. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 02 November 2014

Tiga Wayang Semarakkan Gelar Budaya Rakyat, Jika Responnya Bagus Bakal Jadi Kelender Tahunan

Gelar Budaya Rakyat kembali digelar di lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Sabtu malam (1/11/2014). Ada tiga wayang yang ditampilkan dalam acara yang dilaksanakan oleh rakyat untuk menyambut pemimpin dan pemerintahan baru Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla (JK). 

“Tiga wayang dalam Gelar Budaya Rakyat kali ini ada Wayang Kulit, Wayang Golek dalam hal ini Wayang Ajen, dan Wayang Orang Tionghoa yang digelar di tiga panggung berbeda,” jelas Menpar Arief Yahya disela-sela menyaksikan pertunjukan Wayang Ajen malam itu.

Lewat acara ini, lanjut Arief, diharapkan masyarakat bisa melihat kebudayaan Indonesia yang sangat beragam. “Kalau responnya bagus pagelaran wayang dalam Gelar Budaya Rakyat ini akan menjadi calender of event untuk wisata. Jadi setiap tahun akan kita adakan,” jelasnya.

Menurut Arief wayang ini bagian dari budaya yang menjadi kebanggaan Indonesia karena sudah diakui UNESCO sebagai warisan dunia. ”Seperti Wayang Ajen yang berhasil menjadi penampil wayang terbaik tingkat dunia mulai 2008-2012. Dan Wayang Ajen ini juga pernah menjadi penampil terbaik pertama di India tahun 2010” ujarnya seraya menambahkan bahwa prestasi tersebut membuktikan seni pertunjukan Indonesia tidak kalah dengan negara lain.

Hanya yang perlu diperhatikan, tambah Arief adalah kemasannya. “Bagaimana mengemas seni pertunjukan termasuk wayang dengan baik agar dapat dinikmati oleh semua,” imbaunya.

Ki Dalang Wawan  Gunawan atau yang lebih dikenal dengan Wawan Ajen menjelaskan pagelaran Wayan Ajen kali ini mengambil lakon "Satria Pinilih Jakawibawa". Lakon ini menceritakan perjalanan sosok politisi negeri yang mumpuni.

“Cerita ini berkaitan dengan kepemimpinan Presiden Jokowi. Sosok yang tidak berambisi dan bukan mencari sensasi dengan basa-basi, tetapi dibuktikan dengan segudang prestasi di sana-sini. Prestasi yang membumi serta merakyat, membuat banyak yang simpati dan akhirnya ia menjadi pempimpin negeri yang mumpuni,” terangnya.


Berdasarkan pantauan Travelplusindonesia, pementasan wayang ajen yang dimulai pukul 8 malam selesai hingga sekitar pukul 2 dini hari berhasil memukau bukan hanya Menpar Arief Yahya dan tamu undangan serta sekitar 1.000 orang yang datang menyaksikan wayang khas masyarakat Sunda ini. 

Pasalnya Wayang Ajen ini tampil dalam kemasan kekinian. Ada lighting, animasi, multi media, dan bahasanya juga lebih gaul tapi esensi tetap ada sehingga penonton mudah memahami. 

Bermacam istilah tehnologi informatika dan dunia maya pun dilontarkan seperti browsing, akun, facebook, internet, dan lainnya. 

Selain Menpar Arief Yahya, juga hadir dalam acara pegelaran Wayang Ajeng tersebut antara lain Sekjen Pariwisata Ukus Kuswara, Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya Ahman Sya, Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek HarryWaluyo, dan sejumlah pejabat lainnya, serta masyarakat dan para penggemar wayang yang datang dari Jabodetabek. 

Yang menarik lagi pementasan Wayang Ajen kali ini, dalangnya juga menampilkan wayang menyerupai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla. Wayang yang menyerupai Presiden Jokowi mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam serta model rambut yang sangat mirip dengan Presiden ketujuh Indonesia tersebut. 

Wayang yang muncul dari bawah meja dalang tersebut lalu berpidato seperti saat Presiden Jokowi berpidato pertama kali usai dilantik 20 Oktober 2014. 

Wayang yang menyerupai Presiden Jokowi itu, selanjutnya membacakan Pidato Kerakyatan yang serupa seperti di Monas 20 Oktober 2014 dengan mengucapkan penggalan pidato ketika Presiden Jokowi mengajak masyarakat dari berbagai kalangan untuk bekerja keras.

"Kita harus sadar Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, tetapi harus dikelola dengan benar, dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Oleh sebab itu, saya dan Pak Jusuf Kalla ingin menyampaikan kita harus bergerak bersama-sama profesi di Indonesia harus bekerja keras. Tidak mungkin negara sebesar ini akan menjadi negara yang kuat kalau kita bermalas-malasan," ucap wayang yang menyerupai Jokowi menirukan pidato Presiden. Penonton yang sempat terkejut dengan wayang itu pun bertepuk tangan. 

Selanjutnya giliran wayang yang menyerupai Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga berpidato serupa, seperti pada Syukuran Rakyat 20 Oktober lalu. 

Ketua Pelaksana Gelar Budaya Rakyat, Naldy Haroen Nazarrudin menambahkan wayang merupakan objek unggulan seni dalam pariwisata. "Wayang ini adalah kesenian yang dapat memperkenalkan pariwisata, apalagi wayang ini merupakan ciri budaya Indonesia," ujarnya. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Menpar Arief Yahya memberikan Wayang Golek kepada Ki Dalang Wawan Ajen sebelum dalang mementaskan Wayang Ajen di acara Gelar Budaya Rakyat di Monas, Jakarta, Sabtu malam, 1 November 2014. 
2. Wayang Ajeng tampil kekinian dengan permainan tata cahaya, multi media, animasi, dan bahasa gaul dari dalangnya.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP