Lagu Pop Daerah Itu Sexy Punya Kans Go International

Lomba Cipta Lagu Pop Daerah Nusantara (LCLPDN) 2014 baru saja usai. Para pemenangnya pun sudah diketahui. Dari hasil lomba ketiga ini ada sejumlah catatan positif terkuak. Salah satunya, lagu pop daerah Indonesia itu sexy dan punya kans besar untuk go internasional. 

Komentar lagu pop daerah Indonesia itu sexy keluar dari mulut Rieka Roslan, salah satu juri LCLPDN 2014. “Setiap lagu daerah Indonesia memiliki keseksian masing-masing. Kalau kita bicara tradisi, selalu saja setiap lagu daerah punya kekhasan tersendiri,” jelasnya di Jakarta baru-baru ini.

Menurutnya karena masing-masing punya kekhasan sendiri, juri sampai bingung untuk memilih dari 121 lagu yang masuk dalam LCLPDN 2014 menjadi 10 lagu sebagai finalis.

Catatan lainnya, lagu daerah punya kekuatan orsinil yang tidak dimiliki lagu bahasa internasional atau umum. Buktinya banyak penyanyi dunia yang membawakan lagu berbahasa daerahnya atau bahasa ibunya kemudian mendunia.

“Makanya kalau ada penyanyi Indoneisa yang pergi go international ke luar negeri menyadur atau menyanyikan lagu Bahasa Inggris itu aneh. Harusnya pakai lagu daerahnya atau lagu berbahasa Indonesia,” jelasnya.

Dengan lagu berbahasa asli daerahnya kalau disampaikan dengan hati akan tetap sampai ke pendengar walaupun pendengarnya tidak tahu artinya. “Saya tidak tahu Bahasa Mexico, Brazil, dan latin lainnya tapi masih bisa menikmati lagunya,” aku Rieka.

Ada satu lagu yang membuat lagu pop daerah itu punya originalitas yang kuat adalah harus dinyanyikan oleh penyanyi yang berdarah dari daerah lagu itu. “Jiwanya pasti lebih dapat, karana ada cengkok, aksen ataupun slank yang mungkin sulit dimiliki penyanyi dari luar daerah lagu tersebut,” terangnya.

Dwiki Darmawan selaku arranger semua lagu finalis LCSLPDN 2014 menambahkan lewat lagu daerah kepunahan bahasa daerah bisa dibendung. Menurutnya berdasarkan data dari  UNESCO setiap hari sejumlah bahasa daerah dan dialeknya hilang, termasuk di beberapa daerah di Indonesia seperti di Papua dan sebagainya. “Harapan saya lewat pengembangan lagu pop daerah ini, itu masalah ini dapat dicegah,” kata Dwiki.

Rafly Kande, salah satu penyanyi yang setia di jalur lagu daerah, khususnya Bahasa Aceh berterimakasih kepada pemerintah dalam hal ini Kemenparekraf karena telah memberi ruang kepada musisi-musisi daerah untuk berkarya dan berprestasi lewat ajang LCLPDN. “Kemajemukan Indonesia sungguh luar biasa. Simbol-simbol kemajukan Indonesia yang besar ini, bisa kita rekatkan kembali dengan seluruh daya lewat lomba ini,” akunya.

Menurut Rafly, media elektronik yang cukup banyak di Indonesia harus memberi ruang lebih untuk lagu-lagu pop daerah dengan kemasan yang baik dan menarik. “Inilah salah cara mensosialisasikan lagu pop daerah agar menjadi tuan di hati bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan LCPLDN ini memang diselenggarakan untuk menggugah kembali kecintaan masyarakat terhadap lagu-lagu daerah sekaligus menggali potensi kreatif musisi-musisi daerah.

Menurutnya lagu-lagu daerah sebagai salah satu warisan nilai luhur budaya Indonesia, akhir-akhir ini semakin tergilas oleh kreativitas anak muda yang berlomba-lomba menciptakan lagu-lagu pop bertema cinta. Ditambah maraknya lagu asing yang diminati oleh kalangan muda seperti K-Pop (Korean Pop) ataupun band-band barat lainnya hingga semakin menurunkan popularitas lagu daerah nusantara.

Upaya menggugah kembali masyarakat terutama kalangan remaja agar mencintai dan bangga akan lagu-lagu daerah sangat diperlukan. “Minimal lewat sebuah annual event dalam bentuk lomba yang diadakan setahun sekali ini. Dengan begitu akan tercipta lagu pop daerah yang baru,” pungkas Sapta.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions: 
1. Rieka Roslan dan dua juri lainnya saat mengumumkan pemenang LCLPDN 2014 di Jakarta.