektor ini diminati hotal-hotel dunia seperti negara-negara Timur Tengah dan AS.

"Kelebihan tenaga kerja bidang hotel dari Indonesia terkenal karena hospitality-nya yang baik selian loyalitasnya tinggi,” ujarnya. Pariwisata, lanjut Pitana merupakan salah satu dari 11 sektor yang akan terkena dampak dalam implementasi MEA.

“Tujuh sektor dari barang dan industri. Sisanya, 5 sektor dari jasa. Pariwisata kita yang masuk dalam sektor jasa ini paling siap dalam menghadapi MEA,” tegas Pitana.

Dengan adanya MEA, lanjut Pitana keuntungan Indonesia pasar domestik pariwisatanya dari 250 juta jiwa menjadi 600 juta jiwa. “Jangkauannya bukan lagi Sabang sampai Merauke, melainkan ke 10 negara anggota ASEAN itu," terangnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions:
1. Pemandu wisata Indonesia belum siap hadapi MEA.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP